Anda di halaman 1dari 19

BAB XII

PERENCANAAN TAMBANG BATUBARA

12.1. PENAKSIRAN CADANGAN

Penaksiran cadangan merupakan salah satu tugas terpenting dan berat


tanggung jawabnya dalam mengevaluasi suatu proyek pertambangan
karena keputusan-keputusan teknis amat tergantung padanya. Model
cadangan yang dibuat adalah pendekatan dari keadaan cadangan nyata
berdasarkan data/informasi yang tersedia dan masih mengandung
ketidakpastian.

Ada beberapa hal yang mendasari sehingga penaksiran cadangan


dianggap penting, antara lain :
1) Penaksiran cadangan memberikan taksiran dari kuantitas (tonase) dan
kualitas (kadar dan lain-lain) dari cadangan.
2) Penaksiran cadangan memberikan perkiraan bentuk tiga dimensi dari
cadangan serta distribusi ruang ( spatial) dari nilainya. Hal ini penting
untuk menentukan urutan atau tahapan penambangan, yang pada
gilirannya akan mempengaruhi pemilihan peralatan dan Net Present
Value (NPV) dari tambang.
3) Jumlah cadangan menentukan umur tambang. Hal ini penting dalam
perancangan pabrik pengolahan dan kebutuhan infrastruktur lainnya.
4) Batas-batas kegiatan penambangan (pit limit) dibuat berdasarkan
taksiran cadangan. Faktor ini harus diperhatikan dalam menentukan
lokasi pembuangan tanah atau batuan penutup dan tailing (waste
dump dan tailing impoundment), pabrik pengolahan bijih, bengkel dan
fasilitas lainnya.

XII - 1
Syarat-syarat untuk dapat melaksanakan penaksiran cadangan suatu
daerah penambangan, antara lain :
1) Suatu taksiran cadangan harus mencerminkan kondisi geologis dan
karakter atau sifat dari mineralisasi.
2) Model cadangan yang akan digunakan untuk perancangan tambang
harus konsisten dengan metode penambangan dan teknik
perencanaan tambang yang akan diterapkan.
3) Taksiran yang baik harus didasarkan pada data faktual yang diolah
atau diperlakukan secara objektif.
4) Metode penaksiran yang digunakan harus memberikan hasil yang
dapat diuji ulang atau diverifikasi.

Tahap pertama setelah penaksiran cadangan selesai dilakukan adalah


memeriksa atau mengecek taksiran kadar blok (unit penambangan
terkecil). Hal ini dilakukan dengan menggunakan data pemboran
(komposit data assay) yang ada disekitarnya. Setelah penambangan
dimulai, taksiran kadar dari model cadangan harus dicek ulang dengan
kadar dan tonase hasil penambangan yang sesungguhnya.

12.2. METODE PENAKSIRAN CADANGAN

Prinsip utama dalam penaksiran cadangan adalah bagaimana mendapatkan


suatu nilai pengganti terbaik dari sejumlah perconto yang diambil dari
suatu badan mineral. Secara lebih spesifik kita ingin menaksir kadar pada
suatu lokasi dimana kita tidak memiliki data dengan menggunakan
sejumlah perconto yang letaknya dekat dengan lokasi tersebut.

Ada berbagai metode untuk menghitung cadangan sesuai dengan kondisi


geologi dan mineralogi endapan. Berbagai metode tersebut telah
dikembangkan dari metode konvensional (klasik) yang manual sampai
metode geostatistik dengan komputer. Metode geostatistik secara
bertahap telah menggantikan penggunaan metode konvensional. Metode

XII - 2
geostatistik penjelasan secara rinci tidak akan dibahas dalam kesempatan
ini.
Untuk memilih salah satu di antara metode itu diperlukan beberapa
pertimbangan, yaitu analisis geologi cadangan, tujuan perhitungan
cadangan, sistem penambangan dan prinsip-prinsip dari interpretasi dan
eksplorasi yang dipakai. Metode tertentu lebih sesuai dipakai untuk
endapan dengan bentuk geometri dan distribusi kadar yang tertentu pula.
Endapan dengan bentuk geometri kompleks dan distribusi kadar yang
tinggi akan lebih cocok bila dihitung dengan Metode Krigging. Untuk
endapan dengan bentuk geometri sederhana dengan distribusi kadar atau
koefisien variasi rendah akan lebih efektif dihitung dengan metode
penampang yang sederhana.

Metode-metode konvensional yang digunakan untuk perhitungan cadangan


adalah sebagai berikut :

1) Menurut G. Popov :

Metode rata-rata faktor dan luas


a. Metode analog
b. Metode blok-blok geologi
Metode blok-blok penambangan
a. Blok terbuka pada empat sisi pekerjaan bawah tanah
b. Blok terbuka pada tiga sisi pekerjaan bawah tanah
c. Blok terbuka pada dua sisi pekerjaan bawah tanah
d. Blok terbuka pada satu level dan perpotongan pada kedalaman
pemboran
Metode cross-section
a. Metode standar
b. Metode linear
c. Metode isoline

XII - 3
Metode Analitik
a. Metode triangle (segitiga)
b. Metode poligon
1) Penyebaran lubang bor tidak teratur
2) Penyebaran lubang bor teratur
i. Jaringan kerja bujur sangkar
ii. Grid papan catur

2) Menurut Park adalah :

Regular
a. Included area
b. Excluded area
c. Semi regular
Irregular
a. Area of influence
b. Triangle grouping
c. Cross-section

Berikut ini uraian mengenai beberapa metoda yang biasa diaplikasikan :

1) Metode Penampang Melintang

Penampang melintang disusun dari kombinasi antara peta garis singkapan


(cropline) batubara dengan data pemboran (log bor). Penampang
melintang per seam disusun dengan melakukan interpolasi antar data
lapisan (seam) pada setiap titik bor yang berdekatan. Garis penampang
melintang sebaiknya selalu diusahakan tegak lurus jurus garis singkapan
batubara.

Penampang seam berguna untuk memudahkan perhitungan sumberdaya


sekaligus cadangan batubara salah satunya dengan menggunakan rumus
mean area. Data tersebut juga dapat digunakan untuk menghitung

XII - 4
cadangan tertambang dengan memasukkan asumsi sudut lereng ke
dalamnya.

Cadangan dihitung berdasarkan luas daerah batas seam pada penampang


yang bersebelahan. Volume cadangan yang dihitung adalah volume antara
dua penampang yang bersebelahan. Perhitungan volume dilakukan
menggunakan rumus mean area.

V = L /2 (S1 + S2)

keterangan :
V = Volume daerah yang ditaksir (m3)
L = Jarak antar Penampang (m)
S = Luas daerah penampang batubara pertama dan kedua (ton/m 3)

Selain menggunakan rumus mean area, perhitungan ini juga dapat


dilakukan menggunakan rumus kerucut terpancung, rumus prismoida dan
rumus obelisk.

Faktor tonase biasanya diperoleh untuk masing-masing material secara


empirik. Kemudian tonase untuk masing-masing penampang dijumlahkan
untuk memberikan gambaran total tonase cadangan batubara. Perkiraan
akhir untuk kualitas batubara diperoleh dengan menghitung nilai rata-rata
tertimbang (weighted average) untuk masing-masing seam atau area
perhitungan.

2) Metode Penampang Horizontal

Walaupun metode penampang vertikal telah banyak digunakan untuk


penaksiran cadangan bijih pada masa lalu, sekarang metode ini telah
banyak digantikan oleh teknik-teknik berdasar pada penggunaan
penampang horizontal.

XII - 5
Metode penampang horizontal pada dasarnya melakukan perhitungan
volume berdasarkan luas daerah juga. Nilai-nilai elevasi yang diperoleh
dari data pemboran dikorelasikan secara horizontal membentuk permukaan
lapisan menggunakan prinsip triangulasi atau daerah pengaruh. Kemudian
permukaan ini dihitung luasnya, dan luas permukaannya dikalikan dengan
rata-rata ketebalan lapisan untuk memperoleh volume seam yang
diinginkan.

3) Metode Triangular

Metode triangular adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menghitung cadangan batubara. Di dalam metode triangular, masing-
masing titik batas material pada lubang bor dijadikan ujung sebuah
segitiga sehingga akan dihasilkan suatu permukaan yang terdiri dari
gabungan segitiga-segitiga dan dihasilkan seam berupa prisma-prisma
segitiga yang teridiri dari dua buah segitiga yang sejajar dengan jarak
vertikal sebesar ketebalan lapisan. Jika prisma segitiga yang terbentuk
memiliki ketebalan yang tetap, maka volumenya akan sama dengan luas
daerah dikalikan dengan ketebalan, dan untuk memperoleh tonnase, maka
dikenakanlah faktor tonase yang sesuai.

4) Metode Poligon

Metode poligon merupakan metode penaksiran yang konvensional. Metode


ini umum diterapkan pada endapan-endapan yang relatif homogen dan
mempunyai geometri sederhana.

Kadar pada suatu luasan di dalam poligon ditaksir dengan nilai conto yang
berada ditengah-tengah poligon sehingga metode ini sering disebut
metode poligon daerah pengaruh ( area of influence). Daerah pengaruh
dibuat dengan membagi dua jarak antara dua titik sampel dengan satu
garis sumbu. Poligon dibangun dari titik-titik pada garis hubung dengan

XII - 6
jarak batas terhadap pusat poligon yang selalu sama dengan jarak batas
pusat poligon disebelahnya. Di dalam poligon, kadar diasumsikan konstan
dan sama dengan kadar pada lubang bor di dalamnya. Dalam kerangka
model blok, dikenal jenis penaksiran poligon dengan jarak titik terdekat
(rule of nearest point), yaitu nilai hasil penaksiran hanya dipengaruhi oleh
nilai sampel yang terdekat.

5) Menurut U.S. Geological Survey, 1980

Perhitungan sumberdaya batubara dilakukan berdasarkan berat batubara


per unit volume, luas daerah yang melingkupi sumberdaya yang akan
dihitung, dan rata-rata ketebalan seam.

Metode ini dianggap sesuai untuk diterapkan dalam perhitungan


sumberdaya batubara yang berbentuk tabular dengan ketebalan dan
kemiringan yang relatif konsisten. Prosedur perhitungan dalam sistem
USGS adalah dengan membuat lingkaran-lingkaran (setengah lingkaran)
pada setiap titik informasi endapan batubara, yaitu singkapan batubara
dan lokasi pemboran.

Untuk batubara dengan kemiringan lapisan kurang dari 30 derajat, daerah


dalam radius lingkaran 0-400 m adalah untuk perhitungan sumberdaya
terukur dan daerah radius 400-1200 m adalah untuk perhitungan
sumberdaya terunjuk. Sedangkan untuk batubara dengan kemiringan lebih
dari 30 derajat, radius lingkaran-lingkaran dicari harga proyeksinya ke
permukaan terlebih dahulu. Tonase batubara diperkirakan dengan rumus
sebagai berikut :

A x B x C = tonase batubara

Keterangan :
A = rata-rata ketebalan seam (m)
B = berat batubara per unit volume yang sesuai (ton/m 3)

XII - 7
C = luas daerah dasar batubara (m2)

6) Model Gridded Seam (Model Blok stratigrafi)

Dasar aplikasi teknik-teknik komputer untuk penaksiran tonase dan kadar


adalah membagi-bagi cebakan dan memvisualisasikan cebakan sebagai
kumpulan blok-blok, kemudian blok-blok inilah yang akan diamati untuk
memperkirakan tonase dan kadar. Untuk pemodelan batubara dan
cebakan-cebakan berlapis yang memiliki penyebaran lateral biasanya
digunakan model gridded seam. Secara lateral endapan batubara dan
daerah sekitarnya dibagi menjadi sel-sel yang teratur, dengan lebar dan
panjang tertentu. Adapun dimensi vertikalnya tidak dikaitkan dengan
tinggi jenjang tertentu, melainkan dengan unit stratigrafi dari cebakan
yang bersangkutan. Permodelan dilakukan dalam bentuk puncak, dasar,
dan ketebalan dari unit stratigrafi. Kadar dari berbagai bahan galian atau
variabel dimodelkan untuk setiap lapisan.

Dalam melakukan perhitungan cadangan, parameter-parameter yang


penting adalah :
a. Ketebalan dan luas
b. Kadar dari bijih
c. Berat jenis bijih

12.3. KONSEP PENAMBANGAN

Dalam merencanakan suatu tambang batubara perlu pemahaman


mengenai Konsep Penambangan dan Perancangan Penambangan yang
benar untuk suatu tambang terbuka batubara. Hal ini menjadi penting
karena penataan lahan bekas tambang seharusnya menjadi bagian
perencanaan tambang.

XII - 8
12.3.1. Pemilihan Daerah Penambangan

Pemilihan daerah penambangan tentunya harus didasarkan pada hasil


Kajian Geologi Tambang akan diperoleh daerah penambangan tersebut.
Beberapa faktor yang menyebabkan suatu daerah dapat dikatagorikan
potensial adalah :
 Penyebaran batubara yang merata.
 Jumlah cadangan yang besar.
 Lapisan batubara yang tebal.
 Kualitas batubara yang baik.
 Perhitungan cadangan tertambang pada daerah tambang tersebut
dapat menghasilkan nisbah kupas yang bervariasi. Besarnya nisbah
kupas pada tambang-tambang ini disebabkan antara lain oleh kondisi
topografi dan hilangnya penyebaran lapisan batubara pada daerah
tersebut.
 Oleh karena itu daerah yang mempunyai nisbah kupas > 12 : 1
dianggap tidak ekonomis untuk ditambang saat ini. Lapisan penutup di
atas lapisan batubara maupun antara lapisan batubara pada umumnya
terdiri dari siltstone, mudstone kadang-kadang dengan sisipan shally
coal dan sandstone.
 Kemiringan lapisan batubara berkisar antar 8 – 35 derajat.

12.3.2. Tahapan Penambangan

Dua pendekatan rancangan tambang terbuka :


 Mempertimbangkan persoalan tahapan pemindahan material per blok
untuk memenuhi produksi.
 Mempertimbangkan pemindahan material yang berhubungan sangat
erat dengan peralatan yang digunakan.

Pada tambang terbuka daerah penambangan cukup luas sehingga


memungkinkan pemakaian alat-alat yang besar. Dalam pemilihan metoda

XII - 9
penambangan perlu memperhatikan pertimbangan teknis yang didasarkan
atas :
 Faktor geografi dan geologi
 Lokasi :penentuan pemakaian alat penambangan
 Curah hujan, temperatur, iklim dan ketinggian akan berpengaruh
terhadap produktifitas alat.
 Faktor geologi yang berpengaruh seperti keadaan permukaan, jumlah
lapisan batubara, kemiringan batubara, dan ketebalan tanah penutup.
 Ukuran dan distribusi lapisan batubara
 Ketersediaan peralatan dan kesesuaian dengan peralatan lain
 Geoteknik
 Umur tambang
 Produksi
 Sistem Penambangan Batubara

Kegiatan-kegiatan dalam tambang batubara terbuka meliputi :


 Persiapan daerah penambangan
 Pemboran dan peledakan atau penggaruan
 Pengupasan dan pembuangan tanah penutup
 Pemuatan dan pembuangan tanah penutup
 Reklamasi
 Teknik penambangan pada umumnya sangat dipengaruhi oleh kondisi
geologi dan topografi daerah yang akan ditambang.

Kegiatan penambangan selalu menimbulkan pengaruh terhadap


lingkungan, oleh karena itu dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam
penambangan harus mengetahui/mengerti akibat-akibat yang mungkin
akan ditimbulkan dari kegiatan-kegiatan tersebut, sehingga dapat
diusahakan dampak negatif yang sekecil mungkin.

XII - 10
Contoh jenis peralatan tambang dan peralatan bantu utama yang akan
digunakan dalam sistem penambangan seperti yang telah diuraikan di atas
adalah seperti yang terlihat pada Tabel 12.1.

Tabel 12.1. Contoh Peralatan Tambang Yang Diperlukan


Berdasarkan Aktivitas
(Laporan Akhir Proyek Bina Pertambangan, ITB, 2000)

Aktivitas Peralatan/Bahan
Pembongkaran, penggaruan, dan Buldoser dengan single shank (giant)
penggusuran ripper dan double shank ripper
Pemboran dan peledakan - Alat bor : CRD dan Kompresor
- Bahan peledak : ANFO (bahan peledak
utama) dan Power Gel (primer)
- Alat bantu peledakan : NONEL, sumbu
ledak, sumbu api, plain detonator.
Penggalian dan pemuatan Shovel dan backhoe
Pengangkutan Truk jungkit

12.3.3. Cadangan Tertambang

Seperti telah dijelaskan dalam Kajian Geologi Tambang, perhitungan


cadangan tertambang dilakukan dengan perhitungan dilakukan dengan
metode penampang atau metode lainnya.

12.3.4. Strategi Penambangan

Perancangan penambangan pada daerah tambang pada umumnya


dilakukan berdasarkan batasan nisbah kupas.

12.4. PERANCANGAN PENAMBANGAN

12.4.1. Rencana Produksi

XII - 11
Semua perusahaan tambang merencanakan beroperasi dengan tingkat
produksi batubara per tahun. Produksi tahun ke-1 biasanya lebih kecil dari
tahun-tahun berikutnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa
pada tahun awal penambangan selain kegiatan penambangan juga
diperlukan berbagai kegiatan lainnya seperti persiapan permuka kerja,
pembuatan jalan ke outside dump, dan lain sebagainya.
Rencana produksi untuk setiap tahun memperhatikan pengaruh curah
hujan terhadap produksi batubara.

Rencana produksi bertahap seperti yang dijelaskan di atas selanjutnya


menjadi panduan untuk menentukan batas kemajuan penambangan setiap
tahun.

12.4.2. Kriteria Penambangan

Kriteria penambangan pada umumnya dapat dipengaruhi oleh beberapa


faktor berikut :
 Faktor struktur geologi
 Faktor geoteknik
 Faktor hidrologi dan hidrogeologi
 Data dan asumsi yang digunakan dalam perhitungan :
 Waktu kerja
 Sifat fisik material
 Efisiensi kerja peralatan

12.4.3. Rancangan Penambangan

1) Permuka kerja penambangan

Permuka kerja penambangan adalah medan kerja di mana kegiatan


penggalian/penambangan batubara sedang berlangsung. Satu permuka
kerja membutuhkan satu armada peralatan tambang yang terdiri dari satu
unit alat gali-muat dengan beberapa unit alat angkut dan dibantu satu unit

XII - 12
alat garu-dorong. Dalam satu pit penambangan mungkin terdapat satu
atau lebih permuka kerja. Jika pit cukup luas dan dengan alasan
kebutuhan produksi maka beberapa permuka kerja dapat beroperasi
secara bersamaan. Banyaknya permuka kerja yang harus beroperasi
dalam penambangan ditentukan oleh jumlah armada peralatan
penambangan batubara yang dibutuhkan berdasarkan target produksi.
2) Batas penambangan

Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan batas tambang terbuka


adalah batas Kuasa Pertambangan (KP) Eksploitasi, penyebaran lapisan
batubara, dimensi lereng aman, rencana produksi, nisbah kupas, aliran
sungai, dan jalan negara yang melewati tambang tersebut

Penentuan batas lereng akhir tambang juga mengacu pada nisbah kupas
dan dimensi maksimum lereng yang aman berdasarkan rekomendasi
Kajian Geoteknik. Rencana produksi akan menentukan batas pit yang akan
ditambang setiap tahun dengan nisbah kupas tertentu.

Batas penambangan tiap semester/tahun baik ke arah lateral (luas bukaan


tambang) maupun vertikal (posisi lantai tambang) diwujudkan dalam peta
kemajuan tambang tiap tahun.

3) Arah dan urutan penambangan

Arah kemajuan penambangan adalah dari daerah singkapan ke arah tegak


lurus jurus lapisan batubara sampai lereng akhir penambangan, kemudian
bergerak maju ke daerah penambangan tahun berikutnya mengikuti
penyebaran lapisan batubara.
Pemilihan urut-urutan penambangan terutama didasarkan pada
pertimbangan teknis operasional serta cadangan yang ada

4) Kegiatan Penambangan

XII - 13
Penambangan batubara biasanya dilakukan dengan siklus konvensional
yaitu menggunakan kombinasi peralatan shovel/ backhoe dan truk jungkit
serta buldoser. Metode ini mempunyai fleksibilitas dan selektivitas dalam
penggalian, serta ketersedian alat baik jenis maupun ukuran di pasaran.

Operasi penambangan setiap tahunnya terdiri kegiatan pembersihan lahan


yang dilaksanakan terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan penggalian/
pemberaian, pemuatan dan pengangkutan yang dilaksanakan dalam
waktu yang bersamaan. Artinya, sementara kegiatan pembersihan lahan
terus berlangsung dan setelah luas lahan yang dibersihkan cukup dan
aman untuk tempat kerja alat gali, maka kegiatan penggalian/pemberaian
dapat segera dimulai. Kegiatan ini diikuti dengan kegiatan pemuatan dan
pengangkutan, baik untuk batubara maupun lapisan penutup.

5) Pembersihan lahan

Untuk menyediakan tempat kerja bagi alat gali-muat dan alat angkut perlu
dilakukan pembersihan lahan. Pembersihan lahan ini dilakukan terhadap
vegetasi/pohon-pohon yang terdapat di sekitar daerah operasi
penambangan dengan menggunakan buldoser.

6) Penanganan tanah pucuk

Pertimbangan penanaman kembali daerah bekas tambang untuk


mengurangi kerusakan lingkungan (reklamasi) memerlukan suatu strategi
untuk penanganan tanah pucuk. Tanah pucuk ini nantinya akan disebar
pada bagian teratas dari tumpukan lapisan penutup, baik di lokasi outside
dump maupun di lokasi backfilling.

Tanah pucuk akan dikupas dan dimuat ke dalam truk jungkit dengan
menggunakan alat muat kemudian diangkut ke lokasi penimbunan dan

XII - 14
langsung disebar di atas timbunan lapisan penutup, kecuali pada awal
penambangan karena belum ada timbunan lapisan penutup maka tanah
pucuk akan ditumpuk di dekat lokasi outside dump sebelum disebar di atas
timbunan lapisan penutup.

7) Penggalian/pemberaian, pemuatan dan pengangkutan


lapisan penutup

Seperti telah diuraikan sebelumnya, teknik penggalian yang


direkomendasikan adalah :
 Penggalian bebas untuk tanah pucuk
 Penggaruan untuk batubara, mudstone, sebagian sandstone dan
siltstone
 Peledakan untuk sebagian batuan keras, bila ada.

Oleh sebab itu penanganan lapisan penutup (overburden dan interburden)


akan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
 Penggalian/pemberaian
 Pemuatan
Pemuatan lapisan penutup ke dalam alat angkut baik dari hasil
penggaruan maupun hasil peledakan adalah menggunakan alat muat.
 Pengangkutan
Pengangkutan lapisan penutup ke lokasi penimbunan adalah
menggunakan truk jungkit.

8) Penggalian/pemberaian, pemuatan dan pengangkutan


batubara

Pada umumnya penanganan lapisan batubara akan dilakukan dengan cara


sebagai berikut :
 Penggaruan
 Penggaruan batubara dengan menggunakan buldoser yang dapat
dilengkapi dengan single/double shank ripper.

XII - 15
 Pemuatan
 Pemuatan batubara ke dalam alat angkut menggunakan alat muat.
 Pengangkutan
 Pengangkutan lapisan batubara ke ROM stockpile menggunakan truk
jungkit (rigid truck).
9) Jalan tambang

Yang dimaksud dengan jalan tambang adalah jalan yang menghubungkan


permuka kerja dengan lokasi ROM stockpile dan lokasi penimbunan lapisan
penutup. Jalan tambang disiapkan untuk untuk dua jalur pengangkutan
truk jungkit.

10) Perencanaan penimbunan lapisan penutup

Dalam perencanaan penimbunan lapisan penutup, penimbunan di lokasi


outside dump hanya akan dilaksanakan sampai tersedianya daerah bekas
penambangan yang cukup luas untuk dapat melaksanakan backfilling.

Cara seperti ini selain mengurangi biaya produksi (karena jarak angkut
lapisan penutup berkurang) juga mengurangi kerusakan lingkungan akibat
bekas penambangan. Dengan backfilling lubang-lubang bekas tambang
diisi kembali sehingga persiapan pelaksanaan reklamasi dapat segera
berjalan.

Untuk keperluan penimbunan di luar pit ini telah dipilih lokasi timbunan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi penimbunan tanah
adalah sebagai berikut :
 jarak yang tidak terlalu jauh dari permuka kerja tambang
 tidak ada cadangan batubara di bawah lokasi yang dipilih
 tidak mengganggu daerah yang akan ditambang
 topografi permukaan berupa lembah.

XII - 16
Untuk menjaga agar lereng timbunan tetap aman, perancangan
penimbunan tanah di luar pit maupun backfilling selalu mengikuti dimensi
timbunan yang telah direkomendasikan oleh Kajian Geoteknik.

11) Kebutuhan Peralatan

Kebutuhan alat-alat tambang dihitung dengan cara membagi target


produksi per jam dengan produktivitas alat per jam. Target produksi per
jam didapatkan dengan cara membagi target produksi per tahun dengan
jam kerja efektif alat per tahun.

Peralatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi peralatan tambang


utama dan peralatan penunjang.

12.5. APLIKASI MINESCAPE 4

Minescape 4 merupakan salah satu perangkat lunak terpadu yang


dirancang khusus untuk industri pertambangan. Minescape yang berintikan
sistem grafik CAD 3D dengan produk-produk aplikasinya memungkinkan
penggunanya secara interaktif membuat dan mengolah model-model
geologi tiga dimensi serta desain tambang dalam Platform Silicon Graphics
dan Sun UNIX. Aplikasi Minescape merupakan inti dari sistem Minescape
meliputi sistem dasar dari program, bahasa pemrograman, struktur data,
library, alat-alat dan modul-modul yang merupakan bagian perangkat
lunak Minescape.

Komponen-komponen Minescape meliputi :

 GTI (Graphic Task Interface)


GTI merupakan sistem minescape yang menyediakan manajemen
interface yang akan gambar-gambar dan secara visual berbeda dari
lingkungan Minescape. GTI terdiri dari base window dan berisi

XII - 17
sejumlah Page yang dapat dikonfigurasikan untuk kebutuhan pemakai
dan ditampilkan sebagai tab-tab dalam tabdeck.

 Page
Page (halaman layar) merupakan gabungan jendela yang menjalankan
fungsi-fungsi khusus dan ditampilkan di dalam GTI Window. Secara
umum Page ada dua macam, yaitu monitor page yang menyediakan
layanan pemantauan dan kontrol terhadap modul-modul yang
dijalankan dan minescape page yang menyediakan fungsi-fungsi
Minescape.

 CAD Window
CAD Window menampilkan grafis 3D CAD dari Minescape ( Computer
Aided Design).

 Form
Format merupakan window tersendiri yang menampilkan parameter
dan data yang relevan untuk mengoperasikan Minescape secara
khusus serta memungkinkan anda untuk melihat, memanipulasi
parameter secara interaktif dan menyerahkan modul-modul tersebut
untuk dijalankan.

Produk adalah perangkat lunak khusus yang dipadukan dengan aplikasi


Minescape. Produk-produk tambahan memberikan kehandalan dalam
aplikasi dan fungsi-fungsi tambahan yang khusus pada operasi-operasi
tertentu (misalnya Quality, Stratigraphic Modelling dan Underground
Design). Produk-produk yang tersedia dalam keluaran ini meliputi :
 Blasthole Database
 Stratigraphic Modelling
 Block Modelling
 Quality
 Open Cut Mine Design
 Underground Coal Mine Design
 Mine Surveying

XII - 18
 Reserves
 Haul Road Design
 Drill & Blast Design
 Dragline Modelling
 Scheduling
 Truck Route

XII - 19

Anda mungkin juga menyukai