XII - 1
Syarat-syarat untuk dapat melaksanakan penaksiran cadangan suatu
daerah penambangan, antara lain :
1) Suatu taksiran cadangan harus mencerminkan kondisi geologis dan
karakter atau sifat dari mineralisasi.
2) Model cadangan yang akan digunakan untuk perancangan tambang
harus konsisten dengan metode penambangan dan teknik
perencanaan tambang yang akan diterapkan.
3) Taksiran yang baik harus didasarkan pada data faktual yang diolah
atau diperlakukan secara objektif.
4) Metode penaksiran yang digunakan harus memberikan hasil yang
dapat diuji ulang atau diverifikasi.
XII - 2
geostatistik penjelasan secara rinci tidak akan dibahas dalam kesempatan
ini.
Untuk memilih salah satu di antara metode itu diperlukan beberapa
pertimbangan, yaitu analisis geologi cadangan, tujuan perhitungan
cadangan, sistem penambangan dan prinsip-prinsip dari interpretasi dan
eksplorasi yang dipakai. Metode tertentu lebih sesuai dipakai untuk
endapan dengan bentuk geometri dan distribusi kadar yang tertentu pula.
Endapan dengan bentuk geometri kompleks dan distribusi kadar yang
tinggi akan lebih cocok bila dihitung dengan Metode Krigging. Untuk
endapan dengan bentuk geometri sederhana dengan distribusi kadar atau
koefisien variasi rendah akan lebih efektif dihitung dengan metode
penampang yang sederhana.
1) Menurut G. Popov :
XII - 3
Metode Analitik
a. Metode triangle (segitiga)
b. Metode poligon
1) Penyebaran lubang bor tidak teratur
2) Penyebaran lubang bor teratur
i. Jaringan kerja bujur sangkar
ii. Grid papan catur
Regular
a. Included area
b. Excluded area
c. Semi regular
Irregular
a. Area of influence
b. Triangle grouping
c. Cross-section
XII - 4
cadangan tertambang dengan memasukkan asumsi sudut lereng ke
dalamnya.
V = L /2 (S1 + S2)
keterangan :
V = Volume daerah yang ditaksir (m3)
L = Jarak antar Penampang (m)
S = Luas daerah penampang batubara pertama dan kedua (ton/m 3)
XII - 5
Metode penampang horizontal pada dasarnya melakukan perhitungan
volume berdasarkan luas daerah juga. Nilai-nilai elevasi yang diperoleh
dari data pemboran dikorelasikan secara horizontal membentuk permukaan
lapisan menggunakan prinsip triangulasi atau daerah pengaruh. Kemudian
permukaan ini dihitung luasnya, dan luas permukaannya dikalikan dengan
rata-rata ketebalan lapisan untuk memperoleh volume seam yang
diinginkan.
3) Metode Triangular
Metode triangular adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menghitung cadangan batubara. Di dalam metode triangular, masing-
masing titik batas material pada lubang bor dijadikan ujung sebuah
segitiga sehingga akan dihasilkan suatu permukaan yang terdiri dari
gabungan segitiga-segitiga dan dihasilkan seam berupa prisma-prisma
segitiga yang teridiri dari dua buah segitiga yang sejajar dengan jarak
vertikal sebesar ketebalan lapisan. Jika prisma segitiga yang terbentuk
memiliki ketebalan yang tetap, maka volumenya akan sama dengan luas
daerah dikalikan dengan ketebalan, dan untuk memperoleh tonnase, maka
dikenakanlah faktor tonase yang sesuai.
4) Metode Poligon
Kadar pada suatu luasan di dalam poligon ditaksir dengan nilai conto yang
berada ditengah-tengah poligon sehingga metode ini sering disebut
metode poligon daerah pengaruh ( area of influence). Daerah pengaruh
dibuat dengan membagi dua jarak antara dua titik sampel dengan satu
garis sumbu. Poligon dibangun dari titik-titik pada garis hubung dengan
XII - 6
jarak batas terhadap pusat poligon yang selalu sama dengan jarak batas
pusat poligon disebelahnya. Di dalam poligon, kadar diasumsikan konstan
dan sama dengan kadar pada lubang bor di dalamnya. Dalam kerangka
model blok, dikenal jenis penaksiran poligon dengan jarak titik terdekat
(rule of nearest point), yaitu nilai hasil penaksiran hanya dipengaruhi oleh
nilai sampel yang terdekat.
A x B x C = tonase batubara
Keterangan :
A = rata-rata ketebalan seam (m)
B = berat batubara per unit volume yang sesuai (ton/m 3)
XII - 7
C = luas daerah dasar batubara (m2)
XII - 8
12.3.1. Pemilihan Daerah Penambangan
XII - 9
penambangan perlu memperhatikan pertimbangan teknis yang didasarkan
atas :
Faktor geografi dan geologi
Lokasi :penentuan pemakaian alat penambangan
Curah hujan, temperatur, iklim dan ketinggian akan berpengaruh
terhadap produktifitas alat.
Faktor geologi yang berpengaruh seperti keadaan permukaan, jumlah
lapisan batubara, kemiringan batubara, dan ketebalan tanah penutup.
Ukuran dan distribusi lapisan batubara
Ketersediaan peralatan dan kesesuaian dengan peralatan lain
Geoteknik
Umur tambang
Produksi
Sistem Penambangan Batubara
XII - 10
Contoh jenis peralatan tambang dan peralatan bantu utama yang akan
digunakan dalam sistem penambangan seperti yang telah diuraikan di atas
adalah seperti yang terlihat pada Tabel 12.1.
Aktivitas Peralatan/Bahan
Pembongkaran, penggaruan, dan Buldoser dengan single shank (giant)
penggusuran ripper dan double shank ripper
Pemboran dan peledakan - Alat bor : CRD dan Kompresor
- Bahan peledak : ANFO (bahan peledak
utama) dan Power Gel (primer)
- Alat bantu peledakan : NONEL, sumbu
ledak, sumbu api, plain detonator.
Penggalian dan pemuatan Shovel dan backhoe
Pengangkutan Truk jungkit
XII - 11
Semua perusahaan tambang merencanakan beroperasi dengan tingkat
produksi batubara per tahun. Produksi tahun ke-1 biasanya lebih kecil dari
tahun-tahun berikutnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa
pada tahun awal penambangan selain kegiatan penambangan juga
diperlukan berbagai kegiatan lainnya seperti persiapan permuka kerja,
pembuatan jalan ke outside dump, dan lain sebagainya.
Rencana produksi untuk setiap tahun memperhatikan pengaruh curah
hujan terhadap produksi batubara.
XII - 12
alat garu-dorong. Dalam satu pit penambangan mungkin terdapat satu
atau lebih permuka kerja. Jika pit cukup luas dan dengan alasan
kebutuhan produksi maka beberapa permuka kerja dapat beroperasi
secara bersamaan. Banyaknya permuka kerja yang harus beroperasi
dalam penambangan ditentukan oleh jumlah armada peralatan
penambangan batubara yang dibutuhkan berdasarkan target produksi.
2) Batas penambangan
Penentuan batas lereng akhir tambang juga mengacu pada nisbah kupas
dan dimensi maksimum lereng yang aman berdasarkan rekomendasi
Kajian Geoteknik. Rencana produksi akan menentukan batas pit yang akan
ditambang setiap tahun dengan nisbah kupas tertentu.
4) Kegiatan Penambangan
XII - 13
Penambangan batubara biasanya dilakukan dengan siklus konvensional
yaitu menggunakan kombinasi peralatan shovel/ backhoe dan truk jungkit
serta buldoser. Metode ini mempunyai fleksibilitas dan selektivitas dalam
penggalian, serta ketersedian alat baik jenis maupun ukuran di pasaran.
5) Pembersihan lahan
Untuk menyediakan tempat kerja bagi alat gali-muat dan alat angkut perlu
dilakukan pembersihan lahan. Pembersihan lahan ini dilakukan terhadap
vegetasi/pohon-pohon yang terdapat di sekitar daerah operasi
penambangan dengan menggunakan buldoser.
Tanah pucuk akan dikupas dan dimuat ke dalam truk jungkit dengan
menggunakan alat muat kemudian diangkut ke lokasi penimbunan dan
XII - 14
langsung disebar di atas timbunan lapisan penutup, kecuali pada awal
penambangan karena belum ada timbunan lapisan penutup maka tanah
pucuk akan ditumpuk di dekat lokasi outside dump sebelum disebar di atas
timbunan lapisan penutup.
XII - 15
Pemuatan
Pemuatan batubara ke dalam alat angkut menggunakan alat muat.
Pengangkutan
Pengangkutan lapisan batubara ke ROM stockpile menggunakan truk
jungkit (rigid truck).
9) Jalan tambang
Cara seperti ini selain mengurangi biaya produksi (karena jarak angkut
lapisan penutup berkurang) juga mengurangi kerusakan lingkungan akibat
bekas penambangan. Dengan backfilling lubang-lubang bekas tambang
diisi kembali sehingga persiapan pelaksanaan reklamasi dapat segera
berjalan.
Untuk keperluan penimbunan di luar pit ini telah dipilih lokasi timbunan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi penimbunan tanah
adalah sebagai berikut :
jarak yang tidak terlalu jauh dari permuka kerja tambang
tidak ada cadangan batubara di bawah lokasi yang dipilih
tidak mengganggu daerah yang akan ditambang
topografi permukaan berupa lembah.
XII - 16
Untuk menjaga agar lereng timbunan tetap aman, perancangan
penimbunan tanah di luar pit maupun backfilling selalu mengikuti dimensi
timbunan yang telah direkomendasikan oleh Kajian Geoteknik.
XII - 17
sejumlah Page yang dapat dikonfigurasikan untuk kebutuhan pemakai
dan ditampilkan sebagai tab-tab dalam tabdeck.
Page
Page (halaman layar) merupakan gabungan jendela yang menjalankan
fungsi-fungsi khusus dan ditampilkan di dalam GTI Window. Secara
umum Page ada dua macam, yaitu monitor page yang menyediakan
layanan pemantauan dan kontrol terhadap modul-modul yang
dijalankan dan minescape page yang menyediakan fungsi-fungsi
Minescape.
CAD Window
CAD Window menampilkan grafis 3D CAD dari Minescape ( Computer
Aided Design).
Form
Format merupakan window tersendiri yang menampilkan parameter
dan data yang relevan untuk mengoperasikan Minescape secara
khusus serta memungkinkan anda untuk melihat, memanipulasi
parameter secara interaktif dan menyerahkan modul-modul tersebut
untuk dijalankan.
XII - 18
Reserves
Haul Road Design
Drill & Blast Design
Dragline Modelling
Scheduling
Truck Route
XII - 19