Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan penguasaan konsep siswa pada materi sistem
pernapasan dengan penerapan pembelajaran brainstormingdan Pendekatan Sains 5M. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu weak experimentdengandesain penelitian
static-group comparison design. Sampel penelitian menggunakan dua kelas (MIA-3 dan
MIA-4) yang memiliki kedudukan berbeda, kelas MIA-3 sebagai kelas perlakuan dan kelas
MIA-4 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data adalah soal
penguasaan konsep berbentuk pilihan ganda, angket respon siswa dan format lembar
observasi. Hasil penelitian menunjukkan pencapaian penguasaan konsep baik pada kelas
perlakuan maupaun pada kelas control yang tergolong sangat baik (86,1 dan 82,7).
Pelaksanaan proses pembelajaran brainstorming berjalan dengan kualifikasi sangat baik
dengan rata-rata tingkat keterlaksanaan proses pembelajaran mencapai 89,4%. Siswa
memberikan respon positif terhadap pembelajaran brainstorming pada materi sistem respirasi.
Pendahuluan
Kemampuan berpikir merupakan Pengembangan keterampilan
salah satu kecakapan hidup (life skill) yang berpikir yang menyertai pengembangan
perlu dikembangkan melalui proses penguasaan konsep sangat diperlukan untuk
pendidikan (Depdiknas, 2003). Hal ini mempersiapkan peserta didik yang melek
sejalan dengan tujuan pendidikan nasional sains (Rustaman et. al., 2003). Pencapaian
seperti tercantum pada undang-undang tujuan pembelajaran seperti pengembangan
Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 penguasaan konsep dan kemampuan
yaitu untuk mengem-bangkan potensi berpikir tingkat tinggi (higher order
peserta didik agar menjadi manusia thinking skills) harus diusahakan. Oleh
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena itu, kegiatan pembelajaran
berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, sebaiknya dikemas sedemikian rupa
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara sehingga mampu memfasilitasi peserta
yang demokratis, serta bertanggung jawab. didik untuk mencapai kompetensi tersebut
Tujuan pendidikan nasional ini mencakup secara maksimal.
tiga kelompok kemampuan, yaitu Salah satu pembelajaran yang dapat
kemampuan berpikir, kemampuan berbuat, digunakan untuk mencapai tujuan pembela-
dan perilaku atau perbuatan. Tujuan ini jaran di atas adalah metode
seharusnya menjadi landasan dalam brainstormingyangberorientasi pada
merancang proses pembela-jaran peserta kemampuan peserta didik untuk dapat
didik serta sistem penilaiannya. mengemukakan idenya sebanyak mungkin
ISSN : 2338-7173
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi Februari 2017, Vol. 7, No. 1
dalam pemecahan suatu persoalan tanpa siswa dalam proses pembelajaran; dan
takut disalahkan.Selain itu, Brainstorming ketiga, brainstorming dapat membantu
juga bertujuan untuk menguras habis apa siswa dalam mengembangkan kemampuan
yang dipikirkan para siswa dalam berkomunikasi dan proses berpikir yang
menanggapi masalah yang dilontarkan guru lebih efektif (Arends, 2012).
ke forum kelas sehingga merangsang Di sisi lain, pembelajaran konvensional
pemikiran siswa yang tujuan akhirnya siswa berdasarkan kurikulum yang berkembang
dapat membangun pemahaman konsepnya yaitu kurikulum 2013. Dalam
sendiri. permendikbud nomor 81A tahun 2013
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengenai Pedoman Umum pembelajaran
menga-nalisis pengaruh pembelajaran dijelaskan bahwa Kurikulum 2013
brainstormingterhadap penguasaan konsep mengembangkan dua modus proses
siswa pada materi sistem pernapasan. pembelajaranyaitu proses pembela-jaran
langsung dan proses pembelajaran
Teori tidaklangsung. Dalam pembelajaran
Brainstorming dalam proses langsung, peserta didik melakukan kegiatan
pembelajaran didefinisikan sebagai belajar mengamati,menanya,
sumbang saran atau urun pendapat pada mengumpulkan informasi, mengasosiasi
forum diskusi kelompok belajar skala kecil atau menganalisis,dan mengkomunikasikan
(6-8 orang) untuk merangsang semua siswa apa yang sudah ditemukannya
berinteraksi, berkomunikasi, bertukar dalamkegiatan analisis yang akan
informasi, gagasan dan pengetahuan yang menghasilkan pengetahuan dan
telah diketahuinya untuk disampaikan pada keterampilan (instructional effects).
forum diskusi yang lebih besar atau diskusi Sedang-kan pembelajaran tidak langsung
kelas (Munandar, 2014). Brainstor- terjadiselama proses pembelajaran langsung
mingdalam makna singkat berarti diskusi tetapi tidak dirancang dalamkegiatan yang
kelas/Classroom discussion. spesifik yang akan berkenaan
Langkah-langkah pembelajaran brains- denganpengembangan nilai dan sikap.
tormming atau diskusi kelas dijelaskan Adapun dari standar proses
dalam Arends (2012) sebagai berikut: 1) pembelajaran yang dilakukan dengan
penjelasan tujuan dan menyiapkan setting tahapan 5M, di tingkat SMA kompetensi
pembelajaran; 2) memfokuskan yang harus dicapai meliputi aspek sikap,
permasalahan yang akan didiskusikan; 3) pengetahuan dan keterampilan sebagaimana
menyelenggarakan diskusi inti; 4) ditampilkan pada tabel berikut ini.
Mengakhiri diskusi; dan 5) menarik Penggunaan pembelajaran 5M dalam
kesimpulan. Kelima syntaks pembelajaran kelas kontrol dimaksudkan untuk melatih
brainstorming tersebut, setidaknya ada tiga guru dan calon guru lebih terampil dalam
kompetensi yang dapat dikembangkan, mengaplikasi-kan standar proses minimum
antara lain: pertama, diskusi kelas yang ditetapkan dalam permendikbud di
(brainstorming) dapat memperbaiki proses atas.
berpikir siswa dan membantu mereka
membangun pemahaman mereka terhadap
konten materi yang dipela-jari; kedua,
memunculkan keterlibatan dan keterikatan
ISSN : 2338-7173
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi Februari 2017, Vol. 7, No. 1
87
86
79
83
85
76
75
74
74
74
73
70
66
60
93
85
84
83
82
80
77
100
76
70
68
66
63
80
60
40
20
0
Equal variances not 2.997 81.958 .004 3.37980 1.12772 1.13638 5.62321
assumed
Dari tabel di atas, Diketahui bahwa nilai karena berada pada kisaran angka 80 – 100
Sig (2-tailed) = 0.003 < 0,05. Hal ini berarti (Arikunto, 2013). Hal ini berarti bahwa
Tolak H0 dan terima H1. Artinya terdapat pembelajaran brain-storming dapat
per-bedaan yang signifikan capaian membantu siswa memahami konsep pada
penguasaan konsep siswa pada materi sistem pernapasan. Hal ini dika-renakan
sistem pernapasan pada kelas eksperimen beberapa tahapan pada brainstorming
dengan menggunakan pembelajaran membantu pengembangan proses berpikir
Brainstormingdengan kelas kontrol yang sis-wa dan membantu mereka membangun
menggunakan pembelajaran dengan pema-haman mereka terhadap konten
pendekatan sains 5M. dengan kata lain, materi yang dipelajari (Arends, 2012).
terdapat pengaruh penerapan brainstorming Kualifikasi yang sangat baik ini juga
terhadap penguasaan konsep siswa pada didu-kung oleh baiknya proses pelaksanaan
taraf signifikansi α = 0.05 (Subana, 2000). pembelajaran yang mencapai 89,6%.
Artinya arahan guru maupun keterlibatan
Pembahasan/Analisis/Temuan siswa sangat baik pada pembelajaran
Dari hasil analisis data diperoleh bahwa brainstorming. Hal ini sejalan dengan
bahwa nilai rata-rata penguasaan konsep dinyatakan olehRustaman et al. (2003)
sistem pernapasan pada kelas eksperimen yang menyatakan bahwa semakin aktif
dan kontrol masing-masing sebesar 86,1 siswa terlibat dalam prosespembela-jaran,
dan 82,7 dengan kualifikasi sangat baik semakin bermakna pengalaman belajar
ISSN : 2338-7173
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi Februari 2017, Vol. 7, No. 1
mereka, dan semakinmenunjang pada pada hasil evaluasi yang melihat persentase
pengu-asaan konsep mereka. kelulusan KKM > 80%.
Baiknya pencapaian siswa dalam Berdasarkan analisis data penguasaan
pengu-asaan konsep sistem pernapasan tak kon-sep per jenjang kognitif diperoleh
lepas juga dari pembelajaran brainstorming informasi bahwa pada kelas eksperimen
yang lebih banyak melibatkan siswa dalam mendapatkan nilai rata-rata dengan
pembelajaran sehingga siswa terikat dalam kualifikasi sangat baik pada jenjang C1
proses pembelajaran. Hal ini senanda (mengingat), C2 (memahami) dan C3
dengan Hamalik (1980) yang menyatakan (mengaplikasi) karena berada pada kisaran
bahwaketerikatan dalam kelompok 80–100 (Arikunto, 2013). Hal ini dika
menekankan pada kebersamaanyang renakan soal-soal pada tipe C1–C3
dipengaruhi faktor interaksi persahabatan termasuk soal yang tidak memerlukan
dan kerjasama. Selanjutnya dikuatkan proses kognitif dasar (lower order thinking
dengan hasil wawancara hampir semua skills). Pernyataan ini dikuatkan oleh
siswa yang diwa-wancarai tertarik pada Bloom dalam Ruseffendi (1991) yang
materi sistem perna-pasan. Ketertarikan ini mengemukakan bahwa berpikir tingkat
dikarenakan materi ini bersifat konstekstual rendah meliputi tiga aspek pertama dari
dan ditemukan langsung dalam kehidupan ranah kognitif yaitu aspek pengetahuan
sehari-hari. Dengan ketertarikansiswa (knowledge), pemahaman (comprehension),
terhadap materi yang akan dipelajari, maka dan aplikasi (application). Marzano (1994)
akan membuat siswa cepat beradaptasi menguatkan bahwa yang dimaksud berpikir
dalam proses pembelajaran. tingkat rendah meliputi aspek mengingat,
Pengungkapan penguasaan konsep memfokuskan, dan mengumpulkan
dalam penelitian ini dijaring dengan soal informasi. Aspek berpikir tingkat rendah
pilihan gan-da dengan lima alternatif menurut pendapat Bloom dan Marzano
pilihan. Penggunaan soal pilihan ganda ini terdapat kemiripan satu sama lain.
lebih banyak diterapkan dalam penilaian Sedangkan nilai rata-rata penguasaan
kemampuan kognitif dan pe-ngetahuan, konsep terrendah yang diperoleh yaitu pada
soal pilihan ganda pun memung-kinkan jenjang kognitif mencipta (C6) dengan nilai
mengukur beragam kemampuan siswa masing-masing 66 dan 63. Hal ini terjadi
dengan berbagai tingkat kesulitan (Popham, karena jenjang kognitif C6 merupakan
2003). jenjang paling tinggi dalam jenjang kognitif
Berdasarkan persentase yang diperoleh, yang memerlukan kemampuan proses
penelitian ini dinyatakan signifikan berhasil berpikir sebe-lumnya pada jenjang yang
karena lebih dari 80% siswa mendapatkan lebih rendah. Sena-da dengan hal itu,
nilai rata-rata 86,1 dengan kualifikasi Rustaman (2005) menya-takan bahwa
sangat baik dengan pembelajaran jenjang kognitif yang paling tinggi yaitu C6
brainstorming. Hal ini diperkuat dengan (mencipta/create) yang juga melibatkan
hasil penelitian Adilang (2013) yang jenjang kognitif tingkat sebelumnya.
menyatakan bahwa Selain itu, respon siswa pada
pembelajaranbrainstorming dapat pembelajaran sistem pernapasan berada
meningkatkan pemaha-man konsep biologi pada tingkat respon yang tinggi baik pada
berdasarkan hasil belajar yang ditentukan respon terhadap pela-jaran biologi, respon
terhadap materi sistem pernapasan, maupun
ISSN : 2338-7173
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi Februari 2017, Vol. 7, No. 1