Anda di halaman 1dari 5

Dalam hierarki kelas-kelas bahasa menurut Chomsky, kelas bahasa yang paling sederhana adalah

kelas bahasa reguler (regular languages). Bahasa reguler dapat dengan tepat dideskripsikan dengan
menggunakan finite automata (FA); dengan kata lain bahasa yang dapat diterima oleh suatu finite
automata adalah bahasa reguler. Finite automata merupakan mesin abstrak yang berupa sistem
model matematika dengan masukan dan keluaran diskrit yang dapat mengenali bahasa paling
sederhana (bahasa reguler) dan dapat diimplementasikan secara nyata di mana sistem dapat berada
di salah satu dari sejumlah berhingga konfigurasi internal disebut state. Banyak model perangkat
keras dan perangkat lunak yang menggunakan finite automata sebagai penerapannya. Beberapa
contoh penerapan finite automata dalam perangat keras dan perangkat lunak adalah dalam
perancangan dan pemantauan perilaku rangkaian digital,scanning dokumen teks dalam halaman
web guna menemukan kesamaan kata, frase dan bentuk lain (Hopcroft et al., 2007). Terdapat dua
jenis finite automata, yaitu deterministik finite automata (DFA) dan non-deterministik finite
automata (NFA). Perbedaan di antara kedua jenis finite automata tersebut terletak pada kontrol
terhadap finite automata tersebut (Hopcroft et al., 2007). Walaupun berbeda dalam sifatnya namun
kedua jenis afinite automata ini memiliki euivalensi.

2.

Pembelajaran yang dilakukan saat ini biasanya sangat membosankan dan terkesan monoton yang
menyebabkan para siswa jenuh untuk belajar, sehingga para mahasiswa kurang berprestasi di
lingkungan kampus atau tempat lain. Pengajar sebaiknya Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-ISSN:
2338-5197 Volume 1 Nomor 1, Juni 2013 Pembuatan Media Pembelajaran … 298 menggunakan
metode pembelajaran yang lebih atraktif dan efektif. Salah satunya yaitu dengan metode
pembelajaran interaktif. Penggunaan metode pembelajaran interaktif dapat membantu
meningkatkan proses belajar mengajar dan meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, juga dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam mengembangkan potensi yang ada. Pembelajaran interaktif
adalah suatu pembelajaran yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh
pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Ada
macam-macam pembelajaran interaktif, misalnya tutorial pembelajaran, multimedia, dan masih
banyak lagi. Konsep dari pembelajaran interaktif ini adalah bagaimana membuat mahasiswa merasa
nyaman dalam belajar sehingga mahasiswa dapat belajar dengan baik, untuk itu diperlukan suatu
program yang bisa menjelaskan secara interaktif. Dr. Vernom A Magnesen (1983) [5] Menyatakan
bahwa kita belajar, “ 10% dari apa yang dibaca,20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang
dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70 dari apa yang di katakan, 90% dari apa yang
diakukan”. Berpijak dari konsep Vernom tersebut, bahwa pembelajaran menggunakan teknologi
audiovisual akan meningkatkan kemampuan belajar sebesar 50% dari pada tanpa mengunakan
media. Sehingga untuk memperkaya pengalaman dan memelihara motivasi belajar para mahasiswa.
Dalam hal ini dosen dituntut agar dapat menyampaikan materi pembelajaran secara jelas, bermakna
dan bila perlu memanfaatkan media yang mampu menjembatani proses perolehan proses belajar
sehingga menjadi lebih mudah dan mengalir sesuai dengan perkembangan mental mereka. Karna
adanya perbedaan karakteristik, daya tangkap pada setiap mahasiswa sehingga membutuhkan
perlakuan khusus dengan metode pembelajaran berbeda-beda pula. TBO (Teori Bahasa dan
Otomata) Teori bahasa membicarakan bahasa formal (formal language), terutama untuk
kepentingan perancangan kompilator (compiler) dan pemroses naskah (text processor), bahasa
formal adalah kumpulan kalimat, semua kalimat dalam sebuah di bangkitkan oleh sebuah tata
bahasa (grammer) yang sama, Sebuah bahasa formal bisa dibangkitkan oleh dua atau lebih tata
bahasa berbeda. Bahasa adalah beberapa variabel yang dapat dibentuk dalam himpunan alfabet,
atau rangkaian simbol-simbol yang mempunyai makna. Arti dalam dunia matematika Berkaitan
dengan teori mesin abstrak, yaitu mesin sekuensial yang menerima input, dan mengeluarkan output,
dalam bentuk diskrit. Seperti pada matakuliah TBO (Teori Bahasa dan Otomata) dari sekian banyak
materi yang di berikan, ada beberapa topik materi yang di rasa sulit bagi mahasiswa menangkap
materi Konversi Pada Finate Automata(FA). FA sendiri terdiri dari dua pokok bahasan yaitu NFA dan
DFA,untuk proses konversi yang terdiri dari NFA ke DFA dan NFA epsilon ke NFA merupakan materi
yang terlalu sulit untuk dipahami oleh sebagian besar mahasiswa karena kurang paham materi
konversi pada FA. Berdasarkan data yang diperoleh, dari 30 mahasiswa yang pernah mengambil
mata kuliah Teori Bahasa Otomata khususnya materi konversi pada Finate Automata, dapat
diprosentasikan bahwa 17,14% mahasiswa paham akan materi, 11,43% cukup memahami, dan
70,43% mahasiswa tidak paham dan sukar dalam memahami materi perkuliahan dan 33,33% tidak
membutuhkan alat bantu, 66,67% membutuhkan alat bantu berupa media pembelajaran berbasis
multimedia. Hal ini disebabkan karena materi ini banyak mempunyai konsep pemahaman logika,
Sehingga susah untuk dibayangkan oleh sebab itu alangkah lebih baik jika ada bantuan program
komputer Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-ISSN: 2338-5197 Volume 1 Nomor 1, Juni 2013
Pembuatan Media Pembelajaran … 299 yang sesuai. Selain itu sistem yang dipakai masih bersifat
klasikal dalam arti mahasiswa hanya menerima materi di kelas dan text book,sedangkan untuk
proses belajar di rumah belum menggunakan basis multimedia,mahasiswa merasa kesulitan apabila
proses belajar dirumah tidak menggunakan alat bantu berupa aplikasi media pembelajaran
khususnya pada materi konversi pada FA.hal inilah yang selalu menghambat motivasi belajar para
mahasiswa yang mengambil mata kuliah TBO khususnya materi konversi pada FA. Selain itu materi
konversi ini sulit untuk dimengerti karena dalam materi ini pula terdapat tata bahasa dan simbol-
simbol yang mempunyai makna sehingga dibutuhkan ketelitian yang tinggi dalam mengkonversikan
Materi FA. Dengan seiring perkembangan teknologi,sebenarnya sudah ada aplikasi “JFLAP” yang
merupakan aplikasi simulasi yang dapat mengkonversikan FA dan lain-lain.dan juga dapat digunakan
siswa untuk belajar,tetapi aplikasi ini tidak dapat menjelaskan hasil dari apa yang diperintahkan oleh
pengguna.Jadi pengguna belum mengerti atau memahami bagaimana hasil tersebut dapat
diperoleh.Perbedaan antara aplikasi “JFLAP” dengan media pembelajaran terletak pada narasi atau
suara yang dapat menjelaskan setiap perubahan simulasi. Berdasarkan latar belakang masalah di
atas maka akan dibuat “Pembuatan Media Pembelajaran Untuk Proses Konversi Pada FA Berbasis
Multimedia” yang merupakan gambaran proses konversi pada FA.Tujuanya ialah untuk
mempermudah dosen dan mahasiswa dalam pemberian dan pemahaman mengenai Materi pada
mata kuliah Teori Bahasa Automata.

3.

Teori bahasa membicarakan bahasa formal (formal language), terutama untuk kepentingan
perancangan kompilator (compiler) dan pemroses naskah (text processor). Bahasa formal adalah
kumpulan kalimat. Semua kalimat dalam sebuah bahasa dibangkitkan oleh sebuah tata bahasa
(grammar) yang sama. Sebuah bahasa formal bisa dibangkitkan oleh dua atau lebih tata bahasa
berbeda. Dikatakan bahasa formal karena grammar diciptakan mendahului pembangkitan setiap
kalimatnya. Bahasa manusia bersifat sebaliknya; grammar diciptakan untuk meresmikan kata-kata
yang hidup di masyarakat. Dalam pembicaraan selanjutnya bahasa formal akan disebut bahasa saja.

Automata Automata adalah mesin abstrak yang dapat mengenali (recognize), menerima (accept), atau
membangkitkan (generate) sebuah kalimat dalam bahasa tertentu. Untuk memodelkan hardware dari
komputer diperkenalkan otomata. Otomata adalah fungsi-fungsi dari komputer digital. Menerima
input, menghasilkan output, bisa memiliki penyimpanan sementara dan mampu membuat keputusan
dalam mentransformasikan input ke output. Sebuah bahasa formal adalah suatu abstraksi terdiri dari
himpunan simbol-simbol dan aturan-aturan yang mana simbol-simbol tersebut bisa dikombinasikan
ke dalam entitas yang disebut kalimat. Meskipun bahasa formal yang dipelajari di sini lebih sederhana
daripada bahasa pemrograman, mereka mempunyai banyak hal yan g penting. Kita bisa mempelajari
banyak tentang bahasa pemrograman dari bahasa formal.

Otomata merupakan suatu sistem yang terdiri atas sejumlah berhingga state, dimana state
menyatakan informasi mengenai input yang lalu dan dapat dianggap sebagai memori mesin. Input
pada mesin otomata dianggap sebagai bahasa yang harus dikenali oleh mesin. Selanjutnya, mesin
otomata membuat keputusan yang mengindikasikan apakah input itu diterima atau tidak.

4.

Dalam hierarki kelas-kelas bahasa menurut Chomsky, kelas bahasa yang paling sederhana adalah
kelas bahasa reguler (regular languages). Bahasa reguler dapat dengan tepat dideskripsikan dengan
menggunakan finite automata (FA); dengan kata lain bahasa yang dapat diterima oleh suatu finite
automata adalah bahasa reguler. Finite automata merupakan mesin abstrak yang berupa sistem
model matematika dengan masukan dan keluaran diskrit yang dapat mengenali bahasa paling
sederhana (bahasa reguler) dan dapat diimplementasikan secara nyata di mana sistem dapat berada
di salah satu dari sejumlah berhingga konfigurasi internal disebut state. Banyak model perangkat
keras dan perangkat lunak yang menggunakan finite automata sebagai penerapannya. Beberapa
contoh penerapan finite automata dalam perangat keras dan perangkat lunak adalah dalam
perancangan dan pemantauan perilaku rangkaian digital, scanning dokumen teks dalam halaman
web guna menemukan kesamaan kata, frase dan bentuk lain (Hopcroft et al., 2007). Terdapat dua
jenis finite automata, yaitu deterministik finite automata (DFA) dan nondeterministik finite
automata (NFA). Perbedaan di antara kedua jenis finite automata tersebut terletak pada kontrol
terhadap finite automata tersebut (Hopcroft et al., 2007). Deterministik finite automata (DFA)
bersifat deterministik, yang berarti bahwa automata tersebut tidak dapat berada di lebih dari satu
state pada saat yang bersamaan, sedangkan non-deterministik finite automata (NFA) bersifat non-
deterministik, yang berarti bahwa 2 automata tersebut dapat berada di beberapa state pada saat
yang bersamaan atau dengan kata lain NFA dapat menebak di state mana dia berikutnya akan
berada (Hopcroft et al., 2007). Ada banyak bahasa yang apabila digunakan akan membuat NFA lebih
mudah dibangun dibandingkan jika dibangun menggunakan DFA. Suatu bahasa yang dibangun
menggunakan NFA ternyata tidak lebih powerful dibandingkan dengan ketika dibangun
menggunakan DFA. Setiap bahasa yang dapat dideskripsikan oleh suatu NFA ternyata dapat pula
dideskripsikan oleh satu DFA. Bukti bahwa DFA dapat melakukan apa saja yang dapat dilakukan NFA
melibatkan suatu konstruksi yang disebut dengan subset construction. Subset construction adalah
prosedur untuk mentransformasikan suatu NFA menjadi DFA (Hopcroft et al., 2007). Jumlah state
yang dimiliki oleh DFA maupun oleh NFA kurang lebih sama pada kebanyakan kasus tetapi berbeda
dalam jumlah transisi yang dimiliki oleh keduanya. Pada sebagian kecil kasus, untuk membuat suatu
DFA yang mengungkapkan bahasa yang sama dengan suatu NFA dengan jumlah state n, bisa jadi—
dalam kasus terburuk—diperlukan 2n state (Hopcroft et al., 2007). Hopcroft et al. (2007)
menyatakan bahwa salah satu bentuk perluasan dari finite automata adalah finite automata dengan
transisi epsilon (). NFA yang memiliki (- NFA) memungkinkan NFA tersebut untuk menerima transisi
atau string kosong. Lebih lanjut efeknya pada NFA adalah memungkinkan terjadinya transisi spontan
tanpa menerima simbol masukan. Seperti halnya sifat non-deterministik pada finite automata,
penambahan transisi ini tidak memperluas kelas bahasa yang dapat diterima oleh 3 suatu finite
automata. Perluasan ini hanya akan memberikan kemudahan dalam membangun suatu automata.
DFA hasil transformasi dari suatu NFA bukanlah suatu DFA yang minimal. Untuk suatu DFA, dapat
menemukan DFA yang ekuivalen yang memiliki jumlah state yang lebih sedikit atau sama dengan
semua DFA yang menerima bahasa yang sama (Hopcroft et al., 2007). Selain itu juga, untuk
membantu mahasiswa dan dosen dalam hal pengujian DFA dan NFA maka dibuatlah sebuah
compiler yang dapat menunjukkan perubahan suatu finite automata dari suatu bentuk representasi
ke bentuk representasi yang lain.

5.

BAB IPENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Finite State Automata
atau FSA merupakan suatu mesin abstrak yang dapat mengenali berbagai tingkatan bahasa
mulai dari
low level language
hingga
high level language
, bahasa paling Sederhana yang dapat dikenali oleh FSA ialah bahasa reguler. FSA memiliki
state
yang banyaknya tak hingga kemudian dapat berpindah dari satu
state
ke
state
lainnya berdasarkan masukan dan transisinya, dan fsa tidak memiliki tempat penyimpanan. Ada
dua jenis FSA yaitu DFA (
Deterministic Finite Automata
) dan NFA (
Non Deterministic Finite Automata
), perbedaan kedua jenis FSA tersebut adalah pada DFA hanya memiliki satu start
state
dan hanya memiliki satu transisi (perpindahan
state
) untuk setiap karakter yangdimasukan sedangkan pada NFA bisa memiliki banyak start
state
dan bisa memiliki lebihdari satu transisi dari setiap karakter yang telah dimasukan.Pada tugas kali ini
kami akan mencoba membuat suatu program denganmengaplikasikan metode DFA yang dapat
menerima string berisi pin atm yang valid dengan jumlah string yang dapat diterima minimal
sebanyak 4 digit dan maksimal 6 digit. Masukanyang dapat diterima oleh program akan dibatasi
hanya berupa angka karena seperti mesinatm pada umumnya sistem hanya bisa menerima pin
berbentuk angka mulai 0 hingga 9 selainitu maka masukan tersebut akan ditolak oleh sistem.
Sebelum membuat sistem terlebihdahulu kami akan memodelkan bentuk DFAnya sehingga dari
state-state yang ada pada DFAtersebut nantinya akan dikonversi menjadi fungsi-fungsi pada
program

5.kajian pustaka
Kajian penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Febriyana [8] tentang “Pengembangan Aplikasi Ejaan
Bahasa Indonesia Dengan Konsep FSA (Finite State Automata)”, pelitian tersebut membahas tentang
pemeriksa ejaan dengan menggunakan Konsep FSA yang dapat memeriksa kata berimbuhan dengan
kesalahan pada bagian imbuhanya dan untuk bentuk terkait. Penelitian tersebut merupakan teori
pada matakuliah Teori Bahasa Otomata yang kemudian dipraktikan melalui pembuatan aplikasi.
Tetapi penelitian tersebut bukan merupakan media pembelajaran yakni aplikasi yang menggunakan
konsep FSA dari mata kuliah Teori bahasa Otamata. Kajian terdahulu yang lain adalah aplikasi
JFLAP,pada aplikasi JFLAP terdapat semua materi dalam TBO,dari penentuan bahasa,string yang
diterima atau ditolak,konversi antar FA, yang sudah cukup baik,tetapi apikasi JFLAP masih terdapat
kekuranganya yaitu memang apliksi ini bisa melakukan perintah sesuai yang dimasukkan oleh user
tetapi pada JFLAP belum terdapat penjelasan narasi dari hasil yang didapat,pada penjelasan setiap
state juga belum terdapat narasi penjelasan.

Anda mungkin juga menyukai