jurusan gizi disebuah kampus negeri di Bali. Dikenal sebagai sosok yang tomboy, dan sedikit gila. Suka drama korea dan baperan. Disini aku akan menceritakan sebuah pengalaman, sebuah kenangan yang aku simpan dari kali pertama masuk ke sekolah menengah atas hingga saat ini. Sebuah perjalanan yang tidak mudah untuk dilalui. Sebuah kenangan yang tidak mudah untuk dilupakan
Saat itu, adalah masa dimana aku
pertama kali suka sama seorang laki-laki yaitu kakak kelas di sekolah. Pertama bertemu saat ulangan akhir semester, jadi saat ulangan adik kelas akan duduk dengan kakak kelas, seperti dimix gitu tujuannya supaya siswa tidak mudah nyontek. Tapi tetap bisa kerjasamalah, hehe. Di hari pertama aku sudah tahu namanya, saat itu.. “ Wisnu, nomor 12” yaa itu seru temannya yang duduk denganku untuk mendapat sebuah jawaban. Aku memperhatikan, dan berfikir “ namanya bagus, aku suka” hehe. Dua minggu berlalu untuk ulangan, dua minggu itu pula aku sering memperhatikan dia, mulai tertarik mengetahui tentang dia lebih dalam lagi.
Hari terus berganti, aku tetap suka
dengan kakak kelas itu, sampai akhirnya perpisahan. Kata dia, dia akan kuliah diluar kota. Ya,aku sempat dekat tapi sebatas senior- junior, sempat chat-chatan. Dia bercerita banyak, tiap tahun aku mengucapkan selamat ulang tahun, sampai suatu hari dia mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku untuk pertama dan terakhir kali. Sejam sebelum hari ulang tahunku terlewa, sebuah pesan text masuk di ruang obrolan.
“ Selamat ulang tahun dik, panjang
umur sehat selalu. Maaf kakak telat ngucapin (emoticon kue dengan lilin)”
Hanya sederet kalimat, namun aku
senengnya bukan main sampai nangis ( emang lebay). Namun beberapa menit kemudian aku tahu, dia mengucapkan selamat ulang tahun karena permintaan sahabatku, Ardani. Ya dia sahabat dari awal MOS. Sedikit kecewa namun aku merasa sedikit bahagia.
Saat perpisahan aku dan Ardani sangat
sedih, karena dia juga menyukai kakak kelas jurusan IPS. Ardani dan aku mempunyai sifat yang sama. Tidak mudah jatuh cinta. Bukan alay tapi ini fakta. Walaupun tidak satu sekolah lagi dengan kakak kelas itu, aku tetap menyukainya, memantengi social medianya, melihat kabar dari post-postan social medianya. Sampai pada akhirnya aku masuk ke perguruan tinggi dan aku menyadari sesuatu yang salah. Yaitu suka sampai bertahun-tahun dengan kakak kelas itu.
***
“ Ran, kamu tau? Kak Putra
meninggal “ sebuah pesan text dari teman lama. Seketika deg. Pikiranku tertuju untuk mengetahui kabar Ardani. “ Ar, are you okay?” tanyaku saat ditelepon, “ No, aku tidak baik-baik saja” isaknya.
Menyukai seseorang sendirian
memang sulit, bukan cinta bertepuk sebelahh tangan karena kita memutuskan untuk memendamnya, hari ini aku mengerti mengapa bertahun-tahun semua terasa sama, tidak bisa melepas dengan ikhlas. Cinta harus diungkapkan, setidaknya kita bisa mengutarakan isi hati yang sebenarnya agar kita bisa membuka hati untuk orang lain.
Saat ini , itu yang aku dan sahabatku
rasakan, Ardani sangat terpukul,namun itu adalah jalan yang terbaik untuk kak Putra.