Disusun Oleh:
Nim :17033027
Nama :
Kelas :
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 6 PADANG
Kelas : XI MIA
PETUNJUK BELAJAR
TEORI
TEORIKINETIK
KINETIK
GAS
GAS
makroskopik mikoroskopik
mikoroskopik
makroskopik
Syarat
Syaratgas
gas Prinsi
Prinsi
ideal
ideal ekuipartisi
ekuipartisi
energi
energi
ishot
ishot isobarik
isobarik ishokrik
ishokrik Gas
Gas Gas
Gasdiatomik
diatomik
ermal
ermal monoatomik
monoatomik
Hukum
Hukum Hukum
Hukum Hukum
Hukum
Boyle
Boyle Gay
Gay charles
charles
lussac
lussac
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI
DASAR
3.6 Menjelaskan teori kinetik gas dan karakteristik gas pada ruang
tertutup
4.3 Menyajikan karya yang berkaitan dengan teori kinetik gas dan
makna fisisnya
INDIKATOR
Indikator
3.6.1 Menjelaskan pengertian gas ideal
3.6.2 Mejelaskan hukum hukum gas ideal
3.6.3 Menerapkan hubungan antara volume, tekanan dan suhu
pada ruang tertutup pada tekanan, suhu dan volume tetap
3.6.4 Menerapkan persamaan umum gas ideal
3.6.5 Mendeskripsikan persamaan umum gas ideal pada persoalan
fisika sehari-hari
3.6.6 Memformulasikan Hukum Boyle, Hukum Gay Lussac,Hukum
Charles, Hukum Boyle-Gay Lussac
3.6.7 Menerapkan persamaan umum gas ideal pada proses
isotermal, isokhorik dan isobaric
3.6.8 Memformulasikan asas ekipartisi energi
3.6.9 Memformulasikan energi dan kecepatan rata-rata partikel
untuk gerak translasi, rotasi dan vibrasi
3.6.10 Menerapan persamaan energi kinetik molekul gas
3.6.11 Menerapkan hukum-hukum fisika untuk gas ideal pada
persoalan fisika sehari-hari
Indikator
4.6.1 Merancang karya yang berkaitan dengan teori kinetik gas dan
makna Fisisnya
4.6.2 Mempersentasikan hasil karya
TEORI KINETIK GAS
Teori kinetik gas memberikan jembatan antara tinjauan gas secara
mikroskopik dan makrokospik. Hukum-hukum gas seperti hukum Boyle,
Charles, dan Gay Lussac, menunjukkan hubungan antara besaran-
besaran mikrokospik dari berbagai macam proses serta perumusannya.
Di mana
P = tekanan (N/m2 = Pa)
V = volume (m3) dengan:
P 1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m 2 )
V 1 = volume gas pada keadaan 1 (m 3
)
P 2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m 2 )
V 2 = volume gas pada keadaan 2 (m 3
)
Tabel di bawah menunjukkan tekanan dan volume data
untuk mencari tetapan jumlah gas pada suhu konstan. Kolom
ketiga merupakan nilai konstanta (k) untuk data ini dan selalu
sama dengan tekanan dikalikan dengan volume. Saat salah
satu variabel mengalami perubahan, perubahan lain sedemikian
rupa sehingga hasil dari P . V selalu tetap sama. Dalam kasus
ini, konstantanya yaitu 500 atm · ml.
Tekanan (atm) Volume (mL)
()
10,0 50 500
2. Hukum Charles
dengan :
Suatu gas ideal sebanyak 4 liter memiliki tekanan 1,5 atmosfer dan suhu
27 . Tentukan tekanan gas tersebut jika suhunya 47 dan volumenya 3,2
liter!
Penyelesaian:
Diketahui: V 1 = 4 liter
V 2 = 3,2 liter
P 1 = 1,5 atm
T 1 = 27 oC = 27+273 = 300 K
T 2 = 47 oC = 47+273 = 320 K
Ditanya: P 2 = ... ?
Jawab:
P1 .V1= P2 .V2
1,5 4= P2 3,2
P2 = 2 atm
2
pada gerak bolak-balik tersebut adalah t . Sedangkan
vx
banyaknya tumbukan per satuan waktu yang dibuat oleh partikel
vx
dan dinding B adalah . Adapun perubahan momentum yang
2
dialamii molekul dapat dituliskan sebagai berikut
Perubahan momentum = momentum akhir – momentum awal
p m p vx m p vx
p 2 m p v x
Tanda negative pada momentum akhir partikel menunjukkan
arah gerak partikel setelah tumbukan, yang berlawanan arah
dengan arah gerak awalnya. Dari persamaan perubahan
momentum tersebut, dapat dicari gaya yang bekerja pada
partikel, yaitu perubahan momentum yang dipindahkan oleh
partikel ke dinding per satuan waktu
p
F
t
2m p vx
F
2
vx
2
m p vx
F
Pada kenyataan, partikel yang menumbuk dinding tidak hanya
satu partikel, tetapi sejumlah N partikel. Oleh karena itu, gaya
yang diterima dinding akibat tumbukan N partikel adalah
2
Nm p vx
F
Tanda negative pada persamaan hanya menunjukkan arah
gayanya saja. Jika hanya ingin mengetahui besarnya, tanda
negative dapat dihilangkan. Untuk mengetahui tekanan yang
dialami dinding tabung, persamaan tersebut dibagi dengan luas
permukaan kubus A. Hal tersebut dikarenakan tekanan
merupakan perubahan momentum yang dipindahkan oleh
sejumlah partikel ke dinding per satuan waktu untuk setiap
satuan luas.
2
F Nm p vx
p
A A
Oleh karena A = volume (V), akan didapatkan persamaan
2
Nm p vx
p
V
p adalah tekanan pada dinding untuk sumbu – x . dengan cara
yang sama, tekanan gas pada dinding tegak yang searah sumbu
– y dan sumbu – z dirumuskan sebagai berikut
2 2
Nm p vx Nm p vx
py dan pz
V V
Untuk mengetahui resultan dari tekanan p , harus dicari terlebih
1
energi kinetic rata-rata, yaitu 2 kT kT . Oleh karena itu, pada
2
suhu sedang, partikel gas diatomic melakukan gerak rotasi dan
translasi sehingga energi kineticnya menjadi
3 5
EK kT kT kT
2 2
Pada suhu dan tekanan tinggi, partikel gas diatomic dapat
melakukan tiga gerakan, yaitu bertranslasi, berotasi, dan bervibrasi.
Gerak vibrasi tersebut menghasilkan dua derajat kebebasan.
Dengan demikian, energi kinetic gas diatomic pada suhu dan
tekanan tinggi menjadi
3 7
EK kT kT kT kT
2 2
Sebuah gas terdiri dari sejumlah (N) partikel . Energi kinetic
sejumlah partikel gas yang terdapat di dalam suatu ruang tertutup
disebut sebagai energi dalam gas dapat diturunkan sebagai berikut
U NEK
Dengan demikian, energi dalam untuk gas monoatomik atau gas
diatomic pada suhu rendah (>250 0K) ; f 3 (tiga derajat
kebebasan) adalah
3
U NEK
NkT
2
Adapun, energi dalam untuk gas-gas diatomic pada suhu sedang
(>5000K) ; f 5 (tiga derajat kebebasan dinyatakan dengan
5
U NkT
2
Pada suhu tinggi (>1000 K) ; f 7 (tiga derajat kebebasan, besar
0
Informasi Pendukung
Ketika lilin yang menyala ditutup dengan gelas maka jumlah
mol (n) gas oksigen (O2) di dalam gelas akan semakin berkurang
(pembakaran memerlukan oksigen). Sesuai dengan persamaan gas
ideal yaitu pV = nRT, dimana jumlah mol gas (n) berbanding lurus
dengan tekanan gas, sehingga saat jumlah mol oksigen (O2)
berkurang di dalam botol, maka tekanan (p) di dalam botol juga
berkurang. Hal tersebut menyebabkan tekanan di dalam botol lebih
kecil dibandingkan di luar gelas (pdalam < pluar) sehingga terserap
ke dalam gelas
LATIHAN
LEMBAR KERJA
Petunjuk
Evaluasi
Perbukuan.