Anda di halaman 1dari 6

GRAVITASI

Jurnal Pendidikan Fisika dan Sains


Vol (2) No (1) Tahun 2019
https://ejurnalunsam.id/index.php/JPFS

Pengembangan Prototipe Alat Pendeteksi Banjir Sederhana


Ziza Ananda1, Nurmasyitah2
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Samudra
Jln. Kampus Meurandeh No. 1, Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa, Aceh
E-mail Korespondensi : zizaananda1@gmail.com

Abstrak
Tiap tahun di musim penghujan daerah yang selalu banjir disebabkan karena intensitas curah hujan yang cukup
tinggi sehingga air sungai atau aliran air dipermukaan meluap menggenangi daratan, khususnya masyarakat yang
tinggal di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prinsip kerja dan
penerapan alat pendeteksi banjir sederhana. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan
menggunakan konsep Hukum Archimedes. Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui prinsip kerja alat
pendeteksi banjir didapati bahwa ketika air naik, gabus mampu mengangkat tembaga penusuk hingga menyentuh
resistor karena adanya gaya apung/gaya Archimedes yang bekerja, besarnya gaya apung adalah -0,49 N. Alarm akan
berbunyi dan lampu akan menyala saat tembaga menyentuh resistor yang berfungsi sebagai saklar, sehingga banjir
yang akan terjadi dapat segera kita ketahui. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya
yang tinggal di daerah rawan banjir untuk mengantisipasi terjadinya banjir. Jarak atau tinggi saluran mempunyai
tiga tingkatan batas awas (kondisi siaga, waspada, dan bahaya) yaitu 14 cm pada saat air naik tingkat pertama
(kondisi siaga) dengan kecepatan 0,28 cm/detik alarm akan berbunyi dengan suara rendah dan lampu akan menyala
sebagai peringatan untuk siap-siap, ketika air naik pada tingkat kedua (kondisi waspada) yaitu 18 cm dengan
kecepatan 0,276 cm/detik bunyi alarm akan lebih keras dan lampu menyala, dan pada tingkat terakhir (kondisi
bahaya) yaitu 22 cm dengan kecepatan 0,275 cm/detik alarm akan berbunyi sangat keras sebagai peringatan terakhir
bahwa banjir sudah melewati batas awas dan lampu menyala.

Kata kunci: Hukum archimedes, banjir, alat pendeteksi

perubahan fungsi lahan yang berdampak


A. PENDAHULUAN pada semakin berkurangnya lahan-lahan
Indonesia merupakan daerah rawan kosong sebagai daerah resapan air
bencana, karena letaknya berada di ring of menyebabkan besarnya aliran air di
fire (Soemabrata, dkk : 2018), sehingga permukaan melebihi kapasitas sungai dan
sangat berpotensi terjadinya bencana alam. saluran drainase yang ada. Hal ini menjadi
Pada umumnya bencana alam di Indonesia salah satu penyebab terjadinya banjir
meliputi bencana akibat faktor geologi dan diperkotaan, selain masalah pembuangan
bencana akibat hidrometeorologi (Arsyad : sampah di sungai, selokan, dan parit
2013). Adapun salah satu jenis bencana (Karnisah, dkk : 2017).
alam itu adalah banjir. Banjir dan gempa menjadi salah satu
Berdasarkan data yang disajikan oleh permasalahan utama yang sering melanda
BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Aceh di berbagai Kabupaten/Kota, seperti
Bencana) pada tahun 2018, fenomena halnya di Kota Langsa yang terdapat
banjir yang terjadi selama satu tahun banyak sungai dan posisi badan jalan yang
terakhir terdapat sebanyak 500 hingga 2000 sudah rendah. Dua kecamatan dalam
kejadian yang telah terjadi. Banjir yang wilayah pemerintahan kota langsa yakni
terjadi sebagian besar disebabkan karena Gampong Jawa, Langsa Kota dan
curah hujan yang cukup tinggi, dan tingkat Gampong Meurandeh Kecamatan Langsa
urbanisasi yang tinggi diikuti oleh Lama sangat rawan terjadinya banjir. Tiap

7
tahun di musim penghujan daerah tersebut sebuah pulley yang memutarkan rotor dan
selalu banjir disebabkan karena intensitas membangkitkan arus bolak-balik pada
curah hujan yang cukup tinggi sehingga air stator (Alamsyah, 2007).
sungai atau aliran air dipermukaan meluap Alat pendeteksi banjir sederhana
menggenangi daratan, khususnya memiliki alarm berfungsi untuk memberi
masyarakat yang tinggal di sekitar Daerah tanda apakah permukaan air dalam
Aliran Sungai (DAS). Faktor luapan air kondisi siaga, waspada atau dalam kondisi
salah satunya karena saluran air lebih kecil bahaya. Adapun perbedaan antara kondisi
dibandingkan volume air mengalir sehingga siaga, waspada atau bahaya, yaitu dari jenis
tidak mampu menampung debit air tinggi bunyi yang dihasilkan untuk siaga, interval
dari arah saluran PTPN Langsa (Serambi, bunyi suara alarmnya (perputaran dinamo)
2017). masih lembut dan perputaran dinamonya
Berbagai upaya dan penanganan tidak terlalu cepat .Pada kondisi waspada
telah dilakukan oleh warga setempat, mulai alarmya berbunyi lebih keras dan
dari mengubur dan membakar sampah, perputaran dinamo lebih cepat, sedangkan
mengadakan kerja bakti untuk menekan pada kondisi bahaya interval bunyi suara
timbulnya kerugian materi dan korban alarmnya lebih besar dan perputaran
jiwa, juga pemantauan dan koordinasi dinamo sangat cepat.
dengan lintas sector terkait, akan tetapi Rangkaian listrik adalah susunan
solusi yang dihasilkan dari penanganan komponen-komponen elektronika yang
tersebut masih berupa solusi yang bersifat dirangkai dengan sumber tegangan menjadi
sementara dan belum memiliki integrasi satu kesatuan yang memiliki fungsi dan
sistem (Serambi, 2017). kegunaan tertentu. Arus listrik dalam suatu
Perubahan zaman yang semakin rangkaian listrik hanya dapat mengalir jika
maju dan perkembangan teknologi yang rangkaian listrik tersebut berada dalam
semakin canggih diharapkan dapat keadaan tertutup.Rangkaian listrik ada dua
menciptakan berbagai inovasi dan macam yaitu rangkaian listrik terbuka dan
memberikan solusi untuk meminimalisir rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik
dampak yang terjadi akibat bencana alam terbuka adalah rangkaian listrik yang
di Indonesia. Alat-alat pendeteksi bencana memiliki ujung-ujung rangkaian.
alam bermunculan, sebagian kecil dari Sedangkan rangkaian listrik tertutup adalah
banyaknya perkembangan teknologi yang rangkaian listrik yang tidak memiliki ujung-
dikembangkan untuk mengatasi masalah ujung rangkaian. Hukum Archimedes
bencana alam (khususnya banjir) salah mengatakan bahwa “Benda yang
satunya yaitu PADmeter, karya anggota dimasukkan atau dicelupkan sebagian atau
organisasi kepramukaan Pathfinder seluruhnya dalam zat cair akan
Associates for Disaster Management mendapatkan gaya yang arahnya ke atas
(PADMA). dan besarnya sama dengan berat zat cair
Pembuatan alat pendeteksi banjir ini yang dipindahkan oleh benda itu”. Gaya ke
prosesnya cukup mudah, karena hanya atas yang dialami oleh benda tersebut
memanfaatkan baterai, dinamo dan disebut dengan gaya apung.Gaya apung
resistor. Resistor digunakan untuk sama dengan berat benda di udara
membatasi jumlah arus yang mengalir dikurangi dengan berat benda di dalam air.
dalam suatu rangkaian. Dari hukum ohm Berdasarkan latar belakang tersebut,
diketahui hambatan berbanding terbalik maka peneliti ingin melakukan penelitian
dengan jumlah arus yang mengalir yang berjudul “ALAT PENDETEKSI
melaluinya. Tipe resistor yang umum BANJIR SEDERHANA”. Adapun tujuan
adalah berbentuk tabung dengan dua kaki penelitian alat ini adalah untuk membuat
tembaga di kedua kakinya (Ruri, 2013). alat pendeteksi banjir sederhana. Alat
Dinamo merupakan salah satu komponen pendeteksi banjir sederhana ini dapat
mesin yang mengubah energi mekanik dari memberikan peringatan akan adanya banjir
mesin menjadi energi listrik dengan berdasarkan ketinggian air. Selain dapat
perantara induksi medan magnet. Energi digunakan untuk alat peringatan banjir, alat
mekanik dari mesin diterima melalui ini juga bisa dapat digunakan untuk

8
otomatisasi pengisian air pada kolam atau No. Prosedur Gambar
bak mandi. Alat pendeteksi banjir akan satu kabel ti
mengeluarkan bunyi/alarm dan untuk dilem
menghidupkan lampu untuk memberi diatas tutup
tanda kewaspadaan akan meluapnya air dynamo dan
pasang satu mor
disuatu kawasan/tempat tertentu. Alat
logam pada ujung
pendeteksi banjir ini juga bisa kabel ti. Sesudah
dimanfaatkan disekolah sebagai alat peraga itu oleskan
pada pembelajaran fisika materi Listrik dan lem/perekat pada
Hukum Archimedes. alas dynamo.

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan Desember 3. Kemudian bor
sisi kanan dan sisi
2018 di UPT Laboratorium Dasar, kiri dynamo
Universitas Samudera. Alat dan bahan untuk
yang digunakan dalam pembuatan alat pemasangan jari-
pendeteksi banjir sederhana dapat dilihat jari sepeda.
pada tabel 1: Lubangi alas
Tabel 1. Alat dan Bahan tersebut sesuai
diameter jari-jari
Alat dan Bahan
sepeda. Dan
Gunting Gabus Bor masukkan ujung
Kawat masing-masing
Pisau Kabel Ti jari sepeda tadi
Tembaga
Jari-jari Papan kedalam lubang.
Balok Kayu 4. Ikatlah kabel ti
sepeda Penyangga
Lem disisi kanan dan
Gergaji Mur Logam kiri jari-jari
Tembak
Kaleng Baterai 9 sepeda berbentuk
LED tiga tingkatan.
Bekas volt
Dinamo 5,9 Konektor Kemudian plat
Solder tembaga disolder
volt Baterai
Resistor ( 22 pada tiga
ohm, 10 Wadah tingkatan
Bor tersebut.
ohm, dan 1 Kaca
kiloohm) Kemudian
letakkan resistor
Proses pembuatan alat pendeteksi 22 ohm ditingkat
pertama paling
banjir sederhana yaitu seperti pada tabel
bawah dan
berikut ini : resistor 10 ohm di
Tabel 2. Proses Pembuatan Alat Pendeteksi tingkat kedua.
Banjir 5. Buat
No. Prosedur Gambar pendorongnya
1. Mulailah dengan dengan
membuat alas menggunakan
untuk dudukan gabus berbentuk
kaleng dan persegi hingga
dynamo sesuai mencapai
bentuk yang resistor.
diinginkan.

2. Potonglah kayu
6. Ambil konektor
dengan ukuran
baterai kemudian
kecil untuk
solder kedua
dudukan/alas
ujung kabelnya
dynamo. Ambil

9
No. Prosedur Gambar No. Prosedur Gambar
pada atasan jari- dengan
jari sepeda menghubungkan
disebelah kanan ke arus listrik dan
dan kiri masing- menuangkan air
masing satu kedalam wadah
kabel. yang telah
disediakan.

7. Hubungkan kabel
dinamo ke kutub
negative konektor
baterai,
sedangkan kabel
lainnya
dihubungkan ke
kutub positif,
kemudian
hubungkan kabel
ke lampu dengan
memakai resistor
sebagai
penghambat arus
agar lampunya
hidup.

8. Kaleng bekas
yang sudah
disiapkan dilem
didepan dynamo
disesuaikan
dengan putaran
kabel ti yg sudah
dipasang diatas
dynamo agar bisa
bergesekan
sehingga
menghasilkan
bunyi untuk
peringatan
(alarm).

9. Sesudah alatnya
dirangkai
kemudian dilem
pada wadah kaca
yang telah
disediakan.

Gambar 1. Diagram Alir Prosedur


Penggunaan Alat

10. Ujilah alat

10
C. HASIL DAN PEMBAHASAN tembaga pada setiap bilah gabus yang
Dari penelitian yang telah dilakukan berfungsi sebagai saklar alarm akan saling
diperoleh data pengukuran keceatan aliran bersentuhan dan arus listrik dari baterai
dan gaya apung. sebagai sumber tenaga akan membuat
Tabel 3. Pengukuran Kecepatan Aliran (v) dinamo berputar. Putaran dinamo berbilah
Volume akan membuat bilah yang berada di atas
Air Kecepatan aliran (v)
dinamo akan terangkat. Dan berkat gaya
(14,866 gravitasi, bilah pemberat tersebut akan
L/ 14.866 Jarak Waktu
v= s/t memukul kaleng dan menghasilkan suara
cm3) (s) (t)
keras seiring dengan lampu yang menyala.
0,014 0,28
14 cm3 50 detik Berdasarkan data pengukuran,
Liter cm3/detik
jarak/tinggi saluran mempunyai tiga
0,018 0,276 tingkatan batas awas (kondisi siaga,
18 cm3 65 detik
Liter cm3/detik waspada, dan bahaya) yaitu 14 cm pada
0,022 0,275 saat air naik tingkat pertama (kondisi siaga)
22 cm3 80 detik
Liter cm3/detik dengan kecepatan 0,28 cm/detik alarm
akan berbunyi dengan suara rendah/lembut
Tabel 4. Pengukuran Gaya Apung (FA) dan lampu akan menyala sebagai
Gaya Apung Berat benda peringatan untuk siap-siap, ketika air naik
Berat
(FA) di pada tingkat kedua (kondisi waspada) yaitu
Benda di
Udara 18 cm dengan kecepatan 0,276 cm/detik
FA  WU  W A Air (Wa)
(Wu) bunyi alarm akan lebih keras dan lampu
0,857 menyala, dan pada tingkat terakhir (kondisi
-0,49 N 0,367 gram
gram bahaya) yaitu 22 cm dengan kecepatan
0,275 cm/detik alarm akan berbunyi sangat
Karakteristik alat pendeteksi banjir keras sebagai peringatan terakhir bahwa
sederhana ini adalah prinsip rangkaian banjir sudah melewati batas awas dan
listrik tertutup digabung dengan Hukum lampu menyala.
Archimedes. Pada saat air dimasukkan
kedalam wadah alat pendeteksi banjir, D. KESIMPULAN
gabus mampu mengangkat tembaga Berdasarkan pembahasan, maka dapat
penusuk hingga naik dan menyentuh disimpulkan :.
resistor karena adanya gaya ke atas atau 1. Pembuatan alat pendeteksi banjir
gaya apung sesuai dengan Hukum sederhana dapat dijadikan sebagai
Archimedes. Setiap benda yang solusi alat pendeteksi banjir yang
dimasukkan ke dalam fluida baik bermanfaat untuk mendeteksi banjir di
seluruhnya atau sebagian akan daerah rawan banjir.
mendapatkan gaya dari segala arah sebesar 2. Alat pendeteksi banjir dapat dibuat
berat benda yang dimasukkan tadi. Dengan dengan mudah dan biaya yang tidak
demikian, dapat dikatakan setiap benda mahal.
yang dimasukkan dalam fluida akan 3. Alat pendeteksi banjir sederhana dapat
mendapatkan gaya angkat ke atas. Gaya ke digunakan sebagai media
atas yang dialami oleh benda tersebut pembelajaran fisika materi Listrik dan
disebut dengan gaya apung. Gaya apung Hukum Archimedes.
sama dengan berat benda di udara
E. DAFTAR PUSTAKA
dikurangi dengan berat benda di dalam air. Arsyad, A. B. S. M. & Riadi, B. (2013). Potensi
Berdasarkan analisis data diperoleh Resiko BencanaAlamLongsor Terkait Cuaca
besarnya nilai Gaya Apung (Fa) sebesar - Ekstrim di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
0,49 N. Jurnal Ilmiah Geomatika. 19 (1). 57-63.
Cara kerja alat ini adalah saat air Asdak,C. (2010). Hidrologi dan Pengelolaan
yang meninggi, air tersebut akan membuat Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
tembaga pada gabus mengapung dan terus University Pres : Yogyakarta.
naik. Saat ketinggian yang ditentukan Karnisah, Iin, dan Astor, Yackob. (2017).
sebagai batas awas air terlampaui oleh air, Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk

11
Menentukan Zonasi Daerah Rawan Banjir
Dalam Upaya Mengatasi Permasalahan
Banjir di Kota Cimahi. Laporan Teknis
Kegiatan Penelitian. Kementerian Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi :
Bandung.
Nawali, Erixon Dedy; Sherwin R.U.A. Sompie,
dan Novi M.Tulung. Rancang Bangun
Alat Penguras dan Pengisi Tempat Minum
Ternak Ayam Berbasis Mikrokontroler Atmg
16. E-Jurnal Teknik Elektro dan
Komputer. Vol.4 No.7.
Ruri, Hartika Zain. (2013). Sistem Keamanan
Ruangan Menggunakan Sensor Passive
InfraRed(PIR) Dilengkapi Kontrol
Penerangan pada Ruangan Berbasis
Mikrokontroller ATMEGA 8535 dan Real
Time Clock DS1307. Jurnal Teknologi
Informasi & Pendidikan. Vol. No.1.
Soemabrata, J., Zubair, A., Sondang, I. &
Suyanti, E. (2018). Risk Mapping Studies
of Hydro-Meteorological Hazard in
Depok Middle City. International Journal
of GEOMATE, 14 (44),128-133.
Yanto, Livneh, B., Rajagopalan, B.,
&Kasprzyk, J. (2017). Hydrological
Model Application Under Data Scarcity
for Multiple Watersheds, Java Island,
Indonesia. Journal of Hydrology: Regional
Studies, 9 (Ferbruary 2017)127-139.

12

Anda mungkin juga menyukai