Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan

tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang

muncul oleh karena interaksi sebagai faktor. Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa

perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas

simpatik. Tekanan darah akan meningkat setelah umur 45-55 tahun, dinding arteri akan

mengalami penebalan oleh adanya penumpukan zatkolagen pada lapisan otot, sehingga

pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit menjadi kaku.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu contoh penyakit degeneratif.

Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam

pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode. Hipertensi tidak secara

langsung membunuh penderitanya, akan tetapi hipertensi memicu munculnya penyakit lain

mematikan.

Hubungan senam hipertensi hipertesi terhadap pengendalian tekanan darah lansia

sebagaimana disimpulkan dalam penelitian wahyuni ( 2015 ). Penunjukan terjadinya perbaikan

tekanan darah pada lansia namun tidak mencapai taraf signifikan yang diinginkan. Tidak

tercapainya perbaikan tekanan darah yang diinginkan disebabkan adanya faktor perancu yang

berhubungan dengan tekanan darah lansia antara lain pola makan,stress, aktifitas fisik, genetik

serta farmakologi dalam penelitian yang tidak dapat dikendalikan.


Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah

arteri secara terus menerus lebih dari satu periode. Hal ini terjadi bila arteriole-arteriole

konstriksi arteriole membuar darah sulit mengalir dan meningkatan tekanan melawan dinding

arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat

menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut sebagai the silent killer ( pembuluh

diam-diam ) kenapa penderita tidak tahu bahwa dirinya menderita hipertensi. Hipertensi juga

dikenal sebagai heterogeneous group disease karena dapat menyerang siapa saja dari berbagai

kelompok umur, sosial,dan ekonomi. Hipertensi juga merupakan faktor resiko ketiga terbesar

yang menyebabkan kematian dini karena dapat memicu terjadinya gagal jantung kongesif serta

penyakit cerebrovakuler.

Hipertensi merupakan faktor resiko dari penyakit kardiovaskuler. Penyakit jantung

merupakan salah satu penyebab risiko yang ditimbulkan oleh hipertensi. Dikatakan hipertensi

apabila tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Hipertensi

yang tidak diangani dengan baik sangat berbahaya bagi kesehatan beberapa organ karena tekanan

darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan.

Lanjut usia merupakan suatu proses yang yang alami dari tumbuh kembang. Lansia

sering mengalami peningkatan tekanan darah. Senam lansia dilakukan secara teratur dapat

memperlancar peredaran sehingga tekanan darah yang tinggi dapat kembali ke dalam batas

normal.

Menua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses

menua diartikan sebagai proses biologis yang dicirikan dengan evolusi yang progresif dapat
diprediksi dan tidak dapat dihindari disertai dengan maturasi hingga pada suatu fase

akhirkehidupan yang disebut kematian. Salah satu kemunduran sistem kerdiovaskuler. Katup

kemampuan jantung memompa darah menurun 1% per tahun, berikutnya curah jantung,

berkurangnya denyut jantung terhadap respon stres, kehilangan e;astisitas pembuluh darah,

tekanan darah meningkat akibat rsistensi pembuluh darah perifer.

Proses penuaan adalah suatu proses alamiah yang pasti akan dialami oleh setiap orang.

Sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup, semakin kompleks pula masalah kesehatan yang

dihadapi. Secara alamiah,sel-sel tubuh mengalami penurunan dalam fungsinya akibat proses

penuaan. Penurunan fungsi sel juga terjadi pada penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif

adalah jenis penyakit tidak menular yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh,

yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk.

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan

manusia. Proses menua merupakan proses sepajang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu

tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang

berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya.

Proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi

dengan stres lingkungan adalah menjadi tua, hal itu merupakan proses alamiah, yang berarti

sesorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu anak,dewasa,dan tua. Bertambahnya

umur,fungsi fisiologis mengalami menurunan akibat proses degeneratif. Sehingga memicu

terjadinya penyakit degeneratif baik yang menular ataupun tidak.

Olahraga sangat baik dilakukan terutama oleh lansia agar aliran darah menjadi

ancar, salah satu olahraga yang baik dilakukan oleh lansia adalah senam lansia. Pada usia lanjut
kekuatan mesin pompa jantung berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khusus di jantung

dan otak mengalami kekuatan.

Olahraga yang dapat dilakukan oleh lansia untuk menurunkan tekanan darah yaitu

dengan melakukan senam SKJ lansia. Senam SKJ lansia dilakukan dengan gerakan yang

melibatkan sebagian besar otot tubuh, sesuai gerak sehari-hari dan mengandung gerakan-gerakan

melawan beban badan dengan pemberian beban antara bagian kanan dan kiri secara seimbang.

Agar aliran darah menjadi lancar dan angka kesakitan hipertensi lansia juga menurunkan maka

perlu kiranya dilakukan olahraga atau latihan fisik, salah satunya adalah senam lansia. Jika

dilihat dari dari manfaat senam lansia yaitu melancarkan peredaran darah, memberikan

rangsangan bagi saraf-saraf yang lemah oleh karena itu perlu bagi lansia melakukan senam

lansia.

Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang

diikuti oleh orang lanjut usia dalam bentuk latihan fisik yang berpengaruh terhadap kemampuan

fisik lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena

melatih tulang tetap kuat, dan membantu menghilangkan radkal bebas yang berkeliaran di dalam

tubuh.

Melakukan olahraga seperti senam lansia mampu mendorong jantung bekerja secara

optimal, dimana olahraga untuk jantung mampu meningkatkan kebutuhan energi oleh sel,

jaringan dan organ tubuh, dimana akibat peningkatan tersebut akan meningkatkan aktivitas

pernafasan dan otot rangka, dari peningkatan aktivitas pernafasan akan meningkatkan aliran

balik vena sehingga menyebabkan peningkatan volume sekuncup yang akan langsung

meningkatkan curah jantung sehingga menyebabkan tekanan darh arteri meningkat sedang,
setelah tekann darah arteri meningkat akan terjadi fase istirahat terlebih dahulu, akibat dari fase

ini mampu menurunkan aktivitas pernafasan dan otot rangka dan menyebabkan aktivitas saraf itu

akan menyebabkan kecepatan denyut jantung menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi

arteriol vena, karena penurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan penurunan

resistensi perifer total, sehingga terjadinya penurunan tekanan darah.

Berdasarkan badan pusat statistik tahun 2014, penduduk lansia (≥65 tahun) di Indonesia

pada tahun 2014 sebanyak 13.729.992 jiwa (8,5%) dan pada tahun 2020 di perkirakan akan

meningkat menjadi 10,0%. Di Indinesia, terdapat 11 provinsi dari seluruh provinsi di Indonesia

dengan prsentase lansia lebih dari 7%, diantaranya adalah Sulawesi Selatan (8,8%) dan

diperkirakan akan meningkat menjadi 9,8% pada tahun 2020 serta mengalami momen aging pada

tahun 2021 (BPS, 2014).

Berdasarkan hasil survey BPS, statistik sosial dan ekonomi rumah tangga Sulawesi

Selatan adalah 721.353 jiwa (9,19 % dari total jumlah penduduk Sulawesi Selatan). Di bandimg

dengan Bone urutan pertama lansia terbanyak, menyusul Makassar urutan ke-2,dan Kabupaten

Gowa merupakan urutan ke-3 dengan jumlah lansia sebanyak 49.030 jiwa. Khususnya penduduk

Kecamatan Bontonompo dengan jumlah lansia sebanyak 3.549, dan pada Desa Bontolangkasa

Utara dengan jumlah lansia sebanyak 236 jiwa (UPTB Kec. Bontonompo, 2012).

Di Indonesia, dalam rentan 2010-2013 terjadi kenaikan prevelensi hipertensi dari 8,3 %

menjadi 21 %. Pada tahun 2015 prevelensi hipertensi sebesar 37%. Diperkirakan pada tahun

2025 terjadi 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang. Dari 639 juta kasus

di tahun 2000, diperkirakan akan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025, di perkirakan

menjadi 42% ( Dewi 2010)


Menurut BPJS Kesehatan (2014), di Indonesia kasus hipertensi tahun 2014 berkisar

31,7%, lebih dari 80,3 juta penduduk Indonesia menderita hipertensi.

B . Rumusan masalah

Apakah ada pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah pada lansia

penderita hipertensi?

C. tujuan

a. tujuan umum

1. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam lansia terhadap

penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi

b. tujua khusus

2. mengidentifikasi karakteristik pasien hipertensi

3. mengidentifikasi status kardiovaskuler klien sebelum melakukan senam

4. mengidentifikasi status kardiovaskuler klien setelah melakukan senam

5. mengidentifikasi perbedaan status kardiovaskuler setelah dan sesudah melakukan

senam.

D. Manfaat penelitian

a. bagi perawat

sebagai bahan masukan untuk profesi perawat dalam memberikan perawatan pada

pasien hipertensi
b. bagi pendidikan

dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya

c. bagi peneliti

sebagai pengalaman yang sanagat berharga dan dapat menambah wawasan peneliti

mengenai karakteristik resiko penyakit hipertensi pada lansia.

Anda mungkin juga menyukai