Anda di halaman 1dari 42

Blog Anak Multimedia XII MM²™

Materi Pembelajaran K3LH

MATERI PEMBELAJARAN
SMK [Sekolah Menengah Kejuruan]

MATA PELAJARAN : K3LH

KOMPETENSI KEAHLIAN : MULTIMEDIA


KELAS/SEMESTER : X / GASAL
STANDAR KMPETENSI :
MENERAPKAN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN
LINGKUNGAN HIDUP
KOMPETENSI DASAR :
MENDISKRIPSIKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.

INDIKATOR :
1. Mengikuti prosedur keamanan,
kesehatan dan keselamatan kerja dengan benar sesuai dengan aturan
perusahaan dan relevan dengan peraturan pemerintah dan syarat-syarat
asuransi.
2. Mengidentifikasikan dan
melaporkan pelanggaran prosedur keamanan, keselamatan dan kesehatan
kerja.
3. Segala bentuk perilaku dan
kejadian-kejadian yang mencurigakan segera dilaporkan pada orang
yang berwenang.

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Siswa dapat mendefinisikan
keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja.
2. Siswa dapat menjelaskan
peraturan perundang-undangan yang mengatur K3LH.

3. Siswa dapat menjelaskan


sejarah keselamatan, keamanan, kesehatan kerja.
4. Siswa dapat menjelaskan
sejarah perundangan keselamatan kerja.
5. Siswa dapat menjelaskan
upaya-upaya perlindungan tenaga kerja.
6.
Siswa dapat mengidentifikasi
adanya pelanggaran prosedur keamanan , keselamatan dan kesehatan
kerja.
7. Siswa dapat membuat laporan
pelanggaran prosedur keamanan , keselamatan dan kesehatan kerja.
8. Siswa dapat mengidentifikasi
perilaku yang mencurigakan terhadap prosedur keamanan , keselamatan
dan kesehatan kerja.
MATERI PEMBELAJARAN :
Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam dunia usaha, baik oleh
pekerja, pengusaha maupun instansi pemerintah. Salah satu aspek kesejahteraan manusia adalah
kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja.
Aspek – Aspek yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat diantaranya adalah pengusaha yang
memberikan perhatian dan jaminan kesehatan dan keseelamatan kerja, tenaga kerja yang siap dari segi
pendidikan maupun ketrampilanya, serta instansi pemerintah yang pada tugas pokoknya mengelola
sumber daya manusia.

I.Pengertian Kesehatan,
keselamatan dan Keamanan ( K3)

1. Pengertian Kesehatan
Istilah Kesehatan merujuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
Menurut UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Bab I Pasal 1, yang dimaksud dengan kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
social dan ekonomi.
Individu yang sehat adalah individu yang bebas dari penyakit, cedera, serta masalah mental dan emosi
yang bisa mengganggu aktivitas manusia normal pada umumnya.
Sedangkan kesehatan kerja ( occupational health ) atau sering disebut dengan Kesehatan Industri (
Industrial Hygiene ) pada Bab V pasal 23 merupakan upaya kesehatan untuk mewujudkan produktifitas
kerja yang optimal meliputi pelayanan kesehatan, pencegahan penyaakit akibat kerja dan syarat
kesehatan kerja dan setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
Untukmewujudkan produktifitas kerja diperlukan upaya kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat
bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri dan masyarakat sekelilingnya.
Pelayanan kesehatan kerja adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pekerja sesuai dengan
jaminan social tenaga kerja dan mencakup upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan.
Syarat kesehatan kerja meliputi persyaratan kesehatan pekerja baik fisik maupun psikis sesuai dengan jenid
pekerjaannya, persyaratan bahan baku, peralatan, dan proses kerja serta persyaratan tempat atau
lingkungan kerja.
Tempat kerja menurut UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja adalah tiap ruangan atau
lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki
tempat kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.
Tempat kerja yang wajib menyelenggarakan kesehatan kerja adalah tempat kerja yang mempunyai
karyawan paling sedikit 10 (sepuluh) orang.

2. Pengertian Keselamatan.
Keselamatan merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia keselamatan adalah perihal (keadaan) selamat, kesejahteraan,
kebahagiaan dan sebagainya. Jadi Keselamatan dan kesehatan kerja adalah pengawasan terhadap orang,
mesin, material, dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar supaya pekerja tidak mengalami
cidera.
Pekerja atau tenaga kerja menurut UU No. 14 Tahun 1969 adalah tiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasil barang dan/atau jasa baik
untuk memnuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan
moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.

Perlindungan bagi tenaga kerja meliputi :


1.Norma
keselamatan kerja;
2.Norma
kesehatan kerja dan hygiene perusahaan;
3.Norma
kerja;
4.Pemberian
ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan
kerja.

Yang dimaksud dengan norma ialah "standard" ukuran tertentu yang harus dijadikan pegangan pokok.

Norma keselamatan kerja meliputi : keselamatan kerja yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, keadaan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan.

Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan meliputi: pemeliharaan dan mempertinggi derajat
kesehatan tenaga kerja, dilakukan dengan mengatur pemberian pengobatan, perawatan tenaga kerja
yang sakit, mengatur persediaan tempat, cara dan syarat kerja yang memenuhi syarat hygiene perusahaan
dan kesehatan kerja untuk pencegahan penyakit, baik sebagai akibat pekerjaan maupun penyakit umum
serta menetapkan syarat kesehatan bagi perumahan untuk tenaga kerja.

Norma kerja meliputi: perlindungan terhadap tenaga kerja yang bertalian dengan waktu kerja, sistim
pengupahan, istirahat, cuti, kerja wanita, anak dan orang muda, tempat kerja, perumahan, kebersihan,
kesusilaan, ibadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing yang diakui Pemerintah,
kewajiban sosial/kemasyrakatan dan sebagainya guna memelihara kegairahan dan moril kerja yang
menjamin daya guna kerja yang tinggi serta menjaga perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia
dan moral agama.

Kepada tenaga kerja yang mendapat kecelakaan dan/atau menderita penyakit akibat pekerjaan berhak
atas/ganti kerugian perawatan dan rehabilitasi. Dalam hal seorang tenaga kerja meninggal dunia akibat
kecelakaan dan/atau penyakit akibat pekerjaan, ahli warisnya berhak menerima ganti kerugian.

Dasar – dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja :


1. Setiap
pekerja berhak memperoleh jaminan atas keselamatan kerja agar
terhindar dari kecelakaan.

2. Setiap
orang yang berada ditempat kerja harus dijamin keselamatannya.
3. Tempat
kerja harus selalu dijamin dalam keadaan aman.

3. Pengertian Keamanan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia keadaan aman, ketentraman, menjaga (memelihara) ketertiban.
Keamanan Nasional : kemampuan suatu bangsa untuk melindungi nilai-nilai internalnya dari ancaman
eksternal.
Keamanan perusahaan : melindungi fasilitas pengusaha dan peralatan yang ada dari akses-akses yang
tidak syah serta untuk melindungi para karyawan ketika sedang bekerja atau melaksanakan penugasan
pekerjaan.

II.Sejarah Perkembang
Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja.

1. Jaman Purbakala
Sejak jaman purba manusia bekerja telah mengenal kecelakaan dan dari pengalamannya kemudian
berkembang menjadi pengetahuan tentang bagaimana agar kecelakaan tidak menimpa dirinya atau
tidak terulang kembali.

2. Jaman Modern
Perrubahan besar yang terjadi setelah terjadi revolusi industry pada abad 18, dimana muncul bentuk
maupun jenis kecelakaan yang sangat beragam.
Diantaranya kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan mesin, listrik, bahan bakar, nuklir, pemakaian
bahan kimia dan sebagainya.

III.Sejarah Peraturan
Keselamatan Kerja.
1. Tahun 1802 Penerapan UU
tentang Perawatan Kesehatan dan Moral Pekerja.
2.
Tahun 1833 Ditambah dengan
adanya pengawasan dari Pemerintah.
3. Tahun 1844 Penambahan UU
tentang kewajiban pengawasan mesin, penyediaan pengaman dan
melaporkan terjadinya kecelakaan.

Di Perancis :
1.
Tahun 1841 Dikeluarkan
peraturan tentang perlindungan tenaga kerja anak dalam industri
2. Tahun 1893 Dikeluarkan UU
yang tegas mengatur Keselamatan Kerja.

Di Rusia :
1. Tahun 1845 Dikeluarkan surat
edaran pengawasan kesehatan kerja di pabrik
2. Tahun 1853 Dikeluarkan
ketentuan yang memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk
mengawasi hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan
kerja
3. Tahun 1869 Dikeluarkan
ketentuan umum tentang perlindungan tenaga kerja terhadap kecelakaan
dan industri dan penyakit akibat kerja.

4. Tahun 1872 Dikeluarkan


sistem pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja ( negara bagian
Saxon & Badem )
5. Tahun 1884 Dikeluarkan
peraturan tentang asuransi kecelakaan kerja.

Di Belgia :
K3 sudah ada sejak Raja Napoleon.

Di Denmark dan Swiss:


K3 ada sejak tahun 1840 tapi baru efektif di Denmark 1873.
Di AS :
Massachusset ( 1867 ) merupakan negara bagian yang pertama kali mempunyai UU K3 baru kemudian
Winconsin ( 1885 ), New York ( 1866 ), Ohio ( 1888 ), Messouri ( 1891 ), Rhode Island (1896).

Di Indonesia :
Dimulai Tahun 1847 sejak dipakainya mesin-mesin industri oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Penanganannya oleh Dieust Van Het Stoomwezen. Tahun 1912 untuk kepentingan pendidikan pada bagian
penyelidikan bahan diserahkan ke Sekolah Tinggi Teknik di Bandung.
Tahun 1905 Pemerintah mengeluarkan Staatsbad No. 521, yaitu peraturan Keselamatan kerja yang disebut
dengan Veiligheidsreglement (VR)
Tahun 1910 diperbaruhi dengan Staatsbad No. 406 yang pengawasannya dilakukan oleh Dinas
Stoomwezen.
Tahun 1925 Dienst Van Het Stoomwezen diganti dengan Dienst Van Het Veiligheidstozight (VT) atau
Pengawasan Keselamatan Kerja.
Tahun 1930 Pemerintah mengeluarkan Stoomordonantie dan Stoom Verordening dengan Staanstbad no.
225 dan nomor 339.
Tahun 1931 Pengawasan bahan beracun ( Pabrik Cat, Accu, Percetakan dll )dengan Loodwit Ordonantie,
staanstbad no. 509
Tahun 1932 & 1933 UU dan Peraturan Petasan staanstbad No. 143 dan 10
Tahun 1938 &1939 Pengawasan terhadap jalan rel kereta api loko dan gerbongnya yang digunakan sebagai
alat pengangkutan diperusahaan pertanian, kehutanan, pertambangan dan sebagainya, selain dari jalan
kereta api Perumka, yaitu melalui Industrieboan Ordonantie dan Industrieboan Verordenieng, Staatsblad
Nomor 595 dab Nomor 29.
Tahun 1940 Pengawasan dilakukan oleh Dinas Pengawasan Keselamatan Kerja dan para pengusaha
ditarik restribusi. Staanstbad no. 424 dan 425.
Kemudian muncul peraturan perundangan sebagai berikut :
1. UU No. 14 Tahun 1969 tentang
Ketentuan-Ketentuan
Pokok Mengenai Tenaga Kerja

2. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang


Keselamatan Kerja
3. UU No. 23 Tahun 1992 Tentang
Kesehatan
4. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan
5.
Konvensi ILO tahun 1981 C
155 tentang Keselamatan dan Kesehatan

IV.Upaya – Upaya Perlindungan


Tenaga Kerja.
Ruang lingkup yang merupakan ketentuan pokok dibidang K3 adalah :
1. Keselamatan
kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di
permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam
wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
2. Ketentuan
yang berlaku ditempat kerja adalah :
1. dibuat,
dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan
kecelakaan atau peledakan;
2. dibuat,
diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau
disimpan atau bahan yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit,
beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
3. dikerjakan
pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran
rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan,
saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau dimana
dilakukan pekerjaan persiapan.

4. dilakukan
usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan
lapangan kesehatan;
5. dilakukan
usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak, logam atau bijih
logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau minieral lainnya, baik
di permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan;
6. dilakukan
pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, melalui
terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di udara;
7. dikerjakan
bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun
atau gudang;
8. dilakukan
penyelamatan, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;

9. dilakukan
pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan;
10. dilakukan
pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;
11. dilakukan
pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau
terpelanting;
12. dilakukan
pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang;
13. terdapat
atau menyebar suhu, kelembaban, suhu, kotoran, api, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;
14. dilakukan
pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;

15. dilakukan
pemancaran, penyinaran atau penerimaan radio, radar, televisi, atau
telepon;
16. dilakukan
pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset
(penelitian) yang menggunakan alat teknis;
17. dibangkitkan,
dirobah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan
listrik, gas, minyak atau air;
18. diputar
film, pertunjukan sandiwara atau diselenggarakan reaksi lainnya yang
memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.
V.Prosedur Kerja
Bekerja adalah melakukan suatu pekerjaan baik secara bersama-sama atau sendiri dalam suatu wadah
yang disebut dengan organisasi atau pabrik/perusahaan.
Tentunya para pekerja dalam melakukan pekerjaan itu aman dan tertib sesuai dengan harapan dari
pekerja juga perusahaan itu sendiri.
Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan Prosedur Kerja yang aman dan tertib.
Prosedur kerja yang aman dan tertib dapat dilakukan dengan :
1. Menetapkan standar K3
2. Menetapkan tata tertib yang
harus dipatuhi.
3. Menetapkan
peraturan-peraturan.

Dalam menentukan standar K3 harus disesuiakan dengan keadaan dan kebutuhan atau kapasitas yang
ada di perusahaan tersebut tetapi tetap harus mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku, baik
secara nasional maupun internasional.

Penetapan tata tertib erat kaitannya dengan peraturan – peraturan yang berlaku di perusahaan yang
biasanya dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan oleh pekerja. Dengan adanya tata tertib dan peraturan
yang dibuat diharapkan para pegawai mentaatinya, sehingga timbul sikap disiplin dan tanggung jawab
dalam bekerja.

VI.
Prosedur Pencegahan Gangguan
K3
Prosedur Pencegahan Gangguan K3 bertujuan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan
dan penyakit akikbat kerja di tempat kerja dan menjamin ;
1. Bahwa setiap tenaga kerja
dan orang lainnya ditempat kerja dalam keadaan selamat dan sehat.
2. Bahwa setiap sumber produksi
dipergunakan secara aman dan efisien.

3. Bahwa proses produksi dapat


berjalan dengan lancar.
Kondisi diatas dapat tercapai bila kecelakaan termasuk kebakaran, peledakkan dan penyakit akibat kerja
dapat dicegah dan ditanggulangi secara terpadu.

Langkah – langkah pencegahan yang dapat ditempuh untuk menaggulangi kecelakaan kerja antara lain :
1.
Menurut ILO (
Intenarnational Labour Organization ).
1.Peraturan
Perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan yang memberikan ketentuan dan persyaratan K3 yang selalu disesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi (Up to date); penerapan ketentuan dan
persyaratan dalam peraturan perundang-undangan diberlakukan sejak tahap rekayasa; Pengawasan dan
pemantauan pelaksanaan K3 langsung ditempat kerja.
2.Standarisasi
Baik buruknya K3 ditempat kerja diketahui melalui pemenuhan standar K3.
3.Inspeksi
Dilakukan kegiatan dalam rangka pemeriksaan dan pengujian terhadap tempat kerja, mesin, alat dan
instalasi, apakah masih memenuhi terhadap ketentuan dan persyaratan K3.
4.Riset.
Riset yang dapat dilakukan antara lain : Teknis, medis, psychologis, dan statistic untuk menunjang tingkat
kemajuan di bidang K3 sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
5.
Pendidikan dan Latihan
Dipergunakan untuk meningkatkan kesadaran akan arti pentingnya K3 disamping untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan K3.
6.Persuasi

Merupakan suatu cara pendekatan K3 secara pribadi tanpa menerapkan sangsi-sangsi.


7.Asuransi
Jaminan kesehatan dengan pembayaran premi yang semakin rendah bagi perusahaan yang memenuhi
persyaratan K3 dan tingkat keparahan dan sering terjadinya kecelakaan yang kecil.
8.Penerapan K3 ditempat kerja

2. Konsep yang lain sering juga


diterapkan dipeusahaan antara lain :
1. Penaturan Jam Kerja.
Jam kerja normal 40 jam perminggu. Untuk beban kerja 24 jam perhari perlu diatur dengan shift dan kerja
lembur dan sewajarnya bila pekerja mendapatkan perlindungan khusus misalnya gaji ekstra, bonus dan
sebagainya.

2. Daya Tahan Tubuh Pekerja.


Untuk mendukung daya tahan tubuh pekerja perlu diupayakan gizi, menu makanan yang baik, gerak
badan harus menjadi persyaratan pokok untuk menjaga agar badan dan pikiran menjadi efisien dan
produktif.
3. Pemeriksaan Kesehatan.

Pemeriksaaan Kesehatan mutlak dilakukan untuk menentukan apakah pekerja serasi dengan
pekerjaannya,baik secara fisik maupun mental.
4. Pemeriksaan kesehatan secara
berkala.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala/berulang, yaitu untuk mengevaluasi apakah factor-faktor
penyebabnya telah menimbulkan gangguan atau kelainan pada tubuh pekerja atau tidak.
5.
Pendidikan tentang K3
Pendidikan K3 harus diberikan secara kontinyu agar tetap waspada dalam menjalankan pekerjaan.
6. Memberikan
Informasi/Penerangan sebelum bekerja.
Penting dilakukan agar para kerja mengetahui, mentaati peraturan dan bersikap hati-hati.
7. Pakaian pelindung.
Menggunakan pakaian pelindung saat melaksanakan pekerjaan yang berbahaya terhadap tubuh.
Misalnya memakai masker, kacamata, sarung tangan, sepatu, topi, pakaian khusus dll.
8. Isolasi.
Mengisolasi pekerjaan yang membahayakan. Misalnya mesin yang bising, pencampuran bahan kimia, dll.
9. Ventilasi setempat
Memberikan alat untuk menghisap udara ditempat tertentu agar bahan dari suatu tempat bisa dialirkan
keluar.
10. Ventilasi Umum.
Mengalirkan udara keluar agar kadar dari bahan yang berbahaya bisa lebih rendah dari Nilai Ambang
Batas (NAB)
11. Substitusi
Mengganti bahan berbahaya dengan bahan yang tidak berbahaya.

3. Pencegahan terjadinya
kecelakaan merupakan langkah yang efektif.
Dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yaitu :
1. Perilaku yang tidak aman,
antara lain :
1. sembrono
dan tidak hati – hati
2. tidak
mematuhi peraturan
3. tidak
mengikuti standar prosedur kerja.
4. tidak
memakai alat pelindung diri
5. kondisi badan yang lemah

2. Kondisi lingkungan yang


tidak aman
Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan (seperti
bencana alam) , selain itu 24% dikarenakan lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat, dan
73% dikarenakan perilaku yang tidak aman.

Jenis kecelakaan dan bidang industry :

Manufaktur 1. terjepit, terlindas


(termasuk elektronik, 2. teriris, terpotong
produksi 3. jatuh terpeleset
metal dan lain-lain)
4. tindakan yg tidak
benar
5. tertabrak
6. berkontak dengan bahan
yang berbahaya

7. terjatuh, terguling
8. kejatuhan barang dari
atas
9. terkena benturan keras
10.
terkena barang yang runtuh, roboh

Elektronik 1. teriris, terpotong


(manufaktur)
2. terlindas, tertabrak
3. berkontak dengan bahan
kimia
4. kebocoran gas
5.
Menurunnya daya pendengaran,
daya penglihatan

Produksi 1. terjepit, terlindas


metal (manufaktur)
2. tertusuk, terpotong,
tergores
3.
jatuh terpeleset

Petrokimia(minyak 1. terjepit, terlindas


2. teriris, terpotong,
dan produksi batu bara, tergores
produksi karet, produksi 3. jatuh terpeleset
karet, produksi
plastik) 4. tindakan yang tidak
benar
5. tertabrak
6.
terkena benturan keras

Konstruksi 1. jatuh terpeleset

2. kejatuhan barang dari


atas
3. terinjak
4. terkena barang yang
runtuh, roboh
5. berkontak dengan suhu
panas, suhu dingin

6. terjatuh, terguling
7. terjepit, terlindas
8. tertabrak

9. tindakan yang tidak


benar
10.
terkena benturan keras
Produksi alat 1. terjepit, terlindas
transportasi bidang 2. tertusuk, terpotong,
tergores
reparasi
3.
terkena ledakan

Benda Penyebab Kecelakaan :

Jenis Benda
Kecelakaan

Rak,
Jatuh tangga

Tergencet, Mesin
kejatuhan benda dari bermotor umum, bahan material
atas atau roboh

Tertabrak Mesin
atau terbentur bermotor umum, alat angkutan

Jatuh Peralatan
terpeleset konstruksi dan bangunan, alat
angkutan yang memindahkan mesin,
lingkungan, mesin pemindah bermotor

Teriris, Mesin
terpotong, luka bermotor umum, bahan material, mesin
tergores manual dan peralatan

Contoh Membuat Laporan Pelanggaran Prosedur

Jenis Kecelakaan : Tertabrak


Judul kasus : Kasus kematian pekerja karena ditabrak kendaraan

Korban Seorang
pekerja
Tugas Membantu
kerja mengarahkan kendaraan pengaduk
beton

Waktu Bulan
Maret tahun X, sekitar jam 12.15 AM

Tempat Di
kejadian area pembangunan ; korban berada di
belakang kendaraan pengaduk
beton

Peralatan Kendaraan
atau benda yang pengaduk beton
menyebabkan
terjadinya
kecelakaan

Urutan Pekerja
kejadian A di lokasi perencanaan jalan sedang
membantu meng-arahkan
kendaraan pengaduk beton (gambar
2.1) untuk mundur, seharusnya
berdiri di depan jalan masuk ruang
bawah tanah untuk mengatur
mengendalikan kendaraan yang keluar
masuk ke ruang bawah tanah,
tetapi malah lari ke belakang
kendaraan pengaduk beton,
perusahaan kendaraan pengaduk
beton telah menggunakan seorang
asisten pengatur kendaraan tersebut,
pekerja C pada saat
kecelakaan itu keluar dari jalan masuk
ruang bawah tanah dan
menyaksikan korban setelah tertabrak
dan jatuh, helm yang
dipakainya terlepas dan jatuh ke tanah,
setelah itu merangkak
bangun menjauhi bagian belakang
kendaraan pengaduk beton, dan
segera lari ke bagian samping
kendaraan memakai aba-aba tangan
agar pengemudi berhenti memundur -
kan kendaraan. Mungkin
komunikasi pengemudi akan aba-aba
tangan itu tidak berjalan baik,
sehingga kendaraan mundur sekali lagi,
ban bagian dalam sebelah
kanan kendaraan melindas kepala
korban, mengakibatkan dia tewas
di tempat.
Analisis :

Keterangan
Tahapan
penyebab

Penyebab Komunikasi
umum melalui aba-aba tangan antara
pengemudi dan asisten tidak
berjalan dengan baik, pengemudi
mengambil langkah yang salah
akibatnya terjadi tabrakan dan
menyebabkan kematian.

Penyebab 1. Pada
terperinci saat kendaraan besar mundur,
karena sudut penglihatan
pengemudi
relatif lebih luas, sebaiknya tidak
berdiri di belakang
kendaraan atau di jalur mundur
(area yang tidak aman)
2. Pekerja
A tidak mengenakan helm dengan
tepat, tidak benar-benar
mengencangkan kaitan, sehingga
pada saat tertabrak kendaraan,
helm itu langsung jatuh terlepas,
sehingga tidak memiliki fungsi
perlindungan (perilaku yang tidak
aman).

Penyebab
pokok 1. Karena
sudut penglihatan pengemudi
kendaraan besar relative lebih luas,
hendaknya di bagian depan dan
belakang masing-masing
ditempatkan
seorang asisten. Apabila area
tersebut terlalu bising, hendaknya
dilengkapi dengan alat elektronik
yang membantu mengarahkan
kendaraan, aba–aba tangan
cenderung membingungkan. Selain
itu,
asisten hendaknya membantu
pengemudi untuk menjaga
keamanan area
sekitar, dan mengeluarkan
siapapun yang berada di area
berbahaya
tersebut.
2. Pekerja
hendaknya memakai dan
menggunakan helm dengan benar.
Organisasi
/ lembaga sosial sebaiknya
menekankan pentingnya
pemakaian helm
yang benar. Contohnya memasang
poster propaganda, membagikan
iklan propaganda untuk
menambah konsep keselamatan
kepada
pekerja, bahkan kepada
masyarakat umum. Apabila suatu
ketika ada
pekerja angkuh hingga tidak
memakai dan menggunakan helm
dengan
benar, maka pihak perusahaan
hendaknya menambah
propaganda,
contohnya memberitahukan akibat
yang akan ditimbulkan bila tidak
memakai dan menggunakan helm
dengan benar.

Strategi Pengendalian :

1. Karena
sudut penglihatan pengemudi kendaraan besar relative lebih luas,
hendaknya di bagian depan dan belakang masing-masing ditempatkan
seorang asisten. Apabila area tersebut terlalu bising, hendaknya
dilengkapi dengan alat elektronik yang membantu mengarahkan
kendaraan, aba–aba tangan cenderung membingungkan. Selain itu,
asisten hendaknya membantu pengemudi untuk menjaga keamanan area
sekitar, dan mengeluarkan siapapun yang berada di area berbahaya
tersebut.
2. Pekerja
hendaknya memakai dan menggunakan helm dengan benar. Organisasi /
lembaga sosial sebaiknya menekankan pentingnya pemakaian helm yang
benar. Contohnya memasang poster propaganda, membagikan iklan
propaganda untuk menambah konsep keselamatan kepada pekerja, bahkan
kepada masyarakat umum. Apabila suatu ketika ada pekerja angkuh
hingga tidak memakai dan menggunakan helm dengan benar, maka pihak
perusahaan hendaknya menambah propaganda, contohnya memberitahukan
akibat yang akan ditimbulkan bila tidak memakai dan menggunakan helm
dengan benar.

Share18

Sabtu, 29 Oktober 2011

MATERI K3LH SMK


MATERI PEMBELAJARAN
SMK [Sekolah Menengah Kejuruan]

MATA PELAJARAN : K3LH

KOMPETENSI KEAHLIAN : MULTIMEDIA


KELAS/SEMESTER : X / GASAL
STANDAR KMPETENSI :
MENERAPKAN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN
LINGKUNGAN HIDUP
KOMPETENSI DASAR :
MENDISKRIPSIKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.

INDIKATOR :

Mengikuti prosedur keamanan,


kesehatan dan keselamatan kerja dengan benar sesuai dengan aturan
perusahaan dan relevan dengan peraturan pemerintah dan syarat-syarat
asuransi.
Mengidentifikasikan dan
melaporkan pelanggaran prosedur keamanan, keselamatan dan kesehatan
kerja.
Segala bentuk perilaku dan
kejadian-kejadian yang mencurigakan segera dilaporkan pada orang
yang berwenang.

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Siswa dapat mendefinisikan


keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja.
Siswa dapat menjelaskan
peraturan perundang-undangan yang mengatur K3LH.

Siswa dapat menjelaskan


sejarah keselamatan, keamanan, kesehatan kerja.
Siswa dapat menjelaskan
sejarah perundangan keselamatan kerja.
Siswa dapat menjelaskan
upaya-upaya perlindungan tenaga kerja.

Siswa dapat mengidentifikasi


adanya pelanggaran prosedur keamanan , keselamatan dan kesehatan
kerja.
Siswa dapat membuat laporan
pelanggaran prosedur keamanan , keselamatan dan kesehatan kerja.
Siswa dapat mengidentifikasi
perilaku yang mencurigakan terhadap prosedur keamanan , keselamatan
dan kesehatan kerja.

MATERI PEMBELAJARAN :
Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam
dunia usaha, baik oleh pekerja, pengusaha maupun instansi pemerintah. Salah satu
aspek kesejahteraan manusia adalah kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja.
Aspek – Aspek yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat diantaranya
adalah pengusaha yang memberikan perhatian dan jaminan kesehatan dan
keseelamatan kerja, tenaga kerja yang siap dari segi pendidikan maupun
ketrampilanya, serta instansi pemerintah yang pada tugas pokoknya mengelola
sumber daya manusia.

Pengertian Kesehatan,
keselamatan dan Keamanan ( K3)

Pengertian Kesehatan

Istilah Kesehatan merujuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara
umum.
Menurut UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Bab I Pasal 1, yang dimaksud
dengan kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi.
Individu yang sehat adalah individu yang bebas dari penyakit, cedera, serta masalah
mental dan emosi yang bisa mengganggu aktivitas manusia normal pada umumnya.
Sedangkan kesehatan kerja ( occupational health ) atau sering disebut dengan
Kesehatan Industri ( Industrial Hygiene ) pada Bab V pasal 23 merupakan upaya
kesehatan untuk mewujudkan produktifitas kerja yang optimal meliputi pelayanan
kesehatan, pencegahan penyaakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja dan
setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
Untukmewujudkan produktifitas kerja diperlukan upaya kesehatan kerja agar setiap
pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri dan
masyarakat sekelilingnya.
Pelayanan kesehatan kerja adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
pekerja sesuai dengan jaminan social tenaga kerja dan mencakup upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan
pemulihan kesehatan.
Syarat kesehatan kerja meliputi persyaratan kesehatan pekerja baik fisik maupun
psikis sesuai dengan jenid pekerjaannya, persyaratan bahan baku, peralatan, dan
proses kerja serta persyaratan tempat atau lingkungan kerja.
Tempat kerja menurut UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja adalah tiap
ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga
kerja bekerja, atau sering dimasuki tempat kerja untuk keperluan suatu usaha dan
dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya. Tempat kerja yang wajib
menyelenggarakan kesehatan kerja adalah tempat kerja yang mempunyai karyawan
paling sedikit 10 (sepuluh) orang.

Pengertian Keselamatan.

Keselamatan merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang.


Menurut Kamus Bahasa Indonesia keselamatan adalah perihal (keadaan) selamat,
kesejahteraan, kebahagiaan dan sebagainya. Jadi Keselamatan dan kesehatan kerja
adalah pengawasan terhadap orang, mesin, material, dan metode yang mencakup
lingkungan kerja agar supaya pekerja tidak mengalami cidera.
Pekerja atau tenaga kerja menurut UU No. 14 Tahun 1969 adalah tiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna
menghasil barang dan/atau jasa baik untuk memnuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat.
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral agama.

Perlindungan bagi tenaga kerja meliputi :

Norma
keselamatan kerja;

Norma
kesehatan kerja dan hygiene perusahaan;
Norma
kerja;
Pemberian
ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan
kerja.

Yang dimaksud dengan norma ialah "standard" ukuran tertentu yang harus dijadikan
pegangan pokok.

Norma keselamatan kerja meliputi : keselamatan kerja yang bertalian dengan


mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, keadaan tempat kerja
dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.

Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan meliputi: pemeliharaan dan


mempertinggi derajat kesehatan tenaga kerja, dilakukan dengan mengatur
pemberian pengobatan, perawatan tenaga kerja yang sakit, mengatur persediaan
tempat, cara dan syarat kerja yang memenuhi syarat hygiene perusahaan dan
kesehatan kerja untuk pencegahan penyakit, baik sebagai akibat pekerjaan maupun
penyakit umum serta menetapkan syarat kesehatan bagi perumahan untuk tenaga
kerja.

Norma kerja meliputi: perlindungan terhadap tenaga kerja yang bertalian dengan
waktu kerja, sistim pengupahan, istirahat, cuti, kerja wanita, anak dan orang muda,
tempat kerja, perumahan, kebersihan, kesusilaan, ibadah menurut agama dan
kepercayaannya masing-masing yang diakui Pemerintah, kewajiban
sosial/kemasyrakatan dan sebagainya guna memelihara kegairahan dan moril kerja
yang menjamin daya guna kerja yang tinggi serta menjaga perlakuan yang sesuai
dengan martabat manusia dan moral agama.

Kepada tenaga kerja yang mendapat kecelakaan dan/atau menderita penyakit


akibat pekerjaan berhak atas/ganti kerugian perawatan dan rehabilitasi. Dalam hal
seorang tenaga kerja meninggal dunia akibat kecelakaan dan/atau penyakit akibat
pekerjaan, ahli warisnya berhak menerima ganti kerugian.

Dasar – dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja :

Setiap
pekerja berhak memperoleh jaminan atas keselamatan kerja agar
terhindar dari kecelakaan.

Setiap
orang yang berada ditempat kerja harus dijamin keselamatannya.
Tempat
kerja harus selalu dijamin dalam keadaan aman.

Pengertian Keamanan

Menurut Kamus Bahasa Indonesia keadaan aman, ketentraman, menjaga


(memelihara) ketertiban.
Keamanan Nasional : kemampuan suatu bangsa untuk melindungi nilai-nilai
internalnya dari ancaman eksternal.
Keamanan perusahaan : melindungi fasilitas pengusaha dan peralatan yang ada dari
akses-akses yang tidak syah serta untuk melindungi para karyawan ketika sedang
bekerja atau melaksanakan penugasan pekerjaan.

Sejarah Perkembang
Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja.

Jaman Purbakala

Sejak jaman purba manusia bekerja telah mengenal kecelakaan dan dari
pengalamannya kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang bagaimana
agar kecelakaan tidak menimpa dirinya atau tidak terulang kembali.

Jaman Modern

Perrubahan besar yang terjadi setelah terjadi revolusi industry pada abad 18,
dimana muncul bentuk maupun jenis kecelakaan yang sangat beragam.
Diantaranya kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan mesin, listrik, bahan
bakar, nuklir, pemakaian bahan kimia dan sebagainya.
Sejarah Peraturan
Keselamatan Kerja.

Tahun 1802 Penerapan UU


tentang Perawatan Kesehatan dan Moral Pekerja.

Tahun 1833 Ditambah dengan


adanya pengawasan dari Pemerintah.
Tahun 1844 Penambahan UU
tentang kewajiban pengawasan mesin, penyediaan pengaman dan
melaporkan terjadinya kecelakaan.

Di Perancis :

Tahun 1841 Dikeluarkan


peraturan tentang perlindungan tenaga kerja anak dalam industri
Tahun 1893 Dikeluarkan UU
yang tegas mengatur Keselamatan Kerja.

Di Rusia :

Tahun 1845 Dikeluarkan surat


edaran pengawasan kesehatan kerja di pabrik
Tahun 1853 Dikeluarkan
ketentuan yang memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk
mengawasi hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan
kerja
Tahun 1869 Dikeluarkan
ketentuan umum tentang perlindungan tenaga kerja terhadap kecelakaan
dan industri dan penyakit akibat kerja.
Tahun 1872 Dikeluarkan
sistem pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja ( negara bagian
Saxon & Badem )
Tahun 1884 Dikeluarkan
peraturan tentang asuransi kecelakaan kerja.

Di Belgia :
K3 sudah ada sejak Raja Napoleon.

Di Denmark dan Swiss:


K3 ada sejak tahun 1840 tapi baru efektif di Denmark 1873.

Di AS :
Massachusset ( 1867 ) merupakan negara bagian yang pertama kali mempunyai UU
K3 baru kemudian Winconsin ( 1885 ), New York ( 1866 ), Ohio ( 1888 ), Messouri (
1891 ), Rhode Island (1896).

Di Indonesia :
Dimulai Tahun 1847 sejak dipakainya mesin-mesin industri oleh Pemerintah Hindia
Belanda.
Penanganannya oleh Dieust Van Het Stoomwezen. Tahun 1912 untuk kepentingan
pendidikan pada bagian penyelidikan bahan diserahkan ke Sekolah Tinggi Teknik di
Bandung.
Tahun 1905 Pemerintah mengeluarkan Staatsbad No. 521, yaitu peraturan
Keselamatan kerja yang disebut dengan Veiligheidsreglement (VR)
Tahun 1910 diperbaruhi dengan Staatsbad No. 406 yang pengawasannya dilakukan
oleh Dinas Stoomwezen.
Tahun 1925 Dienst Van Het Stoomwezen diganti dengan Dienst Van Het
Veiligheidstozight (VT) atau Pengawasan Keselamatan Kerja.
Tahun 1930 Pemerintah mengeluarkan Stoomordonantie dan Stoom Verordening
dengan Staanstbad no. 225 dan nomor 339.
Tahun 1931 Pengawasan bahan beracun ( Pabrik Cat, Accu, Percetakan dll )dengan
Loodwit Ordonantie, staanstbad no. 509
Tahun 1932 & 1933 UU dan Peraturan Petasan staanstbad No. 143 dan 10
Tahun 1938 &1939 Pengawasan terhadap jalan rel kereta api loko dan gerbongnya
yang digunakan sebagai alat pengangkutan diperusahaan pertanian, kehutanan,
pertambangan dan sebagainya, selain dari jalan kereta api Perumka, yaitu melalui
Industrieboan Ordonantie dan Industrieboan Verordenieng, Staatsblad Nomor 595
dab Nomor 29.
Tahun 1940 Pengawasan dilakukan oleh Dinas Pengawasan Keselamatan Kerja dan
para pengusaha ditarik restribusi. Staanstbad no. 424 dan 425.
Kemudian muncul peraturan perundangan sebagai berikut :

UU No. 14 Tahun 1969 tentang


Ketentuan-Ketentuan
Pokok Mengenai Tenaga Kerja

UU No. 1 Tahun 1970 Tentang


Keselamatan Kerja
UU No. 23 Tahun 1992 Tentang
Kesehatan
UU No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan

Konvensi ILO tahun 1981 C


155 tentang Keselamatan dan Kesehatan

Upaya – Upaya Perlindungan


Tenaga Kerja.

Ruang lingkup yang merupakan ketentuan pokok dibidang K3 adalah :

Keselamatan
kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di
permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam
wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Ketentuan
yang berlaku ditempat kerja adalah :

dibuat,
dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan
kecelakaan atau peledakan;
dibuat,
diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau
disimpan atau bahan yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit,
beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
dikerjakan
pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran
rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan,
saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau dimana
dilakukan pekerjaan persiapan.

dilakukan
usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan
lapangan kesehatan;
dilakukan
usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak, logam atau bijih
logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau minieral lainnya, baik
di permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan;
dilakukan
pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, melalui
terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di udara;
dikerjakan
bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun
atau gudang;
dilakukan
penyelamatan, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;

dilakukan
pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan;
dilakukan
pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;
dilakukan
pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau
terpelanting;
dilakukan
pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang;
terdapat
atau menyebar suhu, kelembaban, suhu, kotoran, api, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;
dilakukan
pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;

dilakukan
pemancaran, penyinaran atau penerimaan radio, radar, televisi, atau
telepon;
dilakukan
pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset
(penelitian) yang menggunakan alat teknis;
dibangkitkan,
dirobah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan
listrik, gas, minyak atau air;
diputar
film, pertunjukan sandiwara atau diselenggarakan reaksi lainnya yang
memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.

Prosedur Kerja

Bekerja adalah melakukan suatu pekerjaan baik secara bersama-sama atau sendiri
dalam suatu wadah yang disebut dengan organisasi atau pabrik/perusahaan.
Tentunya para pekerja dalam melakukan pekerjaan itu aman dan tertib sesuai
dengan harapan dari pekerja juga perusahaan itu sendiri.
Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan Prosedur Kerja yang aman dan tertib.
Prosedur kerja yang aman dan tertib dapat dilakukan dengan :

Menetapkan standar K3
Menetapkan tata tertib yang
harus dipatuhi.
Menetapkan
peraturan-peraturan.

Dalam menentukan standar K3 harus disesuiakan dengan keadaan dan kebutuhan


atau kapasitas yang ada di perusahaan tersebut tetapi tetap harus mengacu pada
peraturan perundangan yang berlaku, baik secara nasional maupun internasional.

Penetapan tata tertib erat kaitannya dengan peraturan – peraturan yang berlaku di
perusahaan yang biasanya dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan oleh pekerja.
Dengan adanya tata tertib dan peraturan yang dibuat diharapkan para pegawai
mentaatinya, sehingga timbul sikap disiplin dan tanggung jawab dalam bekerja.

Prosedur Pencegahan Gangguan


K3

Prosedur Pencegahan Gangguan K3 bertujuan untuk mencegah dan mengurangi


terjadinya kecelakaan dan penyakit akikbat kerja di tempat kerja dan menjamin ;

Bahwa setiap tenaga kerja


dan orang lainnya ditempat kerja dalam keadaan selamat dan sehat.
Bahwa setiap sumber produksi
dipergunakan secara aman dan efisien.

Bahwa proses produksi dapat


berjalan dengan lancar.
Kondisi diatas dapat tercapai bila kecelakaan termasuk kebakaran, peledakkan dan
penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi secara terpadu.

Langkah – langkah pencegahan yang dapat ditempuh untuk menaggulangi


kecelakaan kerja antara lain :

Menurut ILO (
Intenarnational Labour Organization ).

Peraturan
Perundang-undangan

Peraturan perundang-undangan yang memberikan ketentuan dan persyaratan K3


yang selalu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi (Up
to date); penerapan ketentuan dan persyaratan dalam peraturan perundang-
undangan diberlakukan sejak tahap rekayasa; Pengawasan dan pemantauan
pelaksanaan K3 langsung ditempat kerja.

Standarisasi

Baik buruknya K3 ditempat kerja diketahui melalui pemenuhan standar K3.

Inspeksi

Dilakukan kegiatan dalam rangka pemeriksaan dan pengujian terhadap tempat


kerja, mesin, alat dan instalasi, apakah masih memenuhi terhadap ketentuan dan
persyaratan K3.

Riset.

Riset yang dapat dilakukan antara lain : Teknis, medis, psychologis, dan statistic
untuk menunjang tingkat kemajuan di bidang K3 sesuai dengan perkembangan ilmu
dan teknologi.
Pendidikan dan Latihan

Dipergunakan untuk meningkatkan kesadaran akan arti pentingnya K3 disamping


untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan K3.

Persuasi

Merupakan suatu cara pendekatan K3 secara pribadi tanpa menerapkan sangsi-


sangsi.

Asuransi

Jaminan kesehatan dengan pembayaran premi yang semakin rendah bagi


perusahaan yang memenuhi persyaratan K3 dan tingkat keparahan dan sering
terjadinya kecelakaan yang kecil.

Penerapan K3 ditempat kerja

Konsep yang lain sering juga


diterapkan dipeusahaan antara lain :

Penaturan Jam Kerja.

Jam kerja normal 40 jam perminggu. Untuk beban kerja 24 jam perhari perlu diatur
dengan shift dan kerja lembur dan sewajarnya bila pekerja mendapatkan
perlindungan khusus misalnya gaji ekstra, bonus dan sebagainya.

Daya Tahan Tubuh Pekerja.

Untuk mendukung daya tahan tubuh pekerja perlu diupayakan gizi, menu makanan
yang baik, gerak badan harus menjadi persyaratan pokok untuk menjaga agar
badan dan pikiran menjadi efisien dan produktif.
Pemeriksaan Kesehatan.

Pemeriksaaan Kesehatan mutlak dilakukan untuk menentukan apakah pekerja serasi


dengan pekerjaannya,baik secara fisik maupun mental.

Pemeriksaan kesehatan secara


berkala.

Pemeriksaan kesehatan secara berkala/berulang, yaitu untuk mengevaluasi apakah


factor-faktor penyebabnya telah menimbulkan gangguan atau kelainan pada tubuh
pekerja atau tidak.

Pendidikan tentang K3

Pendidikan K3 harus diberikan secara kontinyu agar tetap waspada dalam


menjalankan pekerjaan.

Memberikan
Informasi/Penerangan sebelum bekerja.

Penting dilakukan agar para kerja mengetahui, mentaati peraturan dan bersikap
hati-hati.

Pakaian pelindung.

Menggunakan pakaian pelindung saat melaksanakan pekerjaan yang berbahaya


terhadap tubuh. Misalnya memakai masker, kacamata, sarung tangan, sepatu, topi,
pakaian khusus dll.

Isolasi.

Mengisolasi pekerjaan yang membahayakan. Misalnya mesin yang bising,


pencampuran bahan kimia, dll.
Ventilasi setempat

Memberikan alat untuk menghisap udara ditempat tertentu agar bahan dari suatu
tempat bisa dialirkan keluar.

Ventilasi Umum.

Mengalirkan udara keluar agar kadar dari bahan yang berbahaya bisa lebih rendah
dari Nilai Ambang Batas (NAB)

Substitusi

Mengganti bahan berbahaya dengan bahan yang tidak berbahaya.

Pencegahan terjadinya
kecelakaan merupakan langkah yang efektif.

Dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yaitu :

Perilaku yang tidak aman,


antara lain :

sembrono
dan tidak hati – hati
tidak
mematuhi peraturan
tidak
mengikuti standar prosedur kerja.
tidak
memakai alat pelindung diri
kondisi badan yang lemah

Kondisi lingkungan yang


tidak aman

Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa
dihindarkan (seperti bencana alam) , selain itu 24% dikarenakan lingkungan atau
peralatan yang tidak memenuhi syarat, dan 73% dikarenakan perilaku yang tidak
aman.

Jenis kecelakaan dan bidang industry :

Manufaktur
(termasuk elektronik,
produksi
metal dan lain-lain)

1. terjepit, terlindas
2. teriris, terpotong
3. jatuh terpeleset

4. tindakan yg tidak
benar
5. tertabrak
6. berkontak dengan bahan
yang berbahaya

7. terjatuh, terguling
8. kejatuhan barang dari
atas
9. terkena benturan keras
10.
terkena barang yang runtuh, roboh

Elektronik
(manufaktur)

1. teriris, terpotong
2. terlindas, tertabrak
3. berkontak dengan bahan
kimia
4. kebocoran gas
5.
Menurunnya daya pendengaran, daya penglihatan

Produksi
metal (manufaktur)

1. terjepit, terlindas

2. tertusuk, terpotong,
tergores
3.
jatuh terpeleset

Petrokimia(minyak
dan produksi batu bara, produksi karet, produksi karet, produksi
plastik)

1. terjepit, terlindas
2. teriris, terpotong,
tergores
3. jatuh terpeleset

4. tindakan yang tidak


benar
5. tertabrak
6.
terkena benturan keras
Konstruksi

1. jatuh terpeleset

2. kejatuhan barang dari


atas
3. terinjak
4. terkena barang yang
runtuh, roboh
5. berkontak dengan suhu
panas, suhu dingin

6. terjatuh, terguling
7. terjepit, terlindas
8. tertabrak

9. tindakan yang tidak


benar
10.
terkena benturan keras

Produksi alat
transportasi bidang

reparasi

1. terjepit, terlindas
2. tertusuk, terpotong,
tergores

3.
terkena ledakan

Benda Penyebab Kecelakaan :


Jenis
Kecelakaan

Benda

Jatuh

Rak,
tangga

Tergencet,
kejatuhan benda dari atas atau roboh

Mesin
bermotor umum, bahan material

Tertabrak
atau terbentur

Mesin
bermotor umum, alat angkutan

Jatuh
terpeleset

Peralatan
konstruksi dan bangunan, alat angkutan yang memindahkan mesin,
lingkungan, mesin pemindah bermotor

Teriris,
terpotong, luka tergores
Mesin
bermotor umum, bahan material, mesin manual dan peralatan

Contoh Membuat Laporan Pelanggaran Prosedur

Jenis Kecelakaan : Tertabrak


Judul kasus : Kasus kematian pekerja karena ditabrak kendaraan

Korban

Seorang
pekerja

Tugas
kerja

Membantu
mengarahkan kendaraan pengaduk beton

Waktu

Bulan
Maret tahun X, sekitar jam 12.15 AM

Tempat
kejadian

Di
area pembangunan ; korban berada di belakang kendaraan pengaduk
beton

Peralatan
atau benda yang menyebabkan terjadinya kecelakaan

Kendaraan
pengaduk beton

Urutan
kejadian

Pekerja
A di lokasi perencanaan jalan sedang membantu meng-arahkan
kendaraan pengaduk beton (gambar 2.1) untuk mundur, seharusnya
berdiri di depan jalan masuk ruang bawah tanah untuk mengatur
mengendalikan kendaraan yang keluar masuk ke ruang bawah tanah,
tetapi malah lari ke belakang kendaraan pengaduk beton,
perusahaan kendaraan pengaduk beton telah menggunakan seorang
asisten pengatur kendaraan tersebut, pekerja C pada saat
kecelakaan itu keluar dari jalan masuk ruang bawah tanah dan
menyaksikan korban setelah tertabrak dan jatuh, helm yang
dipakainya terlepas dan jatuh ke tanah, setelah itu merangkak
bangun menjauhi bagian belakang kendaraan pengaduk beton, dan
segera lari ke bagian samping kendaraan memakai aba-aba tangan
agar pengemudi berhenti memundur -kan kendaraan. Mungkin
komunikasi pengemudi akan aba-aba tangan itu tidak berjalan baik,
sehingga kendaraan mundur sekali lagi, ban bagian dalam sebelah
kanan kendaraan melindas kepala korban, mengakibatkan dia tewas
di tempat.

Analisis :
Tahapan penyebab

Keterangan

Penyebab
umum

Komunikasi
melalui aba-aba tangan antara pengemudi dan asisten tidak
berjalan dengan baik, pengemudi mengambil langkah yang salah
akibatnya terjadi tabrakan dan menyebabkan kematian.

Penyebab
terperinci

Pada
saat kendaraan besar mundur, karena sudut penglihatan pengemudi
relatif lebih luas, sebaiknya tidak berdiri di belakang
kendaraan atau di jalur mundur (area yang tidak aman)
Pekerja
A tidak mengenakan helm dengan tepat, tidak benar-benar
mengencangkan kaitan, sehingga pada saat tertabrak kendaraan,
helm itu langsung jatuh terlepas, sehingga tidak memiliki fungsi
perlindungan (perilaku yang tidak aman).

Penyebab
pokok

Karena
sudut penglihatan pengemudi kendaraan besar relative lebih luas,
hendaknya di bagian depan dan belakang masing-masing ditempatkan
seorang asisten. Apabila area tersebut terlalu bising, hendaknya
dilengkapi dengan alat elektronik yang membantu mengarahkan
kendaraan, aba–aba tangan cenderung membingungkan. Selain itu,
asisten hendaknya membantu pengemudi untuk menjaga keamanan area
sekitar, dan mengeluarkan siapapun yang berada di area berbahaya
tersebut.
Pekerja
hendaknya memakai dan menggunakan helm dengan benar. Organisasi
/ lembaga sosial sebaiknya menekankan pentingnya pemakaian helm
yang benar. Contohnya memasang poster propaganda, membagikan
iklan propaganda untuk menambah konsep keselamatan kepada
pekerja, bahkan kepada masyarakat umum. Apabila suatu ketika ada
pekerja angkuh hingga tidak memakai dan menggunakan helm dengan
benar, maka pihak perusahaan hendaknya menambah propaganda,
contohnya memberitahukan akibat yang akan ditimbulkan bila tidak
memakai dan menggunakan helm dengan benar.

Strategi Pengendalian :

Karena
sudut penglihatan pengemudi kendaraan besar relative lebih luas,
hendaknya di bagian depan dan belakang masing-masing ditempatkan
seorang asisten. Apabila area tersebut terlalu bising, hendaknya
dilengkapi dengan alat elektronik yang membantu mengarahkan
kendaraan, aba–aba tangan cenderung membingungkan. Selain itu,
asisten hendaknya membantu pengemudi untuk menjaga keamanan area
sekitar, dan mengeluarkan siapapun yang berada di area berbahaya
tersebut.

Pekerja
hendaknya memakai dan menggunakan helm dengan benar. Organisasi /
lembaga sosial sebaiknya menekankan pentingnya pemakaian helm yang
benar. Contohnya memasang poster propaganda, membagikan iklan
propaganda untuk menambah konsep keselamatan kepada pekerja, bahkan
kepada masyarakat umum. Apabila suatu ketika ada pekerja angkuh
hingga tidak memakai dan menggunakan helm dengan benar, maka pihak
perusahaan hendaknya menambah propaganda, contohnya memberitahukan
akibat yang akan ditimbulkan bila tidak memakai dan menggunakan helm
dengan benar.

DIPOSTING OLEH GHOSTEPP DI 05.31

LABEL: PELAJARAN

1 komentar:

Agus Tamar mengatakan...

tERIMAKSIH ATAS PUBLIKASINYA,, SANGAT MEMBATU :)


19 Desember 2016 05.02

Posting Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Baca Berita

jam model moderen

cuaca sekarang

Weather in Barcelona

tanggal

Followers
Yoga D Sevenfold'sim

Buat Lencana Anda

Mengenai Saya

GHOSTEPP

LIHAT PROFIL LENGKAPKU

Komentar

ShoutMix chat widget


 Beranda

Labels

 Blogger Templates(1)
 film (25)
 pelajaran (1)

Subscribe To

Postingan
Komentar
Blog Archive

 ▼ 2011 (38)
o ► Desember (2)
o ► November (2)
o ▼ Oktober (34)
 MATERI K3LH SMK
 musik themes
 PLANET OF THE APES
 I AM NUMBER FOUR
 KUNTILANAK KESURUPAN
 FINAL DESTINATION 4
 final destination 3
 final destination 2
 final destination 1
 NIGHT OF THE DEMONS
 THE NEW DAUGHTER
 DEAD SILENCE
 KILLING BONO
 LUD SEE LUD
 ADA APA DENGAN POCONG
 LADDA LAND
 GANTZ: PERFECT ANSWER
 SUPERHERO MOVIE
 IRONCLAD
 THE LAST AIRBENDER
 THE CHRONICLES OF NARNIA : PRINCE CASPIAN
 KICK-ASS
 FROM PARIS WITH LOVE
 TRON: LEGACY
 REAL STEEL
 WRONG TURN 4: BLOODY BEGINNINGS
 Final Fantasy VII: Dirge of Cerberus
 FINAL DESTINATION 5
 71 INTO THE FIRE
 DEATH RACE 2
 NINJA ASSASSIN
 GREEN LANTERN
 TRANSFORMERS 3: DARK OF THE MOON
 ZOOKEEPER

twitter

@yogasevenfold_V

Copyright GHOSTEPP 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .


Converted To Blogger Template by Anshul .

Anda mungkin juga menyukai