Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah Mekanika Kuantum.
Makalah ini membahas segala hal yang berkaitan dengan pekembangan teori atom
penulis sangat berharap karya tulis ini dapat membantu kita untuk memahami pelajaran kimia
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala penulis dapat teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada guru pembimbing saya meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Elektron bergerak dalam orbitnya yang melingkar di sekitar inti atom (proton) dibawah
pengaruh gaya Coulomb.
Elektron tidak dapat berputar di sekitar inti melalui setiap orbit, tetapi elektron hanya
melalui orbit stabil (orbit stasioner) tanpa memancarkan energi.
Radiasi dipancarkan oleh atom jika elektron melompat dari suatu orbit stasioner yang
energinya lebih tinggi ke dalam orbit yang energinya lebih rendah.
Ukuran orbit-orbit yang diperbolehkan ditentukan oleh keadaan kuantum tambahan yaitu
momentum sudut orbital elektron.
Pada tahun 1913, Niels Bohr seorang fisikawan berkebangsaan Swedia mengikuti jejak
Einstein menerapkan Teori Kuantum untuk menerangkan hasil studinya mengenai spektrum
atom hidrogen. Bohr mengemukakan teori baru mengenai struktur dan sifat-sifat atom. Teori
atom Bohr pada prinsipnya menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom dari Ernest
Rutherford yang dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan bahwa apabila elektron
dalam orbit atom menyerap suatu kuantum energi, elektron akan meloncat keluar menuju orbit
yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron itu memancarkan suatu kuantum energi, elektron
akan jatuh ke orbit yang lebih dekat dengan inti atom. Melalui teori kuantum, Bohr juga
menemukan rumus matematika yang dapat dipergunakan untuk menghitung panjang gelombang
dari semua garis yang muncul dalam spektrum atom hidrogen. Nilai hasil perhitungan ternyata
sangat cocok dengan yang diperoleh dari percobaan langsung. Namun, untuk unsur yang lebih
rumit dari hidrogen, teori Bohr tidak cocok dalam meramalkan panjang gelombang garis
spektrum. Meskipun demikian, teori ini diakui sebagai langkah maju dalam menjelaskan
fenomena-fenomena fisika yang terjadi dalam tingkatan atomik.
Teori kuantum dari Planck diakui kebenarannya karena dapat dipakai untuk menjelaskan
berbagai fenomena fisika yang saat itu tidak bisa diterangkan dengan teori klasik. Pada tahun
1918 Planck memperoleh Hadiah Nobel bidang fisika berkat teori kuantumnya. Dengan
memanfaatkan teori kuantum untuk menjelaskan efek fotolistrik, Einstein memenangkan hadiah
nobel bidang fisika pada tahun 1921. Selanjutnya Bohr yang mengikuti jejak Einstein
menggunakan teori kuantum untuk teori atomnya juga dianugerahi Hadiah Nobel Bidang Fisika
tahun 1922. Tiga hadiah Nobel fisika dalam waktu yang hampir berurutan di awal abad ke-20
sebagai penanda pengakuan secara luas terhadap lahirnya teori mekanika kuantum. Teori ini
mempunyai arti penting dan fundamental dalam fisika.
Di antara perkembangan beberapa bidang ilmu pengetahuan di abad ke-20,
perkembangan mekanika kuantum memiliki arti yang paling penting, jauh lebih penting
dibandingkan teori relativitas dari Einstein. Oleh sebab itu, Planck dianggap sebagai Bapak
Mekanika Kuantum yang telah mengalihkan perhatian penelitian dari fisika makro yang
mempelajari objek-objek tampak ke fisika mikro yang mempelajari objek-objek sub-atomik.
Perombakan dalam penelitian fisika sejak memasuki abad ke-20, perhatian orang mulai tertuju
ke arah penelitian atom. Melalui penjelasan teori kuantum inilah manusia mampu mengenali
atom dengan baik. Sebagai konsekuensi atas beralihnya bidang kajian dalam fisika, maka muncul
beberapa disipilin ilmu spesialis seperti fisika nuklir dan fisika zat padat. Fisika nuklir yang
perkembangannya cukup kontroversial kini menawarkan berbagai macam aplikasi praktis yang
sangat bermanfaat dalam kehidupan. Energi nuklir misalnya, saat ini telah mensuplai sekitar 17
% kebutuhan energi listrik dunia. Sedang perkembangan dalam fisika zat pada telah
mengantarkan ke arah revolusi dalam bidang mikro-elektronika, dan kini sedang menuju ke arah
nano-elektronika.
Thomas Young mendemonstrasikan sifat gelombang cahaya pada tahun 1805 melalui
eksperimen celah ganda.
Henri Becquerel pada tahun 1896 menemukan radioaktivitas.
J.J. Thomson menemukan elektron pada tahun 1897 melalui eksperimen sinar katoda.
Penjelasan studi radiasi benda hitam antara tahun 1850 sampai 1900 tanpa menggunakan
konsep mekanika kuantum.
Einstein menjelaskan efek foto listrik pada tahun 1905 menggunakan konsep foton dan
partikel cahaya dengan energi terkuantisasi.
Robert Millikan pada tahun 1909 menunjukkan bahwa arus listrik bersifat seperti kuanta
dengan menggunakan eksperimen tetes minyak.
Ernest Rutherford pada tahun 1911 mengungkap model atom pudding yaitu massa dan
muatan positif dari atom terdistribusi merata pada percobaan lempeng emas.
Otti Stern dan Walther Gerlach pada tahun 1920 mendemonstrasikan sifata
terkuantisasinya spin partikel yang dikenal dengan eksperimen Stern-Gerlach.
Clinton davisson dan Lester Germer pada tahun 1927 mendemonstrasikan sifat
gelombang dalam elektron melalui percobaan difraksi elektron.
Clyde L. Cowan dan Frederick pada tahu 1955 menjelaskan keberadaan neutron.
2.6 Kelebihan dan kelemahan teori mekanika kuantum
Kelebihan
1. Mengetahui dimana keboleh jadian menemukan elektron (orbital)
2. Mengetahui dimana posisi elektron yang sedang mengorbit
3. Bisa ngukur perpindahan energi eksitasi dan emisinya
4. Bisa teridentifikasi kalau di inti terdapat proton dan netron kemudian dikelilingi
oleh elektron yang berputar diporosnya/ di orbitalnya
Kelemahan:
Persamaan gelombang Schrodinger hanya dapat diterapkan secara eksak untuk
partikel dalam kotak dan atom dengan elektron tunggal
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan pada makalah ini maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Dasar dimulaianya periode mekanika kuantum adalah ketika mekanika klasik tidak bisa
menjelaskan gejala-gejala fisika yang bersifat mikroskopis dan bergerak dengan kecepatan yang
mendekati kecepatan cahaya. Oleh karena itu, diperlukan cara pandang yang berbeda dengan
sebelumnya dalam menjelaskan gejala fisika tersebut.
Fisika Modern merupakan pengembangan fisika klasik dalam objek yang sangat kecil dalam
bentuk partikel atau elektron. Perumusan-perumusan yang digunakan sama dengan yang
dirumuskan dalam fisika klasik. Fisika modern diawali oleh prinsip besaran yang bersifat diskrit
(kuanta) sehingga sering disebut dengan fisika kuantum. Fisika modern secara umum dibagi
menjadi dua yaitu teori kuantum klasik dan teori kuantum modern. Teori kuantum lama didasari
oleh konsep dualisme partikel sebagai gelombang dan gelombang sebagai partikel, sedangkan
teori kuantum moderen dilandasi oleh persamaan Schroedinger untuk menentukan energi partikel
atau elektron.
Max Planck (tahun 1900) menyatakan bahwa energi dapat dibagi-bagi menjadi beberapa paket
atau kuanta. Ide in digunakan untuk menjelaskan intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda
hitam. Albert Einstein (tahun 1905) menjelaskan efek fotolistrik dengan menyimpulkan bahwa
energi cahaya datang dalam bentuk kuanta yang disebut foton. Niels Bohr (tahun 1913)
menjelaskan garis spektrum dari atom hidrogen dengan menggunakan kuantisasi. Louis de
Broglie (tahun 1924) memberikan teorinya tentang gelombang benda. Werner Karl Heisenberg
dan Erwin Schrodinger (1925) muncul mekanika kuantum ketika Werner Karl Heisenberg
mengembangkan mekanika matriks dan Erwin Schrodinger menemukan mekanika gelombang
dan persamaan Schrodinger.
Thomas Young (1805) dengan eksperimen celah ganda mendemonstrasikan sifat gelombang
cahaya. Henri Becquerel (1896) penemu radioaktivitas. J.J. Thompson (1897) penemu elektron
melalui eksperimen sinar katoda. Albert Einstein (1905) menjelaskan efek foto listrik dengan
menggunakan konsep foton dan partikel cahaya dengan energi terkuantisasi. Robert Milikan
(1909) menunjukan bahwa arus listrik bersifat seperti kuanta dengan menggunakan eksperimen
tetes minyak. Ernest Rutherford (1911) mengungkapkan model atom pudding yaitu massa dan
muatan postif dari atom terdistribusi merata dengan percobaan lempengan emas. Otti Stern dan
Walther Gerlach (1920) mendemonstrasikan sifat terkuantisasinya spin partikel yang dikenal
dengan eksperimen Stern-Gerlach. Clinton Davisson dan Lester Germer (1927)
mendemondtrasikan sifat gelombang dari electron melalui percobaan difraksi electron. Clyde L.
Cowan dan Frederick Reines (1955) menjelaskan keberadaan neutron.
DAFTAR PUSTAKA