Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah Mekanika Kuantum.
Makalah ini membahas segala hal yang berkaitan dengan pekembangan teori atom
penulis sangat berharap karya tulis ini dapat membantu kita untuk memahami pelajaran kimia
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala penulis dapat teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada guru pembimbing saya meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Indralaya, 6 Juni 2018

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mekanika kuantum merupakan paradigma sains revolusioner yang tidak terlepas dari
teori-teori atom periode sebelumnya. Mekanika kuantum merupakan cabang dari fisika dasar
yang mempelajari perilaku materi dan energi pada skala atomik dan partikel-partikel subatomik
atau gelombang sebagai bentuk revolusi dari fisika klasik. Dasar teori mekanika kuantum adalah
energi yang tidak kontinyu. Hal ini bertentangan dengan fisika klasik yang berasumsi bahwa
energi itu berkesinambungan. Pengembangan mekanika kuantum dimulai abad 20, dimana
perumusan-perumusan mekanika klasik tidak mampu menjelaskan gejala-gejala fisika yang
bersifat mikroskopis dan bergerak dengan kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya. Oleh
karena itu, diperlukan cara pandang yang berbeda dengan sebelumnya dalam menjelaskan gejala
fisika tersebut. Fisika kuantum diawali oleh hipotesa Planck yang menyatakan bahwa besaran
energi suatu benda yang beosilasi (osilator) tidak lagi bersifat kontinu, namun bersifat diskrit
(kuanta), sehingga muncullah istilah mekanika kuantum dan ditemukannya konsep dualisme
partikel-gelombang yang dipostulatkan oleh Louis De Broglie sebagai bentuk perbaikan dari
kelemahan teori atom Niels Henrik David Bohr, kemudian dilanjutkan dengan persamaan
Heissenbergh dan asas ketidakpastian Heissenbergh, serta persamaan Schrodinger.
Perkembangan teori atom menunjukkan adanya perubahan konsep susunan atom dan reaksi
kimia antaratom.

1.3 Tujuan Makalah


Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui sejarah awal munculnya teori mekanika kuantum.


2. Mengetahui perkembangan teori mekanika kuantum.
3. Mengetahui tokoh-tokoh yang melatarbelakangi munculnya mekanika kuantum.
4. Mengetahui eksperimen-eksperimen yang mendasari perkembangan mekanika kuantum.
5. Mengetahui kelebihan dan kelemahan mekanika kuantum
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 pengertian mekanika kuantum


Pengertian mekanika kuantum menurut wikipedia adalah cabang dasar fisika yang
menggantikan mekanika klasik pada tataran atom dan subatom. Ilmu ini memberikan
kerangka matematika untuk berbagai cabang fisika dan kimia, termasuk fisika atom, fisika
molekular, kimia komputasi, kimia kuantum, fisika partikel, dan fisika nuklir. Mekanika
kuantum adalah bagian dari teori medan kuantum danfisika kuantum umumnya, yang,
bersama relativitas umum, merupakan salah satu pilar fisika modern. Dasar dari mekanika
kuantum adalah bahwa energi itu tidak kontinyu, tapi diskrit—berupa 'paket' atau 'kuanta'.
Konsep ini cukup revolusioner, karena bertentangan dengan fisika klasik yang berasumsi bahwa
energi itu berkesinambungan.
Model / gambar mekanika kuantum

2.2 Sejarah Awal Munculnya Mekanika Kuantum


Perkembangan dan pemahaman dunia atom mempengaruhi pandangan emosional,
sehingga ilmuan mengalami kesulitan dan kebuntuan dalam mengimajinasikan dunia atom.
Teori-teori yang diciptakan sebelumnya seakan belum bisa menjawab fakta yang terus terjadi
dan mengaami perkembangan. Keadaan ini dilukiskan oleh pengalaman Heisenberg: “Saya ingat
pembicaraan saya dengan Bohr yang berlangsung selama berjam-jam hingga larut malam dan
mengakhirinya dengan putus asa; dan ketika perbincangan itu berakhir saya berjalan-jalan
sendirian di taman terdekat dan mengulangi pertanyaan pada diri saya sendiri berkali-kali:
Mungkinkah alam itu absurdsebagaimana yang tampak pada kita dalam eksperimen-eksperimen
atom ini?” (Fritjof Capra, 2000:86).
Kondisi psikologis Heisenberg merupakan salah satu pemicu perkembangan revolusioner
dunia atom. Benda atau materi yang diciptakan berkeinginan untuk sesuai dengan fungsi dan
kedudukannya dalam suatu fenomena. Absurd yang dimaksud adalah absurditas subatom yang
dipandang sebagai benda atau materi sudah tidak memadai lagi. Subatom merupakan
kesinambungan pembentuk jaringan dinamis yang terpola, sehingga subatom bukan banda atau
materi. Sub-subatom merupakan jaring-jaring pembentuk dasar materi, bukan sebagai blok-blok
dasar pembentuk materi.
Mekanika kuantum merupakan paradigma sains revolusioner pada awal abad 20.
Lahirnya mekanika kuantum tidak terlepas dari teori-teori yang sudah diciptakan sebelumnya,
utamanya teori atom. Mekanika kuantum merupakan bentuk perkembangan teori atom yang
berperan untuk merevisi teori-teori yang sudah ada sebelumnya sesuai dengan perkembangan
fenomena yang terjadi, terutama dunia mikroskosmik. Menurut Gary Zukaf (2003:22) Mekanika
adalah kajian ilmu tentang gerak, sedangkan kuantum merupakan kuantitas ukuran sesuatu
dengan besar tertentu. Mekanika kuantum adalah kajian ilmu tentang fenomena gerak kuantum.
Secara sederhana mekanika kuantum menyatakan bahwa partikel pada tingkat subatomik tidak
sesuai dengan hukum fisika klasik. Entitas elektron dapat berwujud materi atau energi yang
bergantung pada cara pengukurannya.
2.3 Perkembangan Mekanika Kuantum
2.3.1 Fisika Kuantum
Pembahasan tentang produksi cahaya dan cara pengkajiannya di dalam tahun 1900
merupakan babak baru yang menandai lahirnya fisika kuantum. Sumber-sumber cahaya seperti
benda benda padat yang dipanaskan dan gas-gas yang dihasilkan oleh sebuah lecutan listrik
merupakan awal dari penelitian tentang bagaimana kuatnya radiasi pada berbagai panjang
gelombang. Joseph Stefan dan Ludwig Boltzman telah melakukan pengukuran laju energi kalor
radiasi yang dipancarkan oleh suatu benda, kemudian dikenal dengan Hukum Stefan-
Boltzman.Selanjutnya Wilhelm Wien seorang fisikawan Jerman menemukan suatu hubungan
yang empiris sederhana antara panjang gelombang yang dipancarkan untuk intensitas maksimum
(λm) dengan suhu mutlak (T) sebuah benda yang dikenal sebagai Hukum Pergeseran
Wien. Berikut ini terdapat dua teori klasik yang mencoba menjelaskan spektrum radiasi benda
hitam yaitu teori Wien dan teori Rayleigh Jeans :
Teori Wien menyatakan hubungan antara intensitas radiasi dengan panjang gelombang
menggunakan analogi antara radiasi dalam ruangan dan distribusi kelajuan molekul gas.
Ternyata persamaan tersebut hanya mampu menjelaskan radiasi benda hitam untuk λ pendek,
tetapi gagal untuk λ panjang.
Teori Rayleigh-Jeans menyatakan hubungan antara intensitas dan panjang gelombang
radiasi dengan menggunakan penurunan dari teori klasik murni. Ternyata persamaan tersebut
berhasil menjelaskan radiasi benda hitam untuk λ yang panjang, tetapi gagal untuk λ yang
pendek
Pada tahun 1900, fisikawan berkebangsaan Jerman Max Planck (1858-1947),
memutuskan untuk mempelajari radiasi benda hitam. Beliau berusaha untuk mendapatkan
persamaan matematika yang menyangkut bentuk dan posisi kurva pada grafik distribusi
spektrum. Planck menganggap bahwa permukaan benda hitam memancarkan radiasi secara
terus-menerus, sesuai dengan hukum-hukum fisika yang diakui pada saat itu. Hukum-hukum itu
diturunkan dari hukum dasar mekanika yang dikembangkan oleh Sir Isaac Newton. Namun
dengan asumsi tersebut ternyata Planck gagal untuk mendapatkan persamaan matematika yang
dicarinya. Kegagalan ini telah mendorong Planck untuk berpendapat bahwa hukum mekanika
yang berkenaan dengan kerja suatu atom sedikit banyak berbeda dengan Hukum Newton.
Max Planck mulai berasumsi baru, bahwa permukaan benda hitam tidak menyerap atau
memancarkan energi secara kontinu, melainkan berjalan sedikit demi sedikit dan secara
bertahap. Menurut Planck, benda hitam menyerap energi dalam berkas-berkas kecil dan
memancarkan energi yang diserapnya dalam berkas-berkas kecil pula. Berkas-berkas kecil itu
selanjutnya disebut kuantum. Teori kuantum ini bias diibaratkan dengan naik atau turun
menggunakan tangga. Hanya pada posisi-posisi tertentu, yaitu pada posisi anak tangga kita dapat
menginjakkan kaki, dan tidak mungkin menginjakkan kaki di antara anak-anak tangga itu.
Dengan hipotesis yang revolusioner ini, Planck berhasil menemukan suatu persamaan
matematika untuk radiasi benda hitam yang benar-benar sesuai dengan data percobaan yang
diperolehnya. Persamaan tersebut selanjutnya disebutHukum Radiasi Benda Hitam Planck yang
menyatakan bahwa intensitas cahaya yang dipancarkan dari suatu benda hitam berbeda-beda
sesuai dengan panjang gelombang cahaya. Planck mendapatkan suatu persamaan :
E = hf
Keterangan:
E adalah energi (Joule)
h adalah tetapan Planck, h = 6.63× (Js)
f adalah frekuensi dari cahaya (Hz)
Hipotesis Planck berlawanan dengan teori klasik tentang gelombang elektromagnetik
yang merupakan titik awal dari lahirnya teori kuantum sebagai penanda terjadinya revolusi
dalam bidang fisika. Terobosan Planck merupakan tindakan yang sangat berani karena
bertentangan dengan hukum fisika yang telah mapan dan sangat dihormati. Ilmu fisika mampu
menyuguhkan pengertian yang mendalam tentang alam benda dan materi melalui teori ini.
Planck menerbitkan karyanya pada majalah yang sangat terkenal. Namun untuk beberapa saat,
karya Planck ini tidak mendapatkan perhatian dari masyarakat ilmiah saat itu. Pada mulanya,
Planck sendiri dan fisikawan lainnya menganggap bahwa hipotesis tersebut tidak lain dari fiksi
matematika yang cocok. Namun setelah berjalan beberapa tahun, anggapan tersebut berubah
hingga hipotesis Planck tentang kuantum dapat digunakan untuk menerangkan berbagai
fenomena fisika.
2.3.2 Pengakuan terhadap Teori Kuantum
Teori kuantum sangat penting dalam ilmu pengetahuan karena pada prinsipnya teori ini
dapat digunakan untuk meramalkan sifat-sifat kimia dan fisika suatu zat. Pengakuan terhadap
hasil karya Planck datang perlahan-lahan karena pendekatan yang ditempuh merupakan cara
berfikir yang sama sekali baru. Albert Einstein menggunakan konsep kuantum untuk
menjelaskan efek fotolistrik yang diamati. Efek fotolistrik merupakan fenomena fisika berupa
pancaran elektron dari permukaan benda apabila cahaya dengan energi tertentu menimpa
permukaan benda itu. Semua logam dapat menunjukkan fenomena ini. Penjelasan Einstein
mengenai efek fotolistrik itu terbilang sangat radikal, sehingga untuk beberapa waktu tidak
diterima secara umum. Einstein melakukan eksperimen dengan menembakkan cahaya pada
permukaan logam Natrium (Sodium) dan mengamati partikel-partikel atau elektron-elektron
pada permukaan logam terhambur dengan kecepatan tertentu.
Elektron-elektron yang terhambur memiliki energi kinetik sebesar ½ mv2, dimana m adalah
masa elektron dan v adalah kecepatan elektron yang terhambur. Peristiwa pergerakan elektron
dengan kecepatan tertentu merupakan sifat dari partikel, sehingga dikatakan bahwa gelombang
cahaya dapat berperilaku seperti partikel. Namun hanya cahaya dengan frekuensi atau energi
tertentu yang mampu menghamburkan elektron-elektron pada permukaan logam Natrium, yaitu
energi foton harus sama dengan energi yang diperlukan untuk memindahkan elektron (fungsi
kerja logam) ditambah dengan energi kinetik dari elektron yang terhambur. Dengan demikian,
penerapan teori kuantum untuk menjelaskan efek fotolistrik telah mendorong ke arah perhatian
yang luar biasa terhadap teori kuantum dari Planck yang sebelumnya diabaikan.

2.3.3 Eksperimen Davison-Germer


Sebelum eksperimen Davison-Germer, pada tahun 1924 Louis-Victor de
Broglie merumuskan secara empiris bahwa semua partikel atau materi, tidak hanya cahaya,
memilki sifat alami seperti gelombang. Gelombang dalam mekanika klasik memiliki sifat-sifat
seperti interferensi, difraksi dan polarisasi. Pada tahun 1927, hipotesa de Broglie ini dikonfirmasi
oleh dua eksperimen yang dilakukan secara terpisah oleh George Paget Thomson (anak dari J.J.
Thomson, penemu elektron, peraih Nobel Fisika tahun 1906) yang melakukan eksperimen
dengan melewatkan berkas elektron ke dalam film tipis logam dan mengamati pola difraksi (sifat
gelombang) dari elektron yang terhambur dari permukaan logam. Atas jasanya G.P. Thomson
dianugerahi Nobel Fisika pada tahun 1934. Sedangkan di tempat terpisah C.J. Davisson dan L.H.
Germer (Bell Labs) menembakkan elektron-elektron dengan kecepatan rendah ke dalam kristal
Nikel dan mengukur intensitas elektron-elektron yang terhambur dari permukaan kristal Nikel
pada sudut hamburan yang berbeda. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa elektron-elektron
yang terhambur memiliki pola difraksi seperti yang diperkirakan oleh Bragg dalam difraksi
sinar-X dari kristal Nikel. De Broglie dianugerahi Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1929 dan
Davison dianugerahi Nobel Fisika pada tahun 1934 atas penemuan difraksi elektron atas jasa
merumuskan hipotesanya.
Teori Kuantum Modern dikembangkan dalam perhitungan energi partikel atau elektron
menggunakan persamaan gelombang yang dirumuskan oleh Erwin Schroedinger, sehingga
dikenal dengan persamaan Schroedinger. Persamaan ini bersama dengan prinsip ekslusi Pauli
yang menyatakan bahwa elektron dan partikel Fermion lain tidak dapat memiliki keadaan
kuantum yang sama (energi, orbital, spin dan lain-lain) merupakan dasar bagi penerapan teori
kuantum modern dalam menjelaskan efek zeeman, atom berelektron banyak, osilator harmonis
dan atom hidrogen. Diantara kedua teori kuantum klasik dan modern, terdapat beberapa model
atom dikembangkan oleh Thomson, Rutherford, Bohr dan Sommerfeld-Bohr. Model atom
tersebut berdasarkan teori kuantum lama (besaran diskrit) dan sebagai dasar bagi penerapakan
teori kuantum modern khusunya dalam atom hidrogen dan atom berlektron banyak.
Pada tahun 1906, J.J. Thomson menemukan besaran perbandingan antara muatan dan
massa elektron (muatan spesifik elektron) yang berkesimpulan bahwa elektron merupakan
partikel paling dasar dari setiap materi. Dengan demikian model atom Dalton yang menyatakan
bahwa atom merupakan bagian terkecil dari materi gugur. Thomson menyatakan bahwa atom
mengandung banyak sekali elektron-elektron yang bermuatan negatif. Karena atom bersifat
netral, maka di dalam atom terdapat muatan-muatan positif yang menyeimbangkan elektron yang
bermuatan negatif. Thomson membuat model bahwa atom berbentuk bola padat dengan muatan-
muatan listrik positif tersebar merata di seluruh bagian bola. Muatan-muatan positif dinetralkan
oleh elektron-elektron bermuatan negatif yang melekat pada bola segaram pada bola bermuatan
positif seperti kismis yang melekat pada kue. Sehingga model atom Thomson dikenal dengan
model atom kue kismis. J. J. Thomson akhirnya diberi hadiah Nobel Fisika pada tahun 1906 .
Ernest Rutherford dibantu asistennya yaitu Geiger dan Marsden pada tahun 1911
melakukan eksperimen menembakkan partikel alfa (α) melalui celah pelat timbal yang akhirnya
menumbuk lempeng tipis emas. Untuk mendeteksi partikel alfa yang terhambur dari lempeng
emas, dipasang lempeng lapisan seng sulfida. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar
partikel alfa dilewatkan tanpa mengalami pembelokkan oleh lapisan emas dan hanya sedikit yang
dibelokkan atau dipantulkan. Hasil eksperimen Rutherford menunjukkan bahwa model atom
Thomson yang menyatakan bahwa muatan positif tersebar merata di dalam atom tidak dapat
diterima. Model atom Rutherford menyatakan bahwa semua muatan positif berkumpul di tengah
atom (inti atom) dan inti atom dikelilingi oleh elektron-elektron pada jarak yang relatif jauh.
Elektron-elektron ini berputar pada lintasan-lintasannya seperti planet mengelilingi matahari
dalam sistem tata surya. Model atom Rutherford tidak mampu menjelaskan dua pertanyaan yaitu
pertama, mengapa elektron yang dipercepat hingga memancarkan gelombang elektromagnetik
tidak dapat jatuh ke dalam inti atom? Karena dengan model tadi diperkirakan bahwa elektron
akan jatuh ke dalam inti atom dalam waktu 10-8 detik, namun kenyataannya elektron bergerak
stabil di lintasannya. Kedua, hasil pengamatan spektrum atom hidrogen melalui spektrometer
menunjukkan bahwa spektrum berbentuk garis (deret Balmer) sedangkan menurut model atom
Rutherford, spektrum atom hidrogen harus.
Pada tahun 1911 Niels Bohr membuat model atom seperti berikut:

 Elektron bergerak dalam orbitnya yang melingkar di sekitar inti atom (proton) dibawah
pengaruh gaya Coulomb.
 Elektron tidak dapat berputar di sekitar inti melalui setiap orbit, tetapi elektron hanya
melalui orbit stabil (orbit stasioner) tanpa memancarkan energi.
 Radiasi dipancarkan oleh atom jika elektron melompat dari suatu orbit stasioner yang
energinya lebih tinggi ke dalam orbit yang energinya lebih rendah.
 Ukuran orbit-orbit yang diperbolehkan ditentukan oleh keadaan kuantum tambahan yaitu
momentum sudut orbital elektron.
Pada tahun 1913, Niels Bohr seorang fisikawan berkebangsaan Swedia mengikuti jejak
Einstein menerapkan Teori Kuantum untuk menerangkan hasil studinya mengenai spektrum
atom hidrogen. Bohr mengemukakan teori baru mengenai struktur dan sifat-sifat atom. Teori
atom Bohr pada prinsipnya menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom dari Ernest
Rutherford yang dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan bahwa apabila elektron
dalam orbit atom menyerap suatu kuantum energi, elektron akan meloncat keluar menuju orbit
yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron itu memancarkan suatu kuantum energi, elektron
akan jatuh ke orbit yang lebih dekat dengan inti atom. Melalui teori kuantum, Bohr juga
menemukan rumus matematika yang dapat dipergunakan untuk menghitung panjang gelombang
dari semua garis yang muncul dalam spektrum atom hidrogen. Nilai hasil perhitungan ternyata
sangat cocok dengan yang diperoleh dari percobaan langsung. Namun, untuk unsur yang lebih
rumit dari hidrogen, teori Bohr tidak cocok dalam meramalkan panjang gelombang garis
spektrum. Meskipun demikian, teori ini diakui sebagai langkah maju dalam menjelaskan
fenomena-fenomena fisika yang terjadi dalam tingkatan atomik.
Teori kuantum dari Planck diakui kebenarannya karena dapat dipakai untuk menjelaskan
berbagai fenomena fisika yang saat itu tidak bisa diterangkan dengan teori klasik. Pada tahun
1918 Planck memperoleh Hadiah Nobel bidang fisika berkat teori kuantumnya. Dengan
memanfaatkan teori kuantum untuk menjelaskan efek fotolistrik, Einstein memenangkan hadiah
nobel bidang fisika pada tahun 1921. Selanjutnya Bohr yang mengikuti jejak Einstein
menggunakan teori kuantum untuk teori atomnya juga dianugerahi Hadiah Nobel Bidang Fisika
tahun 1922. Tiga hadiah Nobel fisika dalam waktu yang hampir berurutan di awal abad ke-20
sebagai penanda pengakuan secara luas terhadap lahirnya teori mekanika kuantum. Teori ini
mempunyai arti penting dan fundamental dalam fisika.
Di antara perkembangan beberapa bidang ilmu pengetahuan di abad ke-20,
perkembangan mekanika kuantum memiliki arti yang paling penting, jauh lebih penting
dibandingkan teori relativitas dari Einstein. Oleh sebab itu, Planck dianggap sebagai Bapak
Mekanika Kuantum yang telah mengalihkan perhatian penelitian dari fisika makro yang
mempelajari objek-objek tampak ke fisika mikro yang mempelajari objek-objek sub-atomik.
Perombakan dalam penelitian fisika sejak memasuki abad ke-20, perhatian orang mulai tertuju
ke arah penelitian atom. Melalui penjelasan teori kuantum inilah manusia mampu mengenali
atom dengan baik. Sebagai konsekuensi atas beralihnya bidang kajian dalam fisika, maka muncul
beberapa disipilin ilmu spesialis seperti fisika nuklir dan fisika zat padat. Fisika nuklir yang
perkembangannya cukup kontroversial kini menawarkan berbagai macam aplikasi praktis yang
sangat bermanfaat dalam kehidupan. Energi nuklir misalnya, saat ini telah mensuplai sekitar 17
% kebutuhan energi listrik dunia. Sedang perkembangan dalam fisika zat pada telah
mengantarkan ke arah revolusi dalam bidang mikro-elektronika, dan kini sedang menuju ke arah
nano-elektronika.

2.4 Tokoh-Tokoh Pelopor Mekanika Kuantum


2.4.1 Max Planck
Lahir pada tahun 1858 di kota Kiel, Jerman. Dia belajar di Universitas Berlin dan Munich
diperoleh gelar Doktor dalam ilmu fisika dengan summa cum laude dari Universitas Munich saat
berumur dua puluh satu tahun. Dia mengajar di Universitas Munich, kemudian di Universitas
Kiel. Di tahun 1889 dia jadi mahaguru Univeristas Berlin sampai pensiunnya tiba tatkala usianya
mencapai tujuh puluh. Saat itu tahun 1928.

2.4.2 Albert Einstein


Albert Einstein adalah seorang ilmuan fisika yang dipandang luas sebagai ilmuan terbesar
di abad ke-20. Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang dalam
pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi. Dia dianugerahi
penghargaan nobel dalam fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek foto elektrik
dan pengabdiannya bagi fisika teoretis. Setelah teori relativitas umum dirumuskan, Einstein
menjadi terkenal ke seluruh dunia, hal ini merupakan pencapaian yang tidak biasa bagi seorang
ilmuan. Di masa tuanya, keterkenalan Einstein melampaui ketenaran semua ilmuan dalam
sejarah dan dalam budaya populer. Kata Einstein dianggap bersinonim dengan kecerdasan atau
bahkan jenius. Einstein dinamakan “Orang Abad Ini” oleh majalah time pada tahun 1999.
Kepopulerannya juga membuat nama “Einstein” digunakan secara luas dalam iklan dan barang
dagang lain, dan akhirnya “Albert Eisntein” didaftarkan sebagai merk dagang. Sebagai salah satu
penghargaan baginya, sebuah satuan fotokimia diberi nama einstein, sebuah unsur kimia diberi
nama einsteinium, dans ebuah asteroid diberi nama 2001 Einstein. Einstein dilahirkan di Ulm di
Württemberg, Jerman (sekitar 100 km sebelah timur Stuttgart).

2.4.3 Niels Bohr


Niels Henrik Dacid Bohr merupakan seorang bapak teori struktur atom yang lahir pada
tahun 1885 di Kompenhagen. Dia meraih gelar doktor fisika dari Universitas Compenhagen pada
tahun 1911. Tak lama kemudian, dia pergi ke Cambridge, Inggris. Di sana dia belajar di bawah
asuhan J.J. Thomson seorang ilmuan yang menemukan elektron. Beberapa bulan kemudian, dia
pindah lagi ke Manchester untuk belajar pada Ernest Rutherford yang beberapa tahun
sebelumnya menemukan nucleus atau bagian inti atom. Rutherford menegaskan bahwa atom
umumnya kosong, denga bagian pokok berat pada tengahnya dan elektron dibagian luarnya. Tak
lama kemudian, Bohr mengembangkan teorinya sendiri yang baru serta radikal tentang struktur
atom. Kertas kerja Bohr bagaikan membuai dalam sejarah “On the Constitution of Atoms and
Molecules” diterbitkan dalam Philosophical Magazine tahun 1933.

2.4.4 Louis de Broglie


Louis Victor Pierre Raymon de Broglie lahir pada 15 Agustus 1892 di Dieppe, Perancis.
Keturunan de Broglie berasal dari Piedmont Italia barat laut cukup dikenal dalam sejarah
Perancis karena mereka telah melayani raja-raja Perancis baik dalam perang dan jabatan
diplomatik selama beratus tahun.
Pada tahun 1740, Raja Louis XI mengangkat salah satu anggota keluarga de Broglie, Francois
Marie (1671-1745) sebagai Duc (seperti Duke di Inggris), yaitu suatu gelar keturunan yang
hanya disandang oleh anggota keluarga tertua. Putra Duc pertama ini ternyata membantu Austria
dalam Perang Tujuh Tahun (1756-1763). Karena itu, Kaisar Perancis I dari Austria
menganugerahkan gelar Prinz yang berhak disandang seluruh anggota keluarga de Broglie.

2.4.5 Werner Karl Heisenberg


Pada tahun 1925 Werner Karl Heisenberg mengajukan rumus baru dibidang fisika.
Rumus tersebut merupakan suatu rumus yang teramat sangat radikal, jauh berbeda dalam pokok
konsep dengan rumus klasik Newton. Teori rumus baru ini telah mengalami beberapa perbaikan
dan berhasil oleh orang-orang sesudah Heisenberg. Kini rumus tersebut diterima dan digunakan
terhadap semua sistem fisika. Secara matematik dapat dibuktikan hanya dengan menggunakan
sistem mikroskopik untuk di ukur. Atas dasar ini, mekanika klasik secara matematik lebih
sederhana dari mekanika kuantum. Ketika dihadapkan pada sistem dimensi atom, perkiraan
tentang mekanika kuantum lebih tepat daripada mekanika klasik.
2.4.6 Erwin Schrodinger
Erwin rudolf Josef Alexander Schrödinger (1887-1961) ialah fisikawan Austria. Ia lahir
di Wina, Austria-Hongaria. Ibunya berasal dari Inggris dan ayahnya berasal dari Austria. Ia
memperoleh gelar doktor di kota itu di bawah bimbingan mantan murid Ludwig Boltzmann.
Selama PD I, ia menjadi perwira artileri. Setelah perang, ia mengajar di zurich, Swiss. Disana ia
menangkap pengertian Louis Victor de Broglie yang menyatakan bahwa partikel yang bergerak
memilik sifat gelombang dan mengembangkan pengertian itu menjadi suatu teori yang terperinci
dengan baik. Setelah ia menemukan persamaannya yang terkenal, ia dan ilmuan lainnya
memecahkan persamaan itu untuk berbagai masalah. Di sini kuantisasi muncul secara alamiah,
misalnya dalam masalah tali yang bergetar. Setahun sebelumnya, Werner Karl Heisenberg telah
mengemukakan formulasi mekanika kuantum, namun perumusannya agak sulit dipahami ilmuan
masa itu. Schrödinger memperlihatkan bahwa kedua formulasi itu setara secara matematis.
2.4.7 Paul Dirac
Pada tanggal 8 Agustus 1902 lahirlah seorang anak yang diberi nama Paul Andrien
Maurice Dirac di Bristol Inggris. Siapa sangka di kemudian hari anak yang dikenal sebagai Paul
Dirac ini akan menjadi fisikawan besar Inggris yang dapat disejajarkan dengan Newton,
Thomson, dan Maxwell. Melalui teori kuantumnya yang menjelaskan tentang elektron, Dirac
menjelma menjadi fisikawan ternama di dunia dan namanya kemudian diabadikan bagi
persamaan relativistik yang dikembangkannya, yaitu persamaan Dirac. Tulisan ini dibuat untuk
mengenang kembali perjalanan karirnya yang cemerlang dalam bidang fisika teori. Dirac kecil
tumbuh dan besar di Bristol.
2.5 Eksperimen – Eksperimen yang Mendasari Mekanika Kuantum
Berikut eksperimen – eksperimen yang mendasari perkembangan mekanika kuantum :

 Thomas Young mendemonstrasikan sifat gelombang cahaya pada tahun 1805 melalui
eksperimen celah ganda.
 Henri Becquerel pada tahun 1896 menemukan radioaktivitas.
 J.J. Thomson menemukan elektron pada tahun 1897 melalui eksperimen sinar katoda.
 Penjelasan studi radiasi benda hitam antara tahun 1850 sampai 1900 tanpa menggunakan
konsep mekanika kuantum.
 Einstein menjelaskan efek foto listrik pada tahun 1905 menggunakan konsep foton dan
partikel cahaya dengan energi terkuantisasi.
 Robert Millikan pada tahun 1909 menunjukkan bahwa arus listrik bersifat seperti kuanta
dengan menggunakan eksperimen tetes minyak.
 Ernest Rutherford pada tahun 1911 mengungkap model atom pudding yaitu massa dan
muatan positif dari atom terdistribusi merata pada percobaan lempeng emas.
 Otti Stern dan Walther Gerlach pada tahun 1920 mendemonstrasikan sifata
terkuantisasinya spin partikel yang dikenal dengan eksperimen Stern-Gerlach.
 Clinton davisson dan Lester Germer pada tahun 1927 mendemonstrasikan sifat
gelombang dalam elektron melalui percobaan difraksi elektron.
 Clyde L. Cowan dan Frederick pada tahu 1955 menjelaskan keberadaan neutron.
2.6 Kelebihan dan kelemahan teori mekanika kuantum
 Kelebihan
1. Mengetahui dimana keboleh jadian menemukan elektron (orbital)
2. Mengetahui dimana posisi elektron yang sedang mengorbit
3. Bisa ngukur perpindahan energi eksitasi dan emisinya
4. Bisa teridentifikasi kalau di inti terdapat proton dan netron kemudian dikelilingi
oleh elektron yang berputar diporosnya/ di orbitalnya
 Kelemahan:
Persamaan gelombang Schrodinger hanya dapat diterapkan secara eksak untuk
partikel dalam kotak dan atom dengan elektron tunggal
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan pada makalah ini maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Dasar dimulaianya periode mekanika kuantum adalah ketika mekanika klasik tidak bisa
menjelaskan gejala-gejala fisika yang bersifat mikroskopis dan bergerak dengan kecepatan yang
mendekati kecepatan cahaya. Oleh karena itu, diperlukan cara pandang yang berbeda dengan
sebelumnya dalam menjelaskan gejala fisika tersebut.
Fisika Modern merupakan pengembangan fisika klasik dalam objek yang sangat kecil dalam
bentuk partikel atau elektron. Perumusan-perumusan yang digunakan sama dengan yang
dirumuskan dalam fisika klasik. Fisika modern diawali oleh prinsip besaran yang bersifat diskrit
(kuanta) sehingga sering disebut dengan fisika kuantum. Fisika modern secara umum dibagi
menjadi dua yaitu teori kuantum klasik dan teori kuantum modern. Teori kuantum lama didasari
oleh konsep dualisme partikel sebagai gelombang dan gelombang sebagai partikel, sedangkan
teori kuantum moderen dilandasi oleh persamaan Schroedinger untuk menentukan energi partikel
atau elektron.
Max Planck (tahun 1900) menyatakan bahwa energi dapat dibagi-bagi menjadi beberapa paket
atau kuanta. Ide in digunakan untuk menjelaskan intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda
hitam. Albert Einstein (tahun 1905) menjelaskan efek fotolistrik dengan menyimpulkan bahwa
energi cahaya datang dalam bentuk kuanta yang disebut foton. Niels Bohr (tahun 1913)
menjelaskan garis spektrum dari atom hidrogen dengan menggunakan kuantisasi. Louis de
Broglie (tahun 1924) memberikan teorinya tentang gelombang benda. Werner Karl Heisenberg
dan Erwin Schrodinger (1925) muncul mekanika kuantum ketika Werner Karl Heisenberg
mengembangkan mekanika matriks dan Erwin Schrodinger menemukan mekanika gelombang
dan persamaan Schrodinger.
Thomas Young (1805) dengan eksperimen celah ganda mendemonstrasikan sifat gelombang
cahaya. Henri Becquerel (1896) penemu radioaktivitas. J.J. Thompson (1897) penemu elektron
melalui eksperimen sinar katoda. Albert Einstein (1905) menjelaskan efek foto listrik dengan
menggunakan konsep foton dan partikel cahaya dengan energi terkuantisasi. Robert Milikan
(1909) menunjukan bahwa arus listrik bersifat seperti kuanta dengan menggunakan eksperimen
tetes minyak. Ernest Rutherford (1911) mengungkapkan model atom pudding yaitu massa dan
muatan postif dari atom terdistribusi merata dengan percobaan lempengan emas. Otti Stern dan
Walther Gerlach (1920) mendemonstrasikan sifat terkuantisasinya spin partikel yang dikenal
dengan eksperimen Stern-Gerlach. Clinton Davisson dan Lester Germer (1927)
mendemondtrasikan sifat gelombang dari electron melalui percobaan difraksi electron. Clyde L.
Cowan dan Frederick Reines (1955) menjelaskan keberadaan neutron.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2014.Mekanika Kuantum [serial


online].http://id.wikipedia.org/wiki/Mekanika_kuantum. Di akses pada 31 agustus 2014.
Anonim.2014.Teori Kuantum [serial online].http://www.forumsains.com. Di akses pada 31
agustus 2014.
Bahtiar, A. 2014. Fisika Modern, Definisi, Konsep dan Aplikasinya[serial
online]. http://pustaka.unpad.ac.id. Di akses pada 31 agustus 2014.
Haliday, D., & Resnick, R. 1984.Fisika Moderen. Jakarta: Erlangga.
Liong, T.H. 1992. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai