DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan pola napas b.d penurunan ekspansi paru selama serangan akut.
c. Intoleransi beraktivitas dalam melakukan perawatan diri b.d sesak dan kelemahan
fisik.
(Domain 4 Kelas 4 Kode Diagnisis 00092)
d. Gangguan pola tidur b.d kesulitan mempertahankan tetap tidur
(Domain 4 Kelas 1 Kode Diagnisis 00198)
3. INTERVENSI
a. Ketidakefektifan pola napas b.d penurunan ekspansi paru.
NOC : Pasien mempertahankan pola nafas efektif yang ditunjukan oleh:
1. Frekuensi irama dan kedalaman pernafasan.
2. Tidak terdapat atau dyspnea berkurang.
3. Gas-gas darah arteri dalam batasan yang dapat diterima oleh pasien.
NIC RASIONAL
1. Kaji frekuensi, kedalaman 1. Kecepatan biasanya
pernafasan dan ekspansi dada meningkatkan dyspnea dan terjadi
serta catat upaya pernafasan peningkatan kerja nafas,
termasuk penggunaan otot kedalaman pernafasan bervariasi
bantu atau pelebaran nasal. tergantung derajat gagal nafas.
2. Kaji/pantau frekuensi 2. Tachipnea biasanya ada pada
pernafasan, catat radio beberapa derajat dan dapat
inspirasi/ekspirasi. ditemukan pada penerimaan atau
3. Catat adanya derajat dyspnea selama stress/adanya proses
misalnya keluhan “lapar infeksi akut. Pernafasan dapat
udara”, gelisah, ansietas, melambat dan frekuensi ekspirasi
distress pernafasan, memanjang dibanding inspirasi.
penggunaan otot bantu. 3. Disfungsi pernafasan adalah
8
4. Kaji pasien untuk posisi yang variabel yang tergantung pada
nyaman misalnya peninggian tahap proses kronis selain proses
kepala tempat tidur, duduk akut yang menimbulkan
pada sandaran tempat tidur. perawatan di rumah sakit.
Misalnya infeksi, reaksi alergi.
4. Peninggian kepala tempat tidur
mempermudah fungsi pernafasan
dengan menggunakan gravitasi.
Sokongan tangan/kaki dengan
meja, bantal, dll membantu
menurunkan kelemahan otot dan
dapat sebagai alat ekspansi dada.
NIC RASIONAL
1. Kaji frekuensi, 1. Berguna dalam evaluasi
kedalaman pernafasan derajat distress pernafasan
2. Awasi secara rutin kulit atau kronisnya penyakit.
dan membran mukosa. 2. Hipoxemia biasanya terjadi
3. Kaji AGD, pO2, pCO2. pada saat akut keadaan lanjut
4. Monitor tingkat pCO2 akan meningkat.
kesadaran, kelainan
9
sakit kepala dan 3. Kemungkinan cyanosis
gangguan penglihatan. perifer terlihat pada kuku,
5. Monitor TTV dan bibir dan daun telinga.
penggunaan otot bantu 4. Sebagai parameter
pernafasan menunjukan beratnya
serangan.
c. Intoleransi beraktivitas dalam melakukan perawatan diri b.d sesak dan kelemahan
fisik.
NOC : - Mampu beraktivitas sesuai keadaan ()
- Merawat diri secara mandiri.()
INTERVENSI RASIONAL
NIC RASIONAL
10
napas, kecepatan irama tidu lebih nyaman
4. Ciptakan suaana nyaman
dengancara membatasi
pengunjung
5. Batasi pengunjung lama periode
istirahat yang optimal
4. EVALUASI
a. Jalan napas paten dengan bunyi napas bersih, tak ada dispnea, sianosis.
b. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam
rentang normal dan tak ada gejala distres pernapasan.
c. Melaporkan/menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang dapat
diukur dengan tak adanya dispnea, kelemahan berlebihan, dan tanda vital dalam
rentang
d. Menunjukkan rileks, istirahat/tidur, dan peningkatan aktivitas yang tepat.
e. Menunjukkan peningkatan masukan makanan, mempertahankan/ meningkatkan
berat badan, menyatakan perasaan sejahtera
f. Menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan dengan parameter individual yang
tepat, mis: membran mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat,
tanda vital stabil.
11
DAFTAR PUSTAKA
Suyono, Slamet. 2012. Ilmu penyakit dalam jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Nanda.2018. buku saku diagnosa keperawatan dengan intervensi NIC dan kreteria hasil NOC,
Ed 7. Jakarta: EG
12