Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELITUS

DISUSUN OLEH :

NAMA : REYNA AGNES AWALIA

NIM : P1337420216004

TINGKAT : 2A

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SEMARANG

2018
LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELITUS

A. PENGERTIAN
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Arjatmo, 2009).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner dan Suddarth, 2008).
Diabetes Melitus adalah gangguan yang melibatkan metabolisme
karbohidrat primer dan ditandai dengan defisiensi (relatif/absolute) dari
hormon insulin. (Dona L. Wong, 2010)

B. ETIOLOGI
Menurut Smeltzer dan Bare (2009:1220), klasifikasi dari Diabetes
Mellitus yaitu:
a) Tipe I: Diabetes Mellitus tergantung insulin (insulin-dependent
diabetes mellitus [IDDM])
b) Tipe II: Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin (non insulin-
dependent diabetes mellitus [NIDDM])
c) Diabetes mellitus gestasional (gestasional diabetes mellitus)
d) Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom
lainnya

C. PATOFISIOLOGI
1. Diabetes Tipe I
Terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-
sel pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Glukosa yang
berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap
berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah
makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak
dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar akibatnya
glukosa tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria). Ekskresi ini akan
disertai oleh pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini
dinamakan diuresis osmotik. Pasien mengalami peningkatan dalam
berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsi).
2. Diabetes Tipe II
Terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin,
yaitu: resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin
akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat
terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi
dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes
tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel, dengan demikian insulin
menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan.
Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya
glukosa dalam darah harus terdapat peningkatan insulin yang disekresikan.
Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat
sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan
pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun jika sel-sel ?
tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin maka
kadar glukosa akan meningkat danterjadi diabetes tipe II.
Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri
khas diabtes tipe II, namun terdapat jumlah insulin yang adekuat untuk
mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton. Oleh karena itu,
ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun
demikan, diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan
masalah akut lainnya yang dinamakan sindrom hiperglikemik
hiperosmoler nonketotik. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung
lambat dan progresif, maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa
terdeteksi, gejalanya sering bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan,
iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang tidak sembuh-sembuh,
infeksi dan pandangan yang kabur.

3. Diabetes Gestasional
Terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum
kehamilannya. Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi
hormone-hormon plasenta. Sesudah melahirkan bayi, kadar glukosa darah
pada wanita yang menderita diabetes gestasional akan kembali normal.
D. PATHWAY
Kekurangan Insulin

Gangguan Metabolisme

Karbohidrat, Lemak dan protein

Menurunnya penggunaan Ketidakseimbangan


Nutrisi Kurang dari
glukosa oleh sel
kebutuhan tubuh

Hiperglikemi

Glikosuria dengan Osmolalitas cairan dari

Osmotik diuresis Intrasel

Kurang
Pengetahuan
Hilangnya cairan dan Dehidrasi

Elektrolis dalam urine

Hipertermi

Kekurangan
Volume Cairan
Kerusakan
Integritas Kulit
(Suriadi. Askep Pada Anak Edisi I. 2010:77)
Gangguan
Citra tubuh

E. MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis penyakit diabetes mellitus menurut Corwin (2010) antara
lain :

1. Poliuria ( peningkatan pengeluaran urin )


Perubahan yang utama akibat hiperglikemia adalah
hiperosmolalitas. Peningkatan konsentrasi glukosa darah dan osmolalitas
darah menimbulkan dehidrasi. Apabila konsentrasi glukosa darah
melebihi ambang batas ginjal maka terjadi diuresis osmotik. Diuresis
osmotik inilah yang menimbulkan peningkatan pengeluaran urin
(poliuria).

2. Polidipsia (peningkatan rasa haus )


Polidipsia terjadi akibat volume urin yang sangat besar dan
keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel
mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel
mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang hipertonik
(sangat pekat). Dehidrai intrasel merangsang pengeluaran Anti Diuretik
Hormon (ADH) dan menimbulkan rasa haus.

3. Rasa lelah dan kelemahan otot


Rasa lelah dan kelemahan otot terjadi akibat katabolisme protein
di otot dan ketidakmampuan sebagian besar sel untuk menggunakan
glukosa sebagai energi. Gangguan aliran darah yang dijumpai pada klien
diabetes lama juga berperan menimbulkan kelelahan.

4. Polifagia (peningkatan rasa lapar )


Polifagia terjadi akibat kehilangan kalori dan starvasi seluler,
sehingga selera makan menjadi meningkat dan orang akan menjadi sering
makan ( polifagia/Polipagia ).

5. Peningkatan angka infeksi


Peningkatan angka infeksi terjadi akibat peningkatan konsentrasi
glukosa di sekresi mukus, gangguan fungsi imun, dan penurunan aliran
darah pada penderita diabetes kronik.

F. KOMPLIKASI
Komplikasi-komplikasi diabetes mellitus dapat dibagi menjadi dua kategori
mayor :

1. komplikasi metabolic akut

 Ketoasidosis diabetik (DKA)


 Hiperglikemia
 Hiperosmolar
 Koma nonketotik (HHNK)
 Hipoglikemia
2. Komplikasi kronik jangka panjang

 Mikroangiopati
 Retinopati diabetic
 Nefropati duabetik
 Insufisiensi vaskular perifer
 Gangren pada ekstremitas
 Insufisiensi serebral
 Stroke
 Makroaniopati
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian
(Donna L. Wong : 590)
1. Riwayat penyakit, terutama yang berhubungan dengan penyakit yang
berbahaya.
2. Riwayat keluarga
Terutama yang berkaitan dengan anggota keluarga lain yang menderita
diabetes melitus.

3. Riwayat Kesehatan
Terutama yang berhubungan dengan penurunan berat badan, frekuensi
minum dan berkemih. Peningkatan nafsu makan, penururan tingkat
kesadaran, perubahan perilaku dan manifestasi dari diabetes melitus
tergantung insulin, sebagai berikut:

a. Polifagi
b. Poliuria
c. Polidipsi

Hal-hal lain yang perlu dikaji:

a. Kaji hiperglikemia dan hipoglikemia


b. Satus hidrasi
c. Tanda dan gejala ketoasidosis, nyeri abdomen, mual muntah,
pernapasan kusmaul menurunnya kesadaran.
d. Kaji tingkat pengetahuan
e. Mekanisme koping
f. Kaji nafsu makan
g. Status berat badan
h. Frekuensi berkemih
i. Fatigue
j. Irirtabel

4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Glikosuria
Diketahui dari uji reduksi yang dilakukan dengan bermacam-macam
reagensia seperti benedict, clinitest, dan sebagainya.

b. Hiperglikemia
Pemeriksaan kadar gula darah puasa. Gula darah puasa meningkat
dapat berkisar antara 8-20 mmol/L (130-800 mg%) atau lebih
tergantung beratnya keadaan penyakit. Biasanya diatas 14 mmol/L dan
sesudah makan, gula darah meningkat lebih tinggi dibandingkan anak
normal dan penurunan kadar ke kadar sebelumnya membutuhkan
waktu lebih lama.

c. Ketonuria
d. Kolestrol dapat meningkat
Normalnya di bawah 5,5 mmol/L. Tidak selalu nilainya paralel dengan
gula darah, tetapi kadar kolestrol darah yang tetap tinggi (yaitu diatas
10 mmol/L) menunjukkan prognosis jangka panjangnya buruk karena
komplikasi seperti oterosklerosis lebih sering terjadi.

e. Gangguan keseimbangan cairan elektrolit, PaCO2 menurun, pH


merendah. Bila penyakit berat maka bisa terjadi asidosis metabolik dan
perubahan biokimiawi karena dehidrasinya.
(FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. 2010:261)

B. Pemeriksaan fisik
Menurut Doengoes, dkk (2008), pada pemeriksaan fisik biasanya
ditemukan: poliuri/ banyak kencing (normal : kuramg lebih 1500 ml),
polidipsi/ banyak minum, polifagia/ banyak makan, kelemahan otot, berat
badan menurun, kelaianan kulit : gatal, bisul-bisul, kelainan ginekologis :
keputihan, pruritus pada vagina, luka tidak sembuh-sembuh, peningkatan
angka infeksi, impotensi pada pria.

C. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Doengoes, dkk. (2009) pemeriksaan penunjang yang perlu
dilakukan pada penderita penyakit diabetes mellitus antara lain :
1. Pemeriksaan darah, yang meliputi:
a. Glukosa darah biasanya meningkat antara 100-200 mg/dl atau lebih.
Nilai normalnya: GDP 70-100 mg/dl. GD2 JPP < 140 mg/dl.
b. Aseton plasma atau keton, positif secara mencolok. Normalnya
nagatif.
c. Asam lemak bebas. Kadar lipid dan kolesterol meningkat. Nilai
normalnya : 450-1000 mg /100ml.
d. Osmolalitas serum meningkat, tetapi biasnya kurang dari 330
mOsm/lt. Nilai normalnya 500-850 mOsm/lt.
e. Elektrolit
Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun. (Normal :
135-145 mEq/lt).

Kalium : Normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler),


selanjutnya akan menurun. (Normal: 3,5-5,0 mEq/lt).

Fosfor : Lebih sering menurun. (Normal 1,7-2,6 mEq/lt).

f. Hemoglobin glikosilat, kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari


normal yang mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan
terakhir. ( Normal : P 13-18 gr/dl ; W 12-16 gr/dl ).
g. Gas darah arteri, biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan
pada HCO3 ( asidosis metabolik ) dengan kompensasi alkalosis
respiratorik. (Normal : pH 7,25-7,45).
h. Trombosit darah, Ht mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis,
hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
(Normal : 150-400 ribu/lt).
i. Ureum/kreatinin mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/
penurunan fungsi ginjal). Nilai normalnya : 110-150 mg/mnt.
j. Amilase darah mungkin meningkat, yang mengindikasikan adanya
pankreatitis akut sebagai penyebab dari diabetes ketoasidosis
(DKA). (Normal : 80-180 unit/100ml)
k. Insulin darah mungkin menurun / bahkan sampai tidak ada (tipe I)
atau normal sampai tinggi (tipe II) yang mengindikasikan
insufisiensi insulin dalam penggunaannya (endogen atau eksogen ).
l. Pemeriksaan fungsi tiroid. Peningkatan aktivitas hormon tiroid
dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
2. Pemeriksaan urin, yang meliputi :
a. Urin
Gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat. Normal : Bj : 1,003-1,030

b. Kultur dan sensitivitas


Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi pernapasan
dan infeksi pada luka.

D. Analisa Data
Analisa data merupakan proses dalam pengkajian dimana data yang
menyimpang dikelompokan kemudian dianalisa dan diinterpretasikan
sehingga diperoleh masalah-masalah keperawatan yang klien perlukan.
E. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan ketidakseimbangan insulin dan makanan.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume
cairan aktif (poliuria)
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan hipertermi
4. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan
6. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
G. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakseimbangan insulin dan makanan.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan berat badan


pasien akan ideal.

NOC: Status nutrisi: Intake makanan dan cairan

Kriteria Hasil:
a. Asupan nutrisi
b. Berat badan ideal
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
d. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Indikator Skala:

1 = Tidak cukup 4 = Kuat

2 = Sedikit 5 = Total

3 = Sedang

NIC: Manajemen Nutiri

1) Kaji berat badan pasien


2) Tingkatkan pemberian makanan yang mengandung protein, vitamin,
dan besi (apabila dianjurkan)
3) Berikan makanan tinggi natrium
4) Berikan makanan yang sedikit mengandung gula (glukosa)
5) Seleksi jenis makanan yang tepat

2. Diagnosa II
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
aktif (poliuria)

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan


cairan dan elektrolit terpenuhi.

NOC: Fluid Balance

Kriteria Hasil:

a. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia


b. Berat jenis urine normal (20-40 mg/dl)
c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, dan
tidak ada rasa haus yang berlebihan.
Indikator Skala:

1 = Kompromi yang ekstrem

2 = Sangat kompromi

3 = Cukup Kompromi

4 = Sedikit Kompromi

5 = Tidak kompromi

NIC: Fluid Management

1) Timbang popok atau pembalut jika diperlukan


2) Monitor status hidrasi
3) Monitor tanda-tanda vital
4) Kolaborasi pemberian cairan IV
5) Anjurkan keluarga untuk membantu pasien makan

3. Diagnosa III
Kerusakan Intergritas Kulit berhubungan dengan hipertermia

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi


kerusakan integritas kulit.

NOC: Tissue Integrity skin

Kriteria Hasil:

a. Integritas Kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas,


temperatur, hidrasi)
b. Tidak ada luka atau lesi pada kulit
Indikator Skala:
1 = Tidak pernah menunjukkan

2 = Jarang menunjukkan

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

5 = Selalu menunjukkan

NIC: Pressure Management

1) Jaga kebersihan kulit agar tetap kering dan bersih


2) Monitor kulit adanya kemerahan
3) Mandikan pasien dengan sabun dan air hangat.
4. Diagnosa IV
Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan suhu badan


normal

NOC: Thermoregulator

Kriteria Hasil:

a. Suhu tubuh dalam rentang normal


b. Tidak ada perubahan warna kulit
c. Nadi dan rata-rata pernapasan dalam rentang normal
Indikator Skala:

1 = Tidak pernah menunjukkan

2 = Jarang menunjukkan

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

5 = Selalu menunjukkan

NIC: Temperature Regulation


1) Monitor tekanan darah, RR,dan nadi
2) Monitor tanda-tanda hipertermi
3) Tingkatkan intake cairan
4) Monitor suhu minimal tiap 2 jam
5) Berikan anti piretik jika perlu
5. Diagnosa V
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan informasi

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan


pasien dan keluarga tentang penyakit pasien bertambah.

NOC: Pengetahuan: Proses Penyakit

Kriteria Hasil:

a. Mengenal nama penyakit


b. Deskripsi proses penyakit
c. Deskripsi tanda dan gejala
d. Deskripsi cara meminimalkan perkembangan penyakit
e. Deskripsi tindakan pencegahan terhadap komplikasi
Indikator Skala:

1 = Tidak pernah menunjukkan

2 = Jarang menunjukkan 5 = Selalu menunjukkan

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

NIC: Pembelajaran Proses Penyakit

1) Kaji pengetahuan klien tentang penyakit


2) Jelaskan proses penyakit
3) Jelaskan tanda dan gejala penyakit
4) Berikan informasi mengenai kondisi klien
5) Diskusikan perubahan gaya hidup untuk mencegah.
6. Diagnosa VI

Gangguan Citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan dapat


menerima keadaan sekarang.

NOC: Kesadaran Diri

Kriteria Hasil:

a. Mengakui kemampuan fisik pribadi


b. Mengenali keterbatasan mental secara pribadi
c. Mengenali pola kebiasaan pribadi

Indikator Skala:

1 = Tidak pernah menunjukkan

2 = Jarang menunjukkan

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

5 = Selalu menunjukkan

NIC: Peningkatan citra tubuh

1. Bantu pasien untuk mengidentifikasi tindakan-tindakan yang akan


meningkatkan penampilan.
2. Tentukan persepsi pasien dan keluarga terkait dengan perubahan
citra diri dan realitas.
3. Identifikasi kelompok pendukung yang tersedia bagi pasien.
H. Evaluasi

DX Kriteria Hasil Ket Skala

I a. Asupan nutrisi 4
b. Berat badan ideal
4
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
d. Tidak terjadi penurunan berat badan yang 4
berarti
4

II a. Mempertahankan urine output sesuai 2


dengan usia
2
b. Berat jenis urine normal (20-40 mg/dl)
c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, 2
elastisitas turgor kulit baik, dan tidak ada rasa haus
yang berlebihan.
III a. Integritas Kulit yang baik bisa 4
dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur,
hidrasi)
b. Tidak ada luka atau lesi pada kulit 4

IV a. Suhu tubuh dalam rentang normal 4


b. Tidak ada perubahan warna kulit
4
c. Nadi dan rata-rata pernapasan dalam
rentang normal 4

V a. Mengenal nama penyakit 3


b. Deskripsi proses penyakit
2
c. Deskripsi tanda dan gejala
d. Deskripsi cara meminimalkan 3
perkembangan penyakit
2
e. Deskripsi tindakan pencegahan
terhadap komplikasi

2
VI a. Mengakui kemampuan fisik pribadi 4
b. Mengenali keterbatasan mental secara pribadi
c. Mengenali pola kebiasaan pribadi 4

- Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan


secara benar. (skala 4 )
- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya. ( skala 4 )

DAFTAR PUSTAKA

Bluechek,M.Gloria, dkk. (2016). Nursing Interventios Classification


(NIC).Yogyakarta : ELSEVER
Moerhead,Sue, dkk. (2016).Nursing Outcomes Classification (NOC).
Yogyakarta : ELSEVER
Herdman,H. (2015-2017). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi Edisi
10. Jakarta: EGC
Corwin,E.J. (2010). Buku saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Engram, B. (2009). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume 3.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai