Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN PADA NY.

36 TAHUN G3P2A0 DENGAN POST PARTUM SECTIO CAESAREA

DENGAN INDIKASI LETAK LINTANG DAN RIWAYAT SECTIO CAESAREA

DI RUANG SEMBADRA RSU AGHISNA MEDIKA KROYA

Disusun oleh :

Wiwik Hagiana Dewi

P1337420218115

2C

KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

TAHUN AJARAN 2020


A. KONSEP MEDIS
1. Latar belakang
Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi

yang sempurna. Seperti yang telah diketahui, ada dua cara persalinan yaitu persalinan

pervaginam yang lebih dikenal dengan persalinan normal atau alami dan persalinan dengan

operasi caesar dapat juga disebut dengan bedah sesarea atau sectio caesarea , yaitu bayi

dikeluarkan lewat pembedahan perut (Partilah, 2014).

Pertolongan operasi caesar merupakan tindakan dengan tujuan untuk menyelamatkan

ibu maupun bayi (Manuaba, 2013). Tiap-tiap tindakan pembedahan harus didasarkan atas

indikasi, yakni pertimbangan-pertimbangan yang menentukan bahwa tindakan perlu

dilakukan demi kepentingan ibu dan janin. Sudah tentu kepentingan ibu dan janin harus

sama-sama diperhatikan, akan tetapi dalam keadaan terpaksa kadang-kadang seorang dokter

terpaksa lebih memperhatikan kepentingan ibu daripada kepentingan janinnya (Saifuddin ,

2014).

Persalinan caesar tidak ditujukan hanya demi kenyamanan dan kepentingan dokter

atau orang tua atau alasan lain yang sifatnya nonmedis. Operasi cesar harus dilakukan untuk

menyelamatkan nyawa ibu yang melahirkan, maka logikanya kemajuan teknologi kedokteran

akan membawa perubahan pada jumlah antara Angka Kematian Ibu (AKI) yang melahirkan

dan angka ibu yang harus menjalani operasi caesar, yaitu semakin kecil tahun ke tahun.

Menurut SDKI pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 359 per 100.000

kelahiran hidup, pada tahun 2015 baru mencapai 161 per 100.000 kelahiran hidup,sementara

target MDG’s Indonesia adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. Survei Nasional pada tahun

2009, 921.000 persalinan dengan operasi cesar dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8%

dari seluruh persalinan.

Indikasi yang menambah tingginya angka persalinan seksio sesaria adalah tindakan

seksio sesaria pada letak sungsang, seksio sesaria berualang, kehamilan prematuritas,
kehamilan dengan resiko tinggi, pada kehamilan kembar, kehamilan dengan pre-eklamsia dan

eklampsia, konsep well born baby dan well health mother dengan orientasi persalinan.

(Manuaba , 2013).

2. Definisi penyakit
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding
perut dan dinding uterus. (Sarwono , 2005).
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomia untuk
melahirkan janin dari dalam rahim. (Mochtar, 1998).
Sectio Caesaria ialah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat badan diatas
500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh (Gulardi &Wiknjosastro,
2006).

3. Etiologi
a.       Indikasi Ibu
a)      Panggul sempit absolute
b)      Placenta previa
c)      Ruptura uteri mengancam
d)     Partus Lama
e)      Partus Tak Maju
f)       Pre eklampsia, dan Hipertensi
b.      Indikasi Janin
a)     Kelainan Letak
1.  Letak lintang
Bila terjadi kesempitan panggul, maka sectio caesarea adalah jalan/cara yang
terbaik dalam melahirkan janin dengan segala letak lintang yang janinnya hidup dan
besarnya biasa. Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan
sectio caesarea walaupun tidak ada perkiraan panggul sempit. Multipara dengan
letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara lain.
2.  Letak belakang
Sectio caesarea disarankan atau dianjurkan pada letak belakang bila panggul
sempit, primigravida, janin besar dan berharga.
b)      Gawat Janin
c)      Janin Besar 
c.      Kontra Indikasi
a)      Janin Mati
b)      Syok, anemia berat.
c)      Kelainan congenital Berat

4. Tanda dan gejala


a) Nyeri akibat ada luka pembedahan
b) Adanya luka insisi pada bagian abdomen
c) Fundus uterus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus
d) Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lokhea tidak
banyak)
e) Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml
f) Emosi labil / perubahan emosional dengan mengekspresikan ketidakmampuan
menghadapi situasi baru
g) Biasanya terpasang kateter urinarius
h) Auskultasi bising usus tidak terdengar atau samar
i) P e n g a r u h a n e s t e s i d a p a t m e n i m b u l k a n m u a l d a n m u n t a h
j) Status pulmonary bunyi paru jelas dan vesikuler
k) Pada kelahiran secara SC tidak direncanakan maka bisanya kurang paham prosedur
l) Bonding dan Attachment pada anak yang baru dilahirkan.

5. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan / hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi
tidak dapat lahir secara normal / spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis,
panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus
tidak maju, pre-eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan pasien
mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanya
kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah defisit
perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan perawatan
post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses
pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga
menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh darah, dan saraf - saraf di sekitar
daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan
menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan
ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan
menimbulkan masalah resiko infeksi.

6. Komplikasi
a. Infeksi Puerpuralis
- Ringan      : dengan kenaikan suhu beberapa hari saja.
- Sedang     : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi disertai dehidrasi atau perut
sedikit kembung
- Berat        : dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal ini sering kita jumpai
pada partus terlantar dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intrapartum
karena ketuban yang telah pecah terlalu lama.
b. Pendarahan disebabkan karena :
- Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
- Atonia Uteri
- Pendarahan pada placenta bled
c. Luka pada kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
reperitonalisasi terlalu tinggi.
d. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut pada
dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri.
Kemungkinan hal ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik.
7. Pathway

8. Pemeriksan penunjang
a. Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari kadar pra
operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
b. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
c. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah
d. Urinalisis / kultur urine
e. Pemeriksaan elektrolit
B. KONSEP KEPERAWATAN
9. Pengkajian
a. Identitas klien dan penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agam, alamat, status
perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang mengirim,
cara masuk, alasan masuk, keadaan umum tanda vital.
b. Keluhan utama
c. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya bagi klien multipara
d. Data Riwayat penyakit
- Riwayat kesehatan sekarang.
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit dirasakan
saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien operasi.
- Riwayat Kesehatan Dahulu
Meliputi penyakit yang lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang, Maksudnya
apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama (Plasenta previa).
- Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien ada juga
mempunyai riwayat persalinan plasenta previa.
e.       Keadaan klien meliputi :
a) Sirkulasi
Hipertensi dan pendarahan vagina yang mungkin terjadi. Kemungkinan
kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 mL
b) Integritas ego
Dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan dan atau
refleksi negatif pada kemampuan sebagai wanita. Menunjukkan labilitas
emosional dari kegembiraan, ketakutan, menarik diri, atau kecemasan.
c) Makanan dan cairan
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi (diet ditentukan).
d) Neurosensori
Kerusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anestesi spinal epidural.
e) Nyeri / ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh nyeri dari berbagai sumber karena trauma bedah, distensi
kandung kemih , efek - efek anesthesia, nyeri tekan uterus mungkin ada.
f) Pernapasan
Bunyi paru - paru vesikuler dan terdengar jelas.
Keamanan
g)  Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda / kering dan utuh.
h) Seksualitas
i) Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. Aliran lokhea sedang.

10. Diagnosa keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
(domain 12. Kelas 1. Kde diagnosis 00132)
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik
(domain 4. Kelas 2. Kode diagnosis 00085)
3. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma pembedahan
(domain 11. Kelas 1. Kode diagnosis 00004)

11. Rencana tindakan


1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan nyeri
berkurang dengan kriteria hasil :
Tingkat nyeri (2102)
a) Nyeri yang dilaporkan
b) Panjangnya episode nyeri
c) Ekspresi wajah
Intervensi :
Manajemen nyeri (1400)
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, dll
2. Gali bersama faktor yang dapat menurunkan dan memberatkan nyeri
3. Ajarkan teknik non famakologi : napas dalam, relaksasi
4. Dukung istirahat atau tidur untuk membantu penurunn nyeri

2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
mobilitas fisik berkurang dengan kriteria hasil :
Ambulasi (0200)
a. Berjalan dengan pelan
b. Menopang berat badan
c. Berjalan dengan efektif
Intervensi :
Terapi lathan: ambulasi (0221)
1. Dorong pasien untuk duduk ditempat tidur atau kursi
2. Bantu pasien untuk berpindah sesuai kebutuhan
3. Banu pasien untuk ambulasi awal jika diperlukan
4. Pertahankan posisi tubuh yang tepat
5. Motivasi klien untuk melakukn mobilisasi

3) Resiko infeksi berhubungan dengan trauma pembedahan


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan resiko
infeksi berkurang dengan kriteria hasil :
Proses infeksi (1924)
a. Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi
b. Mencuci tangan
c. Mengembangkan strategi efektif
Intervensi :
Perlindungan infeksi (6550)
1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
2. Monitor kerentangn terhadap infeksi
3. Tingkatkan asupan nutrisi
4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
5. Berikan perawatan kuit bekas sc
6. Ajarkan keluarga dalm mencegah infeksi

12. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan merupakan proses keperawatan yang mengikuti
rumusan dari rencana keperawatan. Pelaksanaan keperawatan mencakup melakukan,
membantu, memberikan askep untuk mencapai tujuan yang berpusat pada pasien,
mencatat serta melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan
kesehatan berkelanjutan dari pasien.
13. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi
dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, I.J. 2001. Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. Jakarta : EGC
Doengoes, Marylinn. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi. Jakarta : EGC
Manuaba, I.B. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta : EGC
Manuaba, I.B. 1999. Operasi Kebidanan Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Dokter
Umum. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Jilid 2. Jakarta : EGC
Sarwono, Prawiroharjo,. 2005. Ilmu Kandungan, Cetakan ke-4. Jakarta : PT Gramedi

Anda mungkin juga menyukai