Anda di halaman 1dari 5

Sistem Konduksi Jantung

Posted on February 1, 2012 by Ponco Siwindarto — No Comments ↓

Jantung merupakan organ tubuh yang tersusun dari serabut otot yang membentuk empat ruangan,
seperti terlihat dalam Gambar 1. Ruangan yang atas disebut atrium (kanan dan kiri) dan yang
bawah disebut ventrikel (kanan dan kiri). Diantara atrium dan ventrikel terdapat katup (valve)
yaitu trikuspid dan Mitral. Katup tersebut dapat dilewati darah hanya dalam satu arah saja yaitu
dari atrium ke ventrikel. Atrium kanan berhubungan dengan vena cava (superior dan inferior)
dan berfungsi menampung darah dari seluruh tubuh. Atrium kiri berhubungan dengan pulmonary
vein dan berfungsi menampung darah dari paru-paru. Ventrikel kanan berhubungan dengan
pulmonary artery melalui pulmonary valve, berfungsi menampung darah dari atrium kanan dan
memompakannya ke paru-paru. Ventrikel kiri terhubung ke aorta melalui aortic valve, berfungsi
menampung darah dari atrium kiri dan memompakannya ke seluruh tubuh.

Gambar 1. Ilustrasi bagian-bagian jantung


SIKLUS KERJA JANTUNG

Jantung berfungsi memompa darah ke paru-paru dan ke seluruh tubuh. Cara jantung memompa
darah adalah dengan melakukan kontraksi secara bergantian antara atrium dan ventrikel, dengan
irama yang teratur dan terus menerus sepanjang hidup. Bekerjanya jantung didukung oleh dua
sistem yang ada dalam jantung yaitu sistem kontraksi dan sistem konduksi.

Sistem konduksi diperlihatkan dalam Gambar 2 dan berfungsi mengatur kerja jantung melalui
sistem kontraksi. Cara pengaturan kerja jantung dapat diuraikan sebagai berikut. Simpul SA
membangkitkan impuls dengan rate normal sekitar 70 bpm (beat per menit). Impuls ini melalui
bachmann’s bundle disebarkan ke seluruh dinding atrium, sehingga membuat sel-sel dalam
dinding atrium mengalami depolarisasi. Depolarisasi pada atrium ini kemudian diikuti oleh
kontraksi atrium.

Gambar 2. Sistem konduksi jantung

Dari atrium, impuls diteruskan ke Simpul AV melalui internodal fiber. Di dalam Simpul AV,
impuls mengalami penundaan sekitar 100 ms yang fungsinya memberikan waktu kepada atrium
untuk menyelesaikan kontraksinya sebelum ventrikel mulai berkontraksi. Dari Simpul AV,
impuls diteruskan ke Bundle of His, ke Left dan Right Bundle branches, dan menyebar ke seluruh
dinding ventrikel melalui Purkinje fibers. Menyebarnya impuls ke seluruh dinding ventrikel
membuat ventrikel mengalami depolarisasi yang kemudian diikuti dengan kontraksi ventrikel.
Setelah itu proses berulang kembali dimulai dari Simpul SA.
DEPOLARISASI SPONTAN

Dari proses kerja jantung tersebut terlihat bahwa Simpul SA membangkitkan impuls-impuls
dengan ritme yang teratur. Simpul SA dapat membangkitkan impuls karena sel-selnya
mempunyai otomatisitas. Otomatisitas ini terjadi karena sel-sel tersebut mempunyai potensial
istirahat yang nilainya kurang negatif, yaitu antara -60 mV sampai -70 mV. Potensial membran
yang kurang negatif ini membuat penutupan yang tidak penuh pada kanal sodium terpicu-
tegangan. Akibat penutupan yang tidak penuh ini ion sodium masih dapat masuk ke dalam
membran sel melalui kanal ini, yang membuat potensial istirahat membran (yaitu fase 4
depolarisasi) tidak konstan. Potensial ini menjadi semakin kurang negatif (potensial membran
naik menuju nol), seperti terlihat dalam Gambar 3.

Gambar 3. Potensial membran sel pacemaker. MDP (maximum negative diastolik potential) –
potensial diastolik negatif maksimum, TP (threshold potential) – potensial ambang

Semakin kurang negatifnya potensial membran membuat konduktivitas membran terhadap ion
sodium menjadi semakin tinggi sehingga aliran ion sodium ke dalam sel menjadi semakin cepat
hingga dicapai potensial ambang (trheshold), yaitu sekitar -40 mV. Bila sel-sel dalam Simpul SA
telah mencapai potensial ambang maka kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan terbuka dan
terjadilah proses depolarisasi yang disebut dengan depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan
inilah yang membangkitkan impuls potensial aksi yang selanjutnya dihantarkan ke atrium
maupun ke ventrikel.

Disamping Simpul SA, masih ada beberapa bagian lain dalam sistem konduksi yang sel-selnya
juga mempunyai kemampuan melakukan depolarisasi spontan. Bagian-bagian itu adalah Simpul
AV, Bundle of His, Bundle branches, dan Purkinje fibers. Perbedaannya dengan sel di Simpul
SA adalah rate impuls yang dibangkitkan lebih rendah dibandingkan rate yang dibangkitkan
Simpul SA. Rate yang dibangkitkan Simpul SA berkisar antara 60 sampai 100 bpm, sedang yang
dibangkitkan di tempat lain dalam sistem konduksi adalah antara 50 dan 60 bpm di Simpul AV,
Bundle of His, Bundle branches, dan antara 30 dan 40 bpm di Purkinje fibers.

PEMACU ASLI (NATIVE PACEMAKER) DAN PEMACU TERSEMBUNYI (LATENT


PACEMAKER)

Bagian-bagian dalam sistem konduksi yang sel-selnya mempunyai kemampuan melakukan


depolarisasi spontan disebut sebagai pemacu (pacemaker). Dari uraian sebelumnya terlihat
bahwa ada lebih dari satu pemacu dalam sistem konduksi. Akan tetapi, walaupun ada lebih dari
satu pemacu, dalam kondisi normal hanya ada satu pemacu yang bekerja. Hal ini dimungkinkan
oleh adanya perbedaan rate pada masing-masing pemacu. Rate dari Simpul SA yang lebih cepat
dari rate yang dibangkitkan di tempat lain dalam sistem konduksi akan membuat sel-sel dalam
sistem konduksi menerima rangsangan impuls dari Simpul SA lebih dulu sebelum sel-sel
tersebut sempat melakukan depolarisasi spontan. Dengan demikian, pada kondisi normal, rate
dari semua bagian dalam sistem konduksi selalu mengikuti rate dari Simpul SA. Oleh karena itu
Simpul SA ini disebut sebagai pemacu asli (native pacemaker).

Pada kondisi tidak normal, ada kemungkinan sistem konduksi tidak dapat menerima impuls dari
Simpul SA. Penyebabnya dapat karena Simpul SA memang tidak membangkitkan impuls,
ataupun karena terjadi hambatan pada sistem konduksi sehingga impuls dari Simpul SA tidak
sampai ke Simpul AV. Jika Simpul AV tidak menerima impuls dari Simpul SA maka sel-selnya
dapat melakukan depolarisasi spontan. Dengan demikian, pada kondisi tidak normal ini fungsi
Simpul SA sebagai pemacu telah diambil alih oleh Simpul AV. Bila misalnya ternyata Simpul
AV ini juga mengalami kegagalan, maka fungsi pemacu akan diambil alih oleh pemacu di
bawahnya, begitu seterusnya. Mekanisme ini merupakan pengamanan, agar jantung dapat tetap
berdenyut walaupun terjadi gangguan pembangkitan impuls pada Simpul SA. Pemacu-pemacu
yang bekerja hanya jika terjadi kondisi tidak normal ini disebut sebagai pemacu tersembunyi
(latent pacemaker).

SIKLUS JANTUNG (CARDIAC CYCLE)

Aktivitas jantung yang dimulai dari keadaan istirahat, kemudian kontraksi atrium, disusul
kontraksi ventrikel, dan kembali istirahat merupakan suatu siklus yang berulang terus menerus
sepanjang hidup. Aktivitas kelistrikan yang mengatur siklus kerja jantung ini dapat direkam
dengan menggunakan alat yang disebut elektrokardiograf, dan hasil rekamannya disebut
elektrokardiogram yang disingkat EKG atau ECG. Gambar 4 memperlihatkan sebuah contoh
rekaman EKG selama satu siklus jantung.
Gambar 4. Contoh rekaman EKG selama satu siklus jantung

Dalam rekaman EKG, satu siklus jantung terdiri atas beberapa gelombang, yaitu gelombang-
gelombang P, Q, R, S, T, dan U. Gelombang-gelombang tersebut berhubungan dengan aktivitas
listrik yang terjadi di dalam jantung, yang dalam Gambar 4 ditunjukkan oleh warna yang sama
antara Gambar 4.(a) dan Gambar 4.(b). Gelombang P ditimbulkan oleh depolarisasi atrium;
gelombang Q, R, dan S yang bersama-sama membentuk kompleks QRS ditimbulkan oleh
depolarisasi ventrikel; dan gelombang T ditimbulkan oleh repolarisasi ventrikel. Gelombang U
kemungkinan ditimbulkan oleh repolarisasi serabut Purkinje.

Anda mungkin juga menyukai