Anda di halaman 1dari 6

C.

TAHAPAN PERENCANAAN

Langkah ketiga dari proses keperawatan adalah perencanaan. Menurut


Kozier et al. (1995) perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara
mendalam, tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan
pembuatan keputusan dan pemecahan masalah.

Dalam perencanaan keperawatan, perawat menetapkannya berdasarkan


hasil pengumpulan data dan rumusan diagnosa keperawatan yang merupakan
petunjuk dalam membuat tujuan dan asuhan keperawatan untuk mencegah,
menurunkan, atau mengeliminasi masalah kesehatan klien.

Langkah-langkah dalam membuat perencanaan keperawatan meliputi:


penetapan prioritas, penetapan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan,
menentukan intervensi keperawatan yang tepat dan pengembangan rencana
asuhan keperawatan. Setelah diagnosa keperawatan dirumuskan secara spesifik,
perawat menggunakan kemampuan berfikir kritis untuk segera menetapkan prioritas
diagnosa keperawatan dan intervensi yang penting sesuai dengan kebutuhan
klien(A.aziz)

Penetapan prioritas bertujuan untuk mengidentifikasi urutan intervensi


keperawatan yang sesuai dengan berbagai masalah klien (Carpenito, 1997).
Penetapan prioritas dilakukan karena tidak semua masalah dapat diatasi dalam
waktu yang bersamaan. Salah satu metode dalam menetapkan prioritas dengan
mempergunakan hirarki kebutuhan menurut Maslow. Prioritas dapat diklasifikasi
menjadi tiga tingkatan, antara lain high priority, intermediate priority, dan low priority.
Dalam menetapkan prioritas perawat juga harus memperhatikan nilai dan
kepercayaan klien terhadap kesehatan, prioritas klien, sumber yang tersedia untuk
klien dan perawat, pentingnya masalah kesehatan yang dihadapi, dan rencana
pengobatan medis.

Diagnosa keperawatan klien dan penetapan prioritas membantu dalam


menentukan tujuan keperawatan. Tujuan adalah petunjuk untuk menyeleksi
intervensi keperawatan dan kriteria hasil dalam mengevaluasi intervensi yang telah
diberikan (McCloskey & Bulechek, 1994, dalam Potter & Perry, 1997). Evaluasi kritis
perawat dalam menetapkan tujuan dan ukuran hasil yang diharapkan ditekankan
pada diagnosa, masalah yang mendesak, dan sumber-sumber klien serta sistem
pelayanan keperawatan (Bandman & Bandman, 1995, dalam Potter & Perry, 1997).

Tujuan penulisan rencana asuhan keperawatan dan kriteria hasil yang


diharapkan adalah:

1. Tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan merupakan petunjuk untuk intervensi
keperawatan pada individu.
2. Tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan menentukan efektivitas dari intervensi
keperawatan.
Dalam penulisan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan terdapat
beberapa petunjuk, antara lain:

1. Berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan,


2. Merupakan hasil akhir yang ingin dicapai.
3. Mencakup kriteria hasil yang merupakan dasar untuk melakukan evaluasi.
4. Berpusat pada klien.
5. Terlihat/ dapat diamati.
6. Dapat diukur.
7. Adanya batasan waktu.
8. Realistik.
Strategi intervensi keperawatan berhubungan dengan diagnosa
keperawatan spesifik yang ditetapkan perawat untuk mencapai tujuan perawatan
klien dan kriteria hasil. Intervensi keperawatan yang spesifik harus berfokus dalam
mengeliminasi atau menurunkan etiologi (penyebab) dari diagnosa keperawatan,
dan sesuai dengan pernyataan tujuan serta kriteria hasil. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menentukan rencana intervensi keperawatan adalah:

a) Mengidentifikasi alternatif tindakan.


b) Menetapkan dan menguasai teknik serta prosedur keperawatan yang akan
dilakukan.
c) Melibatkan klien dan keluarganya.
d) Melibatkan anggota tim kesehatan lainnya.
e) Mengetahui latar belakang budaya dan agama klien.
f) Mempertimbangkan lingkungan, sumber, dan fasilitas yang tersedia.
g) Memperhatikan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku. Harus dapat menjamin
rasa aman klien.
h) Mengarah pada tujuan dan kriteria hasil yang akan dicapai.
i) Bersifat realistik dan rasional.
j) Rencana tindakan disusun secara berurutan sesuai prioritas.
Demikian juga dalam tehnik penulisan rencana intervensi keperawatan,
ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh perawat antara lain:

1. Kalimat yang ditulis harus berupa kalimat instruksi, berfungsi untuk menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan. Instruksi dibuat secara ringkas, tegas, tepat dan
kalimat mudah dimengerti.
2. Dapat dijadikan alat komunikasi antar anggota keperawatan/ tim kesehatan lain
untuk kesinambungan asuhan keperawatan yang akdiberikan kepada klien.
3. Memuat informasi yang selalu baru.
4. Didokumentasikan pada tempat/ kolom yang ditentukan sebagai pertanggung-
jawaban dan pertanggunggugatan perawat terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien.
Dalam pelaksanaan rencana keperawatan perawat memakai format yang
didalamnya terdapat beberapa kolom. Kolom-kolom tersebut terdiri dari kolom
diagnosa keperawatan, kolom tujuan dan kriteria hasil, dan kolom rencana intervensi
keperawatan beserta rasionalnya.

Pada tahap ini, dilakukan pelaksanaan dari perencanaan keperawatan


yang telah ditentukan, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara
optimal. Pelaksanaan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.

1. JENIS TINDAKAN
a. Secara mandiri (independen) : adalah tindakan yang diprakarsai sendiri oleh perawat
untuk membantu klien dalam mengatasi masalahnya atau menanggapi reaksi
karena adanya stressor (penyait), misalnya :

1) Membantu klien dalam melakuan kegiatan sehari-hari

2) Memberikan perawatan kulit untuk mencegah dekubitus

3) Memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya secara wajar

4) Menciptakan lingungan terapeutik


b. Saling ketergantungan (interdependent/kolaborasi) : adalah tindakan keperawatan
atas dasar kerjasama sesama tim perawatan atau dengan tim kesehatan lainnya
seperti dokter, fisioterapi, analis kesehatan dan sebagainya, misalnya dalam hal :

1) Pemberian obat-obatan sesuai dengan instruksi dokter

2) Pemberian infus

c. Rujukan/ketergantungan (dependen) : adalah tindakan keperawatan atas dasar


rujukan dari profesi lain, diantaranya dokter, psikolog, psikiater, ahli gizi, fisioterapi,
dan sebagainya, misalnya :

1) Pemberian makan pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi

2) Latihan fisik – ahli fisioterapi

2. FOKUS INTERVENSI KEPERAWATAN


a. Mempertahankan daya tahan tubuh

b. Mencegah komplikasi

c. Menemukan perubahan sistem tubuh

d. Memantapkan hubungan klien dengan lingungan

e. Implementasi pesan dokter

f. Mengupayakan rasa aman, nyaman dan keselamatan klien.

3. PRINSIP-PRINSIP INTERVENSI KEPERAWATAN


a. Berdasarkan kepada respon klien

b. Berdasarkan penggunaan sumber yang tersedia

c. Meningkatkan kemampuan merawat diri sendiri dan self reliance

d. Sesuai dengan standart praktik keperawatan

e. Memiliki dasar hukum

f. Sesuai dengan tanggung jawab praktek keperawatan

g. Kerjasama dengan profesi lain

h. Penekanan pada aspek pencegahan dan peningkatan kesehatan

i. Menerapkan metode keperawatan yang paling efektif

j. Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan yang esensial


k. Memperhatikan faktor perubahan lingkungan

l. Meningkatkan peran serta klien dalam asuhan keperawatan klien.

4. PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


a. Langsung :ditangani sendiri oleh perawat yang menemukan masalah kesehatan
klien

b. Delegasi :diserahkan kepada orang lain atau perawat lain yang dapat dipercaya
untuk melakukan tindakan keperawatan klien.

5. PERTIMBANGAN TINDAKAN KEPERAWATAN


a. Individualitas klien

b. Melibatkan klien dalam intervensi

c. Pencegahan komplikasi

d. Mempertahanan kondisi tubuh sebagai upaya peningkatan kesehatan

e. Rasa aman bagi klien

f. Penampilan perawat yang bijaksana

6. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


a. Tinjau ulang data dan pembaruan data

b. Revisi rencana keperawatan sebagai respon terhadap perubahan respon klien


terhadap masalah kesehatan

c. Menentukan kebutuhan dan bantuan keperawatan klien

d. Implementasi tindakan

e. Mempelajari respon klien

f. Komunikasi.

7. DASAR STRATEGI DALAM MELAKSANAKAN TINDAKAN KEPERAWATAN


a. Proses belajar mengajar berkaitan dengan pendidikan kesehatan

b. Komunikasi dua arah antara perawat dan klien

c. Ketrampilan psikomotorik perawat dalam membantu memenuhi kebutuhan klien

d. Kerjasama diantara perawat dan profesi kesehatan lainnya


e. Kepemimpinan keperawatan dalam menglola asuhan keperawatan

8. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


a. Tahap Persiapan :

1) Memahami rencana keperawatan

2) Memanfaatkan kemampuan dalam melaksanakan tindakan keperawatan

3) Menguasai ketrampilan teknis keperawatan

4) Mengetahui sumber daya yang diperlukan

5) Memahami aspek hukum dan kode etik yang berlaku dalam bidang keperawatan

6) Mengetahui efek samping dan komplikasi yang mungkin timbul

7) Mengetahui standart praktik keperawatan untuk menguur keberhasilan

8) Penampilan perawat dalam melaksanaan tindakan keperawatan harus meyakinkan

b. Tahap Pelaksanaan :

1) Keselamatan klien

2) Keamanan dan kenyamanan klien

3) Pencegahan komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai