Anda di halaman 1dari 9

NO Judul Penelitian Tahun Metode Tempat Hasil Penelitian

1 Hospital-Based Study of the 2017 retrospective China Di antara pasien dengan stroke berulang, 54,11%
Frequency and Risk Factors of Stroke analysis dengan SAH, 60,42% dengan ICH, dan 92,92%
Recurrence in Two Years in China dengan IS kambuh dengan tipe yang sama dengan
onset stroke pertama.
Hipertensi, Spondilopati serviks, jenis kelamin laki-
laki, dan diabetes merupakan faktor risiko terjadinya
stroke berulang.
2 Ischemic Stroke in Young Adults with 2017 Beijing sembilan pasien (7,4%) mengalami stroke berulang
Moyamoya Disease: Prognostic dan delapan (6,6%) mengalami hasil fungsional yang
Factors for Stroke Recurrence and tidak menguntungkan. Dalam analisis multivariat,
Functional Outcome after diabetes merupakan sebuah prediktor independen
Revascularization untuk kekambuhan stroke (Hazard Ratio 6.76; 95%
CI 1,30-35.11; P = 0,02) dan secara signifikan terkait
dengan hasil fungsional yang tidak menguntungkan
(Odd Ratio7.87; 95% CI 1,42-38,74; P = 0,01)
3 Association of BMI with total 2016 cohort studies China Penderita stroke dengan obesitas memiliki resiko
mortality and recurrent stroke among penurunan yang signifikan secara total mortalitas
stroke patients: A meta-analysis of (RR ¼ 0,83, CI 95%, 0,73e0.93, p ¼ 0,002),
cohort studies sementara pasien dengan berat badan kurang
memiliki peningkatan risiko kematian total (RR ¼
1,54, CI 95%, 1,31e1.82, p ¼ 3.66 10 7)

4 Metabolic Syndrome, Its Components, 2015 China risiko stroke berulang adalah 43% lebih tinggi pada
and Diabetes on 5-Year Risk of pasien MetS daripada Pasien non MetS.
Recurrent Stroke among Mild-to- risiko stroke berulang paling tinggi pada kelompok
Moderate Ischemic Stroke Survivors: dengan diabetes (HR = 2,77, 95% CI: 1,66-4,63),
A Multiclinic Registry Study
5 Risk Factors Associated with 2015 retrospective China Faktor risiko independen prediktif stroke berulang
Recurrent Strokes in Young and study pada pria lanjut usia termasuk riwayat sebelumnya
Elderly Patients: A Hospital-Based infark miokard [odds ratio (OR), 6.761; 95% interval
Study kepercayaan (CI), 1.030e44.371], stroke iskemik
atau serangan iskemik transien (OR, 2,496; 95% CI,
1,567e3,976), diabetes melitus (OR, 1,986; 95% CI,
1.223e3.227), dan penyakit aterosklerotik koroner
(OR, 1,733; 95% CI, 1.010e2.974). Pada pria muda,
hipertensi (OR, 1,709; 95% CI, 1,104e2.645),
penyakit jantung aterosklerotik koroner (OR, 1,812;
95% CI, 1.129e2.911), dan riwayat stroke iskemik
sebelumnya atau serangan iskemik transien (OR,
2.317; 95% CI, 1.580e3.397) merupakan faktor
risiko independen dari stroke berulang
6 Aspirin resistance are associated with 2017 China AR memiliki hubungan yang kuat dengan
long-term recurrent stroke events after kekambuhan stroke. Di Analisis multivariat, setelah
ischaemic stroke disesuaikan dengan faktor pembaur lainnya, ARU
memiliki hubungan dengan kekambuhan stroke (OR
= 1,009, 95% CI: 1,005-1,014; P = 0,002).
7 Excessive Premature Atrial Complexes 2016 prospective Denmark Selama follow-up, 50 pasien (30%
and the Risk of Recurrent Stroke or cohort study, pasien dengan ritme sinus) mengalami stroke
Death in an Ischemic Stroke berulang (n = 20) atau meninggal (n = 30).
Population
8 Recurrent Stroke, Myocardial 2015 Prospective, Korea Dibandingkan dengan oklusi pembuluh darah kecil
Infarction, and Major Vascular Events cohort study (SVO), mereka yang memiliki subtipe stroke iskemic
during the First Year after Acute selain SVO memiliki risiko stroke berulang yang
Ischemic Stroke: The Multicenter lebih tinggi pulasebagai peristiwa vaskular utama.
Prospective Observational Study about Prediktor independen lainnya untuk stroke rekuren
Recurrence and Its Determinants after dan kejadian vaskular utama adalah diabetes dan
Acute Ischemic Stroke I riwayat stroke sebelumnya.
9 Risk factors of recurrent stroke in retrospectively Malaysia Ada total 104 pasien stroke rekuren yang terdaftar
young population selama masa studi dan 10 (9,6%) diantaranya
dikategorikan sebagai "stroke berulang muda". Usia
rata-rata pasien adalah 46,6 tahun (SD= 3,31) dan
pasien laki-laki dominan (80%). Sebagian besar
dengan lacunar infarct (80%). Hipertensi adalah
Faktor risiko yang paling umum (90%) diikuti oleh
diabetes mellitus (40%), merokok (40%) dan
dislipidaemia (30%).
11 FAKTOR-FAKTOR YANG 2015 Cross Kertasura, Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa faktor-
BERHUBUNGAN DENGAN sectional, Surakarta faktor yang berhubungan dengan terjadinya stroke
TERJADINYA STROKE kuantitatif berulang pada penderita pasca stroke yaitu riwayat
BERULANG PADA PENDERITA stroke dalam keluarga, hipertensi, merokok, dan
PASCA STROKE stress.
12 2017 Aceh Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang
FAKTOR RISIKO YANG case control berhubungan signifikan dengan kejadian stroke
BERHUBUNGAN DENGAN adalah hipertensi (OR = 4,67; 95% CI: 1,78-12,23)
KEJADIAN STROKE PADA dan diabetes melitus (OR = 2,67; 95% CI: 1,01 -
PASIEN DI RSU H. SAHUDIN 7.04). Faktor yang tidak secara signifikan terkait
KUTACANE KABUPATEN ACEH dengan kejadian stroke adalah merokok, obesitas,
TENGGARA konsumsi alkohol dan riwayat keluarga penyakit

13 HUBUNGAN TINGKAT STRES, 2015 observasional Surabaya Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan
ASUPAN NATRIUM, DAN analitik bermakna antara tingkat kecukupan natrium (p =
RIWAYAT MAKAN DENGAN dengan desain 0,032; OR = 0,083) dan riwayat makan dengan
KEJADIAN STROKE kasus kontrol kejadian stroke (p = 0,003; OR = 45,000). Tidak ada
hubungan bermakna antara tingkat stress dengan
kejadian stroke (p = 1,000).
14 PERBEDAAN DEFISIT 2016 desain Boyolali Berdasarkan hasil analisis diketahui mayoritas
NEUROLOGIS ANTARA STROKE observasional pasien stroke iskemik berjenis kelamin perempuan
ISKEMIK SERANGAN PERTAMA analitik (56,2%) berumur 56 – 65 tahun (37,5%) dengan
DAN SERANGAN BERULANG dengan rata-rata deficit neurologis pasien stroke iskemik
metode serangan berulang lebih besar (11,813) dibanding
pendekatan rata-rata deficit neurologis pasien stroke iskemik
cross sectional serangan pertama (7,063).

15 2015 deskriptif Jakarta Dari 152 rekam medis, diperoleh 59 rekam medis
KONTRIBUSI HIPERTENSI DAN analitik Utara responden stroke berulang (38,8%). Analisis
DIABETES MELLITUS TIPE 2 menunjukkan pengaruh hipertensi, diabetes mellitus,
ATAU KEDUANYA TERHADAP maupun gabungan keduanya, terhadap kejadian
STROKE BERULANG stroke berulang sama (p=0,077). Hasil tersebut
terlihat juga pada analisis faktor risiko gabungan
atau diabetes mellitus (p=0,714) dan faktor risiko
hipertensi atau diabetes mellitus (p=0,157) yang
menunjukkan pengaruh yang sama terhadap
terjadinya stroke berulang (p=0,714). Namun,
perbandingan antara faktor risiko hipertensi dengan
faktor risiko gabungan (gabungan hipertensi dan
diabetes mellitus) menunjukkan faktor risiko
gabungan lebih berpengaruh terhadap terjadinya
stroke berulang (p=0,026).
16 PENCEGAHAN SEKUNDER 2015 case control Yogyakarta Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
UNTUK MENURUNKAN secara pencegahan sekunder dan kepatuhan pasien terhadap
KEJADIAN STROKE BERULANG retrospektif pencegahan sekunder menurunkan angka kejadian
PADA STROKE ISKEMIK stroke berulang. Kejadian stroke berulang turun dari
68% menjadi 24% dengan pemberian terapi
antiplatelet dan patuh, turun dari 69% menjadi 23%
dengan pemberian terapi antihipertensi dan patuh,
turun dari 54% menjadi 29% dengan pemberian
terapi antidislipidemia dan patuh, turun dari 52%
menjadi 23% dengan pemberian terapi
antihiperglikemi dan patuh, dan kombinasi keempat
terapi mampu menurunkan angka kejadian stroke
berulang dari 52% menjadi 13%.
17 FAKTOR RISIKO YANG DAPAT 2015 deskriptif Riau faktor risiko hipertensi adalah memiliki faktor risiko
DIMODIFIKASI PADA KASUS retrospektif hipertensi sebanyak 57 orang (91,94%), faktor risiko
STROKE BERULANG DI RSUD diabetes yang terbanyak adalah tidak memiliki
ARIFIN ACHMAD faktor risiko diabetes sebanyak 39 orang (62,90%),
PROVINSI RIAU faktor risiko dislipidemia yang terbanyak adalah
memiliki faktor risiko dislipidemia sebanyak 46
orang (95,83%), dengan kombinasi dislipidemia
tertinggi adalah gangguan kadar lipid total, LDL,
HDL sebanyak 14 orang (30,44%). Distribusi faktor
risiko penyakit jantung yang terbanyak adalah tidak
memiliki penyakit jantung sebanyak 43 orang
(69,35%), faktor risiko merokok yang terbanyak
adalah tidak merokok sebanyak 10 orang (52,63%),
konsumsi minuman beralkohol yang terbanyak
adalah tidak mengkonsumsi sebanyak 17 orang
(89,47%). Distribusi frekuensi jumlah faktor risiko
pada kasus stroke berulang yang dapat dimodifikasi
yang terbanyak adalah lebih dari satu faktor risiko
sebanyak 48 orang (77,42% (55,56%).
18 HUBUNGAN DUKUNGAN 2017 deskriptif Yogyakarta Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya
KELUARGA DENGAN korelasional hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan
KEPATUHAN REHABILITASI rehabilitasi pasien stroke di RSUD Kota Yogyakarta.
FISIK PASIEN STROKE DI RSUD Hasil uji statistik korelasi Spearman Rho diperoleh
KOTA YOGYAKARTA nilai signifikansi sebesar 0,001 (p<0,05).
19 STROKE MENURUT PERSEPSI 2015 kualitatif Kupang responden sebagian besar responden berusia 60-70
PASIEN DI RSUD ENDE dengan desain tahun sebanyak 4 orang (50%),75% laki-laki,
fenomenologi sebagian besar pekerjaan PNS (62.5%) dengan
tingkat pendidikan (62.5%) Sarjana (S1 dan S2) .
Berdasarkan penyakit yang diderita sebagai
penyebab stroke, hipertensi (50%), waktu serangan
stroke pada siang atau sore hari setelah beraktivitas
(bekerja, olah raga) atau setelah marah. Bagian tubuh
yang terkena stroke, sebagian besar kelumpuhan/
kelemahan pada tangan dan kaki kiri (62.5%). Dari
segi serangan stroke, (50%) merupakan serangan
stroke berulang kedua kali. Hasil penelitian
disimpulkan persepsi pasien tentang stroke, sebagian
besar 50% memiliki persepsi yang benar tentang
penyebab stroke namun 37.5% persepsi tidak benar
tentang pencegahan stroke berulang.
20 2015 penelitian Hasil penelitian berdasarkan faktor resiko yang
IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO survei yaitu tidak dapat diubah menunjukkan sebagian besar
TERJADINYA STROKE cross umur responden adalah dengan kategori lansia (≥ 55
DI RSUD BIMA TAHUN 2015 sectional tahun) yaitu 62 orang (72,9%), dan berjenis kelamin
study laki-laki yaitu 57 orang (67,1%) dan faktor risiko
dari riwayat keluarga / keturunan sebanyak 65
responden (76.5%). Sedangkan berdasarkan faktor
resiko yang dapat diubah hasil analisis menunjukkan
bahwafaktor resiko hipertensi terdapat 77 responden
(90,6%), faktor resiko DM sebanyak 52 responden
(61,2%), faktor risiko lain yang berkaitan dengan
gaya hidup merokok adalah bahwa sebagian besar
responden 58 responden (68,2%) adalah perokok
atau minimal pernah merokok.

Anda mungkin juga menyukai