Anda di halaman 1dari 13

Laporan Responsi Hari, tanggal : Selasa, 28 Januari 2020

Manajemen Laboratorium Mutu Pangan PJ Dosen : Dwi Yuni Hastati, S.TP., DEA

Penilaian Risiko pada Laboratorium Mikrobiologi

Khoirun Nisa Indah M. J3E118096


Olive Afifah Azzahra J3E118073

SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk


mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat
ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional
yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh
adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen
laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
laboratorium sehari-hari.
Menurut Puspitasari (2010) dan Gunawan et al (2016) pengertian bahaya
adalah aktifitas, kondisi/keadaan (biasanya berbentuk energi), kejadian, gejala,
proses, material, dan segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang berhubungan
dengan pekerjaan yang berpotensi menjadi sumber kecelakaan, cidera,
penyakit,kerusakan harta benda, kerusakan alam hingga kematian. Lebih jelasnya
lagi Soctares (2013) mengatakan Bahaya adalah sifat yang ada dan melekat
menjadi bagian dari suatu zat, peralatan, sistem atau kondisi. Misalnya api
mengandung sifat panas yang apabila mengenai benda atau tubuh manusia dapat
mengakibatkan kerugian atau cidera. Sebagai contoh lainnya ketika akan
menyebrang jalan, bahaya yang dihadapi adalah bahaya fisik dalam bentuk energi
kinetik yang timbul disebabkan oleh mobil atau motor dengan massa yang beratus
kilogram bergerak dengan kecepatan tinggi. Jika energi fisik ini menghantam
manusia, kemungkinan yang terjadi adalah cidera hingga kematian.
Kegunaan identifikasi bahaya (Puspitasari, 2010) adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui bahaya-bahaya yang ada
2. Mengetahui potensi bahaya tersebut, baik akibat maupun frekuensi
terjadinya
3. Mengetahui lokasi bahaya
4. Menunjukkan bahwa bahaya tertentu tidak akan menimbulkan akibat
kecelakaan, sehingga tidak diberikan perlindungan.
Untuk analisa lebih lanjut Setelah bahaya tersebut dianalisa akan memberikan
keuntungan (Puspitasari, 2010) antara lain:
1. Dapat ditentukan sumber atau penyebab timbulnya bahaya
2. Dapat ditentukan kualifikasi fisik dan mental seseorang yang diberi tugas
3. Dapat ditentukan cara, prosedure, pergerakan, dan posisi-posisi yang
berbahaya kemudian dicari cara untuk mengatasinya
4. Dapat ditentukan lingkup yang harus dianalisa lebih lanjut.
Pengendalian risiko adalah suatu usaha untuk mengontrol potensi risiko
bahaya yang ada sehingga bahaya itu dapat dihilangkan atau dikurangi sampai
batas yang dapat diterima. Dalam Permenaker RI. No.05/MEN/1996, diterangkan
bahwa perusahaan harus merencanakan manejemen dan pengendalian kegiatan-
kegiatan produk barang dan jasa yang dapat mrnimbulkan risiko kecelakaan kerja
yang tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan mendokumentasikan dan menerapkan
kebijaksanaan standar bagi tempat kerja, perencanaan pabrik dan bahan, prosedur
dan intruksi kerja untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan produk barang
dan jasa.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui potensi bahaya dan mencari besarnya nilai risiko yang ada
pada laboratorium mikrobiologi serta memberikan solusi dan usulan perbaikan
terhadap potensi risiko bahaya yang telah didapat.
BAB 2
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Hasil
2.1.1. Bahaya Laboratorium Mikrobiologi

No Kegiatan Bahaya Risiko

1 Cuci Tangan Lantai licin karna air Terpeleset

Alat pecah karna Terluka karna


2 Persiapan Alat
terjatuh saat overload pecahan alat

Panas akibat percikan


Luka bakar
media saat mengaduk

Panas akibat membawa


Luka Bakar
media yang matang
Pembuatan
3
Media

Ledakan saat sterilisasi


Kebakaran
media

Terpapar panas
Dehidrasi
autoclave
Media tumpah saat
Luka Bakar
penuangan ke cawan

Cawan petri pecah saat Luka karna pecahan


akan memasukan media alat

Kebakaran akibat
Luka Bakar
bunsen

Kebakaran akibat
bunsen saat membakar Luka Bakar
ose

Luka akibat ose panas Luka Bakar

4 Inokulasi Gatal - Gatal


Terkena paparan
mikroba
Diare

Terkena paparan panas


Dehidrasi ringan
inkubator
Gatal
Indikator warna dan
cairan asam
Luka Bakar

Panas saat fiksasi Luka bakar

Pewarnaan Terkena pecahan


5 Luka
Gram preparat

Pegal (alas rendah)

Menggunakan
mikroskop
Tersetrum (kabel
rusak)

Terkena pecahan alat Terluka karna


gelas saat mencuci pecahan alat

Pembersihan
6
Alat
Lantai licin karna air
Terpeleset
saat mencuci alat

2.1.2. Penilaian Risiko Laboratorium (Pewarnaan Gram)


Penilaian Risiko
Risiko Pengendalian
Peluang Konsekuensi Risiko
Menggunakan sign
lantai licin (adm)
Menyediakan lap
Terpeleset Mungkin Luka High
kaki/lap tangan (adm)
Menggunakan sepatu
anti slip (APD)

Mengganti bak dengan


rak dorong (Substitusi)
Terluka
Membawa sesuai
karna Jarang Luka Low
muatan / menjalani
pecahan alat
SOP (Adm)
Memakai sepatu
tertutup (APD)
Mengganti hotplate
yang tersedia stirer
otomatis (substitusi)
Luka bakar Mungkin Luka High
Menjalani IK (Adm)
Menggunakan sarung
tangan (APD)
Menjalani IK (Adm)
Luka Bakar Sering Luka High Menggunakan sarung
tangan (APD)
Menempatkan
Jarang autoclave di ruang
Kebakaran Fatal Medium berbeda (isolasi)
Sekali
Menjalani IK (Adm)
Tidak terlalu lama di
ruangan autoclave
(Adm)
Disediakan ventilasi
Dehidrasi Jarang Kritis Medium yang cukup (Adm)
Mengoprasikan
autoclave sesuai IK
(Adm)
Disediakan sign (adm)
Luka Bakar Jarang Luka Low Menjalani IK (Adm)
Menggunakan sarung
tangan (APD)

Menjalani IK (Adm)
Luka karna
Mungkin Luka Medium
pecahan alat Menggunakan sarung
tangan (APD)

Menjalani IK (Adm)
Luka Bakar Jarang Fatal High
Menggunakan jas lab
(APD)
Mengganti bunsen
dengan ose burner
(Substitusi)
Luka Bakar Jarang Fatal High
Menjalani IK (Adm)
Menggunakan jas lab
(APD)
Menjalani IK (Adm)
Luka Bakar Mungkin Luka Medium Menggunakan sarung
tangan/jas lab lengan
panjang (APD)

Menjalani IK (Adm)
Gatal - Gatal Jarang Bisa diobati Low Menggunakan sarung
tangan/jas lab lengan
panjang (APD)
Menjalani IK (Adm)
Diare Sering Kritis High Menggunakan sarung
tangan/jas lab lengan
panjang (APD)
Tidak terlalu lama di
ruangan inkubator
(Adm)
Disediakan ventilasi
Dehidrasi yang cukup (Adm)
Mungkin Kritis High
ringan
Mengoprasikan
inkubator sesuai IK
(Adm)
Disediakan sign (adm)
Menjalani SOP (Adm)
Gatal Sering Bisa diobati Low Menggunakan sarung
tangan/jas lab lengan
panjang (APD)
Menjalani IK (Adm)
Luka Bakar Mungkin Bisa Diobati Low Menggunakan sarung
tangan/jas lab lengan
panjang (APD)
Menggunakan gegep
kayu (rekayasa teknis)
Luka bakar Sering Luka Medium Menjalani IK (Adm)
Menggunakan sarung
tangan (APD)

Menjalani IK (Adm)
Luka Jarang Luka Low
Menggunakan googles
dan masker (APD)
Diganti dengan bangku
Pegal (alas
Sering Bisa diobati Medium costumable (Substitusi)
rendah)
Menjalani IK (Adm)
Mengganti dengan
kabel yang baru
(Substitusi)
Memisahkan
Tersetrum mikroskop yang
Jarang Kritis Medium kabelnya rusak
(kabel rusak)
(Isolasi)
Menjalani IK (Adm)
Menggunakan sepatu
sbg isolator (APD)

Terluka Menjalani IK (Adm)


karna Jarang Luka Low
pecahan alat Memakai sepatu
tertutup (APD)

Menggunakan sign
Terpeleset Mungkin Luka High
lantai licin (adm)
Menyediakan lap
kaki/lap tangan (adm)
Menggunakan sepatu
anti slip (APD)

2.2. Pembahasan
Risiko adalah kemungkinan suatu bahaya menjadi nyata, yang ditentukan oleh
frekuensi, durasi, dan aktivitas kerja, serta upaya yang telah dilakukan untuk
pencegahan dan pengendalian tingkat paparan. Termasuk yang perlu diperhatikan
juga adalah perilaku bekerja, higiene perorangan, serta kebiasaan selama bekerja
yang dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan.
Hierarki Pengendalian Risiko merupakan suatu urutan-urutan dalam
pencegahan dan pengendalian risiko yang mungkin timbul yang terdiri dari
beberapa tingkatan secara berurutan. Salah satunya dengan membuat rencana
pengendalian antara lain :
1. Eliminasi(Elimination)
Eliminasi merupakan suatu pengendalian risiko yang bersifat permanen
dan diterapkan sebagai pilihan prioritas utama. Eliminasi dapat dicapai
dengan memindahkan obyek kerja atau sistem kerja yang berhubungan
dengan tempat kerja yang tidak dapat diterima oleh ketentuan, peraturan
atau standar baku K3 atau kadarnya melebihi Nilai Ambang Batas (NAB)
yang diperkenankan. Cara pengendalian yang baik dilakukan adalah
dengan eliminasi karena potensi bahaya dapat ditiadakan.
2. Substitusi (Substitution)
Cara pengendalian substitusi adalah dengan menggantikan bahan-bahan
dan peralatan yang lebih berbahaya dengan bahan-bahan dan peralatan
yang kurang berbahaya atau yang lebih aman.
3. Rekayasa Teknik (Engineering Control)
Pengendalian rekayasa teknik termasuk merubah struktur obyek kerja
untuk mencegah seseorang terpapar potensi bahaya.
4. Pengendalian Administrasi (Admistration Control)
Pengendalian yang dilakukan adalah dengan menyediakan suatu sistem
kerja yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar potensi
bahaya yang tergantung dari perilaku pekerjanya dan memerlukan
pengawasan yang teratur untuk dipatuhinya pengendalian administrasi ini.
5. Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri yang digunakan untuk membatasi antara terpaparnya
tubuh dengan potensi bahaya yang diterima oleh tubuh
Pengendalian risiko dengan cara eliminasi memiliki tingkat keefektifan,
kehandalan dan proteksi tertinggi di antara pengendalian lainnya. Dan pada urutan
hierarki setelahnya, tingkat keefektifan, kehandalan dan proteksi menurun. Menurut
teori domino effect kecelakaan kerja H.W Heinrich, kecelakaan terjadi melalui
hubungan mata-rantai sebab-akibat dari beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja
yang saling berhubungan sehingga menimbulkan kecelakaan kerja (cedera ataupun
penyakit akibat kerja / PAK) serta beberapa kerugian lainnya. Kontribusi terbesar
penyebab kasus kecelakaan kerja adalah berasal dari faktor kelalaian manusia yaitu
sebesar 88%. Sedangkan 10% lainnya adalah dari faktor ketidaklayakan
properti/aset/barang dan 2% faktor lain-lain.
Data pada laboratorium mikrobiologi ini didapatkan berdasarkan penilaian risiko,
dimana risiko sendiri didapat dari hasil perkalian antara peluang dan konsekuensi.
Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan kegiatan pada laboratorium mikrobiologi
lebih banyak yang memiliki potensi bahaya tinggi, hal itu dilihat dari penilaian risiko;
untuk risiko dengan hasil High terdapat pada 8 kegiatan dari 22 kegiatan dengan
akibat tertinggi adalah luka bakar serta dehidrasi, risiko dengan hasil Medium
terdapat pada 7 kegiatan dsri 22 kegiatan dengan akibat terbanyak adalah luka yang
dapat diobati, dan risiko dengan hasil Low terdapat pada 7 kegiatan dari 22 kegiatan
dengan akibat terbanyak adalah luka yang dapat diobati.
Pada risiko rendah adalah berkaitan dengan luka akibat alat yang digunakan yang
jarang terjadi hal ini dapat diminimalisir dengan memperhatikan SOP maupuk IK
serta selalu menggunakan APD. Untuk risiko sedang berkaitan dengan SOP saat
praktikum yang tidak tegas, penataan alat-alat pada meja praktikum yang tidak rapi,
keramik meja praktikum yang pecah dan lepas, serta penempatan barang-barang yang
sudah tidak digunakan yang masih berada pada lingkungan ruang praktikum. Pada
risiko tinggi yaitu berkaitan dengan proses praktikum dengan menggunakan bahan
kimia yang mudah terbakar, tumpahan bahan pada meja praktikum yang tidak
dibersihkan, penempatan alat dan bahan yang berdekatan dan juga tidak tertata
dengan baik pada ruang penelitian, wastefel yang selalu licin, serta yang terakhit
berkaitan dengan rangkaian listrik seperti kabelkabel dan stop kotak yang tidak tertata
rapi dan juga terdapat rangkaian listrik yang tidak aman pada lantai. Untuk risiko
ekstrim yaitu seringnya kejadian terpeleset di dalam laboratorium serta adanya
potensi dehidrasi pada ruangan autoclave maupun inkubator. Kurangnya mematuhi
SOP dan menjalankan Instruksi Kerja adalah salah satu sumber yang dapat
memberikan peluang bahaya secara bertahap.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Berdasasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pada laboratorium
mikrobiologi masih memiliki banyak potensi bahaya. Dari 22 kegiatan, 8
diantaranya adalah potensi bahaya yang memiliki penilaian risiko tinggi. Dari
semua peluang kegiatan yang dapat menjadi potensi bahaya dapat diminimalisir
dengan tahapan-tahapan pengendalian yang terdiri dari Eliminasi, Substitusi,
Isolasi, Rekayasa Teknis, Pendekatan Administrasi, serta Penggunaan APD.
Hampir semua potensi bahaya yang didapat dari laboratorium Mikrobiologi dapat
diminimalisir dengan mengikuti SOP maupun IK dan selalu menggunakan

3.2. Saran
Dengan adanya data potensi bahaya pada laboratorium mikrobiologi, kegiatan
dengan potensi bahaya tersebut dapat diminimalisir dengan menaati peraturan
yang ada serta selalu menggunakan APD.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, F,A,. Lestari, Fatma., Subekti, Audist., & Somad, Ismed. 2016.
Manajemen Keselamatan Operasi. Bandung: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Himpunan Perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan kerja version 0.1. 2005.
Portal K3. shttp. johnny64. files. wordpress. com/2013/02/himpunan-
peraturanperundangan-keselamatandan-kesehatan-kerjaLestari,
Murdiyono. 2016. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko di bengkel
pengelasan SMK. Jurnal pendidikan vocasional teknik Mesin Vol 4 No 1 : 47-
54.
Wahana S., Lestari, Eka M., & Mardianah, Arfah L. 2015. Penilaian risiko
kecelakaan kerja pada tenaga kerja bongkar muat dipelabuhan Teluk Nibung
Tanjung Balai Asahan tahun 2015.

Anda mungkin juga menyukai

  • TTR Loss
    TTR Loss
    Dokumen33 halaman
    TTR Loss
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • PRP AP2 Kel2 Pert8
    PRP AP2 Kel2 Pert8
    Dokumen8 halaman
    PRP AP2 Kel2 Pert8
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • Sasaran Mutu
    Sasaran Mutu
    Dokumen1 halaman
    Sasaran Mutu
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • Tugas-Final Paper Produk Fortifikasi Kel. 4
    Tugas-Final Paper Produk Fortifikasi Kel. 4
    Dokumen5 halaman
    Tugas-Final Paper Produk Fortifikasi Kel. 4
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • K3 Minggu 6
    K3 Minggu 6
    Dokumen2 halaman
    K3 Minggu 6
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • Uji Organoleptik Sosis
    Uji Organoleptik Sosis
    Dokumen9 halaman
    Uji Organoleptik Sosis
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • TTR Loss
    TTR Loss
    Dokumen33 halaman
    TTR Loss
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • IK 3 Maret
    IK 3 Maret
    Dokumen4 halaman
    IK 3 Maret
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • Swot New
    Swot New
    Dokumen2 halaman
    Swot New
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • Makalah Mo (Pocari Sweat)
    Makalah Mo (Pocari Sweat)
    Dokumen14 halaman
    Makalah Mo (Pocari Sweat)
    Divo Tamba
    67% (3)
  • Manlap - Tugas 3 - Kelompok 8 - BP2
    Manlap - Tugas 3 - Kelompok 8 - BP2
    Dokumen2 halaman
    Manlap - Tugas 3 - Kelompok 8 - BP2
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • 2 Ap2
    2 Ap2
    Dokumen12 halaman
    2 Ap2
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • Memperbarui Komitmen Dakwah - Olive
    Memperbarui Komitmen Dakwah - Olive
    Dokumen3 halaman
    Memperbarui Komitmen Dakwah - Olive
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • JUDUL
    JUDUL
    Dokumen66 halaman
    JUDUL
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 4
    Kelompok 4
    Dokumen6 halaman
    Kelompok 4
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • 2 Ap2
    2 Ap2
    Dokumen13 halaman
    2 Ap2
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 4
    Kelompok 4
    Dokumen6 halaman
    Kelompok 4
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • Analisis Serat Kasar
    Analisis Serat Kasar
    Dokumen34 halaman
    Analisis Serat Kasar
    Muhamad Fahmi Dermawan Endonesy
    Belum ada peringkat
  • Olive Afifah Azzahra A2
    Olive Afifah Azzahra A2
    Dokumen1 halaman
    Olive Afifah Azzahra A2
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • Kulo, Fore, Kenangan
    Kulo, Fore, Kenangan
    Dokumen8 halaman
    Kulo, Fore, Kenangan
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • Nutfact Dan Klaim PDF
    Nutfact Dan Klaim PDF
    Dokumen1 halaman
    Nutfact Dan Klaim PDF
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • TPPH
    TPPH
    Dokumen4 halaman
    TPPH
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • RANGKAIAN LISTRIK
    RANGKAIAN LISTRIK
    Dokumen4 halaman
    RANGKAIAN LISTRIK
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • SEJARAH
    SEJARAH
    Dokumen11 halaman
    SEJARAH
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • Ammp Insyaallah Kelar Dikid Lagi
    Ammp Insyaallah Kelar Dikid Lagi
    Dokumen17 halaman
    Ammp Insyaallah Kelar Dikid Lagi
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • Pembahsan Bumbu
    Pembahsan Bumbu
    Dokumen4 halaman
    Pembahsan Bumbu
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • Rempah
    Rempah
    Dokumen2 halaman
    Rempah
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium
    Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium
    Dokumen7 halaman
    Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium
    Liv Olive Afifah Azza
    Belum ada peringkat
  • Analisis Serat Kasar
    Analisis Serat Kasar
    Dokumen34 halaman
    Analisis Serat Kasar
    Muhamad Fahmi Dermawan Endonesy
    Belum ada peringkat