Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Di Indonesia peternakan sudah mengalami kemajuan yang sangat


pesat. Khususnya ayam niaga petelur dengan meningkatnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya makanan bergizi,khususnya telur ayam.
Ayam niaga petelur produksi termasuk ayam yang sangat
menguntungkan dan penghasil telur yang sudah tidak diragukan lagi. Selain
telur, jika ayam yang sudah tidak berproduksi lagi dagingnya bisa
dimanfaatkan atau dikonsumsi dan kotorannya dijadikan pupuk.
Dalam pemeliharaan ayam petelur memudahkan peternak dalam
pengawasan,pengontrolan ternak, memudahkan pemberian pakan dan minum
kepada ternak,dan pencegahan penyakit. Ayam petelur mudah stress terhadap
keributan, apabila ayam stress produksi telur akan menurun.
Oleh karena itu, banyak keuntungan yang dapat diambildari
peternakan ayam niaga petelur yaitu memiliki kandungan protein yang cukup
tinggi. Kotoran dapat dijadikan sebagai pupuk.
Tujuan yang kita dapat dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu
Untuk meningkatkan ketrampilan cara beternak ayam petelur yang baik dan
benar. Untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang usaha. Untuk
mengetahui lebih dalam tentang dunia peternakan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkandangan
Nurhakim (2019) menyatakan bahwa kandang petelur ada dua macam
yaitu kandang terbuka (open house) dan kandang tertutup (clouse house).
Kita yang tinggal di Indonesia karena iklim tropis lebih menguntungkan
dibandingkan dengan negara-negara Barat yang beriklim subtropis dan
empat musim. Dengan tipe kandang terbuka, produktivitas ayam petelur di
Indonesia sudah bisa optimal karena intensitas cahaya cukup dan
temperatur udara relatif lebih stabil. Selain itu, investasi pembuatan
kandang terbuka lebih murah dibndingkan dengan kandang tertutup.
B. Pemberian pakan dan minum periode starter
Rahadi (2011) menyatakan bahwa hari pertama masa
pemeliharaan DOC hanya diberi air minum yang dicampur dengan air
gula. Perbandingan 300 gram gula pasir : 1 liter air. Hari kedua diberi
makan halus yang dihamparkan diatas kertas koran dan pada wadah pakan
yang disediakan. Pemberian pakan diberikan secara feed intake terkontrol
diberikan 4 kali sehari (06.00, 09.30, 13.00, 15.00) dengan presentase
masing pemberian 45%, 30%, 15%, 10% , dari jumlah pakan yang
diberikan. Hal ini diberikan agar pakan yang diberikan habis, terkonsumsi
dan menjaga kualitas pakan tetap baik. Air minum merupakan kebutuhan
pokok ternak tetapi tidak semua jenis air dapat dikonsumsi oleh ternak.
Air minum diberikan secara ad-libitum dengan menggunakan galon
ukuran 1 liter pada umur 14 hari mulai menggunakan tempat minum yang
berukuran besar. Tempat pakan periode starter berbentuk kotak dapat
dibuat dari kayu dengan ukuran panjang 60 cm, lebar 60 cm, tinggi 5 cm.
Tempat model anak ayam tersebut digunakan sampai 14 hari dan
diletakan dilantai kandang.
Ardana (2011) menyatakan bahwa Air minum merupakan bagian
yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan makhluk hidup di dunia. Air
minum merupakan nutrien yang esensial pada ayam. Kekurangan atau
kelebihan pada konsumsi air minum mempunyai efek yang besar terhadap
performance ayam. Air dalam tubuh ayam memiliki peran vital,antara lain
menjadi pelarut zat-zat organik dan anorganik, berperan dalam proses
metabolisme tubuh serta membantu pergerakkan pakan dalam sistem
pencernaan.
C. Penyusunan pakan
Rahadi (2011) menyatakan bahwa penyusunan pakan dilakukan
dengan memperhatikan periode fase pemeliharaan pemberian tingkat
protein untuk periode starter 18,5%-21,5%, energi 2900 kkal/kg. Grower
14,5%, energi 2750-1800 kkal/kg. Layer 17,5%-18%, energi 2800
kkal/kg.
Tabel. Kebutuhan Nutrisi Ayam Petelur
Nutrisi Starter Grower Developer Produksi Produksi
(0-6 (6-10 (10-17 (17-60 (>60
minggu) minggu) minggu) minggu) minggu)

PK (%) 19,5 17,5 15 16-18 16-17

ME 2.900 2.825 2.775 Min 2.600* Min 2.600*


(kkal/kg)
SK (%) 3-5 3-6 4-7 3-6 3-6

LK (%) 2,5-6 2,5-7 2,5-7 3-6 3-6

Asam 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2


linoleat (%)
Ca(%) 1-1,1 0,9-1,1 0,9-1,1 3,3-3,8 3,8-4
P tersedia 0,45 0,40 0,36 0,38-0,40 0,34
(%)
Na(%) 0,16 0,15 0,15 0,15-0,20 0,20

Cl(%) 0,15-0,25 0,15-0,25 0,15-0,25 0,15-0,25 0,15-0,25

Metionin 0,45 0,40 0,34 0,38-0,42 0,37


(%)
Metionin 0,80 0,75 0,56 0,68-0,74 0,67
Sitin (%)
Lisin (%) 1.05 0,95 0,72 0,77-0,82 0,74

Triptopan 0,20 0,17 0,15 0,17-0,20 0,20


(%)
Kolin 1.300 1.100 1.100 1.300 1.300
(mg/kg)

D. Pencegahan dan pengobatan penyakit


Zulfikar (2009) menyatakan bahwa dalam mencegah berbagai
penyakit dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan cara
mencampurkan obat-obatan kedalam pakan maupun minum ternak yang
berbebentuk feed suplement dan lain sebagainya.

E. Program Vaksin
Nurhakim (2019) menyatakan bahwa pelaksanaan program vaksin
diberikan berdasarkan kebutuhan kandang.
Tabel. Program vaksin

Umur (hari) Jenis Vaksin Aplikasi

4 ND+IB 120 Tetes Mata

ND Killed Subcutan

7 IBD Blen Tetes Mulut

14 IBD Blen Tetes Mulut

28 ND+IB 120 Tetes Mata

35 Pox Valolvac Tusuk Sayap

Al Harbin Intra Muscullar

49 ND Lasota Tetes Mata

70 Potong Paruh

77 Al Harbin Intra Muscullar

84 ILT Tetes Hidung

91 Coryza 1 (HG gel Vac- Suntik Paha


3)
ND Lasota Tetes Mata

112 ND+IB+EDS Killed Suntik Paha


BAB III
PEMBAHASAN

Peternakan ayam petelur yang berada di Desa Gunungkarang Kecamatan


Bobotsari Kabupaten Purbalingga milik Bapak Setiawan Gunadi dipelihara ayam
petelur periode starter dengan populasi 9.000 ekor. Awal Doc datang di pelihara di
kandang tertutup (clouse house) sedangkan di kandang yang berbentuk postal hanya
untuk pelebaran saja. Strain yang digunakan di peternakan Bapak Setiawan Gunadi
adalah strain loughman. Ayam tersebut di pelihara dengan menggunakan jenis
kandang tertutup (close house) dan kandang tertutup (open house).Bentuk kamdang
yang digunakan adalah bentuk cage dan postal. Populasi di kandang terbuka 3.000
ekor dan populasi di kandang tertutup 6.000 ekor. Peternakan ayam petelur milik
Bapak Setiawan Gunadi tersebut didirikan sebagai sumber pendapatan, disamping itu
sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein hewani selain
daging ayam, daging sapi, dan ikan.
Pada saat proses pemeliharaannya, pemilik menggunakan ransum sebagai
pakan bagi ayam petelurnya. Selain itu, pemilik menggunakan obat-obatan, vaksin,
vitamin, dan bahan penunjang lainnya dalam proses pemeliharaan.Akan tetapi
permasalahan yang sering muncul di peternakan ayam petelur milik Bapak Setiawan
Gunadi adalah tingginya biaya produksi yang berasal dari pemenuhan kebutuhan
pakan ayam petelur. Penyusunan pakan yang dibutuhkan kandungan protein umtuk
periode starter 18,5%-21,5%.
Pada saat pemberian pakan pada periode starter , pemilik menggunakan jenis
pakan mash dan cara pemberian pakan ada dua yaitu pakan basah dan pakan kering.
Pemberian pakan basah diberikan setelah pemberian pakan kering. Pemberian pakan
basah bertujuan untuk meningkatkan nafsu makan ayam sehingga menaikan bobot
badan yang tertinggal. Pemberian pakan basah biasanya diberikan dua kali sehari
pada jam 11.00 dan jam 14.00. Pemberian pakan secara ad-libitum. Pakan yang
dihabiskan dalam satu hari di kandang tertutup dengan populasi 6.000 ekor yaitu 250
kg per hari sedangkan di kandang terbuka dengan populasi 3.000 ekor yaitu 150 kg
per hari.
Tempat minum yang dipakai di peternakan milik Bapak Setiawan Gunadi
yaitu tempat minum otomatis (nipple). Pada saat ayam datang, seharusnya diberikan
air gula berhubung tempat minumnya jenis otomatis maka air gula diganti dengan
sorbitol.
Alat pemanas yang digunakan di peternakan milik Bapak Setiawan Gunadi di
kandang terbuka yaitu menggunakan gasolek sedangkan di kandang tertutup
menggunakan pemanas buatan (kayu bakar).
Pada periode starter , pada umur 4 hari di lakukan vaksin ND AI dan ND
Clone IB. Pengaplikasiannya yaitu dengan cara suntik dan tetes mata. Umur 14 hari
dilakukan vaksin IBD M yaitu dengan cara cekok. Umur 18 hari dilakukan ND LS
IB yaitu dengan cara tetes mata. Umur 24 hari dilakukan vaksin IBD M yaitu
dengan cara cekok.Umur 32 hari dilakukan vaksin ND LS IB dan ND L IB Plus yaitu
dengan cara tetes mata dan suntik. Umur 42 hari dilakukan vaksin coryza yaitu
dengan cara suntik. Umur 49 hari dilakukan vaksin AI B yaitu dengan cara suntik.
Umur 70 hari dilakukan vaksin ND LS IB yaitu dengan cara air minum. Vaksin ILT
dilakukan dengan cara tetes hidung, vaksin ILT dilakukan untuk mencegah penyakit
saluran pernapasan.
Vitamin yang digunakan di peternakan milik Bapak Setiawan Gunadi
berbagai macam seperti supravit, vita stress, fortevit, betamin, dan vita chick.
Fungsi vitamin-vitamin tersebut yaitu:
1. Vita Stress
Adalah vitamin yang diberikan untuk menambah daya tahan tubuh dan
mencegah stress.
2. Fortevit
Adalah vitamin yang diberikan untuk mengatasi stress, memperbaiki ransum,
dan untuk meningkatkan produksi.
3. Vita chick
Adalah vitamin yang diberikan untuk mempercepat pertumbuhan, mencegah
kekurangan vitamin, mengatasi stress, dan mengurangi angka kematian pada anak
ayam.
Selain vitamin, di peternakan milik Bapak Setiawan Gunadi menggunakan
berbagai macam obat seperti obat cocci yang digunakan untuk mencegah penyakit
berak darah. Pada saat pemberian obat cocci dengan melihat telek (feses) pada ayam.
Jika telek (feses) pada ayam terdapat darah maka ayam tersebut terserang penyakit
coccsidiosis (berak darah). Zetamol digunakan untuk penghangat pada tubuh ayam.
Zetamol diberikan sehabis vaksin gumboro. Purecid digunakan untuk sumber energi
pada hewan. .Vit AD3E digunakan untuk pembentukan kerangka doc. Purecid dan
Vit AD3E biasanya diberikan satu minggu dua kali.

Anda mungkin juga menyukai