Anda di halaman 1dari 3

TBC PARU DALAM KEHAMILAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


PPK/OBG/010 00 1/3

Ditetapkan
Direktur RSIA Budhi asih,

Tanggal Terbit
PANDUAN PRAKTIK
01 Februari 2018
KLINIK

dr. Hanantyo Primi Andriawan Sp.OG


TBC paru adalah penyakit pada perenkhim paru yang disebabkan oleh
PENGERTIAN
M.tuberculosis.
Anamnesis
- Pernah kontak dengan pasien TBC
- Batuk kronis, batuk darah
ANAMNESIS - Nyeri dada
- Keringat malam
- Berat badan menurun
- Demam
Suhu > 38 C
Gizi kurang
PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan paru abnormal (ronchi, terutama di apex paru pada infeks
primer)
Pembersaran kelenjar limfe
KRITERIA DIAGNOSIS Klinis:
1. Demam lama
2. Berat badan turun/malnutrisi
3. Batuk lama
4. Anoreksia
5. Pembesaran kelenjar limfe
6. Pemeriksaan paru ditemukan suara tambahan ronchi (+)

Laboratoris:
TBC PARU DALAM KEHAMILAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


PPK/OBG/010 00 2/3

Mantoux test positif (indurasi ≥ 10 mm) , Pemeriksaan Dahak BTA (+)


Rontgen tampak kavitas atau gambaran TB milier
Pneumonia
DIAGNOSIS BANDING
Keganasan Paru
 Laboratorium : pemeriksaan BTA & kultur, LED sangat tinggi.
 PPD (Purified Protein Derivative), dengan interpretasi sebagai berikut :
- Pada kelompok risiko sangat tinggi yaitu : pasien HIV positif, pasien
dengan gambaran thorax foto abnormal, atau pasien yang kontak era
dengan pasien TBC aktif, dikatakan positif bila terjadi induras
dengan ukuran 5 mm.
PEMERIKSAAN - Pada kelompok risiko tinggi yaitu : orang yang berasal dari negara
PENUNJANG miskin atau negara endemis TBC, pemakai narkoba yang HIV
negatif, sosio ekonomi rendah, pasien penyakit kronis yang
mempunyai risiko tinggi mengidap TBC, dikatakan positif bila
berdurasi >10 mm.
- Foto thorax : tidak rutin dikerjakan pada kehamilan, jika diperlukan
bila usia kehamilan < 7 bln harus menggunakan pelindung perut.
TERAPI Terapi medikamentosa:
Pengobatan TBC aktif pada kehamilan hanya sedikit berbeda dengan
penderita yang tidak hamil.
Rekomendasi Centre for Disease Control (2013) adalah sebagai berikut:
1. Isoniazid 5 mg/kg/hari. Maksimal 300 mg/hari bersama piridoksin
50 mg/hari
2. Rifampisin 10 mg/kg/hari, maksimal 600 mg/hari
3. Etambutol 5-25 mg/kg/hari, maksimal 2,5 gram/hari (biasanya 25
mg/kg/hari selama 6 minggu kemudian diturunkan menjadi 15
mg/kg/hari).
Kombinasi IRE diberikan setiap hari selama 2 bulan, 7 bulan, selanjutnya
diberikan kombinasi INH 2 Rifampisin 2 kali
seminggu.
Terapi diberikan minimum 9 bulan. Jika resisten terhadap obat ini dapa
dipertimbangkan pengobatan dengan pyrazinamide. Selain itu pyrazinamide
50 mg/hari harus diberikan untuk mencegah neuritis perifer yang disebabkan
TBC PARU DALAM KEHAMILAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


PPK/OBG/010 00 3/3

oleh isoniazid.

Catatan :
Terapi pada trimester pertama harus mempertimbangkan tingkat keparahan
penyakitnya. Pasien yang tidak sakit berat dianjurkan untuk terapi dengan
INH dan Etambutol saja sehingga selesai trimester I, kemudian mulai terap
6 bulan penuh dengan pirazinamid, rifampisin dan INH
1. Memberikan pemahaman tentang pentingnya keteraturan minum oba
sesuai anjuran
EDUKASI
2. Melakukan skrining TB pada keluarga dekat pasien
3. Perbaikan gizi
Ad vitam : dubia ad bonam
PROGNOSIS Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Panduan Praktik Klinis Bagian Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran
KEPUSTAKAAN Universitas Padjajaran- RSHS 2016
Panduan Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Tuberkulosis 2013

Anda mungkin juga menyukai