I. Pokok Bahasan
HIV /AIDS
II. Sub Pokok Bahasan
Pencegahan dan Penularan HIV / AIDS
III. Tujuan Instruksional Umum
Pada akhir proses penyuluhan dengan harapan sasaran mampu memahami
dan mengenal HIV / AIDS
IV. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan sasaran dapat :
1. Mengenal tanda-tanda HIV / AIDS
2. Mengetahui bahaya HIV /AIDS
3. Lebih waspada untuk tidak terkena HIV / AIDS
4. Memberikan informasi terhadap orang-orang terdekat
V. Materi
1. Pengertian HIV / AIDS
2. Tahap Infeksi HIV
3. Gejala HIV / AIDS
4. Pencegahan Penularan HIV/AIDS
VI. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Tanya jawab
VII. Media
-
2. Mendiskusikan HIV/AIDS
1. Membagi peserta menjadi 7 kelompok, dengan
45 menit setiap kelompok beranggotakan 6-7 orang.
Masing-masing kelompok membahas
mengenai:
Kelompok 1 :
Disajikan kasus penularan HIV/AIDS melalui
penggunaan narkoba suntik. Kemudian
kelompok mendiskusikan apa itu HIV dan
AIDS, serta apa yang menjadi akar penyebab
seseorang dapat terinfeksi HIV sesuai dengan
kasus yang telah disajikan.
Kelompok 2 :
Disajikan kasus penularan HIV/AIDS melalui
seks bebas. Kemudian kelompok
mendiskusikan apa itu HIV dan AIDS, serta
bagaimana tahapan seseorang kemudian
terinfeksi HIV/AIDS sesuai dengan kasus yang
telah disajikan.
Kelompok 3 :
Disajikan kasus penularan HIV/AIDS pada Ibu
hamil. Kemudian kelompok mendiskusikan apa
itu HIV dan AIDS, serta bagaimana dengan
bayi yang lahir dari ibu dengan HIV positif
sesuai dengan kasus yang telah disajikan.
Kelompok 4 :
Disajikan kasus penularan HIV/AIDS pada ibu
hamil. Kemudian kelompok mendiskusikan apa
itu HIV dan AIDS, serta bagaimana sikap
kelompok jika mereka adalah salah satu
keluarga dari ibu hamil tersebut dan sudah
mengetahui bahwa ibu hamil tersebut positif
terinfeksi HIV sesuai dengan kasus yang telah
disajikan.
Kelompok 5 :
Disajikan kasus penularan HIV/AIDS melalui
penggunaan narkoba suntik. Kemudian
kelompok mendiskusikan apa itu HIV dan
AIDS, serta apa saja hal yang tidak dapat
menularkan penyakit HIV sesuai dengan kasus
yang telah disajikan.
Kelompok 6 :
Disajikan kasus penularan HIV/AIDS melalui
penggunaan narkoba suntik. Kemudian
kelompok mendiskusikan apa itu HIV dan
AIDS, serta bagaimana sikap kelompok jika
mereka adalah salah satu teman dekat dari
penderita HIV/AIDS sesuai dengan kasus yang
telah disajikan.
Kelompok 7 :
Disajikan kasus penularan HIV/AIDS pada gay.
Kemudian kelompok mendiskusikan apa itu
HIV dan AIDS, serta apa saja gejala HIV/AIDS
sesuai dengan kasus yang telah disajikan.
2. Mempersilahkan untuk kelompok berdiskusi
sesuai dengan kasus yang diperoleh.
3. Mempersilahkan wakil dari masing-masing
kelompok untuk mempresentasikan hasil
70 menit
diskusinya. @ 1 kelompok = berdurasi 10
menit.
4. Memberikan kesempatan bagi peserta
20menit
untuk bertanya.
5. Menanggapi dan melengkapi pendapat
5 menit
setiap kelompok.
3. Penutup
I. Pokok bahasan
HIV /AIDS
II. Sub pokok bahasan
Pencegahan dan Penularan HIV / AIDS
III. Tujuan Instruksional Umum
Pada akhir proses penyuluhan dengan harapan sasaran mampu memahami
dan mengenal HIV / AIDS
IV. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan sasaran dapat :
1. Mengenal tanda-tanda HIV / AIDS
2. Mengetahui bahaya HIV /AIDS
3. Lebih waspada untuk tidak terkena HIV / AIDS
4. Memberikan informasi terhadap orang-orang terdekat
V. Materi
1. Pengertian HIV / AIDS
2. Tahap Infeksi HIV
3. Gejala HIV / AIDS
4. Pencegahan Penularan HIV/AIDS
VI. Metode
1. Bermain peran (role play)
2. Tanya jawab
VII. Media
Naskah bermain peran
Properti bermain peran
Lex merupakan seorang remaja yang sedang jatuh cinta dengan seorang
perempuan yang dicintainya jatuh hati pada laki-laki lain. Karena hal itu, Lex
Yoga yang merupakan teman sekelas Lex pun turut prihatin padanya.
mengeluarkan barang yang ada di dalam tas ransel yang digendongnya. Ternyata
barang itu adalah narkoba yang dapat disuntikan ke lengan. Mereka berempat pun
pesta narkoba dan nge-fly semalaman. Lex merasakan kesenangan sesaat, ia bisa
Tak terasa waktu terus bergulir, dua tahun pun telah berlalu. Lex dan teman-
teman clubbingnya masih setia nongkrong bareng kemudian pesta narkoba suntik
bersama. Hingga suatu hari Yoga dikabarkan meninggal karena terkena AIDS.
Lex menyesali apa yang sudah ia perbuat selama ini. Seandainya ia tidak
menerima kenyataan pahit ini. Lex hanya bisa menyesal, waktu dalam hidupnya
tidak bisa diputar kembali. Ia harus hidup dengan menderita HIV/AIDS selama
hidupnya.
Pertanyaan
Siang itu cuaca cerah, tapi tak secerah hati Billy. Seketika hati nya panas,
melihat ibu nya berduaan bersama dengan seorang lelaki paruh baya. Billy yang
baru saja pulang dari sekolah, menyesal pulang ke rumah, lebih baik tadi mampir
usia yang sudah tidak muda lagi, apalagi sudah mempunyai anak, ibunya hanya
bersenang-senang dengan para lelaki paruh baya. Semenjak ayah Billy meninggal,
kini Billy tinggal hanya bersama dengan ibunya. Ibunya tidak bekerja, dan hanya
bebas. Melakukan hubungan seks bebas sebelum menikah adalah hal yang wajar
Sepuluh tahun telah berlalu. Billy tumbuh menjadi laki-laki dengan sifat
yang sama. Masih senang mempermainkan hati wanita. Dan senang bergonta-
ganti pasangan. Perilaku buruk yang ia lakukan adalah melakukan sex bebas sejak
ia masih duduk di bangku sekolah. Kini, 10 tahun telah berlalu. Billy tiba-tiba
sakit. Sudah satu bulan ia sakit demam, flu, dan diare yang tidak kunjung sembuh.
Ibunya yang khawatir akan keadaan anaknya, membawa Billy ke Rumah Sakit.
Sesampainya di Rumah Sakit, Billy diminta untuk diambil sampel darah nya.
Billy menyesali apa yang sudah ia perbuat selama ini. Seandainya ia tidak
melakukan sex bebas, ia tidak harus menerima kenyataan pahit ini. Billy hanya
bisa menyesal, waktu dalam hidupnya tidak bisa diputar kembali. Ia harus hidup
Pertanyaan
tahun kemudian?
5.
KASUS 3
Pada suatu pagi di instalasi gawat darurat rumah sakit, datang seorang ibu
hamil yang berteriak kesakitan. Ditemani rombongan keluarga besar yang ikut
mengantarkan ibu itu memasuki ruang IGD rumah sakit. Pak Vicky sebagai
seorang suami, tengah ikut panik mengantarkan ibu muda, sebut saja bu Angel.
Bidan Aulia dan Bidan Sisca yang sedang bertugas, segera menolong ibu Angel.
Setelah menolong persalinan Ibu Angel, Bidan Sisca dan Bidan Aulia
beristirahat di ruang jaga Bidan. Tidak lama kemudian hasil laboratorium dari
pemeriksaan sampel darah Bu Angel sudah keluar. Tak disangka, hasil lab
Sementara itu, di ruang pasien, Bu Angel akhirnya dapat bernapas lebih lega
Ibu Angel kemudian menyesali apa yang sudah dilakukannya sewaktu dulu
masih remaja. Sebelum menikah dengan Pak Vicky, Bu Angel melakukan seks
bebas dan bergonta-ganti pasangan. Ia tidak mengira bahwa perbuatan yang
dilakukannya dulu, berdampak tidak hanya pada dirinya, tapi pada suami dan
mendapatkan konseling dari Dokter, Ibu Angel rutin memeriksakan dirinya dan
bayinya ke Rumah Sakit untuk tetap mendapat pengobatan dari HIV agar tidak
Awalnya suaminya tidak mempercayainya, bahkan sempat terjadi cekcok dan pak
Vicky juga sempat ingin menceraikan Ibu Angel. Tetapi keputusannya berubah
karena tidak ingin nantinya, anak mereka yang kemudian menjadi korban atas
perceraian mereka. Pak Vicky pun akhirnya mulai menerima keadaan yang
Pertanyaan
terinfeksi HIV?
4. Bagaimana dengan anak yang dilahirkan Ibu Angel? Apakah ikut tertular
Pada suatu pagi di instalasi gawat darurat rumah sakit, datang seorang ibu
hamil yang berteriak kesakitan. Ditemani rombongan keluarga besar yang ikut
mengantarkan ibu itu memasuki ruang IGD rumah sakit. Pak Vicky sebagai
seorang suami, tengah ikut panik mengantarkan ibu muda, sebut saja bu Angel.
Bidan Aulia dan Bidan Sisca yang sedang bertugas, segera menolong ibu Angel.
Setelah menolong persalinan Ibu Angel, Bidan Sisca dan Bidan Aulia
beristirahat di ruang jaga Bidan. Tidak lama kemudian hasil laboratorium dari
pemeriksaan sampel darah Bu Angel sudah keluar. Tak disangka, hasil lab
Sementara itu, di ruang pasien, Bu Angel akhirnya dapat bernapas lebih lega
Ibu Angel kemudian menyesali apa yang sudah dilakukannya sewaktu dulu
masih remaja. Sebelum menikah dengan Pak Vicky, Bu Angel melakukan seks
bebas dan bergonta-ganti pasangan. Ia tidak mengira bahwa perbuatan yang
dilakukannya dulu, berdampak tidak hanya pada dirinya, tapi pada suami dan
mendapatkan konseling dari Dokter, Ibu Angel rutin memeriksakan dirinya dan
bayinya ke Rumah Sakit untuk tetap mendapat pengobatan dari HIV agar tidak
Awalnya suaminya tidak mempercayainya, bahkan sempat terjadi cekcok dan pak
Vicky juga sempat ingin menceraikan Ibu Angel. Tetapi keputusannya berubah
karena tidak ingin nantinya, anak mereka yang kemudian menjadi korban atas
perceraian mereka. Pak Vicky pun akhirnya mulai menerima keadaan yang
Pertanyaan
kramat sentul. Kemudian datanglah para ibu-ibu yang membeli sayurnya. Salah
ibu-ibu yang lain untuk menggosipkan anak Ibu Sukma, yaitu Rizal yang baru
Tidak hanya itu, Mpok Romlah menyebarkan gossip bahwa Rizal mengidap
HIV. Ibu-ibu yang lain merasa takut jika ada warga kampung yang terkena HIV,
itu artinya dapat menularkan penyakit itu kepada warga lainnya. Salah satu ibu,
yaitu Mpok Jamilah, mengatakan kalau HIV dapat menular melalui bersalaman,
berenang bersama penderita, menggunakan alat makan dan handuk bersama. Ibu-
menindaklanjuti kasus ini. Kalaupun perlu Rizal seharusnya di usir dari kampung.
yang lainnya. Dan tentu hal tersebut berbahaya bagi keselamatan warga kampung.
Pertanyaan
KASUS 6
kramat sentul. Kemudian datanglah para ibu-ibu yang membeli sayurnya. Salah
ibu-ibu yang lain untuk menggosipkan anak Ibu Sukma, yaitu Rizal yang baru
Tidak hanya itu, Mpok Romlah menyebarkan gossip bahwa Rizal mengidap
HIV. Ibu-ibu yang lain merasa takut jika ada warga kampung yang terkena HIV,
itu artinya dapat menularkan penyakit itu kepada warga lainnya. Salah satu ibu,
yaitu Mpok Jamilah, mengatakan kalau HIV dapat menular melalui bersalaman,
berenang bersama penderita, menggunakan alat makan dan handuk bersama. Ibu-
menindaklanjuti kasus ini. Kalaupun perlu Rizal seharusnya di usir dari kampung.
yang lainnya. Dan tentu hal tersebut berbahaya bagi keselamatan warga kampung.
Pertanyaan
Pada suatu hari, seorang laki-laki tampan nan rupawan asik memainkan
memanggilnya Joe. Orang tua Joe adalah orang kaya yang sangat dipandang. Ayah
seorang model cantik yang terkenal hingga kancah Asia, namun hobinya pergi
kandungnya sendiri yaitu Joe. Pada hari itu ayahnya baru saja pulang dari rapat
majalah Asia di Jepang. Keduanya terlibat cek-cok yang serius hingga membuat
sempurna, dengan kegelimangan harta yang dimiliki kedua orang tuanya. Namun
sayang, kekayaan harta kedua orang tuanya sama sekali tidak membuatnya
bahagia. Semenjak kecil ia jarang mendapatkan kasih sayang secara langsung dari
kedua orang tuanya. Ditambah dengan kedua orang tuanya sering bertengkar,
mulai dari urusan yang sepele hingga urusan yang lebih besar. Kenyataan itu
membuat Joe ingin lari dari kehidupannya dan mencari kebahagian di tempat lain.
AIDS dan kanker. Meskipun mengidap penyakit serius, hal itu tak membuat Joe
penyakit yang dideritanya itu dari kedua orang tuanya dan masih tetap melakukan
perilaku menyimpang yaitu menjadi gay. Orang tuanya pun masih sama saja, tak
Namun sayang keadaan Joe telah parah dan tidak dapat diselamatkan lagi.
Penyakit yang ia derita adalah stadium akhir dan sudah tidak dapat diselamatkan
lagi. Kudua orang tuanya pun menyesali perbuatan mereka yang egois hanya
hingga Joenathan sakit pun, keduanya sampai tidak tahu dan masih sempat untuk
Pertanyaan
Joenathan!
NASKAH 1
TEMA : Penularan HIV / AIDS melalui penggunaan narkoba suntik dan tato
Suatu pagi yang cerah dua pasang kekasih sedang menikmati indahnya kota
sambil berjalan bersama dan bergandengan tangan. Dua pasang kekasih itu
bernama Afgan dan Rossa. Mereka menikmati acara car free day dengan berjalan
santai menikmati indahnya kota di pagi hari. Tidak disangka, di belakang kedua
orang itu, ada seorang laki-laki yang mengikuti mereka. Namanya Lex, yang tidak
lain dan tidak bukan adalah pacar Rossa. Lex dan Rossa sudah genap 1 tahun
Rossa : Aku lagi pengen makan ayam nih. Abis ini ke KFC aja gimana?
Afgan : KFC kan jauh, mending yang deket aja, tuh ada yang jualan soto pinggir
Rossa : ihh. Tapi kan nggak berkelas banget masa makan di pinggir jalan sih?
Rossa : Haloo….
lagi ngapain?
Lex : Ini aku lagi dibelakang kamu. Ngikutin kamu berduaan sama yang lain
Lex : Mulai sekarang kita putus. Makasih udah nemenin aku selama satu tahun
Rossa : Nggak tau, salah sambung tuh orang. Udah nggak usah ngurusin tuh
orang. Makan aja yuk. Tadi kamu ngajak aku makan soto kan? Yuk makan aja.
Lex terus menerus murung menyesal telah mencintai orang yang sama sekali tidak
mencintainya. Dia pun mem-blok akun sosial media Rossa, baik itu Facebook,
foto Rossa yang ada di Handphone-nya. Yoga yang melihat Lex sedari tadi hanya
Lex : Tau apa sih lo? Sok nasehatin sabar sabar segala.
Yoga : HAHAHAHA. Ya udah, daripada lo sedih terus kek gini. Mending ikut
Yoga : Ada deh. Yang jelas, gue ajakin ke tempat yang asik. Biar lo bisa move
Malam harinya, Yoga mengajak Lex untuk dugem bareng di bioskop. Ia juga
Kelvin : Itu sama abang-abang yang kios nya di Pecinan. Murah loh, kemarin abis
diskon 50%.
Kelvin : Lumayan bro. Kan pake jarum tato nya. Tapi, namanya laki, ya harus
Bagas : Hey bro! Tumben telat lu. Biasanya lu paling rajin dateng duluan.
Yoga : Iya nih. Ini tadi ngajakin temen gue nih. Kenalin, dia anak baru.
Namanya Lex. Lex, kenalin ini temen-temen gue, namanya Yoga. Yang ini
namanya Bagas.
Kelvin : Lex? Jangan-jangan nama panjangnya Young Lex lagi. Muka lo mirip
Lex : Ngaco! Kagak lah. Nama gua Alexa. Biasanya di panggil Lex. Cakepan
Yoga : Hahaha. Bisa aja lu Lex! Eh! Kita juga mau dong minum itu (Menunjuk
botol-botol miras)
Bagas : Tenang. Ini udah kita siapin buat kalian. Kalian bebas minum sepuasnya
deh.
Yoga : Coba aja dulu, enak kok. Lu pasti abis nyobain ini langsung ketagihan
Lex : (Minum sedikit) Ini apaan sih? Kok aneh gini rasanya.
Kelvin : Hahahaha. Itu rasanya emang kaya gitu, lu cobain lagi deh. Nih.
Kelvin : Eh! Yoga! Barang yang kemarin kita pesen udah dateng kan?
Bagas : Udah yuk, ke gudang aja. Gue dari tadi udah kepengen make nih.
Lex : Lagi bahas barang apaan sih? Kok harus ke gudang segala?
Yoga : Udah Lex, lu ngikut kita aja yuk. Ntar juga tau.
Bagas, Kelvin, Yoga, dan Lex pergi ke gudang yang berada di bagian paling
belakang diskotik. Yoga mengeluarkan barang yang ada di dalam tas ransel yang
digendongnya. Ternyata barang itu adalah narkoba jenis ….. yang dapat
disuntikan ke lengan.
Yoga : Iya, sabar bosss (Mengeluarkan semua yang ada di tas ransel)
Lex : (Mengambil barang yang dikeluarkan Yoga dan mengamatinya) Loh, ini
bukannya narkoba? Kalian make ginian? Wahhhh parahhhh. Kalian nggak takut
Kelvin : Alexa. Lu gak usah sok polos yah. Udah, lu diem aja. Gak usah banyak
omong.
Yoga : Sssttttt. Udah-udah gak usah ribut. Nih Lex, gue kasih tau yah. Barang
ajaib yang bisa buat lu move on. Katanya lu pengen lupain dia yang udah nyakitin
Yoga : Lu belum nyobain sih. Sekalinya lu pake, lu bisa ngerasa bahagia terus.
ke lengan Lex)
Mereka berempat pun pesta narkoba dan nge-fly semalaman. Lex merasakan
kesenangan sesaat, ia bisa melupakan semua hal yang membuatnya sedih saat itu.
Tak terasa waktu terus bergulir, subuh pun telah datang dan pagi pun menjelang.
Lex terbangun dari tidur nya. Sementara teman-temannya yang lain masih terlelap
dalam tidur. Ia pun pulang ke rumah nya. Setelah tiba dirumah, Ibu Lex ternyata
Ibu : Astaghfirullah hal’adziim. Kamu kenapa bau alcohol begini? Kamu habis
dari mana?
Lex : Heh! Diem ya! Anak pulang bukannya kasih minum, malah kasih
Lex pun masuk kedalam kamar dan tertidur pulas hingga siang. Nada dering
Lex : Halooo.
Lex : Ooh bagas ya. Kenapa gas? Kok tumben telpon gue?
Bagas : Yoga masuk rumah sakit nih. Dia masuk ICU. Tadi pagi abis lu pulang,
Bagas : Kata dokter, Yoga kena AIDS. Terus dia sampe collaps karena penyakit
AIDS nya itu udah komplikasi sampe ke kanker otak. Udah. Pokoknya lu kesini
ya. Yoga ini gak punya orang tua, dia hidup sendiri. Gue bingung nyari uang buat
Lex pun memutuskan untuk pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan dirinya.
Dokter memberitahukan hasil laboratorium bahwa Lex telah postif terkena HIV.
Tetapi Lex sama sekali tidak mempercayai hasil pemeriksaan laboratorium rumah
sakit. Dokter pun menjelaskan tentang apa itu penyakit HIV/AIDS dan bagaimana
Dokter : Kalau boleh tau, sebelumnya apakah anda pernah melakukan hubungan
Lex : Tidak pernah dok. Memangnya kenapa dok? Gimana dengan hasil
laboratoriumnya?
apa-apa. Saya ngerasa sehat-sehat aja sampe sekarang. Kenapa dokter bisa-
Dokter : Saya mengatakan anda positif HIV, dari hasil pemeriksaan laboratorium.
Jadi begini, saya jelaskan dulu ya. HIV itu adalah virus yang menyebabkan
lamanya bisa mencapai 6 bulan. Dimana hasil tes darah mungkin masih negative,
tetapi orang tersebut sudah dapat menularkan HIV pada orang sehat lainnya.
Gejala nya, flu, demam, batuk, nyeri tenggorokan, yang berlangsung hanya
Dokter : Stadium kedua, hasil tes darah positif HIV. Nah distadium ini tidak ada
gejala yang terlihat. Orang yang berada di stadium ini terlihat sehat, dan
Dokter : Mulai ada gejala pada stadium ketiga. Yaitu diare kronis, flu, demam,
lebih dari satu bulan lamanya. Setelah itu masuk ke stadium keempat, yaitu masuk
ke kondisi AIDS. Dimana system kekebalan tubuh rusak parah, tubuh lemah
orang positif HIV, maka orang tersebut terlihat seperti orang sehat lainnya. Kalau
Lex : Saya pemakai narkoba suntik dok. Kemudian teman saya yang sudah
lama menggunakan narkoba suntik, dia meninggal karena AIDS. Saya menyesal.
Seharusnya saya tidak ikut terjerumus oleh teman-teman saya. Saya sangat
menyesal.
Lex menyesali apa yang sudah ia perbuat selama ini. Seandainya ia tidak
menerima kenyataan pahit ini. Lex hanya bisa menyesal, waktu dalam hidupnya
tidak bisa diputar kembali. Ia harus hidup dengan menderita HIV/AIDS selama
hidupnya.
Dalam kisah ini, ada pelajaran yang dapat dipetik, yaitu : dalam berteman kita
juga harus memilih teman yang baik. Jangan mau terjerumus ke jalan yang salah
dengan memilih berteman dengan teman yang salah. Penggunaan narkoba suntik
dan tattoo dapat menularkan virus HIV/AIDS karena penggunaan jarum suntik
yang digunakan secara bergantian dan tidak menggunakan jarum yang steril.
6 bulan. Dimana hasil tes darah mungkin masih negative, tetapi orang tersebut
sudah dapat menularkan HIV pada orang sehat lainnya. Gejala nya, flu,
demam, batuk, nyeri tenggorokan, yang berlangsung hanya beberapa hari atau
minggu saja.
2. Stadium kedua, hasil tes darah positif HIV. Nah distadium ini tidak ada
gejala yang terlihat. Orang yang berada di stadium ini terlihat sehat, dan
Dimana system kekebalan tubuh rusak parah, tubuh lemah terhadap serangan
Siang itu cuaca cerah, tapi tak secerah hati Billy. Seketika hati nya panas, melihat
ibu nya berduaan bersama dengan seorang lelaki paruh baya. Billy yang baru saja
pulang dari sekolah, menyesal pulang ke rumah, lebih baik tadi mampir saja ke
Mama : Billy! Kalau di ajak bicara dengan yang lebih tua, kamu harusnya bisa
lebih sopan! Baru pulang sekolah, udah bikin rebut aja sih tuh anak.
Om Reza : Sabar sayang. Dia masih remaja, jadi belum mengerti. Nanti dia juga
Billy sangat membenci perilaku ibunya yang gonta-ganti pacar. Padahal di usia
yang sudah tidak muda lagi, apalagi sudah mempunyai anak, ibunya hanya
bersenang-senang dengan para lelaki paruh baya. Semenjak ayah Billy meninggal,
kini Billy tinggal hanya bersama dengan ibunya. Ibunya tidak bekerja, dan hanya
Billy : (Berbicara sendiri di kamar) Aku benci sama mama. Kenapa sih mama
Billy : Aku pengen balas dendam. Aku bakal deketin semua perempuan yang
ada di sekolah. Dan bakal aku manfaatin semuanya dari mereka. Terakhir, aku
akan nyakitin hati mereka dan bakal aku tinggalin gitu aja.
Pagi hari nya. Di kelas ada seorang murid baru yang merupakan murid pindahan
dari kota Jakarta. Seorang perempuan yang cantik lagi jelita. Tidak di sangka.
Guru : Hari ini kita kedatangan murid baru. Prilly, silahkan perkenalkan diri
Guru : Nah, Prilly, silahkan kamu cari tempat duduk yang masih kosong
Billy : Kamu tau nggak, bedanya kamu sama rumus matematika apa?
Billy : Kalo rumus matematika susah diingetnya. Tapi kalo kamu, susah
dilupainnya.
Billy : Eh, denger-denger kaki kamu lagi sakit ya? Nggak bisa jalan?
Prilly : Iya
Billy : Oke, ya udah. Kalo gitu ntar sepulang sekolah kita jalan.
Billy dan Prilly pun berjalan bersama menuju tempat parkiran sekolah. Keduanya
pun sepakat untuk pergi kencan se-pulang sekolah. Kemudian David, yang
merupakan teman Billy, ingin mengajak Billy belajar bersama mengerjakan tugas
David : Tadi, yang tugas dari bu Anik, kita kan sekelompok. Yuk ngerjain
Billy : Gue udah ada janji hari ini. Mau pergi. Jadi gak bisa. Kapan-kapan aja ya
ngerjain tugasnya.
David : Yah Bil, kok gitu sih. Ini kan tugas kita. Ya kita ngerjain bareng dong.
Billy : Udah. Gue mau pergi. Udah telat nih. Yuk Pril (Menggandeng tangan
Billy dan Prilly mulai akrab setelah mereka kencan bersama. Keduanya kini asik
Billy : Enggak Pril, dia itu cuman mantan aku. Kita udah lama putus, tapi dia
Wenny : Mantan kamu bilang? Jangan ngarang kamu ya! Kita nggak pernah ada
Billy : Apa?
Wenny : Iya, aku sekarang hamil anak kamu. Ini, buktinya. Hasil usg kemarin.
Billy : Terserah yah. Kamu mau hamil. Mau apa kek. Aku cuman manfaatin
kamu aja. Aku nggak bener-bener serius suka sama kamu. Kamu mau gugurin
kandungan kamu? Terserah! Atau kamu mau tetap lahirin anak itu, terserah! Aku
Wenny : Dasar laki-laki buaya! (Menampar wajah Billy dan kemudian pergi
Prilly : Aku nggak nyangka Bil. Kamu bisa sejahat itu. Kamu harusnya bisa
Billy : Emang iya. Aku dari awal deketin kamu, karena pengen nyakitin kamu.
Yahhh, walaupun sebenernya kamu cantik dan aku sempet suka sama kamu. Tapi
semua cewek sama aja kan? Bakal jadi tempat untuk disakiti cowok.
Prilly : (Menampar wajah Billy) Aku piker kamu beneran tulus sama aku Bil,
pasangan. Perilaku buruk yang ia lakukan adalah melakukan sex bebas sejak ia
masih duduk di bangku sekolah. Kini, 10 tahun telah berlalu. Billy tiba-tiba sakit.
Sudah satu bulan ia sakit demam, flu, dan diare yang tidak kunjung sembuh.
Ibunya yang khawatir akan keadaan anaknya, membawa Billy ke Rumah Sakit.
Sesampainya di Rumah Sakit, Billy diminta untuk diambil sampel darah nya.
Perawat : Ibu, ini saya izin untuk melakukan pengambilan sampel darah pada anak
ibu.
Setelah menunggu beberapa jam, hasil lab sampel darah Billy keluar. Billy dan
Dokter : Begini. Saya ingin bertanya, apakah anda sebelumnya pernah melakukan
sex diluar nikah atau pernah menggunakan narkoba jenis jarum suntik?
Mama : Tidak mungkin dok. Anak saya adalah anak yang baik, tidak pernah
melakukan hal negatif seperti itu. Mohon dokter untuk tidak menuduh
sembarangan.
Dokter : Mohon maaf bu. Saya bertanya seperti itu, karena hasil pemeriksaan
Dokter : Tenang bu. Saya harap ibu dapat tenang. Saya tau, ini pasti berat bagi ibu
dan Billy untuk menerima kenyataan. Tapi hasil dari laboratorium Rumah Sakit
tidak dapat dimanipulasi dan benar adanya bahwa hasil nya adalah anak ibu
Dokter : Jadi begini Billy dan Ibu. Saya jelaskan dulu ya. HIV itu adalah virus
yang menyebabkan penyakit AIDS. Nah sedangkan AIDS adalah penyakit yang
tahap atau stadium penyakitnya ada 4. Stadium pertama, atau dinamakan periode
jendela, lamanya bisa mencapai 6 bulan. Dimana hasil tes darah mungkin masih
negative, tetapi orang tersebut sudah dapat menularkan HIV pada orang sehat
lainnya. Gejala nya, flu, demam, batuk, nyeri tenggorokan, yang berlangsung
Dokter : Stadium kedua, hasil tes darah positif HIV. Nah distadium ini tidak ada
gejala yang terlihat. Orang yang berada di stadium ini terlihat sehat, dan
Dokter : Mulai ada gejala pada stadium ketiga. Yaitu diare kronis, flu, demam,
lebih dari satu bulan lamanya. Setelah itu masuk ke stadium keempat, yaitu masuk
ke kondisi AIDS. Dimana system kekebalan tubuh rusak parah, tubuh lemah
Mama : Jadi. Anak saya ini masuk ke tahap stadium tiga dok?
Billy menyesali apa yang sudah ia perbuat selama ini. Seandainya ia tidak
melakukan sex bebas, ia tidak harus menerima kenyataan pahit ini. Billy hanya
bisa menyesal, waktu dalam hidupnya tidak bisa diputar kembali. Ia harus hidup
Dalam memilih pasangan, kita haruslah setia dengan pasangan kita. Dan
membatasi diri kita untuk tidak melakukan hal yang melanggar norma dan agama.
Infeksi HIV/AIDS dapat ditularkan melalui hubungan seks bebas seperti yang
dilakukan oleh Billy. Dan sebagai remaja, kita harus menghindari perbuatan
6 bulan. Dimana hasil tes darah mungkin masih negative, tetapi orang tersebut
sudah dapat menularkan HIV pada orang sehat lainnya. Gejala nya, flu,
demam, batuk, nyeri tenggorokan, yang berlangsung hanya beberapa hari atau
minggu saja.
2. Stadium kedua, hasil tes darah positif HIV. Nah distadium ini tidak ada
gejala yang terlihat. Orang yang berada di stadium ini terlihat sehat, dan
Pada suatu pagi di instalasi gawat darurat rumah sakit, datang seorang ibu hamil
mengantarkan ibu itu memasuki ruang IGD rumah sakit. Ada suami, oma, opa, ibu
mertua, dan tante yang tengah ikut panik mengantarkan ibu muda, sebut saja bu
Angel. Bidan Aulia dan Bidan Sisca yang sedang bertugas, segera menolong ibu
Angel.
Pak Vicky : Sabar sayang, ini bentar lagi nyampe ruangan periksa (Sambil
Sakit, bukan tempat untuk reuni keluarga yah. Jadi silahkan menunggu di luar
ruangan.
Pak Vicky : Tapi bu bidan, saya ingin mendampingi istri saya melahirkan bu.
Bidan Sisca : Hanya boleh 1 orang saja ya pak, untuk masuk ke dalam dan
mendampingi ibu.
Tante Zaskia : Saya aja bu bidan. Saya kan pengen liat ponakan saya lahir.
Ibu Mertua : Saya aja. Kan saya pengen liat cucu saya.
Pak Vicky : Mamah. Tante. Kan saya suaminya Angel, saya yang lebih berhak
Bu Angel : Duuuh! Nggak usah rebutan kenapa sih! Ini adeknya udah pengen
Bidan Sisca : Salah satu saja yah, bapak-bapak, ibu-ibu. Bu Angel ingin
Bidan Sisca : Untuk ibu, ibu bisa melihat cucu nya atau ponakannya nanti saja
bu, setelah lahir, nanti setelah ibu Angel melahirkan, ibu boleh sepuasnya melihat
adik bayinya.
Tante Zaskia : Hemmm. Ya udah deh. (Sambil manyun dan pergi ke luar ruang
UGD)
*Muncul suara tangisan bayi. Dan sang bayi pun akhirnya lahir*
Bidan Aulia : Selamat ya, bapak, ibu, anaknya perempuan, cantik sekali, mirip
dengan ibunya.
Bu Angel : Yah, kok cewek sih, kan saya pengennya cowok. Di USG
Bidan Aulia : Ibu Angel. Ibu harusnya bersyukur bu, anaknya sehat dan tidak
cacat. Kalau dari hasil USG, itu hanya prediksi, bisa kemudian salah bu.
Pak Vicky : Nggak apa-apa sayang. Yang penting anak kita sehat dan normal.
Setelah menolong persalinan Ibu Angel, Bidan Sisca dan Bidan Aulia beristirahat
di ruang jaga Bidan. Tidak lama kemudian hasil laboratorium dari pemeriksaan
sampel darah Bu Angel sudah keluar. Tak disangka, hasil lab menyatakan bahwa
Bidan Sisca : Aul, ini hasil lab Bu Angel udah keluar. Ternyata hasilnya HIV
positif.
Bidan Aulia : Hah? Masa sih? Ini harus konsul dengan dokter dulu berarti.
Dokter Tian : Ooh. Iya. Nanti saya akan ke ruang pasien dan saya berikan
konseling. Sementara ini, bayinya dipantau dan tidak boleh diberikan ASI.
Sementara itu, di ruang pasien, Bu Angel akhirnya dapat bernapas lebih lega
Tante Zaskia : Duuuh. Ponakan siapa iniii. Cantik banget, miriplah sama
tantenya.
Ibu mertua : Diih. Mirip apanya. Jelas miripan sama neneknya doong. Kan
cucu nenek.
Pak Vicky : Sudah. Sudah. Yang jelas, mirip kami, bapak ibunya. Kan anak
kami.
Pak Vicky : Oh iya, kamu makan apa? Bakso? Mie ayam? Steak tenderloin?
Chicken Crispy Burger? Pizza? Atau Spagetty? Itu kan makanan favorit kamu
semua.
Oma Tinah : Huuus. Itu makanan junk food semua. Kalau habis lahiran, ya
carikan makanan yang sehat dulu. Makan nasi soto aja, kalo nggak, nasi sayur
sama ayam.
Pak Vicky : Ooh iya, bener juga kata oma. Ya udah sayang, aku belikan nasi
aja ya.
Bu Angel : Iya sayang. Ga pa pa. Aku makan nasi sayur sama ayam aja. Biar
sehat.
Pak Vicky : Ya udah ya sayang. Aku pergi dulu, carikan kamu makan.
Tidak lama setelah Pak Vicky keluar mencarikan makan siang untuk Bu Angel,
Dokter Tian datang ke ruang perawatan Bu Angel. Dokter Tian meminta semua
tentang kondisinya dan hasil pemeriksaan lab yang mengatakan bahwa ia positif
terinfeksi HIV.
Tante Zaskia : Ehhh, ada pak dokter ganteng. Silahkan masuk dok.
Tante Zaskia : Jangan panggil bu, dong. Panggil saya Zaskia ya.
Tante Zaskia : Dokter ini ganteng banget. Sudah punya pacar atau istri belum
dok?
kedatangan saya kemari adalah saya ingin memeriksa keadaan bu Angel setelah
melahirkan. Jadi saya mohon untuk bapak-bapak dan ibu-ibu untuk keluar
Opa Tono : Huuusss. Kamu ini, udah jangan godain pak dokter. Keluar
Tante Zaskia : Yaaah, kan aku belum selesai kenalan sama pak dokter. Dok,
nanti saya minta nomor whatsapp nya yah, hihihihi (Kemudian pergi keluar
Bu Angel : Maaf ya dok, adik saya memang begitu. Suka godain cowok
Dokter Tian : Begini Bu Angel, kalau boleh tau apakah ibu pernah melakukan
Bu Angel : Hal yang menyimpang gimana maksud nya dok? Saya gagal
luar nikah, atau pernah melakukan sex bebas sebelumnya, atau pernah
Hubungannya apa dok? Saya kan habis melahirkan, ya udah periksa seperlunya
aja yang berkaitan sama kesehatan saya. Nggak perlu kan tanya-tanya masalah
Dokter Tian : Begini Bu Angel, menurut hasil pemeriksaan lab, ibu positif
terinfeksi HIV. Nah, dari sini saya ingin memberikan konseling pada ibu tentang
HIV, supaya penularannya tidak semakin jauh, dan keluarga ibu juga tidak tertular
Bu Angel : Apa dok? Saya kena HIV? Ini pasti ada yang salah dengan hasil
lab nya dok! Nggak mungkin dok! Nggak mungkin! Saya nggak merasakan sakit
apapun sebelumnya, gimana bisa saya kena HIV? Dokter jangan mengada-ada ya!
Dokter Tian : Saya tidak mengada-ada bu. Ini berdasarkan hasil yang
sebenarnya, bahwa memang ibu terinfeksi HIV. Kalau mungkin ibu sebelumnya
tidak pernah melakukan hal yang menyimpang, berarti ibu terinfeksi virus HIV ini
Bu Angel : (Menangis) Ini artinya, anak saya juga pasti kena HIV ya dok?
Dokter Tian : Penularan infeksi HIV tidak hanya melalui hubungan seksual dan
penggunaan jarum yang tidak steril bu, tapi salah satunya juga bisa melalui ibu
Bu Angel : (Masih menangis) Jadi begini dok, saya memang sudah pernah
melakukan sex bebas. Tapi itu dulu 10 tahun yang lalu, saat saya masih remaja.
Tapi, setelah saya berusia 20 tahun, saat saya bertemu dengan suami saya, mas
Vicky, saya sadar dan bertaubat. Saya sudah berubah dan hanya setia pada satu
pasangan saja dan tidak lagi melakukan sex bebas di luar nikah. Jadi, apa yang
Dokter Tian : Dari hasil pemeriksaan lab, ibu masih tahap HIV positif, belum
masuk ke fase AIDS. Jadi begini, saya jelaskan dulu ya bu.HIV itu berbeda
Virus, jadi HIV ini adalah virus yang dapat menyebabkan penyakit yang
penyakit yang timbul karena turunnya system kekebalan tubuh. Nah jadi penyakit
Dokter Tian : AIDS ini bukan suatu kanker ya bu. Tapi penyakit yang jika
seseorang sudah berada di tahap AIDS ini, dapat lebih mudah untuk terkena
penyakit lain yang lebih parah, seperti TBC, hepatitis, atau bahkan kanker
sekalipun. Hal itu dikarenakan adanya virus HIV tadi, yang menurunkan
Bu Angel : Terus, kalau pada kondisi saya seperti ini yang sudah terkena
Dokter Tian : Kalau sudah positif terkena infeksi HIV, maka sudah tidak dapat
disembuhkan lagi bu. Tetapi, penyakit ibu, dapat dipertahankan. Artinya, ibu
masih bisa dipertahankan, agar tidak semakin parah, dan agar tidak langsung
menuju ke tahap AIDS. Karena jika sudah masuk ke tahap AIDS, maka keadaan
ibu bisa lebih parah. Untuk itu, ibu perlu menjalani pengobatan rutin di rumah
Dokter Tian : Anak ibu juga harus tetap mendapatkan pengawasan, dan harus
rutin untuk diperiksa oleh tenaga kesehatan. Nantinya, agar tidak semakin parah,
anak ibu juga akan mendapatkan obat. Dan anak ibu juga tidak boleh
mendapatkan ASI dari ibu. Karena salah satu penularan HIV juga melalui ASI dari
Bu Angel : Oh iya dokter. Terimakasih dok, saya jadi lebih paham tentang
HIV dan AIDS sekarang. Tapi dok, saya mohon, jangan beritahu ke keluarga saya,
apalagi ke suami saya tentang penyakit saya ini. Saya takut kalau mereka tidak
Dokter Tian : Keluarga ibu harus tau tentang kondisi ibu, terutama suami ibu.
Karena mereka berpotensi untuk tertular penyakit yang ibu derita. Saya tidak akan
mengatakan penyakit ibu ke keluarga ataupun suami ibu, jadi memang seharusnya
mereka tau kenyataan tentang penyakit yang ibu derita dari ibu sendiri, bukan dari
Ibu Angel kemudian menyesali apa yang sudah dilakukannya sewaktu dulu masih
tidak hanya pada dirinya, tapi pada suami dan anaknya yang tentu berpotensi
Tian, Ibu Angel rutin memeriksakan dirinya dan bayinya ke Rumah Sakit untuk
tetap mendapat pengobatan dari HIV agar tidak bertambah parah. Setelah
beberapa hari kemudian, Ibu Angel memberanikan dirinya untuk memberitahukan
mempercayainya, bahkan sempat terjadi cekcok dan pak Vicky juga sempat ingin
menceraikan Ibu Angel. Tetapi keputusannya berubah karena tidak ingin nantinya,
anak mereka yang kemudian menjadi korban atas perceraian mereka. Pak Vicky
pun akhirnya mulai menerima keadaan yang menimpa istri dan anaknya.
Walaupun keluarga dari Ibu Angel maupun Pak Vicky masih belum dapat
menerima kenyataan penyakit yang diderita Ibu Angel, tetapi mereka tetap
memberikan dukungan agar keadaan Ibu Angel dan anaknya dapat lebih baik dan
Dalam memilih pasangan, kita haruslah setia dengan pasangan kita. Dan
membatasi diri kita untuk tidak melakukan hal yang melanggar norma dan agama.
Infeksi HIV/AIDS dapat ditularkan melalui hubungan seks bebas seperti yang
dilakukan oleh Ibu Angel. Dan sebagai remaja, kita harus menghindari perbuatan
Selain penularan melalui hubungan seks bebas dan penggunaan jarum suntik yang
tidak steril, HIV/AIDS juga dapat ditularkan melalui ibu hamil yang positif
melalui ASI yang diberikan oleh ibu yang positif HIV/AIDS kepada bayinya.
Untuk pengobatan orang yang sudah terinfeksi HIV, yaitu dengan ARV (Anti
Retroviral) yang dapat menekan infeksi HIV agar tidak semakin parah, dan
Di suatu hari yang indah, Mpok Romlah bersama dengan suaminya Pak Yudan
pergi ke Rumah Sakit untuk periksa keadaan Pak Yudan setelah operasi usus
buntu. Kemudian tanpa disengaja, mereka bertemu dengan Bu Sukma dan anak
laki-lakinya yaitu Rizal. Mpok Romlah kaget bukan kepalang, pasalnya yang ia
tahu Rizal ini masih mendekam di jeruji penjara karena kasus penyalahgunaan
Bu Sukma : Alhamdulillah baik juga bu. Mpok Romlah lagi nganterin Pak
Mpok Romlah : Iya ini bu. Seminggu yang lalu habis di opname gara-gara usus
buntu.
ngomong Rizal kok bisa ada disini? Bukannya kemarin di penjara yah?
masa tahanannya.
Mpok Romlah : Oooh gitu yah. Terus ini ibu sama Rizal ngapain bu ke Rumah
Bu Sukma : Eehmm, maaf Mpok, ini nomor antrian saya sudah mau dipanggil
nih, saya sama Rizal pergi dulu ya Mpok. Maaf nggak bisa nemenin ngobrol
lama-lama. Permisi Mpok. (Pergi menggandeng Rizal dan menjauh dari Mpok
Romlah)
Mpok Romlah : Itu tuh. Bu Sukma sama anaknya. Aku malah jadi penasaran. Kok
Pak Yudan : Udah lah ma. Urusin kehidupan mama aja. Nggak usah repot
Mpok Romlah : Iiih, si papa nih. Aku kan kepo. Jangan-jangan ada sesuatu yang
Pak Yudan : Husss. Udah ah mah. Ini kita udah giliran dipanggil nih nomor
Sementara itu, keesokan harinya, Kang Ivan yang merupakan pedagang sayur
sentul. Kemudian datanglah para ibu-ibu yang membeli sayurnya. Salah satu dari
Kang Ivan : Eeh, Mpok Elly, tumben baru keliatan mpok, seminggu kemaren
Mpok Elly : Iya kang, seminggu kemaren diajakin suami saya pergi ke
Singapur, kebetulan dia ada proyek kerjaan di Luar Negeri. Jadi saya ikut
nemenin.
Mpok Elly : Ya lumayan kang, kemarin habis beli sepatu sama tas lagi.
*Kemudian datang Mpok Romlah dan Teh Syahrini menghampiri lapak Kang
Ivan*
Teh Syahrini : Mpok Elly. Apa kabarnya Mpok, yang kemarin abis jalan-jalan
Mpok Elly : Tenang mpok Romlah, udah saya siapin oleh-oleh nya buat
kalian.
Teh Syahrini : Uluh-uluh. Mpok Elly niii. Sering-sering aja Mpok pergi ke luar
negerinya.
Mpok Romlah : Kang Ivan, hari ini akang jualan sayur apa aja kang?
Kang Ivan : Banyak nih Mpok. Ada sayur kangkung nih, sawi, bayem, sayur
asem, sayur sop, macem-macem kayak biasanya Mpok. Tinggal milih aja lah
Mpok.
Teh Syahrini : Haduduh haduh, hari ini mau masak apa yaah.
Kang Ivan : Sayur sop sama ayam goreng enak tuh Teh.
Kang Ivan : Ayoo Mpok di borong. Masih seger loh ini Mpok, baru kemaren
metiknya.
Mpok Romlah : Eh, ngomong-ngomong nih ya Mpok. Udah tau tentang gossip
terbaru belum?
Kang Ivan : Gosip baru apa lagi nih Mpok? Duh, jadi penasaran saya.
Mpok Romlah : Jadi. Kemarin itu anaknya Bu Sukma. Yang namanya siapa yaa,
saya lupa.
Teh Syahrini : Itu, si Rizal? Yang waktu itu masuk penjara gara-gara pake
Mpok Romlah : Kemaren tuh ya Mpok, saya kan nganterin suami saya periksa ke
Rumah Sakit, biasa kontrol karena suami saya kebetulan abis operasi usus buntu
kan. Nah pas saya sama suami lagi ngantri buat dipanggil giliran periksa yah,
kebetulan banget ketemu tuh sama Bu Sukma sama anaknya si Rizal itu.
Mpok Romlah : Terus saya ya agak kaget gitu ya pas papasan sama mereka. Kan
saya tau nya si Rizal ini masih di penjara ya. Terus saya ya basa-basi gitulah sama
Bu Sukma. Terus Bu Sukma bilang kalo Rizal udah resmi keluar dari penjara,
soalnya emang masa tahanannya udah abis. Tapi Bu Sukma ini nggak mau cerita
Kang Ivan : Waaah, nanggung tuh Mpok gosipnya kalo cuman kaya gitu
doang.
Mpok Romlah : Iiih, dengerin cerita saya sampe selesai dulu Kang Ivan.
Mpok Romlah : Terus kan karena saya kepo yah. Saya tanya sama ponakan saya,
yang emang dia udah jadi perawat di rumah sakit itu. Ternyata ya Mpok, si Rizal
Mpok Romlah : Iya Kang. Orang itu ponakan saya yang kebetulan kerja di bagian
Mpok Elly : Kasian yah Bu Sukma. Udah kemaren nanggung malu, gara-gara
HIV lagi.
Teh Syahrini : Iiih, padahal HIV itu kan selain bahaya bisa menular ya?
Mpok Romlah : Iya bener teh Syahrini. Kalo gak salah nih ya, HIV bisa nular
lewat mana aja kan, lewat alat makan sama handuk yang dipake barengan, terus
sama berenang sama penderita HIV juga ntar bisa ketularan kena HIV loh.
Teh Syahrini : Kalo nyamuk tuh gimana mpok? Kan nyamuk abis ngisep darah
Mpok Romlah : Nah! Itu dia. Itu juga bisa tuh nularin penyakit tuh nyamuk!
Kang Ivan : Idiiih serem ya Mpok kalo gitu. Kita yang nggak salah gini, bisa
ketularan.
Mpok Romlah : Iya. Makanya itu. Kita nggak bisa diem aja nih. Kita harus laporin
ke Bu RT. Biar setidaknya si Rizal itu nggak perlu tinggal lagi di kampung kita
ini. Biar dipanti rehabilitasi, apa dimana gitu kek. Masa iya, nanti kalo ada apa-
Bu RT : Assalamu’alaikum ibu-ibu. Ada apa yah ini kok rame banget nih?
Mpok Romlah : Gini bu RT. Rizal anaknya bu Sukma, kemarin beberapa hari yang
Kang Ivan : Begini lho bu RT. Ternyata si Rizal ini, kena HIV bu! Kan ngeri
ya bu, itu selain penyakit yang berbahaya kan juga bisa menular kan bu. Nah kita
nggak pengen, kita-kita ini yang nggak salah apa-apa bisa ketularan penyakitnya
itu.
Bu Romlah : Iya bu RT. Mending si Rizal itu nggak perlu tinggal lagi di
kampung kita ini. Biar dipanti rehabilitasi, apa dimana gitu kek. Masa iya, nanti
kalo ada apa-apa kita bisa ikut kena penyakitnya itu kan.
Teh Syahrini : Iya bu RT. Betul tuh. Saya setuju sama sarannya Mpok Romlah.
Cucok meong.
mengklarifikasikan berita ini benar atau tidak terlebih dahulu. Jangan asal
Bu Romlah : Bu RT. Saya dapet info nya langsung dari perawat di Rumah Sakit
loh bu, pas saya waktu itu nggak sengaja ketemu sama Rizal dan Bu Sukma di
Rumah Sakit. Perawatnya itu ponakan saya, dan cerita kalo si Rizal ini positif
Bu RT : Baik. Baik. Gini deh. Saya akan temui bu Sukma dan Rizal, untuk
kebenaran berita yang telah beredar bahwa Rizal telah terinfeksi HIV. Karena
didesak oleh warga yang mulai resah dengan keberadaan Rizal dan malah
Bu Sukma : Tapi, ini tumben sekali bu RT ke rumah saya. Ada apa ya bu?
Bu RT : Sebelum saya menjelaskan maksud kedatangan saya kesini, saya
boleh minta tolong bu? Tolong Rizal bisa duduk kemari? Saya juga ingin
Bu Sukma : Ooh iya bu. Zaal. Rizaaal. Sini nak, ke ruang tamu, dicari bu RT
ini.
kampung, bahwa katanya Rizal ini positif mengidap HIV. Apakah itu benar bu?
(Menangis)
Rizal : Sudah ma. Mama harus terima kenyataan. Mau gimana pun mama
Rizal : Iya bu RT. Saya positif terinfeksi HIV. Itu sudah ketahuan
semenjak saya masih dipenjara. Saya terkena HIV karena menggunakan narkoba
yang disuntikkan kekulit. Dan saya tidak memperhatikan jarum yang saya pakai
steril atau tidak. Saya menyesal dengan apa yang sudah saya perbuat dulu.
Seandainya saya tidak terjerumus dalam pertemanan yang salah. Saya tidak
mungkin harus berada di penjara dan menderita penyakit HIV. Jadi, saat ini saya
harus rutin berobat ke Rumah Sakit agar penyakit yang saya derita tidak semakin
parah.
Bu RT : Hmmm. Saya paham dengan apa yang dirasakan nak Rizal, pasti
sangatlah berat. Kalau sudah tahu kebenaran berita yang beredar begini kan, tidak
menjadi gossip. Baik bu Sukma dan nak Rizal, kalau begitu saya pamit.
wabarakatuh.
tentang HIV/AIDS di Balai Desa dan yang mengisi materinya adalah dari pihak
dinas kesehatan, yaitu Bapak Wibisono. Warga kampung turut hadir di acar
tentang apa itu penyakit HIV/AIDS, cara penularannya, dan cara pencegahannya.
Namun sesi materi yang paling banyak mendapat antusiasme dari warga kampung
Pak Wibisono : Nah, sesi selanjutnya, saya akan jelaskan tentang mitos-mitos
Pak Wibisono : Tapi sebelumnya saya mau tanyakan beberapa pertanyaan dulu.
Menurut bapak-bapak dan ibu-ibu. Kalau kita tinggal serumah dengan dengan
Bu Romlah : Jelas iya dong pak. Kan lewat bersalaman aja bisa kena tuh
penyakit pak.
Teh Syahrini : Bisa pak. Kan penularannya lewat gigitan nyamuk juga bisa pak.
Kang Ivan : Iya pak. Bahaya pak kalo idup serumah sama orang HIV/AIDS
pak. Ntar kalo makan dari piring bekas atau sendok bekas yang abis dipake sama
Pak Wibisono : Jadi begini ya bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian. Virus HIV itu
mudah mati kalau di luar tubuh manusia, sehingga tidak dapat ditularkan melalui
Pak Wibisono : Contoh hal-hal yang tidak dapat menularkan HIV/AIDS itu
melalui bersin atau batuk, karena HIV/AIDS tidak menular melalui udara,
Mpok Elly : Oooh, berarti gak papa ya pak kalo tinggal serumah sama
penderita HIV/AIDS gitu? Tapi kok masih serem ya pak kalo tau penyakitnya itu
loh.
Pak Wibisono : Sudah saya jelaskan bu. Kalau virus HIV mudah mati kalau di
luar tubuh manusia. Nah, kalau penularannya hanya melalui hubungan seksual
contohnya pada narkoba jenis suntik dan penggunaan tattoo yang biasanya 1
jarum dipakai untuk berulang kali pemakaian. Kemudian HIV/AIDS juga bisa
menular melalui darah ibu ke bayi yang dikandungnya, maupun ibu yang
orang yang menderita penyakit HIV/AIDS ini. Jadi, jauhi penyakitnya, bukan
orangnya.
sampaikan. Terimaksih untuk bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah menyimak dan
wabarakatuh.
warga kampung sepakat tidak akan mengucilkan dan mengusir Rizal dari
Dalam kisah ini, ada pelajaran yang dapat kita petik yaitu :
Jika kita mendapati seseorang terkena HIV/AIDS maka, kita tidak boleh
mengucilkannya. Yang perlu kita waspadai adalah penyakit HIV/AIDS itu sendiri
pasangan, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, contohnya pada narkoba
jenis suntik dan penggunaan tattoo yang biasanya 1 jarum dipakai untuk berulang
kali pemakaian. Kemudian HIV/AIDS juga bisa menular melalui darah ibu ke
bayi yang dikandungnya, maupun ibu yang menyusui bayinya dengan ASI.
Virus HIV itu mudah mati kalau di luar tubuh manusia, sehingga tidak dapat
atau menyentuh dan bersalaman dengan penderita HIV, melalui bersin atau batuk,
karena HIV/AIDS tidak menular melalui udara, berenang bersama penderita HIV,
menggunakan piring/alat makan yang sama, ataupun dari gigitan nyamuk atau
Pada suatu hari, seorang laki-laki tampan nan rupawan asik memainkan game di
memanggilnya Joe. Orang tua Joe adalah orang kaya yang sangat dipandang. Ayah
seorang model cantik yang terkenal hingga kancah Asia, namun hobinya pergi
kandungnya sendiri yaitu Joe. Pada hari itu ayahnya baru saja pulang dari rapat
majalah Asia di Jepang. Keduanya terlibat cek-cok yang serius hingga membuat
Mama Olla : Iya Pa. Besok pagi-pagi udah harus di Tokyo, ikut pemotretan.
Papa Edi : Terus aja gitu ma. Aku pulang bukannya disambut, malah mau
ikut pemotretan, karena udah tanda tangan kontrak kerja, gak bisa nolak gitu aja
Papa Edi : Kamu itu istri ku dan aku sebagai suami mu. Yang tanggungjawab
cari nafkah itu ya aku. Tugas kamu ya di rumah, ngurus anak, rumah, sama suami.
Mama Olla : Pa. Jaman sekarang itu udah namanya emansipasi wanita. Jadi ya
nggak masalah istri ikut kerja buat cari duwit, buat bantu keuangan suami. Lagian
Papa Edi : Nggak usah sok ngeles pake bawa-bawa emansipasi lah. Kemarin
pas kamu ke Korea, anak buah ku liat kamu sibuk berduaan sama cowok lain.
Mama Olla : Papa nyuruh orang buat ngikutin aku pas ke Korea kemarin? Kok
papa segitu nggak percayanya sama aku sih. Cowok yang nemenin aku ke Korea
itu, fotografer yang emang rekan kerja ku. Jadi ya wajar lah kalo kita kemana-
Papa Edi : Anak buah ku ngikutin semua aktivitas kamu ya. Dia bahkan
bilang kalo kamu ke Korea itu nggak ngelakuin proyek kerja pemotretan. Tapi
Mama Olla : Halah! Kayak papa udah becus aja jadi suami! Aku selama jadi
istri papa nggak pernah tuh jalan bareng kita sekeluarga. Papa selalu aja sibuk
kerja, entah emang beneran sibuk meeting sama klient apa jangan-jangan sibuk
kesalahan ku segala. Aku kerja, ya memang kerja ma. Dan memang aku cari uang
untuk bahagiakan kamu sama Joe. Nggak kaya kamu ma! Kamu bilangnya kerja,
tapi ngabisin uang ku, abis gitu jalan sama cowok lain.
Joenathan : (Membanting buku yang ada di atas meja) Udah Pa! Ma! Aku tuh
capek! Aku males tiap dirumah, ketemu papa, ketemu mama, adanya ribut terus!
Nggak bisa apa? Kayak keluarga sebelah yang adem-adem aja. Aku mending
pergi aja dari rumah. Udah ma, pa, terusin lagi aja ributnya. (Pergi keluar rumah).
Papa Edi : Tuh kan! Anak kita malah pergi dari rumah. Itu semua gara-gara
kamu ma. Coba kalo kamu itu becus jadi Istri. Jagain anak yang bener, jadi nggak
Mama Olla : Kok Papa malah ngelempar kesalahan ke aku sih? Ya itu juga
gara-gara Papa yang selama ini tuh nggak pernah ada waktu buat kita. Ya wajar
Sementara itu, di lain tempat, ada sekerumunan ibu-ibu yang sedang arisan.
Mereka adalah Mama Nikita, Mama Gigi, Tante Jessie, dan Teh Karin. Mama
Nikita adalah seorang istri pejabat pemerintahan Negara. Kemudian Mama Gigi
Sementara Tante Jessie adalah seorang janda yang juga merupakan seorang
pengusaha perhiasan mewah di Indonesia. Dan Terakhir adalah teh Karin yang
satu-satunya anggota yang masih single dan belum bersuami, namun ia juga tidak
kalah kaya dengan yang lain. Teh Karin adalah seorang model dan artis yang
sudah bermain di banyak film dan sinetron di Indonesia, dan merupakan teman
Mama Gigi : Di Perancis, Cyiiin. Murah loh. Tadinya harganya 30 juta, terus
karena lagi ada diskon, jadi cuma 29 juta aja. Murah kaan.
Teh Karin : Ih yang bener sis? Murah banget itu. Kapan-kapan deh main ke
Mama Gigi : Aduh Cyiiin, sayang banget nih, ini tas nya limited edition. Jadi
cuman ada 2 di dunia. Yang satu dibeli sama itu loh, istrinya David Beckam, siapa
yah namanya?
Mama Gigi : Nah, iya, Julia Beckam yang beli. Terus yang satunya lagi ini,
saya beli.
Mama Nikita : Eh, ngomong-ngomong nih, Jeng Olla di mana yah? Tumben dia
Mama Gigi : Kayanya kemarin update status kalo mau pergi ke Jepang deh,
Teh Karin : Itu tuh ke Jepang bukan buat pemotretan sis. Tapi dia mau
berduaan sama cowok lain, yang emang kebetulan jadi fotografer nya sis Olla.
suaminya sis Olla juga kan jarang pulang rumah karena sibuk ngurusin bisnis nya
itu. Terus pas yang sebelumnya Sis Olla pergi ke Korea itu kan, dia sebenernya
Tante Jessie : Iya Jeng. Saya kan rumahnya sebelahan yah sama Jeng Olla.
Sering banget tuh, denger Jeng Olla sama Suaminya itu ribut-ribut. Ya ampuuun.
Nggak suami-istri, anaknya juga sama aja, terong suka sama terong.
Mama Gigi : Hah? Kok terong sama terong sih Cyiiin? Maksudnya gimana?
Tante Jessie : Haduh, salah ngomong nih, malah aku jadi keceplosan kan
Mama Gigi : Gimana? Gimana Cyiiin? Emang kenapa sama anaknya Cyin
Olla?
Tante Jessie : Jadi gini loh. Joe, anaknya Jeng Olla itu, ternyata Gay!
Mama Nikita : Ah yang bener Jeng? Jangan bikin gossip yang enggak-enggak.
Tante Jessie : Iih. Itu bukan gossip aja Jeng. Tapi emang kenyataanya begitu
Jeng.
Mama Nikita : Masa sih Jeng? Kok bisa jadi Gay begitu?
Tante Jessie : Iya Jeng. Jadi kan, waktu itu saya pergokin si Joe sama pacarnya
yang homo itu, lagi berduaan di mobil. Terus pas ketauan saya liatin, mereka pura-
Teh Karin : Ya ampuuuun siis. Sayang banget, padahal si Joe itu ganteng loh
sebenernya. Saya dulunya malah sempet naksir sama anaknya sis Olla itu. Ih,
kesini tuh, si Joe makin sering bawa pacar homonya itu ke rumah. Kalo enggak
yah Joe yang pergi dari rumah, terus baru pulang besoknya.
Mama Nikita : Kayanya sih yah, itu si Joe jadi begitu gara-gara bapak-ibu nya
nggak bisa didik anaknya. Terus malah jadi nggak normal gitu, masak iya, cowok
Mama Gigi : Amit-amit deh. Jangan sampe anak saya, Rafathar kaya begitu.
sempurna, dengan kegelimangan harta yang dimiliki kedua orang tuanya. Namun
sayang, kekayaan harta kedua orang tuanya sama sekali tidak membuatnya
bahagia. Semenjak kecil ia jarang mendapatkan kasih sayang secara langsung dari
kedua orang tuanya. Ditambah dengan kedua orang tuanya sering bertengkar,
mulai dari urusan yang sepele hingga urusan yang lebih besar. Kenyataan itu
membuat Joe ingin lari dari kehidupannya dan mencari kebahagian di tempat lain.
Hingga beberapa bulan telah berlalu. Joe ditemukan pingsan. Keluarganya pun
membawanya ke Rumah Sakit terdekat. Setelah beberapa jam Joe pingsan dan
telah dilakukan berbagai pemeriksaan medis. Joe akhirnya mulai sadar. Dokter
dulu. Jadi, bapak dan ibu bisa keluar dari ruangan ini dulu.
Mama Olla : Kenapa saya harus keluar dok? Saya ini mama nya. Saya berhak
Dokter : Mohon maaf bu. Tapi ini sudah prosedur bu. Ibu mohon untuk
keluar dulu. Jika nanti saya sudah selesai, ibu dan bapak boleh kembali menemani
Joenathan.
Papa Edi : Udahlah ma. Dokternya emang minta kita buat keluar. Ya udah
Mama Olla : Iya. Iya pa. (Menggerutu dan kemudian keluar bersama Papa Edi)
Dokter : Nak Joenathan. Kalau boleh tau, apakah anda pernah melakukan
menikah sebelumnya?
Joenathan : Dokter jangan asal menuduh saya ngelakuin hal kaya gitu yah!
Saya bisa aja nuntut dokter dan membuat dokter nggak punya ijin praktek lagi!
Joenathan : Nggak mungkin! (Bangun dari tempat tidur dan beranjak pergi
Mama Olla : Loh? Joe? Kok kamu keluar kamar gitu aja?
Joenathan : Barusan dokternya bilang kalo Joe nggak kenapa-napa dan udah
boleh pulang ma. Yuk pa, ma, pulang aja. Ngapain lama-lama disini.
Beberapa tahun pun telah berlalu. Meskipun mengidap penyakit AIDS dan kanker,
tak membuat Joe sadar akan kesalahan yang telah ia lakukan. Ia juga tetap
menyembunyikan penyakit yang dideritanya itu dari kedua orang tuanya. Orang
tuanya pun masih sama saja, tak memperdulikan Joenathan. Hingga suatu hari
tuanya pun membawanya ke Rumah Sakit. Namun sayang keadaan Joe telah
Dokter : Anak bapak menderita kanker prostat stadium akhir, dan juga……
Joe yah pa, ma. Seharusnya Joe nggak ngelakuin hal yang dilarang sama agama.
Papa Edi : Apa? Kok bisa? Ini semua karena kamu ma! Kamu nggak bisa
Mama Olla : Papa ini! Kayak papa udah bener aja! Selama ini papa emang
kemana aja? Papa selalu aja sibuk ngurusin urusan kantor dan nggak pernah ada
Dokter : Sudah pak, buk. Ini Rumah Sakit. Jadi mohon untuk tidak rebut
disini.
Mama Olla : Dokter juga! Kenapa dulu waktu itu, dokter bilang Joe nggak
kenapa-kenapa? Kenapa pas keadaan Joe udah parah kaya gini, baru bilang ke
Joenathan : Aku yang salah ma. Aku yang waktu itu ngancem dokter ini, biar
nggak bilang ke siapapun tentang keadaan ku. Dan aku juga mau mengakui
Joenathan : Maaf pa, ma, sebenernya Joe ini pernah suka sama laki-laki. Dan
Joenathan : Mama. Papa. Maafin Joe yah. Karena belum bisa jadi anak yang
terbaik.
Joenathan : Terimakasih Pa, Ma, untuk kasih sayang yang kalian kasih buat
Joe selama ini. Joe pamit pergi ya Pa, Ma. (Menghembuskan napas terakhir dan
menutup matanya)
yang ia derita adalah stadium akhir dan sudah tidak dapat diselamatkan lagi. Papa
Edi dan Mama Olla pun menyesali perbuatan mereka yang egois hanya
hingga Joenathan sakit pun, keduanya sampai tidak tahu dan masih sempat untuk
Bahwa untuk menjadi orang tua, janganlah hanya mencari harta dan kesenangan
masalah yang kita hadapi, tetap harus menjaga diri untuk tidak terjerumus ke jalan
yang salah. Seperti yang Joenathan alami, yaitu dengan menyukai sesama jenis,
atau homo, atau menjadi gay. Seorang Gay sangat berpotensi untuk tertular infeksi
HIV.