Anda di halaman 1dari 18

Makhluk adalah sebuah kata serapan dari bahasa Arab (‫ )مخلوق‬yang berarti "yang

diciptakan", sebagai lawan kata Kholik (‫ )خالق‬memiliki arti "Pencipta." Secara umum, kata ini
merujuk pada organisme hidup yang diciptakan oleh Tuhan.

Makhluk menurut Islam


Menurut syariat Islam, semua ciptaan Allah adalah makhluk, termasuk alam semesta beserta
isinya, yaitu 'Arsy, langit, bintang, bumi, air dan lainnya[1] dan makhluk yang pertama kali
diciptakan oleh Allah adalah pena (‫القلم‬, al-Qalam),[2][3] ia ditugasi untuk menulis semua takdir
segala sesuatu sampai datangnya hari kiamat.

Dalam dalil lain dikatakan bahwa makhluk pertama yang diciptakan oleh Allah adalah air,
berdasarkan ayat Quran Surah Hud, yang berbunyi:


...dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan
adalah ‘Arsy-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di
antara kamu yang lebih baik amalnya. (Hud 11:7) ”
Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa keberadaan air jauh lebih dulu dari pada
keberadaan langit dan bumi. Jadi air lebih tua umurnya dibanding langit dan bumi. Hal ini
dikuatkan oleh sabda Nabi Muhammad yang lain.[4][5]

Kemudian Ibnu Hajar menjelaskan dalam Kitab Fathul Bari bahwa ayat-ayat dan hadits-
hadits tersebut digabungkan dan dikompromikan, makhluk yang pertama diciptakan adalah
air, kemudian ‘Arsy kemudian pena. Hadits yang menjelaskan “…pertama kali yang Allah
ciptakan adalah pena.." maksudnya adalah pertama kali setelah adanya air dan 'Arsy.[6

Di dalam Al Quran, makhluk ciptaan Allah disebut hanya ada 6 macam, yang 3 berakal, dan
3 lainnya tidak yaitu : malaikat, jin, manusia, binatang, tanaman, dan benda mati.

Makhluk Pertama : Malaikat

Malaikat adalah makhluk yang diciptakan Allah khusus untuk 'membantu' Allah mengurus
alam semesta ciptaanNya. Bukan berarti Allah 'kewalahan' dalam mengurus alam semesta ini
dan kemudian butuh bantuan malaikat. Allah berfirman bahwa Dia selalu dalam kesibukan
mengurusi alam semesta.

QS. Ar Rahman (55) : 29


“Semua yang ada di langit dan di Bumi selalu meminta kepadaNya. Setiap waktu Dia dalam
kesibukan.”

Pada hakikatnya, yang sibuk mengurusi alam semesta adalah Allah semata. Karena, toh
malaikat adalah ciptaan Allah. Akan tetapi Allah membuat sebuah mekanisnne yang memang
melibatkan malaikat dalam interaksiNya dengan makhluk-makhluk yang lain terutama
manusia hal ini, misalnya, terlihat dari firmanNya berikut ini.

QS Asy Syuraa (42) : 51

“Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali
dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan
(malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin Nya apa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.

Bukan karena Allah tidak mampu berkomunikasi dengan makhluk ciptaanNya, justru
sebaliknya, badan manusia terlalu ringkih untuk bisa berkomunikasi dengan Allah. Jangankan
'berhadapan' dengan Allah, berdekatan dengan Matahari saja badan manusia pasti hancur.
Demikian pula pancaindera kita, terlalu lemah untuk untuk bisa berkomunikasi dengan Dzat
Yang Maha Agung itu. Maka, ada mekanisme tertentu untuk bisa berkomunikasi denganNya.
Nah, di antaranya adalah dengan melewati malaikat.

Malaikat adalah makhluk Allah yang badannya terbuat dari cahaya. Badan cahaya itu lantas
diberi Ruh oleh Allah. Maka jadilah makhluk malaikat.

Karena badannya terbuat dari cahaya, maka badan malaikat itu memiliki berbagai
keunggulan, jauh di atas manusia atau makhluk Al lah lainnya. Bobotnya sangat ringan.
Karena itu kecepatannya sangat tinggi. Bahkan tertinggi di alam semesta.

Kecepatan cahaya adalah 300.000 km per detik. Karena itu, malaikat juga bisa bergerak
dengan kecepatan yang sangat tinggi itu. Jika mau, malaikat bisa bergerak mengelilingi Bumi
sebanyak 8 kali hanya dalam waktu 1 detik.

Dengan kecepatan setinggi itu, malaikat lantas memiliki berbagai kelebihan. Di antaranya,
malaikat memiliki waktu yang sangat panjang dibandingkan dengan waktu manusia.
Terjadilah relatifitas waktu, sebagaimana diinformasikan Allah dalam ayat berikut ini.

QS Al Ma’arij (70) : 4
“Naik malaikat dan ruh kepadaNya dalam waktu sehari yang kadarnya 50.000 tahun.”

Secara eksplisit Allah menginformasikan kepada kita bahwa sehari bagi malaikat adalah
seperti 50.000 tahun bagi manusia. Kenapa bisa demikian? Karena malaikat memiliki
kecepatan yang sangat tinggi. Ilmu Fisika Modern menjelaskan, bahwa bagi makhluk yang
bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya, maka waktu akan bergerak lamban
baginya.

Malaikat sebagai utusanNya diberi kecepatan yang tertinggi di alam semesta agar bisa
menyelesaikan berbagai tugasnya dengan mudah. Dengan demikian, tugas yang sangat
beragam itu bisa, diselesakan dengan baik. Termasuk mendampingi orang-orang yang
beriman dalam menghadapi berbagai persoalannya.

Kecepatan malaikat yang demikian tinggi itu bukan hanya berpengaruh pada cepatnya
gerakan saja, melainkan juga berpengaruh pada panjang pendeknya waktu, sehingga
terjadilah relatifitas waktu.

QS. Fushilat (41) : 30

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (sambil
mengatakan) : janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan
bergembiralah kamu dengan Surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu."

Berbagai kelebihan tersebut membawa konsekuensi yang luas pada hubungan kita dengan
malaikat. Misalnya, jika malaikat mau mengurus kita, katakanlah mencatat perbuatan
manusia, mereka hanya membutuhkan waktu yang sangat singkat Anggaplah malaikat sedang
mengamati perbuatan kita selama beberapa menit. Sebenamya waktu manusia sudah berjalan
bertahun tahun.

Sehingga peradaban manusia modern yang diperkirakan berusia 50.000 tahun sejak
penciptaan Adam itu, bagi malaikat baru terjadi sehari yang lalu, alias kemarin. Atau,
katakanlah usia alam semesta yang diperkirakan 12 miliar tahun ini, bagi malaikat baru
berusia 240.000 hari alias sekitar 660 tahun saja.
Maka jangan heran jika di Al Qur’an terdapat banyak informasi tentang relatifitas waktu itu.
Misalnya Allah mengatakan bahwa sehari pada hari kiamat memiliki kadar 1000 tahun,
seperti firman berikut ini.

QS Al Hajj (22) : 47

“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali. kali tidak
akan menyalahi janji Nya Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun
menurut perhitunganmu.

Contoh yang lain, ada manusia yang pada hari kiamat itu ditanya oleh Allah tentang lamanya
dia tinggal di Bumi. Mereka mengatakan bahwa mereka tinggal di Bumi itu hanya sekitar
satu hari saja. Akan tetapi, orang yang lain ada yang menjawabnya 10 hari.

QS. Thahaa (20) : 103 - 104

"Mereka berbisik bisik di antara mereka : kami tidak berdiam (di dunia) melainkan hanya
sepuluh (hari)"

"Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling lurus
jalannya di antara mereka kamu tidak berdiam (di dunia) melainkan hanya sehari saja.

Dengan adanya relatifitas waktu tersebut, maka kita bisa memahami firman Allah yang
mengatakan bahwa kiamat sudah dekat. Sudah kelihatan tanda-tandanya. Akan tetapi, sampai
sekarang belum juga terjadi. Padahal sejak zaman nabi Muhammad sampai sekarang, waktu
manusia sudah berjalan hampir 1500 tahun.

Di'sisi', Allah waktu berjalan sangat lambat. (Tetapi Allah tidak terikat dimensi waktu. Justru
'waktu' yang berada di dalam Allah). Karena itu, meskipun waktu alam semesta di mata
manusia sudah berjalan sekitar 12 miliar tahun, Allah mengatakan bahwa proses penciptaan
alam semesta ini di sisi Allah hanya butuh waktu 6 hari! Jadi setiap tahap penciptaan alam
semesta hanya butuh waktu penciptaan Masing-masing 1 hari saja. Dan sampai sekarang
proses tersebut belum berhenti.

Kembali kepada malaikat. Malaikat adalah makhluk cahaya yang didesain memiliki berbagai
kelebihan oleh Allah. Mereka bisa bergerak ke mana saja di alam semesta ini, sebagaimana
digambarkan dalam QS Al Ma'arij : 4 tersebut di atas. Perjalanan malaikat dari Bumi menuju
langit, misalnya, digambarkan hanya ditempuhnya dalam waktu sehari saja. Padahal manusia
menempuhnya dalam waktu 50.000 tahun.
Bahkan bukan hanya perjalanan fisik di langit dunia, tetapi malaikat juga memiliki kelebihan
untuk bisa menembus dimensi dimensi langit pertama sampai dengan langit ke tujuh.
Malaikat adalah makhluk dari langit ketujuh, yang berdimensi 9

Tugas malaikat beragam. Mulai dari menyampaikan wahyu kepada para nabi, 'mencatat'
perbuatan manusia, menyampaikan rezeki, sampai kepada penjaga Surga dan Neraka. Semua
itu dilakukan malaikat persis sesuai perintah Allah. Malaikat tidak pernah membangkang
terhadap perintah Allah. Setiap saat mereka selalu bertasbih memuji kebesaran Allah.

QS. Al Anbiyaa' : 19 - 20

"Dan kepunyaanNyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat malaikat yang di
sisiNya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembahNya, dan tiada merasa letih.

"Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. "

QS. Faathir : 1

"Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan Bumi yang menjadikan malaikat sebagai utusan-
utusan yang bersayap dua-dua, tiga-tiga, empat empat. Allah menambah apa yang Dia
kehendaki tentang ciptaanNya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Makhluk Kedua : Jin

Jin adalah makhluk Allah yang diciptakan sesudah malaikat. Jika malaikat berbadan cahaya,
maka badan Jin dibuat Allah dari nyala api yang sangat panas, lantas ditiupkan RuhNya.

QS. Al Hijr (15) : 27

“Dan jin Kami ciptakan sebelum (Adam) darid api yang sangat panas”

(Jika ingin memahami kehidupan jin lebih jauh bacalah Surat Jin (72) : 1 - 28. Di sana Allah
menggambarkan tentang kehidupan masyarakat jin.)
Dengan kata lain, badan jin terbuat dari gelombang panas. la.memiliki kualitas dan tingkat
energi yang lebih rendah dibandingkan malaikat. Badan malaikat sangat ringan, sehingga bisa
melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi, tetapi jin memiliki badan yang lebih berat dan
lebih lamban.

Namun karena dia berbadan gelombang panas., maka tetap memiliki berbagai kelebihan. Di
antaranya, dia bisa merambat di berbagai jenis benda. Atau juga bisa melentur menembus
benda. Jin memiliki kecepatan yang 10 kali kecepatan manusia, tetapi jauh di bawah
kecepatan malaikat.

Dan yang paling membedakan antara jin dan malaikat adalah dimensinya. Malaikat adalah
makhluk berdimensi 9 yang hidup di langit ke tujuh, sedangkan jin adalah makhluk
berdimensi 4 yang hidup di langit kedua. Malaikat bisa masuk menjelajah alam jin, tetapi
sebaliknya jin tidak bisa memasuki dunia malaikat. Karena itu, Al Qur'an menggambarkan,
kadang kadang jin mencoba mengintip dan mencuri dengar informasi dari alam malaikat,
sebagaimana ayat berikut ini.

QS Ash Shaaffaat (37) : 10

akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar
oleh suluh api yang cemerlang.

Berbeda dengan malaikat yang selalu taat, jin diciptakan untuk bisa membangkang terhadap
perintah Allah. Mereka adalah makhluk yang nantinya akan dimintai pertanggungjawaban
sebagai hamba Allah. Maka jin ada yang jahat dan ada yang baik. Ada yang kafir dan ada
salih. Ada yang masuk Surga dan ada yang masuk Neraka. Jin yang jahat disebut setan. Dan
kakek buyut dari setan adalah Iblis.

QS Al Kahfi (18) : 50

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”,
maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka Jin mendurhakai
perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin
selain daripada Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai
pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim.
Bangsa jin diciptakan lebih dulu dibandingkan manusia. Ada yang mengatakan sekitar 5.000
tahun sebelum manusia. Karena itu, ketika manusia diciptakan oleh Allah, bangsa Jin sudah
demikian maju dalam peradabannya. Mereka memang memiliki peradaban seperti manusia.
Mereka hidup bersosial politik., Mereka juga hidup berkeluarga. Mereka pun memilki agama-
agama. Dan seterusnya.

Maka, ketika manusia pertama diciptakan oleh Allah, banyak kalangan di bangsa jin yang
cemburu. Di antaranya yang paling vokal adalah Iblis. Dia menentang kehendak Allah, hanya
dikarenakan cembuni kepada Adam yang dipilih sebagai khalifah di muka Bumi.

Iblis merasa dirinya lebih hebat dibandingkan Adam. Dia lebih dulu diciptakan. Dia juga bisa
melihat manusia. dari alam yang tidak bisa dilihat manusia. Mereka juga diciptakan dari
gelombang panas yang memiliki berbagai kelebihan dibandingkan badan manusia yang
terbuat dari unsur-unsur tanah.

Pokoknya, Iblis merasa lebih super dibandingkan manusia, kenapa dia disuruh untuk tunduk
kepada manusia. Dia memberontak. Maka sejak itulah lblis memilih peran antagonis terhadap
manusia. lblis lantas memiliki berbagai keturunan dan pengikut setia yang disebut golongan
setan. Pekerjaannya mengganggu manusia. agar tidak patuh kepada Allah. Agar mereka kafir
terhadap Allah, sebagaimana lblis dan pengikut-pengikutnya

Maka Allah mengingatkan kepada manusia agar berhati-hati kepada Iblis dan pengikutnya.
Dan agar manusia selalu berserah diri kepada Allah sepenuh ikhlas, supaya tidak bisa
diganggu oleh setan.

QS. Al Hijr (15) : 39 - 40

"Iblis berkata: ‘Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku
akan menjadikan mereka memandang baik (Perbuatan ma'siat) di muka Bumi, dan pasti aku
akan menyesatkan Mereka semuanya."

“kecuali hamba-hamba.Engkau yang mukhlis di antara mereka.”

Kecemburuan bangsa jin, khususnya setan semakin menjadi-jadi karena anak turun Adam
dipilih sebagai khalifah di muka Bumi. Buktinya, Allah menunjuk para rasul dari bangsa
manusia. Tidak pernah ada rasul dan nabi dari bangsa Jin. Justru bangsa jin harus belajar
kepada bangsa manusia, dalam hal agama.

QS. Al jin (72) : 19

“Dan bahwasannya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah Nya (mengerjakan
ibadat), hampir saja jin jin itu desak mendesak mengerumuninya.”

Tapi, dari segi fitrahnya memang tidak logis, kalau bangsa jin yang dijadikan rasul, dan
kemudian manusia harus belajar ke bangsa jin. Bagaimana itu bisa dilakukan? Bukankah
manusia tidak bisa melihat jin ? Tentu, dari sisi ini saja, sudah logislah kalau jin yang 'ngalah'
belajar kepada manusia. Toh,"kemuliaan di sisi Allah tidak ditentukan oleh kelebihan yang
bersifat fisik, melainkan oleh ketakwaan dan ketaatannya kepada Allah. Sehingga, boleh jadi
jin jauh lebih mulia daripada manusia, jika manusianya jahat, sedangkan jinnya saleh.
Sebaliknya, manusia lebih mulia. daripada jin, jika manusianya saleh dan jinnya jahat.

Namun sebagai makhluk yang diberi kebebasan untuk memilih, Iblis yang juga jin itu,
memilih peran antagonis. Ya, begitulah rupanya yang harus terjadi. Kalau tidak demikian,
kehidupan ini barangkali menjadi 'tidak seru'.

Namun secara umum Allah menugasi jin untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana Dia
firmankan berikut.

QS Adz Dzariyat (51) : 56

"dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah."

Dan Ailah 'mengancam' mereka yang kafir dengan Neraka.

QS. Al Hijr (15) : 43

"Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka
(pengikut pengikut syaitan) semuanya.

Makhluk Ketiga : Manusia


Sebagaimana jin, manusia diciptakan Allah untuk beribadah kepadaNya. Manusia memiliki
kebebasan untuk memilih peran dalam drama kehidupan ini : apakah ingin menjadi penjahat
(setan) ataukah ingin jadi orang baik.

Badan manusia terbuat dari unsur-unsur yang terdapat dalam tanah, sebagaimana telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya. Secara umum badan manusia terbuat dari zat-zat
biokimiawi. Karena bersifat material, maka badan manusia paling berat di antara makhluk
Allah yang bernama malaikat dan jin. Kedua makhluk yang disebut terakhir itu badannya
terbuat dari gelombang elektromagnetik, yang bersifat energial. Sedangkan manusia material.

Maka manusia hidup di langit yang paling rendah, yaitu langit pertama. Jin hidup di langit
yang lebih tinggi, yaitu langit kedua. Sedangkan malaikat hidup di langit yang paling tinggi,
yaitu langit ke tujuh. Selain itu, langit ketiga sampai dengan langit ke enam juga ditempati
oleh arwah manusia yang sudah meninggal. Mereka menunggu terjadinya hari kiamat, untuk
dibangkitkan dan hidup kembali menempati badan wadagnya.

Di langit pertama inilah manusia hidup di atas permukaan planet Bumi. Langit pertama ini
juga disebut sebagai langit Dunia.

QS. Shaaffaat ( 37 ) : 6

“Sesungguhrrya Kami telah menghiasi langit dunia ini dengan hiasan bintang bintang”

Jadi, langit yang berisi bintang-bintang itu adalah Langit Dunia alias Langit Pertama.
Padahal, Allah menciptakan langit ini tujuh lapis. Jadi dimanakah letak langit kedua sampai
ke tujuh? Hal ini akan saya sampaikan di lain kesempatan

QS. Thalaaq (65) : 12

“AIlah lah yang telah menciptakan tujuh jangit, dan Bumi pun seperti itu pula.”

Badan manusia, oleh Allah, 'diikat' di langit dunia. dengan mengunakan dimensi 3.
Sedangkan, jin 'dipenjara' Allah di langit kedua yang berdimensi 4. Dan malaikat dibebaskan
Allah di langit ke tujuh, dengan berdimensi 9.

Selama hidupnya manusia akan terikat di langit dunia yang berdimensi 3. Mereka hidup dan
mati, serta dibangkitkan lagi di permukaan Bumi, setelah terjadinya kiamat kecil : yaitu
hancurnya Bumi dan seluruh kehidupan di dalamnya.
Makhluk Ke 4 & ke 5 : Tumbuhan dan Binatang

Ketiga makhluk yang kita bahas terdahulu adalah makhluk hidup yang berakal. Sedangkan
yang ke 4 dan ke 5 ini adalah makhluk hidup yang tidak berakal. Perbedaan yang mendasar
itu menjadikan fungsi kedua kelompok tersebut sangat jauh berbeda.

Allah tidak 'membebani' Binatang dan Tumbuhan dengan agama. Mereka tidak memiliki
pilihan dalam hidupnya. Satu-satunya pilihan adalah taat kepada Allah. Mereka tidak bisa
memberontak sebagaimana manusia dan jin yang punya akal dan nafsu.

Tetapi bukan berarti mereka tidak beribadah. Allah berulang kali menjelaskan di dalam Al
Qur’an, bahwa langit, Bumi dan segala isinya bertasbih kepada Allah termasuk binatang dan
tumbuh-tumbuhan.

QS An Nuur (24) : 41

“Tidakkah kamu tahu bahwasannya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di
Bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah
mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
kerjakan.”

Sebagaimana manusia, badan binatang dan tumbuhan terbuat dari bahan biokimiawi yang
berasal dari tanah. Maka, seperti manusia, pula, badan mereka 'terikat' di langit dunia. Karena
memang, mereka diciptakan untuk melayani manusia. Mereka bukan subyek dalam drama
kehidupan manusia. Mereka adalah obyek alias 'pelengkap penderita', sebagaimana telah
dibahas di depan.

Tumbuhan dan binatang diciptakan Allah terlebih dahulu sebelum manusia dan jin.
Tumbuhan dan binatang adalah perintis 'kemakmuran bumi'. Tumbuhan dibutuhkan untuk
membangun mekanisme pembentukan oksigen yang menjadi syarat terjadinya kehidupan
manusia. Lewat tumbuhan, Allah menyerap C02 dari udara dan berbagai zat di dalam tanah,
untuk kemudian menghasilkan oksigen, sebagai hasil fotosintesis.

Ketika kadar oksigen di dalam atmosfer sudah memungkinkan, maka diciptakanlah binatang.
Berbagai jenis binatang dan tumbuhan diciptakan secara simultan, dengan dimulai dari
perairan.
QS Al Anbiyaa’ (21) : 30

"Dari air (Allah memulai) setiap yang hidup"

QS An Nuur (24) : 45

"Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada
yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang
lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki Nya,
sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Dari perairan itu lantas Allah memindahkan kehidupan menuju daratan. Di antaranya ada
yang berjalan dengan perutnya, misalnya ular dan berbagai jenis reptilia. Ada juga berjalan
dengan dua kaki seperti unggas-unggasan. Atau ada juga yang dengan empat kaki, seperti
jenis mamalia. Dan lain sebagainya.

Permulaan kehidupan di muka Bumi itu diperkirakan baru muncul jutaan tahun yang lalu.
Padahal Bumi ini sudah berusia sekitar 5 miliar tahun. Selama miliaran tahun, Allah
mempersiapkan kondisi Bumi. Mulai dari saat ia masih sangat panas, bagian dari nebula yang
berpusar. Secara berangsur-angsur Bumi mulai mendingin dan memadat, siap untuk dihuni
makhluk hidup.

Namun demikian, meskipun miliaran tahun dalam waktu manusia, Allah mengatakan itu
hanyalah 2 hari di sisiNya.

QS. Fushilat (41) : 9

“Katakanlah: Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan Bumi dalam dua
hari dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan
semesta alam.”

Dan setelah semua fasilitas untuk kehidupan manusia tercukupi, maka Allah menciptakan ras
manusia modern sekitar 50.000 tahun yang lalu. Jadi, relatif masih belum lama. Di era itulah
diperkirakan Adam diciptakan Allah sebagai manusia pertama. Hingga, kini manusia di muka
Bumi telah berjumlah lebih dari 5 miliar orang.
Makhluk yang ke 6 : Benda Mati

Untuk kelengkapan hidup manusia, Allah menciptakan segala macam benda di permukaan
Bumi. Semuanya diperuntukkan manusia. Mulai dari berbagai macam tambang di dalam
perut Bumi, bebatuan, gunung gunung, lautan, atmosfer, angin, hujan, petir, dan lain
sebagainya.

Manusia sebagai khalifah di muka Bumi tidak perlu menciptakan kebutuhannya sendiri.
Semua sudah disiapkan oleh Allah. Manusia tinggal mencari dan memproses sesuai dengan
yang diinginkan. Itulah yang dikatakan Allah dalam ayat berikut ini.

QS. Huud (11) : 6

"Dan tidak ada suatu binatang melatapun di Bumi melainkan Allah lah yang memberi
rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."

Allah meletakkan dasar keseimbangan di dalam segala ciptaanNya. Selama manusia


mengelola Bumi dengan keseimbangan maka kehidupan manusia akan tercukupi sampai
kapan pun. Akan tetapi jika dikelola dengan serampangan apalagi penuh keserakahan, maka
Bumi ini pun akan mengalami kerusakan. Bahkan kehancurannya.

QS Ruum : 41

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena Perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dar (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).

Bahkan di ayat lain Allah mengatakan, kalau manusia sudah mempertuhankan hawa
nafsunya, maka rusaklah langit dan Bumi beserta segala isinya.

QS. Al Mu’Minuun : 71

“Andaikata kebenaran itu menurut hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan Bumi ini,
dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka
kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggan itu.”
Kemampuan manusia dalam mengendalikan hawa nafsunya menjadi faktor yang sangat
menentukan dalam keberhasilan hidup, seorang manusia. Karena itu, Rasulullah mengatakan
bahwa belum Islam seseorang sampai ia bisa menundukkan hawa nafsunya.

2.sifat-sifat makhluk hidup

a) sifat-sifat malaikat
1) malaikat tidak memiiki nafsu.
2) malaikat selalu patuh terhadap setiap perintah Allah SWT.
3) malaikat tidak mungkin memiliki dosa.
4) malaikat selalu bertasbih kepada Allah SWT.
5) malaikat tidak memilik sifat sombong.
6) malaikat tidak memiliki jenis kelamin.
7) malaikat tidak makan dan minum.
8) malaikat tidak pernah berbohong.
9) malaikat tidak memiliki ayah maupun ibu.
10) malikat selalu memintakan ampun orang yang beriman.
11) malaikat selalu bahagia dan mendoakan orang yang memperoleh
lailatul
Qadar.

b)sifat-sifat manusia
1) manusia memiliki nafsu.
2) manusia pasti memiliki dosa.
3) manusia memiliki sifat sombong.
4) manusia memiliki jenis kelamin.
5) manusia tidak ada yang sempurna.
6) manusia memerlukn makan dan minum.
7) manusia memiliki ayah dan ibu.
dll

c)sifat-sifat jin
1) jin ada yang patuh kepada Allah, ada pula yang ingkar pada-Nya.
2) jin memiliki nafsu.
3) jin ada yang sombong.

d) sifat- sifat Iblis/setan


Iblis atau setan memiliki sifat sombong, ingkar, dan selalu menentang
atau durhaka kepada Allah serta senantiasa menyesatkan umat manusia
agar masuk neraka bersama mereka
3.kejadian makhluk

ASAL KEJADIAN MAKHLUK"

Menurut Islam asal kejadian makhluk antara lain sebagai berikut:


1. Alam.
Menurut kejadiannya, sebelum ada alam dan isinya, ada manifestasi yang pertama dari Allah
yakni "Kabut Mutlak" (surat Haamin as-Sajadah 11).
Kabut mutlak tadi adalah Ruhullah atau Nur Hakiki setelah bersenyawa dengan Nur aktif,
lain menjadi penyebab terjadinya semua yang maujud, alam semesta dengan isinya. Dia
(Allah) maujud bukan lantaran ciptaan. Bukan pula munculnya dari ketiadaan. Dia ada
sebelurn segala sesuatu ada, namun tidak dengan suatu kesertaan. Bukan pula Dia lain dari
segala sesuatu yang disebabkan keterpisahan darinya. Dia adalah pelaku, namun tanpa
menggunakan gerak atau alat, Maha mellhat, meskipun sebelum adanya suatu makhluk
apapun. Sendiri, disebabkan tak adanya sesuatu yang dengannya la rnerasa terikat, ataupun
gelisah bila Ia terpisah dariNya (Mutiara Nahjul Balaghah oleh Muhammad Al-Baqir).


2. Benda (materi).
benda, itu dijadikan daripada zat air. Dalam Hadis Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi
Wasallam yang artinya: "Segala sesuatu dijadikan daripada air (Riwayat Ibnu Majah darl Abu
Hurairah).

Air pada hadis tersebut tegasnya ialah zat air. Air yang digunakan manusia itu baru ada
setelah terjadinya bumi dan benda-benda alam lainnya, yakni sesudah alam benda (materi).
Dalam buku, "Froniter of Astronomy" halaman 310 oleh Prof. Fres Houyle dari Cambridge
University menyebutkan bahwa materi itu berasal dari zat air dan pendapat tersebut menjadi
dasar yang kuat.

3. Tumbuh-tumbuhan. Dijadikan dari zat air. Dalam Al-Quran Surat Al-Haj: 5:
"Dan kamu lihat bumi tandus (kering) maka apabila Aku turunkan air diatasnya, lalu menjadi
pecah dan bergerak dan tumbuhlah bermacam-macam tetumbuhan yang indah."

Bumi yang mulanya kering, setelah ada air terjadilah lumut-lumut atau algen yang siap
menerima perubahan. 'Dalam De Ditsche Verlichting Philosophia oleh Prof Dr Th Van
Stockum menyebutkan, bahwa persiapan untuk menerima perubahan tersebut adalah
keselarasan yang disiapkan, persiapan merubah bentuk dari materi menjadi tumbuh-
tumbuhan. Kemudian lumut mengalami proses hukum yang berangsur-angsur, lalu jadilah
tumbuh-tumbuhan. Dari satu jenis, kemudian tumbuh jenis yang lain dan terus menerus
melakukan gerakan untuk membentuk pembiakan, sehingga berkembang biak, beranak pinak.

Proses pembiakan adalah bertambahnya 'Sel'. Pembiakan itu berlangsung lantaran daya infra-
anatomis. Dengan kata lain, elektron-elektron yang menyebabkan pembiakan atau causa-
generis, dan yang menjadi sebab penjelmaan bentuk atau causa-formalis, serta yang selalu
melakukan gerakan untuk mengubah inti sel untuk mencapai tujuan atau causa-finalis.

Jadi pada hakikatnya proses hayati ditumbuhkan oleh infra-anatomis dan dari elektron-
elektron bebas mengeluarkan uap air. Itulah sebabnya, zat air yang diciptakan Allah untuk
mengnhidupkan.

Zat air yang berasal dari ruang "Arsy" adalah pusat segala tenaga dan sumber energi.
Karenanya, energi lebih dulu ada ketimbang materi. Air adalah benda cair yang terdiri dari
kumpulan molekul air. Molekul air terdiri dari kumpulan unsur-unsur air dan unsur asam
yang disebut persenyawaan yang diberi lambang H2O artinya persenyawaan dari dua atom H,
dengan unsur asam dan satu atom O.

Belum diketahui secara pasti, sekitar proses perubahan energi menjadi benda secara eksak,
tetapi dapat diketahui dengan atom fisika. Prof. Dr. G.J. Sizoo dalam Kernphysica: Walaupun
belum diketahui bagaimana proses perubahan energi menjadi materi, namun ilmu fisika atom
dapat menyaksikan perubahan tersebut.

4. Binatang.
Dijadikan dari zat air, seperti firman Allah dalam Surat An-Nur: 45:

"Dan Allah menjadikan binatang itu dari zat air."

Dijlskan bhw sinar kosmis menggempur atmosfir bumi. Tetumbuhan secara berkelanjutan
menerima sinar kosmis, sehingga selalu berubah bentuk yang dinamakan "Mutasi".
Sementara Prof. Dr. Nicola Pende dalam buku "Dit is de Mensch" halaman 177
menyebutkan, proses perkembangan dari tumbuhan dipengaruhi akibat timbulnya mutasi.
Setelah tumbuh-tumbuhan itu berkembang biak, maka elektron dari sinar kosmis masuk
merusak dan menembus jenis tetumbuhan untuk menggantikan atom-atom benihnya,
sehingga dari benih itu menjelma menjadi binatang. Kemudian benda-benda atau materi
tumbuh-tumbuhan dan binatang melakukan perubahan dalam dirinva masing-masing,
disebabkan dominasi keadaan sekelilingnya untuk menyesuaikan diri dengan keadaan
alamnya. Jadi, terjadinya materi, tumbuh-tumbuhan dan binatang berasal dari air, sedangkan
elektron sinar kosmis sebagai lantaran mengubah bentuknya.

Sinar kosmis yang terdiri dari atom dan netron yang memecah-belah serpihan atom-atom di
dalam atmosfir bumi, lalu bumi dihujani elektron-elektron dan meson yang memiliki daya
tembus luar biasa. Selain itu pula sinar kosmis memecah belah atom zat lemas yang ada di
atmosfir, yang membuahkan terjadinya atorn zat arang atau carbogeniurn=C dan atom zat air
Hydrogenum=H.
Ruth Moore, menjelaskan, bahwa atom carbogenium mengandung zat radio aktif yang
intinva terdiri dari 8 neutron dan 6 proton yang disingkat dengan Carbonium 14 (C14)
bersifat radio aktif yang berarti melepaskan elektron. Ini pulalah yang memecah-belahkan
atom zat lemas, berfungsi menghidupkan persenyawaan benda protein. Sebagai
persenyawaan unsur zat arang (C), zat pembakar (O), zat lemas (N). zat phosfor (Ph), zat
belerang atau sulfur (S), zat air (H) dan lain zat. Setelah berujud tetumbuhan, sinar kosmis
secara terus-menerus menembusnya agar menjadi hewan. Jadi C14 itu merupakan energi
yang menjadi cikal bakal proses kehidupan hayat, yang sangat penting dalarn biologi. C14
yang bersenyawa dengan zat arang dari udara, menjadi zat asam arang untuk dihisap atau
dihirup tumbuhan atau tanaman, dengan bantuan cahaya sinar matahari, air dan chlorophyl
dari dedaunan yang kemudian bisa dinikmati oleh manusia dan binatang.

Demikianlah proses terjadi materi, tetumbuhan dan binatang menurut islam, berpangkal dari
zat air. Sekali lagi Ruth Moore, dalarn buku yang sama menyebutkan air laksana seorang ibu
yang melahirkan dan memelihara semua yang hidup. Al-Qur'an sudah lebih awal
memberikan petunjuk beragam inti pokok ilmu untuk setiap masa dan zaman. Karena itu, ia
selalu uptodate, yang pada akhirnya lptek bergeser kepada kepercayaan terhadap Yang Maha
Pencipta Maha Perencana dan Pengatur segala peristiwa.

Kiranya sejagat ayat-ayat Al-QUr'an dan hadis Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi


Wasallam yang belum dipecahkan, dianalisis secara ilmiah. Terserah kepada mereka yang
suka menyelidiki dengan visi ilmu pengetahuan untuk membuktikan kebenaran Al-Qur'an.

Firman Allah dalam surat Shaad ayat: 29

"Inilah Al-Qur'an, Aku turunkan kepada engkau yang membawa berkah, supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatNya dan agar kaum intelektual menerima ilmu pengetahuan
daripada kitab Al-Qur'an".

5. Manusia.
Menurut Al-Qur'an, asal kejadiannya dari tujuh macam tingkatan:

Yang pertama, firman Allah Azza wa Jalla:

"Dan Tuhan menjadikan manusia pada asalnya dari tanah. " (as Sajdah ayat; 7)

Kata "thin" (tanah) pada ayat ini, bermakna atom zat air atau hydrogenium.

Yang kedua, disebutkan dalam Al-Qur'an:

"Allah menjadikan manusia dari tanah yang kering seperti tanah tembikar yang dibakar." (Ar
Rahman ayat: 14)

Kata, "Sholshol" (tanah kering atau setengah kering) pada ayat di atas adalah zat pembakar
atau oxygenium.

Juga yang ketiga, disebutkan dengan kata "Fakhkhar" adalah zat arang atau Carbonium,

Tingkatan keempat,

"Dan hendaklah engkau ketahui ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya
Aku hendak menjadikan manusia dari tanah hitam yang berbentuk." (al-Hijr ayat: 28)

Kata "Hamaa`in" (lumpur hitam) diartikan zat lemas atau Nitrogenium.

Lalu yang kelima;


"Sesungguhnya Allah menjadikan mereka (manusia) dari tanah liat." (As Shaffat ayat: 11)
Kata "Laazib " (tanah liat) adalah tanah yang sudah sempurna, yang telah diaduk, terdiri dari
kandungan zat besi (ferum) yodium, silicum dan Morgaan yang menjadi jaringan tubuh
jasmani.

Yang keenam;
"Dia (Allah) menjadikan Adam dari tanah (Ali Imran ayat: 59)

Kata "Turab" (tanah), adalah unsur-unsur atau zat asli yang terdapat di dalam tanah yang
dinamakan "zat anorganis". Zat ini baru terjadi setelah berlangsung melakukan persenyawaan
antara zat air yang disebut "thin", zat arang yang disebut "Fakhkhar" dengan zat pembakar
atau "Shalshal", zat lemas atau "Hamaa'in", kemudian bersenyawa dengan zat besi, yodium,
kalium, Sillicium dan Morgaan yang disebut "Laazib"

Dengan berlangsungnya proses tersebut maka terbentuklah suatu zat yang dinamakan
"Protein". Inilah yang disebut "thuraab atau Zat anorganis".

Diantara zat-zat anargonis yang dipandang penting adalah zat kalium yang banyak terdapat
dalam jaringan tubuh, utamanya pada otot. Zat ini memiliki aktivitas dalam proses hayati,
yakni dalam pembentukan badan halus atau roh.

Dengan berlangsungnya "proteinisasi" kemudian mengalami penggantian substansi, lalu


lantaran elektron sinar kosmis yang menjelmakan pembentukkan atau formasi "ujud"
dinamakan "causa-formalis". Oleh karena sinar kosmis dapat merubah sifat zat yang berasal
dari tanah maka terbentuklah badan kasar jasmani berbentuk manusia (Adam), akan tetapi
belum ada rohnya".

Tingkatan yang terakhir, roh ditiupkan:

"Maka tatkala Aku sempurnakan kejadian Adam lalu Aku tiupkan roh daripadaKu
kepadanya." (Shad ayat: 27)

Pada ayat ini jelas diterangkan, setelah proses pembentukkan tubuh kasar berujud, maka
menyusulah proses "menghidupkan" yakni pemberian "roh", Proses ini dinamakan
"Vitalisasi".

Dengan keterangan tersebut menurut Al-Qur'an, terjadinya manusia Adam melalui proses
tujuh tingkatan, sedang badan halus atau ruhani adalah kejadian terakhir.

Dalam Al-Qur'an disebutkan

"Dan sesungguhNya Allah menjadikan kamu secara bertingkat." (Surat Nuh ayat: 14).

Ilmu Pengetahuan eksak hanya memiliki kemampuan meneliti dan melakukan analisis dalam
pembentukkan tubuh kasar, karenanya tubuh kasar tersusun dari materi yang dapat dilihat dan
diraba pancaindra.

Memang pengaturan sistem peredaran jagat pengendalian makhluk hidup dan segala yang ada
di alam semesta ini, hanya karena kebijakan Yang Maha Pencipta. Berlangsungnya
kehidupan, lantaran adanya hayat. Hayat tak ubahnya hanya urusan dan kekuasaan Allah,
sementara manusia memmahaminya sekedar sifat-sifat naluri, akal pikiran dan perasaan
semata. Sebagaimana firmanNya:

"Katakanlah Roh itu urusan TuhanKu dan kamu tidak diberi ilmu melainkan sedikit ." (Surat
Al- Isra' ayat: 85)

Apalah artinya kepintaran manusia, dibanding kehebatan rahmat Allah. Malah Tuhan pun
menantangnya, walau segala sumber air yang ada di muka bumi ini dijadikan tinta, dan segala
pepohonan yang ada di jagat ini dijadikan pena buat menuliskan sebagian kecil dari rahmat
Allah rasanya tak bakal cukup.

Anda mungkin juga menyukai