PENDAHULUAN
(2013), didapatkan hubungan yang bermakna antara asupan protein dengan status
Lawang Kabupaten Malang. Asupan protein yang cukup diperlukan oleh tubuh
untuk membangun sel-sel yang rusak, membentuk zat-zat pengatur seperti enzim
dan hormon serta dalam pembentuk zat antibodi. Kebutuhan protein khusus
pasien gangguan jiwa belum ada literatur yang menjelaskan lebih spesifik. 1
tahun ke tahun seiring dengan perubahan pola kehidupan saat ini. World Health
Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan terdapat 450 juta orang di dunia
menderita gangguan jiwa. Lebih dari 150 juta orang mengalami depresi, 25 juta
orang menderita skizofrenia, lebih dari 90 juta orang pengguna alkohol (NAPZA)
dan 1 juta orang bunuh diri tiap tahun. Dipekirakan 2-3% dari jumlah penduduk
sakit. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 terdapat 1.728 orang mengalami
depresinya berat akan memiliki peluang 10 kali lebih besar mengalami status gizi
kurang dibandingkan dengan pasien yang tingkat depresinya sedang. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Anggraini (2014) yang didapatkan bahwa depresi
memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan status gizi. Pada
1
keadaan depresi, seseorang cenderung lupa akan pemenuhan kebutuhan dasar
berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik terjadi apabila tubuh
memperoleh cukup zat gizi yang perlu digunakan untuk pertumbuhan fisik,
perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum. Status gizi
kurang terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi. 1
gangguan mental. Depresi secara tipikal berbasis biokimia atau berakar pada
masalah emosional. Sebaliknya, nutrisi dapat memainkan peran kunci dalam onset
serta keparahan Depresi. Kekurangan gizi yang paling umum terjadi pada pasien
disiplin ilmu baru yang disebut Nutritional Neuroscience, dimana disiplin ilmu ini
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ke arah status gizi yang baik. Faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang
terbagi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung misalnya
tingkat konsumsi individu dan penyakit infeksi yang diderita, sedangkan secara
tidak langsung adalah karena faktor ketahanan pangan dalam keluarga, pola asuh
anak, akses atau keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersih dan
pelayanan kesehatan yang baik. Setiap individu memiliki kebutuhan zat gizi
yang berbeda-beda, tergantung dari umur jenis kelamin, berat badan, dan tinggi
badan. Karena itu maka diciptakan suatu ukuran minimal yang dibutuhkan untuk
yang mengandung karbohidrat, sumber protein hewani dan nabati, sayuran, buah
dan minuman. Disarankan energi yang harus dikonsumsi adalah 2.800 kalori yang
3
dapat diperoleh dari karbohidrat, protein dan lemak. Prinsip dasar “Gizi
1. Karbohidrat
2. Lemak
Lemak adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan
alkohol organik yang disebut dengan gliserol atau gliserin. Dalam tubuh
kenyang.
3. Protein
oleh asam amino. Terdapat 20 jenis asam amino yang bisa dikombinasikan
menjadi 11 asam amino esensial dan 9 asam amino non esensial. Asam
4
amino esensial adalah asam amino yang dihasilkan di dalam tubuh.
sehingga harus didapatkan dari makanan yang dikonsumsi, baik itu hewani
atau nabatti.
4. Vitamin
bebas.
5. Mineral
Mineral adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil
6. Air
5
Air merupakan komponen terbesar dalam struktural tubuh manusia.
Kurang lebih 60-70% berat badan orang dewasa berupa air sehingga air
manfaat yang sangat penting, yaitu sebagai media transportasi zat gizi,
Status gizi adalah keadaan tubuh yang dihasilkan dari konsumsi makanan
dan juga penggunaan zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan
energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh. Status gizi penting karena
merupakan salah satu faktor untuk mencegah resiko yang berhubungan dengan
kesehatan, yang dapat berakibat terjadinya suatu penyakit atau bahkan dapat
penyakit misalnya untuk kategori kurus risiko penyakit yang dialami anatara lain
yaitu penyakit infeksi, anemia. Sedangkan untuk kategori gemuk (obesitas) risiko
penyakit yang dialami antara lain adalah penyakit jantung, diabetes melitus,
bermakna antara asupan energi dengan status gizi. Asupan energi yang kurang
melemahkan sistem kekebalan tubuh. Energi dan protein dibutuhkan agar sistem
6
kekebalan tubuh berfungsi dengan baik. Dalam menentukan jumlah protein yang
protein tinggi I (ETPT I) yaitu energi 2800 kalori dan protein 100 gram (2 gr/kg
BB). 1
yang makan dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya pengosongan perut, sebab
emosi dapat merubah laju gerak peristaltik. MNA-T1 juga dapat digunakan
memprediksi malnutrisi pada tiga subtipe dari gangguan jiwa (skizofrenia, depresi
2.2.1 Skizofrenia
sehat, nafsu makan berkurang dan berat badan turun. Bagi penderita skizofrenia
7
Pengetahuan tentang skizofrenia masih sangat kurang, sehingga
berdampak pada penanganannya. Banyak keluarga atau care giver, yang masih
belum memahami efek samping dan cara kerja dari obat-obat tersebut. Salah satu
yang sering terjadi pada penderita skizofrenia adalah peningkatan berat badan
sehingga menjadi faktor risiko obesitas. Terdapat 80% pasien yang bertambah
berat badan selama penggunaan antipsikotik dan lebih kurang 30% nya
peningkatan berat badan. Jenis obat antipsikotik atipikal yang paling berpengaruh
dengan peningkatan berat badan adalah Olanzapin. Hal ini terjadi karena efek obat
telah ditetapkan pengaturan diet dan penyusunan menu makanan untuk pasien
gangguan jiwa dan neurologi, yang disesuaikan dengan individu pasien dan
pemberian makanan untuk pende-rita gangguan jiwa dengan diet tinggi kalori
tinggi protein dengan total jumlah yang harus diasup adalah 2.500 kkal. 8
akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada
8
lanjut usia. Salah satu masalah utama yang berhubungan dengan penyakit saraf
pada lanjut usia adalah penurunan fungsi kognitif. Gangguan memori, perubahan
usia, gender, ras, genetik, tekanan darah, payah jantung, aritmia jantung, diabetes
melitus, kadar kolesterol, fungsi tiroid, alkohol, merokok, trauma, obesitas, dan
ringan, dan c) gangguan kognitif berat. Pemeriksaan status mini mental (mini
peningkatan massa lemak, penurunan massa bebas lemak dan penurunan massa
sentral. 9
yang ditemukan pada individu dengan usia lanjut menurunkan stimulus kekuatan
9
mekanisme sinaps dari proses belajar spasial dan memori dan menghasilkan
penurunan kognitif. 9
badan yang lebih kecil sejalan dengan hasil penelitian pada lansia di Swedia.
memiliki berat badan yang lebih kecil dibandingkan dengan lansia yang tidak
penurunan nafsu makan yang terkait dengan penurunan kemampuan kognitif akan
2.2.3 Depresi
menggangu penyerapan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh terutama asupan
energi dan protein. Kurangnya asupan energi protein dapat melemahkan sistem
kekebalan tubuh dengan perubahan tingkah laku seperti perubahan tidur dan
aktivitas. Energi dan protein dibutuhkan agar sistem kekebalan berfungsi dengan
baik. Pada situasi depresi, seseorang cenderung lupa akan pemenuhan kebutuhan
dasar, seperti kebutuhan akan makanan, kebersihan diri, dan istirahat. Perubahan
asupan makan adalah gejala depresi yang menyebabkan penurunan berat badan
dan malnutrisi. Apabila asupan makanan rendah dan berlangsung dalam jangka
waktu yang relatif panjang, seseorang akan mengalami defisiensi energi dan
10
protein. 1,4
Depresi yang terjadi pada lansia, sangat berisiko tinggi lansia tersebut
depresi meningkatkan risiko status gizi kurang dan status gizi kurang memiliki
mempengaruhi makanan yang masuk, metabolisme, dan ekskresi zat gizi. Obat
kesulitan sosial, ekonomi, dan penyakit. Efek samping obat anti depresan salah
satunya adalah peningkatan selera makan. Disamping efek obat kemungkinan lain
adanya beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi energi dan protein yang
cukup misalnya suasana hati yang tenang sehingga menyebabkan nafsu makan
menjadi baik, sehingga asupan makanan cukup. Hal ini lah yang dibutuhkan
2.2.4 Demensia
11
Kasus demensia banyak terjadi pada lansia. Indonesia memiliki penduduk
usia tua yang paling cepat berkembang di dunia pada periode 1990-2025 (414%).
Hal yang sering menyertai pasien lansia adalah malnutrisi (gizi kurang/defisiensi).
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan adanya faktor psikologis seperti
Masalah gizi pada lansia perlu menjadi perhatian khusus karena dapat
bebas lemak yang lebih tinggi dapat berperan menurunkan risiko demensia pada
populasi lansia. Kemungkinan lainnya adalah IMT yang besar disebabkan oleh
makan atau konsumsi makanan yang kurang benar. Hal ini berhubungan erat
dengan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh. Banyak zat gizi yang berhubungan
tidak pernah atau jarang mengonsumsi ikan. Satu studi acak terkontrol atas
pengaruh minyak ikan (sumber asam lemak tidak jenuh termasuk EPA dan DHA)
terhadap fungsi kognitif tidak menghasilkan efek pada usia lanjut, tetapi ada
sedikit efek untuk beberapa aspek atensi di antara APOEe4 carrier dan pria. 13
untuk mencegah kejadian demensia. Stress oksidatif dan akumulasi radikal bebas
pada dasarnya merupakan bagian dari patofisiologi penyakit. Radikal bebas yang
12
berlebih mengakibatkan peroksidasi lemak yang berlebihan sehingga
demensia. 13
kurang pada Ibu merupakan penyebab dan salah satu faktor risiko terjadinya
membutuhkan asupan gizi yang mengandung tinggi protein dan tinggi DHA dan
mengurangi tingkat retardasi yang berat menjadi ringan. Selain itu diperlukan juga
telur dengan frekuensi sebanyak empat sampai enam kali dalam seminggu. Jenis
makanan lauk nabati yang baik dikonsumsi anak retardasi mental adalah tahu dan
tempe. Kecukupan protein juga didapatkan anak retardasi mental dari protein
hewani yang terdiri dari telur yang dikonsumsi sebanyak 4-6 kali dalam
seminggu. Protein nabati berasal dari tahu dan tempe yang dikonsumsi anak
bukan hanya untuk orang normal saja tetap orang yang mempunyai kebutuhan
khusus seperti pada anak retardasi mental juga berhak memiliki berat badan yang
13
ideal agar dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Beberapa keuntungan
yang didapatkan adalah memiliki penampilan yang baik, lincah dan risiko untuk
sakit rendah. Kebutuhan zat gizi untuk anak yang mengalami retardasi mental
harus diperhatikan karena mereka tidak bisa melakukan atau mengurus makanan
2.3.1 Defisiensi
psikotik yang dirawat terdapat 78.3% pasien skizofrenia yang memiliki defisiensi
vitamin B12. Beberapa studi dengan jelas menunjukkan kontribusi asam folat,
vitamin B12 dan homosistein pada perubahan metabolisme karbon tunggal dan
adenosylmethionine). 16
neurologis dan psikiatris. Teori menyatakan bahwa cacat dalam proses metilasi
asupan vitamin dan asam folat disebabkan karena rendahnya konsumsi makanan
14
yang mengandung zat gizi tersebut seperti hati, daging tanpa lemak, serelia utuh,
terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan
penglihatan. 18
2.3.2 Kelebihan
Pasien dengan depresi berat berisiko gizi kurang, sedangkan pasien dengan
skizofrenia atau gangguan bipolar lebih cenderung berisiko gizi lebih (obesitas).
Status gizi dan kesehatan mental dipengaruhi oleh jenis kelamin, tingkat obesitas,
umur, dan status sosial ekonomi. Hampir dua pertiga pasien yang mengalami
obesitas tidak sehat yang datang untuk menjalani operasi bariatrik memiliki
diagnosis psikiatrik, dengan depresi berat menjadi diagnosis yang paling umum.
4,19
yang mengandung kolesterol dalam pembuluh darah besar, sedang, atau kecil. Hal
penderita stroke adalah perubahan mental. Setelah stroke memang dapat terjadi
gangguan pada daya pikir, kesadaran, konsentrasi, kemampuan belajar, dan fungsi
intelektual lainnya. Penderita mudah merasa takut, gelisah, marah, dan sedih atas
15
sama dengan yang terjadi selama Depresi, termasuk nafsu makan yang buruk,
melewatkan makan, keinginan yang besar untuk makan yang manis. Kekurangan
gizi yang paling umum terjadi pada pasien gangguan mental adalah kekurangan
asam lemak omega-3, vitamin B, mineral, dan asam amino yang merupakan
1. Kolestrol
kolesterol dan fosfolipid yang kaya asam lemak rantai panjang. Asam lemak
rantai panjang yang paling banyak didapatkan dalam fosfolipid otak adalah AA
meningkat pada membran sel saraf. Beberapa penelitian masih menunjukkan hasil
yang tidak konsisten mengenai hubungan antara serum kolesterol dan penurunan
dampak yang signifikan. Kolesterol sangat berperan dalam proses fungsi otak, hal
ini mengingat bahwa 25% dari total kolesterol tubuh berada di otak. 21
2. Omega 3
Jumlah dan jenis lemak yang dikonsumsi dapat menjadi faktor penting
16
transunsaturated, lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda, golongan lemak
tak jenuh ganda dibagi ke dalam asam lemak omega-6 dan omega-3 (berdasarkan
pada lokasi ikatan ganda yang dimiliki). Polyunsaturated fatty acids omega 3 telah
dipelajari secara ekstensif dalam Depresi. Intake Omega-3 asam lemak serta rasio
omega-3 : asam lemak omega-6 diyakini penentu penting dari otak dan kesehatan
kardiovaskular. Penurunan kedua asam lemak omega-3 dan rasio omega-6 : asam
Asam lemak omega 3 adalah jenis lemak tak jenuh ganda, dianggap
sebagai asam lemak esensial karena tidak dapat diproduksi oleh tubuh. Ada tiga
kandungan utama dari asam lemak omega 3 yaitu ALA (alfa-linoleat), EPA
Ikan merupakan salah satu sumber protein, lemak, dan mineral dalam diet
manusia. Asam lemak ikan terdiri atas asam lemak jenuh (15-45%), asam lemak
tak jenuh tunggal (1-25%) dan asam lemak tak jenuh ganda (15-55%). Lemak
ikan mengandung EPA dan DHA yang tinggi masing-masing sejumlah 11-15%
dan 2-7%. Kandungan asam lemak omega 3 ikan kerapu adalah 5,38% dan omega
6 15%. Pasokan minyak ikan sebagai sumber omega 3, EPA, dan DHA harus
omega 6 yaitu 1 : 5. 23
17
post partum. Hal ini karena omega 3 dapat mencegah terjadinya postpartum blues.
Para ahli mengatakan bahwa predisposisi terjadinya postpartum blues pada ibu
progesteron, prolaktin dan estriol yang terlalu rendah. Kadar estrogen turun secara
enzim monoamine oksidase, yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi
baik noradrenalin maupun serotonin yang berperan dalam suasana hati dan
cemas dan depresi dapat berkurang. Konsumsi asam lemak omega 3 selama
menurun drastic. 22
mengurangi depresi dengan cara yang berbeda, hal ini dikemukakan oleh David
Mischoulon, MD, seorang profesor psikiatri dari Harvard Medical School. Asam
bahagia. Dengan demikian, seseorang dengan cukup asam lemak omega 3 dapat
menangani masalah emosional lebih efektif. Asam lemak omega 3 penting bagi
fungsi kognitif dan perilaku otak. Jadi kekurangan lemak ini dapat menyebabkan
18
suasana hati dan depresi. 22
Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti pada bulan Mei di
Rumah Sakit Aisyiyah Muntilan, bahwa dari 10 ibu ada 6 ibu yang mengalami
postpartum blues. Ibu yang mengalami postpartum blues konsumsi asam lemak
omega 3 sebulan terakhir selama kehamilan rata-rata kurang dari 10-20 mg/ hari.
Ibu yang tidak mengalami postpartum blues konsumsi asam lemak omega 3
3. Vitamin B
merupakan vitamin yang paling banyak dipelajari, terutama folat dan vitamin
B12. Kedua vitamin ini mempengaruhi kesehatan otak melalui peran mereka
jalan, pada pasien tersebut dilakukan penilaian kadar vitamin B12 dan asam folat
dan skor Depresi menggunakan Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) pada
awal (baseline) dan setelah follow up selama 6 bulan, selama 6 bulan sampel
bahwa terdapat perbaikan outcome pada sampel dengan kadar vitamin B12 dan
karena salah satu efek kerja dari vitamin B12 adalah untuk mengaktifkan kerja
asam folat. Sumber vitamin B12 dari makanan adalah: hati ayam atau sapi,
daging, susu dan produk olahannya, telur, ikan, sayur, kedelai dan produk
19
olahannya (tahu, tempe, kecap dan tauco), bekatul dan rumput laut. Dosis harian
adalah 6 mcg sehari dan dosis terapi adalah 5-50 mcg sehari. 3
Folat Folat, atau vitamin B9, terdapat secara alami dalam jus jeruk,
lainnya. Bentuk teroksidasi dari sintesis asam folat ditemukan dalam suplemen
Defisiensi folat dapat meningkatkan resiko depresi dan mengurangi aksi dari
pembentukan folat, berisiko tinggi mengalami defisiensi folat dan depresi berat.
Sumber asam folat dari makanan adalah: hati, daging, ginjal, sayuran hijau,
gandum, telur, ikan, kacang hijau, khamir, jeruk, stroberi, wheat germ dan
kacang-kacangan. Dosis harian 170 mcg untuk pria dan 150 mcg untuk wanita
dan tambahan 400 mcg sehari untuk wanita hamil untuk mengurangi resiko cacat
4. Lemak Jenuh
Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap
pada atom karbon. Ini berarti asam lemak jenuh tidak peka terhadap oksidasi dan
pembentukan radikal bebas seperti halnya asam lemak tidak jenuh. Efek dominan
dari asam lemak jenuh adalah peningkatan kadar kolesterol total dan K-LDL
Secara umum makanan yang berasal dari hewani (daging berlemak, keju,
mentega dan krim susu) selain mengandung asam lemak jenuh juga mengandung
20
lebih menguntungkan berupa pem- batasan asupan kolesterol. Setiap 4 (empat)
ons daging sapi atau daging ayam mengandung 100 mg kolesterol yang pada
pangan hewani dan asam lemak jenuh dapat meningkatkan kadar K-LDL
(kolesterol LDL). 24
5. Gula (Glukosa)
menjaga kesehatan fisik dan mental. Lebih 98% energi yang dipergunakan untuk
menunjang fungsi saraf didapat dari pembakaran glukosa dalam darah. Transport
aktif glukosa dibantu oleh protein pembawa yang spesifik. Di dalam cairan
serebrospinal, konsentrasi glukosa hanya 2/3 dari konsentrasi dalam darah. Hal ini
akan membuat otak bekerja dengan maksimal. Tercukupinya nutrisi untuk otak
darah perlu dijaga agar tidak berfluktuasi secara drastis, sehingga tidak terjadi
konsentrasi anak sekolah dasar. Karbohidrat dan glukosa juga penting dikonsumsi
21
fungsi intelektual dan kemampuan dalam perilaku adaptif di bawah usianya
perkembangan otak. Glukosa termasuk bahan bakar sel otak yang berperan
seperti roti, susu, madu, kentang, gandum, keripik, biskuit, jagung, dan
sebagainya. 25
6. Coklat
secara psikologis memberikan efek pada tubuh. Cokelat juga mengandung asam
amino triptofan yang berkaitan dengan kadar serotonin pada otak. Triptofan
suasana hati. 26
Kandungan gizi cokelat yaitu Energi (kal) 504, protein (g) 5,5 lemak (g),
52,9 kalsium (mg) 98, dan vit A (SI) 60. Beberapa hasil penelitian juga
sejumlah kecil dark chocolate dapat memperbaiki sistem aliran dilatasi darah
konsumsi dark chocolate yang kaya flavonol bisa menurunkan tekanan darah, baik
22
anandamide yang terkandung dalam cokelat dapat merangsang otak untuk
mendorong timbulnya rasa senang. Kandungan lain yang dimiliki cokelat adalah
asam amino triptofan yang berkaitan dengan kadar serotonin pada otak. Triptofan
suasana hati. 26
menunjukkan adanya penurunan tekanan darah sistolik pada orang yang diberi
suplemen dark chocolate dan cokelat putih. Penurunan ini disebabkan karena ada
pengaturan dari senyawa nitric oxide (NO) yang dihasilkan dari flavonol yang
23
halnya yang banyak ditemukan pada sayuran, anggur dan the. Senyawa
antioksidan ini dipercaya dapat mengurangi sejumlah gugus radijal bebas dalam
(ROS). 28
7. Kafein
Kopi terkenal akan kandungan kafeinnya yang tinggi, satu cangkir kopi
(120-480 ml) mengandung kafein 75- 400 mg atau lebih, tergantung pada jenis
biji kopi, cara pengolahan kopi, dan cara mempersiapkan minuman kopi. Kafein
dan melemaskan otot-otot polos bronchus. Pada dosis standar, 50-200 mg kafein
kelelahan. 29
Kafein dapat meredakan gejala-gejala khas stres seperti pelupa, cemas, dan
alkaloid jenis xantine, yang bertindak memblokir reseptor adenosine A2A, ketika
stress. Sehingga dapat dikatakan bahwa kopi selain menghilangkan rasa stres, juga
pada otak, sehingga salah satu fungsi dari kafein adalah stimulan untuk sistem
24
beberapa efek negatif, diantaranya adalah timbulnya anxiety atau rasa cemas, rasa
lelah saat terbangun dari tidur di pagi hari, gangguan tidur, dan rendahnya kualitas
tidur. Akan tetapi, apabila kafein dikonsumsi dalam batas normal (200-400
mg/hari) kafein dapat memberikan efek positif, seperti meningkatkan mood dan
kemampuan kognisi. Kopi memiliki efek yang kontradiktif, di satu sisi kopi dapat
meningkatkan konsentrasi dan mengurangi rasa kantuk saat bekerja, namun di sisi
lainnya efek terjaga dapat mengurangi kualitas tidur. Kualitas tidur yang buruk
2.4 Anjuran
Hal yang perlu dilakukan pada pasien untuk menjaga agar tingkat depresi
berat tidak menjadi lebih buruk adalah memberikan obat anti depresan sesuai
dengan dosisnya. Hal ini dapat meningkatkan selera makan pasien dan
meningkatkan kualitas pelayanan gizi rumah sakit jiwa. Diet seimbang merupakan
salah satu anjuran yang perlu diberikan pada orang dengan gangguan jiwa. 1,14
hari), vitamin B6 (25 mg/hari) dan vitamin B12 (400 mcg/hari) di samping
yang lebih tinggi dibandingkan tepung tahu. Hal ini terjadi karena kandungan
tepung tempe memiliki kandunga isoflavon, vitamin B6, dan vitamin B12, dan
25
DHA dan AA adalah komponen terbesar dari long-chain polyunsaturated
fatty acids (LC-PUFA), merupakan bahan yang sangat penting bagi organ susunan
berperan sebagai neurotransmitter dan sebagai suatu bentuk asam lemak esensial
lemak pada usia dini telah menunjukkan hasil perbaikan indeks perkembangan
mental dan ketajaman visual tetapi hanya pada kadar 17 mg/ 100 kkalDHA dan
34mg/100kkalAA. 18
untuk menghilangkan rasa bosan yang akhirnya dapat mengurangi nafsu makan.
makanan yang baik, yaitu bahan makanan yang segar menarik dan baru. Hal ini
diperlukan karena sangat berpengaruh terhadap rasa dan bentuk makanan yang
disajikan. Hal lain yang harus diperhatikan adalah bentuk, warna dan tekstur dari
makanan yang disajikan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap nafsu
makan pada anak. Apalagi nafsu makan anak retardasi mental sangat cepat sekali
berubah. Orangtua harus rajin mengingat dan mencatat makanan dengan bentuk,
26
BAB III
KESIMPULAN
keharusan bagi seorang individu agar kondisi kesehatan tetap terjaga, tidak mudah
terserang penyakit, dan memenuhi gizi yang seimbang. Status gizi adalah keadaan
tubuh yang dihasilkan dari konsumsi makanan dan juga penggunaan zat-zat gizi
karbohidrat, sumber protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan minuman.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
2014.
9. Wahid, B.D.J., Sudarma, V., 2018. Hubungan Status Gizi dan PENURUNAN
Fungsi Kognitif Pada Lansia. Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018. Buku
1. ISSN (P):2615-2584.
10. Christiandari, Y., Pramantara, I.D.P., 2018. Hubungan Antara Status Nutrisi
(MNA-SF) dengan Gangguan Kognitif (MMSE) pada Lanjut Usia di Sidoarjo.
Karya Nasional Kongres Nasional PAPDI, Surakarta, 11-15 Juli 2019.
11. Samodra, Y.L., Rahmwati, N.T., Sumarni, 2018. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kemampuan Kognitif pada Lansia Obesitas di Indonesia.
Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Vol. 14, No.4, April 2018:154:162.
12. Layla, J.I., Wati, D.N.K., 2017. Penurunan Fungsi Kognitif Dapat
Menurunkan Indeks Massa Tubuh Lansia di PSTW Wilayah DKI Jakarta.
Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 20, No.2, Juli 2017:128-132.
13. Siahaan, M., 2019. Gambaran Status Gizi terhadap Simptom Demensia Pada
Pasien Lanjut Usia di Poyandu Lansia Puskesmas Kampung Baru Kota
Medan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
14. Kartikadewi, A., Suprihartini, 2015. Buku Ajar Sistem Neurobehaviour
(Psikiatri). Fakultas Kedoktertan Universitas Muhammadiyah Semarang,
2015. ISBN:978-602-61093-8-5.
15. Nogay, N. (2013). Nutritional Status in Mentally Disabled Children and
Adolescents: A Study Form Western Turkey. Medical Science Journal. 29 (2):
614-618
16. Hidayati, B., 2016. Keefektifan Terapi Tambahan Asam Folat dan Vitamin
B12 dalam Memperbaiki Skor PANSS Pasien Skizofrenia Kronik di RSJD dr.
Arif Zainudin Surakarta. Tesis. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret, 2016.
17. Setyowati, E., Santosa, N.I., Kridawati, A., 2019. Hubungan Asupan Vitamin
B12 dan Asam Folat dengan Fungsi Kognitif Lansia. Jurnal Endurance:
Kajian Ilmiah Problema Kesehatan. Vol 4(1). Februari 2019:194-201.
18. Diana, F.M., 2012. Omega 3. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 6(2). Maret-
September 2012: 113-117.
19. Hamsah, R.F., Arundhana, A.I., Battung, S.M., 2018. Hubungan Obesitas
29
dengan Kesehatan Mental dan Kualitas Hidup Pegawai di Kantor Daerah
Soppeng. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hassanudin, 2018.
20. Widarti, L., Mahfoed M.H., Kuntoro, Sudiana, K., 2012. Respons Psikologis
(Kecemasan dan Depresi) dan Respons Biologis (Cortisol, IFN-Gamma, dan
TNF-alfa) pada Pasien Stroke Iskemik dengan Pendekatan Model Home Care
Holistic. Jurnal Ners Vol.7. NO.1 April 2012: 1-12.
21. Nuraliyah, N.M., Sinuraya, R.K., 2017. Efek Neuroprotektif dan Gangguan
Kognitif Statin: Sebuha Literature Review. Farmaka Suplemen Volume 15
Nomor 2.
22. Ariyanti, S.R., Setyowati, E.R.H., Margowati, S., 2015. Journal of Holistic
Nursing Science. Vol.2, No.2.
23. Ilza, M., Siregar, Y.I., 2015. Sosialisasi Penambahan Minyak Perut Ikan
Jambal Siam dan Minyak Ikan Kerapi pada Bubur Bayi untuk Memenuhi
Standar Omega 3 dan Omega 6. JPHPI 2015, Vol. 16 Nomor3.
24. Sartika, R.A.D., 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam
Lemak Trans terhadap Kesehatan. Jurnal Kesahatan Masyarakat Nasional.
Volume 2, Nomor 4.
25. Pratiwi, I.C., Handayani, O.W., Raharjo, B., 2017. Kemampuan Kognitif
Anak Retardasi Mental Berdasarkan Status Gizi. Public Health Perspective
Journal. Vol 2(1)(2017):19-25.
26. Claresta, L.J., Purwoko, Y., 2017. Pengaruh Konsumsi Cokelat terhadap
Tingkat Kecemasan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Praujian. Jurnal
Kedokteran Diponegoro. Volume 6, Nomor 2.
27. Putri, K.A., et al, 2013. Pengolahan Sayur Wortel Menjadi Cemilan Sehat
Cokelat Kaya Gizi Non-Kolestrol. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Vo.3 No.2.
28. Sudibyo, A., 2012. Peran Cokelat sebagai Produk Pangan Derivat Kakao yang
Menyehatkan. Jurnal Riset Industri Volume 6, Nomor 1 (2012):23-40.
29. Liunima, M.G.M., Sutriningsih, A., Swaidatul, 2017. Hubungan Antara
Konsumsi Kopi dengan Tingkat Stres Pada Dewasa Muda Ikatan Keluarga
Besar (IKB) Nekmese di Kota Malang. Nursing News. Volume 2, Nomor 3.
Triantara, A.N., Wijayanti, H.S., 2017. Perbedaan Kualitas Tidur Setalah
Mengonsumsi Berbagai Jenis Minuman Kopi Pada Usia Dewasa. Journal of
30
Nutrition College. Volume 6, Nomor 4 (2017):379-
31