Anda di halaman 1dari 4

Gambaran Profil Penderita Diabetes Mellitus Berdasarkan tabel 1 dan diagram 1 di

Non Insulin di Puskesmas Kratonan, Kota


atas Penderita Diabetes Mellitus Non
Surakarta pada Periode 1 – 30 Oktober 2019
Insulin di Puskesmas Kratonan, Kota
HASIL
Surakarta pada periode 1-30 Oktober 2019
Penelitian mengenai gambaran
sebanyak 107 pasien. Yang terdiri dari
profil penderita diabetes mellitus non
pasien pria sebanyak 33 pasien (30.1%)
insulin khususnya profil jenis kelamin, usia,
dan pasien wanita sebanyak 74 pasien
pekerjaan, serta dengan atau tanpa
(69.9%).
komplikasi di Puskesmas Kratonan, Kota
Surakarta pada Periode 1-30 Oktober 2019.
Tabel 2. Distribusi Penderita Diabetes
Berikut hasil penelitian yang disajikan
Mellitus Non Insulin di Puskesmas
dalam bentuk tabel dan diagram sebagai
Kratonan, Kota Surakarta pada periode 1-
berikut.
30 Oktober 2019 berdasarkan usia.
Tabel 1. Distribusi Penderita Diabetes
Usia (tahun) Frekuensi %
Mellitus Non Insulin di Puskesmas
20-44 3 2.8%
Kratonan, Kota Surakarta pada periode 1-
45-54 21 19.7%
30 Oktober 2019 berdasarkan jenis
55-59 20 18.7%
kelamin.
60-69 47 44%
Jenis Frekuensi %
>70 16 14.8%
Kelamin
Total 107 100%
Pria 33 30.1%
Diagram 2. Diagram Distribusi Penderita
Wanita 74 69.9%
Diabetes Mellitus Non Insulin di
Total 107 100%
Puskesmas Kratonan, Kota Surakarta pada
Diagram 1. Diagram Distribusi Penderita
periode 1-30 Oktober 2019 berdasarkan
Diabetes Mellitus Non Insulin di
usia.
Puskesmas Kratonan, Kota Surakarta pada
periode 1-30 Oktober 2019 berdasarkan
jenis kelamin.
15% 3%
19%

19%
44%
30%

70%
20-44 45-54 55-59 60-69 >70

Pria Wanita
Berdasarkan tabel 2 dan diagram 2 di atas Berdasarkan tabel 3 dan diagram 3 di atas
Penderita Diabetes Mellitus Non Insulin di Penderita Diabetes Mellitus Non Insulin di
Puskesmas Kratonan, Kota Surakarta pada Puskesmas Kratonan, Kota Surakarta pada
periode 1-30 Oktober 2019 sebanyak 107 periode 1-30 Oktober 2019 sebanyak 107
pasien. Yang terdiri dari pasien usia 20-44 pasien. Yang terdiri dari pasien dengan
tahun sebanyak 3 pasien (2.8%), usia 45-54 pekerjaan swatsa (wiraswasta, pedagang,
tahun sebanyak 21 pasien (19.7%), usia 55- dan lain-lain) sebanyak 40 pasien (37.4%),
59 tahun sebanyak 20 pasien (18.7%), usia mengurus rumah tangga sebanyak 57
60-69 tahun sebanyak 47 pasien (44%), dan pasien (53.3%), dan pekerjaan PNS
usia >70 tahun sebanyak 16 pasien (14.8%). (termasuk PNS aktif atau PNS pensiun)
sebanyak 10 pasien (9.3%).
Tabel 3. Distribusi Penderita Diabetes
Mellitus Non Insulin di Puskesmas Tabel 4. Distribusi Penderita Diabetes
Kratonan, Kota Surakarta pada periode 1- Mellitus Non Insulin di Puskesmas
30 Oktober 2019 berdasarkan pekerjaan. Kratonan, Kota Surakarta pada periode 1-
Pekerjaan Frekuensi % 30 Oktober 2019 berdasarkan dengan atau
Swasta 40 37.4% tanpa komplikasi.
RT 57 53.3% Dengan / Frekuensi %
PNS 10 9.3% tanpa
Total 107 100% Dengan 54 50.5%
Diagram 3. Diagram Distribusi Penderita Tanpa 53 49.5%
Diabetes Mellitus Non Insulin di Total 107 100%
Puskesmas Kratonan, Kota Surakarta pada Diagram 4. Diagram Distribusi Penderita
periode 1-30 Oktober 2019 berdasarkan Diabetes Mellitus Non Insulin di
pekerjaan. Puskesmas Kratonan, Kota Surakarta pada
periode 1-30 Oktober 2019 berdasarkan
dengan atau tanpa komplikasi.
9%

38%

53%
50% 50%

Swasta RT PNS

Dengan Tanpa
Berdasarkan tabel 4 dan diagram 4 di atas Pada penelitian ini didapatkan
Penderita Diabetes Mellitus Non Insulin di bahwa penderita diabetes mellitus lebih
Puskesmas Kratonan, Kota Surakarta pada banyak pada jenis kelamin perempuan dari
periode 1-30 Oktober 2019 sebanyak 107 pada jenis kelamin laki-laki. Hal ini sudah
pasien. Yang terdiri dari pasien dengan sesuai dengan penelitian-penelitian
pasien tanpa komplikasi sebanyak 53 sebelumnya yang menunjukan bahwa jenis
pasien (49.5%), dengan komplikasi kelamin perempuan lebih beresiko
sebanyak 54 pasien (50.5%). menderita diabetes mellitus. Faktor
hormonal seperti hormon estrogen berperan
PEMBAHASAN penting pada metabolisme lemak dan
Hasil penelitian menunjukkan regulasi pengambilan gula pada
bahwa penderita diabetes mellitus yang perempuan. Ketika seorang perempuan
memeriksakan diri di poli umum mengalami menopause, dimana kadar
Puskesmas Kratonan, Kota Surakarta pada hormon estrogen mulai menurun,
periode 1 – 30 Oktober 2019 adalah menyebabkan penurunan dari sesitivitas
sebanyak 107 orang. peserta (46%). Dari insulin, penurunan pengambilan gula dalam
keseluruhan 107 orang, didapatkan darah serta peningkatan lemak tubuh.
penderita dengan jenis kelamin perempuan Akibatnya, perempuan menjadi lebih rawan
lebih tinggi dibanding laki laki yaitu 74 untuk mengalami diabetes mellitus,
orang (69.9%) dengan jenis kelamin khususnya ketika memasuki masa
perempuan, dan 33 orang (30.1%) dengan menopause (Irawan, 2010).
jenis kelamin laki-laki. Berdasarkan
Selain jenis kelamin, usia merupakan
kelompok usia, didapatkan kelompok usia
faktor yang mempengaruhi munculnya
60-69 tahun merupakan kelompok usia
penyakit diabetes mellitus. Pada penelitian
tertinggi yang menderita diabetes mellitus
ini, didapatkan penderita diabetes mellitus
yaitu sebanyak 47 orang (44%), kemudain
secara demografis lebih banyak pada
diikuti oleh kelompok usia 45-55 tahun
kelompok usia 60-69 tahun. Hal ini hal ini
sebanyak 21 pasien (19.7%), kelompok usia
sesuai dengan penelitian oleh Brunner and
55-59 tahun sebanyak 20 pasien (18.7%),
Suddarth, (2013) yang menunjukan bahwa
kelompok usia >70 tahun sebanyak 16
semakin meningkatnya usia, maka
pasien (14.8%), dan kelompok usia 20-44
seseorang semakin beresiko mengalami
tahun sebanyak 3 pasien (2.8%).
diabetes mellitus. Hal tersebut disebabkan
karena penambahan usia menyebabkan
resistensi insulin, perubahan pada organ lain dalam tubuh. Pada sistem
metabolisme karbohidrat, serta kardiovaskular, keadaan diabetes mellitus
memperlambat pelepasan insulin dan dapat meningkatkan resiko terjadinya
pengambilan gula dalam darah. Akibatnya, stroke dan penyakit jantung koroner.
kadar gula dalam darah menjadi tidak Penyempitan pembuluh darah pada kaki
terkontrol. juga dapat terjadi, sehingga memicu
Berdasarkan jenis pekerjaannya, terjadinya ulkus diabetik pada kaki serta
dalam penelitian ini didapatkan penderita mengganggu proses penyembuhan apabila
diabetes mellitus paling banyak dari terjadi luka. Pada sistem saraf, diabetes
kelompok jenis pekerjan mengurus rumah mellitus dapat menyebabkan neuropati.
tangga, yaitu sebanyak 57 pasien (53.3%), Komplikasi lainnya seperti retinopati,
kemudian diikuti oleh kelompok pekerjaan glaukoma, katarak dan kerusakan pada
swasta sebanyak 40 pasien (37.4%) dan ginjal juga dapat terjadi. Dengan adanya
kelompok pekerjaan PNS sebanyak 10 komplikasi yang terjadi, maka angka
pasien (9.3%). Hasil penelitian ini sesuai morbiditas dan mortalitas pada penderita
dengan pendapat yang dikemukakan oleh diabetes mellitus di masyarakat dapat
Sukardji (2009). Menurut Sukardji, meningkat (Shih et al, 2017).
pekerjaan mengurus rumah tangga
merupakan kategori pekerjaan dengan
aktivitas fisik yang ringan. Orang yang
aktivitas fisiknya ringan memiliki risiko
4,36 kali lebih besar untuk menderita
diabetes mellitus dibandingkan dengan
orang yang memiliki aktivitas sedang dan
berat (Sujaya, 2009).
Berdasarkan ada tidaknya komplikasi
pada penyakit diabetes mellitus, pada
penelitian ini didapatkan sebanyak 54
pasien (50.5%) menderita diabetes mellitus
disertai dengan komplikasi, sementara
teradapat 53 pasien (49.5%) tanpa disertai
komplikasi. Kondisi diabetes mellitus
apabila tidak ditangani dengan baik akan
menyebabkan kerusakan pada berbagai

Anda mungkin juga menyukai