Oleh :
Kelompok VII
- Ni Kadek Cahya Dwi Utami (1981611015)
- I Gusti Putu Kurunandana (1981611031)
I n = 100 x
P
i ni xQoi
I n = 100 x
P
i ni xQ ni
P
i oi xQoi P
i oi xQni
Dimana : Dimana :
In : indeks untuk tahun ke-n Qni : kuantitas terjual saat periode n
Pni : harga saat periode n pada barang i
pada barang i
Poi : harga saat periode o (tahun dasar)
pada barang i
Qoi : kuantitas saat periode o pada barang i
Σi : jumlah keseluruhan
Didasarkan pada kuantitas tahun dasar. Didasarkan pada kuantitas tahun sekarang.
Relatif lebih murni Relatif lebih murah
SFAS No. 33 mewajibkan penggunaan Indeks Laspeyres.
3
b) Nilai Tukar (Exit value)
Nilai tukar menunjukkan harga jual yang diterima pada saat terjadi penjualan
aset perusahaan melalui proses likuidasi namun dalam situasi perusahaan akan tetap
meneruskan operasinya. Nilai tukar merupakan suatu bentuk opportunity cost. Nilai
tersebut menunjukkan besarnya kerugian atau penurunan nilai aset yang dialami suatu
entitas dari kos historisnya.
Keuntungan Dan Kerugian Kemampuan Daya Beli
Keuntungan dan kerugian ini muncul dikarenakan memiliki aset atau kewajiban
moneter bersih pada saat tingkat harga berubah. Aset moneter dan kewajiban termasuk kas,
aset lainnya dan kewajiban lainnya, seperti piutang dan utang. Keuntungan dan kerugian
kemampuan daya beli ditentukan dengan mengukur daya beli pos moneter dalam suatu
perusahaan dan membandingkannya dengan jumlah sebenarnya pos moneter bersih. Jadi
cara menghitung laba rugi daya beli, kita bandingkan monetary dengan non monetary.
Kalo monetary asset lebih besar daripada monetary liability, dalam keadaan inflasi kita
rugi daya beli. Sebaliknya, kalo monetary asset lebih kecil daripada monetary liability,
dalam keadaan inflasi kita laba daya beli. Deflasi sebaliknya.
Kondisi Kondisi Ekonomi
Perusahaan Inflasi Deflasi
Aset Bersih Kerugian Daya Beli Keuntungan Daya Beli
Kewajiban Bersih Keuntungan Daya Beli Kerugian Daya Beli
5
Pendekatan Nilai Sekarang
Terdapat tiga pendekatan nilai sekarang yang berorentasikan pada metode nilai
perolehan. Ketiga pendekatan tersebut menunjukkan pendapatan operasional saat ini. Oleh
karena itu, pendapatan operasional harus memiliki relevansi yang berlaku bagi pengguna dari
sudut pandang akuntabilitas dan kemampuan untuk memprediksi.
Pendapatan Didistribusikan Pendapatan Realisasi Pendapatan Daya Produktif
Keuntungan modal tergantung Komponen realisasi dari Komponen EPI meliputi pendapatan
dari penyesuaian modal yang mempertahankan keuntungan dari mempertahankan keuntungan
Komponennya adalah ekuitas (holding gains) berdasarkan dan kerugian nyata yang muncul
pemilik. pendapatan. selama tahun yang bersangkutan.
Kemampuan daya beli Hasil pengukuran pemeliharaan Indikator kepada pengguna mengenai
keuntungan dihitung dengan modalnya hampir sama dengan laba dimasa akan datang yang
memakai indeks tipe Paasche penyesuaian tingkat harga umum diharapkan akan meningkat.
untuk mengukur perubahan (GPLA), meskipun secara total
biaya pengganti operasi aset pernyataannya berbeda.
yang dipakai oleh perusahaan.
6
E. Ketepatan SFAS No. 33 Dan Penolakan Dalam SFAS No. 82 Dan 89
FASB memutuskan untuk tetap menggunakan kos historis nominal sebagai basis
utama penyajian laporan keuangan. SFAS No. 33 ini menyatakan bahwa efek perubahan
harga hanya menjadi bagian dari informasi pelengkap dalam laporan tahunan. Didukung
dengan pendekatan dolar yang stabil akan sama baiknya dengan pendekatan nilai sekarang.
FASB menyimpulkan perusahaan seharusnya melaporkan informasi tambahan selain
informasi utama dengan pendekatan pengukuran yang berbeda.
Menurut SFAS No. 33 perusahaan publik diartikan sebagai berikut:
1. Pemilik kewajiban atau sekuritas ekuitas yang diperdagangkan dalam sebuah pasar umum
di bursa saham domestik atau dalam pasar di luar domestik.
2. Diwajibkan untuk mengajukan laporan keuangan kepada sekuritas dan SEC.
Selama pelaporan dolar konstan, SFAS mensyaratkan pengungkapan atas:
1. Informasi pendapatan dan operasi selanjutnya selama pajak tahunan beredar berbasis kos
historis atau dolar konstan.
2. Keuntungan atau kerugian daya beli atas nilai moneter bersih untuk pajak tahunan.
Mengenai nilai sekarang, hal yang perlu diungkapkan selanjutnya adalah:
1. Informasi pendapatan dari operasi berkelanjutan untuk peredaran pajak tahunan
berdasarkan basis kos sekarang.
2. Jumlah dari kos sekarang dari persediaan properti, tanah dan perlengkapan di akhir
peredaran pajak tahunan.
3. Peningkatan atau penurunan untuk peredaran pajak tahunan dalam harga sekarang
sejumlah nilai persediaan properti, tanah dan kepemilikan pada saat inflasi.
SFAS No. 33 akhirnya gagal karena beberapa alasan, yaitu adanya kemunduran
dramatis dari inflasi selama awal tahun 1980-an serta masalah pengukuran yang digunakan,
pertanyaan tentang pengertian dan penggunaan untuk tujuan prediktif.
SFAS No. 82
FASB menerbitkan SFAS No.82 di akhir tahun 1984, menghapus pengungkapan
pendapatan dolar konstan yang sebelumnya diharuskan dalam SFAS No. 33. Informasi yang
disajikan membuat pengguna bingung dan merupakan penyebab dari overload informasi,
karena kesamaan pengungkapan pendapatan kos.
SFAS No. 89
Hal yang menarik dari SFAS No. 89 adalah terbit hanya dengan tiga sampai empat
dukungan. Dengan komentar yang cukup mencerahkan. Dimana David Mosso mempercayai
7
bahwa isu terkait perubahan harga umum dan harga spesifik adalah masalah utama yang akan
dihadapi oleh FASB. Hal tersebut melawan pernyataan dari SFAS No. 33. Hal serupa juga
diungkapkan oleh Raymond Lauver. Robert Swieringa juga sependapat dengan Mosso dan
Lauver yang juga melihat adanya kekurangan sistem dan data berkelanjutan, khususnya
terkait kos tetap dari pemasangan dan penetapan data kos sekarang.
8
REFERENSI
Wolk, Harry. I., Michael G, Tearney., James. L. Dodd, 2001. Accounting Theory : A Conceptual
and Institutional Approach, Fifth Edition.South Western Collage Publishing, Cincinnati,
Ohio.