BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Minyak bumi merupakan salah satu sumber kekayaan yang sangat penting,
yang berpengaruh ataupun yang merupakan salah satu faktor peradaban manusia.
Minyak dan gas bumi, seperti bahan galian lainnya, tak dapat tumbuh kembali,
atau dengan kata lain, ‘bahan pakai-habis’, sekali kita ambil, habislah bahan itu.
Minyak bumi mempunyai peranan khusus karena bukan semata-mata bersifat
bahan galian, tetapi juga berupa bahan bakar. Jadi, minyak dan gas bumi
merupakan sumber energi yang sangat penting.
Dalam mencari minyak dan gas bumi diperlukannya suatu eksplorasi. Eksplorasi
merupakan kegiatan mencari dan menemukan sumberdaya hidrokarbon dan
memperkirakan potensi hidrokarbon di dalam sebuah basin atau cekungan.
Kegiatan eksplorasi salah satu tahapnya dilakukan logging pada sumur-sumur
eksplorasi yang tersedia untuk mengetauhi karakteristik fisik batuan bawah
permukaan. Data log dari tiap-tiap sumur tersebut selnjautnya dilakukan korelasi
stratigrafi & struktur untuk mengetahui persebaran lateral dan vertikal dari
reservoar minyak dan gas bumi. Selain itu, dilakukan pula perhitungan cadangan
hidrokarbon untuk mengetahui potensi dari kandungan hidrokarbon di bawah
permukaan bumi sehingga menentukan keekonomian dari cadangan tersebut.
Sequence Boundary (SB) merupakan batas atas dan bawah satuan sikuen
stratigrafi adalah bidang ketidak selarasan atau bidang-bidang keselarasan
padanannya (Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996). Maximum flooding
surface teridentifikasi oleh adanya maximum landward onlap dari lapiasan marine
pada batas basin dan mencerminkan kenaikan maksimum secara relatif dari sea
level (Armentout, 1991).
Gambar I.1.2 Kandidat Sequence Boundary (SB) dan Maximum Flooding Surface (MSF)
(Possamentier & Allen 1999)
Garis Kontur
Sebagaimana telah diuraikan garis kontur adalah garis iso, atau persamaan
nilai dari suatu sifat/keadaan yang dinyatakan dalam angka numeris dan bersifat
kuantitatif.
Garis Bentuk(formline)
Antara (Spacing)
Interval Kontur
Nilai Kontur
Nilai kontur harus selalu merupakan angka bulat atau angka yang
mudah/simple. Pemilihan nilai kontur dan interval kontur sangat erat
hubungannya dengan :
Volume reservoir
Vb = Volume Bulk
h = selang interval kontur
BGI
Keterangan:
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
sebelah Utara Danau Singkarak sampai ke Rau berstruktur Horst dan Graben
dengan posisi memanjang.
serpih berwarna coklat abu-abu yang berlapis dengan serpih tuffaan (tuffaceous
shales), batulanau, batupsir, terdapat lapisan tipis batubara dan batugamping
(stringer), Glauconit; diendapkan pada lingkungan fresh-brackish. Formasi Lemat
secara normal dibatasi oleh bidang ketidakselarasan (unconformity) pada bagian
atas dan bawah formasi. Kontak antara Formasi Lemat dengan Formasi Talang
Akar yang diintepretasikan sebagai paraconformable. Formasi Lemat berumur
Paleosen-Oligosen, dan Anggota Benakat berumur Eosen Akhir-Oligosen, yang
ditentukan dari spora dan pollen, juga dengandating K-Ar. Ketebalan formasi ini
bervariasi, lebih dari 2500 kaki (+- 760 M). Pada Cekungan Sumatra Selatan dan
lebih dari 3500 kaki (1070 M) pada zona depresi sesar di bagian tengah cekungan
(didapat dari data seismik).
dari Formasi Lower Palembang kontak dengan Formasi Telisa. Ketebalan dari
formasi ini bervariasi dari 3300 – 5000 kaki (sekitar 1000 – 1500 m ). Fauna-
fauna yang dijumpai pada Formasi Lower Palembang ini antara lain Orbulina
Universa d’Orbigny, Orbulina Suturalis Bronimann, Globigerinoides
Subquadratus Bronimann, Globigerina Venezuelana Hedberg,Globorotalia
Peripronda Blow & Banner, Globorotalia Venezuelana Hedberg, Globorotalia
Peripronda Blow & Banner,Globorotalia mayeri Cushman & Ellisor, yang
menunjukkan umur Miosen Tengah N12-N13. Formasi ini diendapkan di
lingkungan laut dangkal.
4. Migration route
Rute migrasi terbentuk dari sesar-sesar pada tiap formasi
5. Trap
Trap yang berpotensi menjebak hidrokarbon pada cekungan ini adalah
kehadiran antiklinorium dan lipatan serta trap stratigrafi yang terdapat pada
formasi baturaja berupa reef.
Formasi Muara Enim, secara lebih rinci berikut adalah data mengenai petroleum
system dari Air Benakat.
• TOC 0.5-52.7 wt% àFair - Excellent
• Imature T-max < 4300C
• 0.29-0.30 %Ro
BAB III
PEMETAAN GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN
Tabel 3.2 Tabulasi data lapisan target reservoar 2 (batupasir) tiap sumur
Top Depth Bottom Depth Fluida Contact
Sumur Netres (m)
(m) (m) (m)
GMB 34 1280 1285 5
GMB 26 1252 1274 19
1277
GMB 23 1270 1278 8
GMB 49 1272 1287 15
Tabel 3.3 Tabulasi data lapisan target reservoar 3 (batupasir) tiap sumur
Top Depth Bottom Depth Fluida Contact
Sumur Netres (m)
(m) (m) (m)
GMB 35 1255 1260 5
GMB 6 1288 1296 8
1292
GMB 54 1297 1306 9
GMB 27 1312 1320 8
b. Cara Trapezoidal
Metode ini digunakan bila harga perbandingan antara kontur yang
berurutan lebih dari 0,5 atau An+1/An>0,5 (Sylvan, J. Pirson,1985).
Nama : Agrippin Lamaz F dan Rahadian Refinaldi
Nim : 111.150.112 dan 111.150.008
Plug : 3 22
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2018
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa log dan pembuatan peta bawah permukaan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat 3 lapisan reservoar target pada Lapangan Berbah yang berupa 1
reservoar batugamping dan 2 reservoar batupasir.
2. Kedalaman reservoar 1 (batugamping) 1109 – 1246 meter, reservoar 2
(batupasir) antara 1252 – 1274 meter, reservoar 3 (batupasir) antara 1255 –
1320 meter.
3. Kontak fluida gas & air terdapat pada kedalaman 1205 meter (reservoar 1),
1277 meter (reservoar 2), dan 1292 meter (reservoar 3).
4. Volume bulk yang terdapat pada lapisan target reservoar 1 sebesar
183.598,280137 acre.ft, reservoar 2 sebesar 12.680,372312 acre.ft,
reservoar 3 sebesar 8.397,298756 acre.ft.
5. IGIP (Initial Gas In Place) untuk reservoar 1 sebesar 78,82 bbl, reservoar
2 sebesar 12,20 bbl, dan reservoar 3 sebesar 8,08 bbl.
LAMPIRAN