Anda di halaman 1dari 8

POTENSI KOTORAN SAPI SEBAGAI PUPUK ORGANIK DI KECAMATAN

SANANKULON
Leni Prastiwi, Linda Setyo Maharani, Vebhista Intan Tutuarima, dan Widya Firdilla‫ﺍ‬
Lestariningsih‫ﺍﺍ‬
‫ﺍ‬
Mahasiswa Prodi Matematika
‫ﺍﺍ‬
Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia Keilmuan
Fakultas Ilmu Eksakta, Universitas Nahdlatul Ulama’ Blitar
Jl. Masjid No. 22 Kota Blitar
leniprastiwi001@gmail.com

ABSTRACT

Cow dung contains methane gas (CH4) obtained from cow digestion. Cow dung also
produces ammonia gas (NH3) which can have adverse effects on humans which cause irritation
to the eyes (keraktitis), and shortness of breath (dyspnea). Cow dung has been widely used as
manure still using a simple method. That is directly used without processing even though the
reserves in cow dung are still hot and can be stored growth plants. This literature review aims
to increase the potential of cow dung as organic fertilizer. The data used in this study uses
secondary data from related journals and data analysis using qualitative related methods. Cow
dung in Sanankulonanti District as organic fertilizer. Additions that are in the fertilizer such as
micro that can increase and reduce the NPK content to suit the needs of plants.

Keywords : Cow dung, organic fertilizer.

ABSTRAK
Kotoran sapi mengandung gas metana (CH 4) yang berasal dari pencernaan sapi.
Kotoran sapi juga menghasilkan gas Amonia (NH 3) yang dapat memberi dampak buruk pada
manusia salah satunya menyebabkan iritasi pada mata (Keraktitis), dan sesak nafas (Dyspnea).
Kotoran sapi telah banyak dimanfaatkan sebagai pupuk kandang tetapi masih menggunakan
cara yang sederhana. Yaitu langsung digunakan tanpa diolah padahal kandungan pada kotoran
sapi masih panas dan dapat mengganggu pertumbuhan tamanan. Kajian pustaka ini bertujuan
untuk meningkatkan potensi kotoran sapi sebagai pupuk organik. Data yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan data sekunder dari jurnal yang terkait dan analisa data
menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif. Kotoran sapi di Kecamatan Sanankulon
berpotensi sebagai pupuk organik. Penambahan unsur yang ada didalam pupuk seperti mikro
organisme yang dapat meningkatkan dan menurunkan kandungan NPK agar sesuai dengan
kebutuhan tanaman.
Kata Kunci : Kotoran Sapi, pupuk organik.
PENDAHULUAN Kotoran sapi juga menghasilkan gas

Kecamatan Sanankulon merupakan Amonia (NH3) yang dapat memberi

daerah dengan sebagian besar penduduk dampak buruk pada manusia salah satunya

bermata pencaharian sebagai petani dan menyebabkan iritasi pada mata (Keraktitis),

peternak. Menurut BPS pada tahun 2018 dan sesak nafas (Dyspnea).

jumlah ternak sapi perah di Kecamatan


Mengingat risiko tersebut, perlu
Sanankulon mencapai 651 ekor. Salah satu
diupayakan agar setiap kegiatan peternakan
desa di kecamatan Sanankulon sebagai
menghasilkan limbah seminimal mungkin,
pendongkrak peternakan sapi perah adalah
dengan cara mengolahnya. Limbah dari
desa Bendosari yang dikenal dengan Desa
peternakan memiliki nilai ekonomi tinggi
Susu. Peternak sapi perah dapat menyetor
jika dilakukan pengolahan dengan tepat
sekitar 100-200 liter susu perhari ke KUD
(Adityawarman, 2015: 171). Dari hasil
tergantung jumlah ternak. Potensi ternak
pengamatan, beberapa peternak di daerah
selama ini belum dikembangkan secara
ini telah melakukan upaya untuk
maksimal. Pemeliharaannya masih bersifat
mengurangi limbah kotoran sapi yang
tradisional. Disamping itu limbah sapi
dibuang langsung ke sungai atau dibiarkan
perah langsung dibuang ke sungai sehingga
menggunung yaitu dengan mengolahnya
mencemari lingkungan sekitar. Limbah
menjadi biogas dan pupuk kandang.
kotoran sapi perah mencapai sekitar
Pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk
1.057,875 kg per hari. Hal ini merupakan
organik sangat mendukung usaha pertanian
potensi yang belum dimanfaatkan oleh
(Saputro, 2014: 92).
masyarakat sekitar.
Selama ini limbah kotoran sapi
Menurut Gusyah, Risti (2004)
yang dimanfaatkan sebagai pupuk oleh
kotoran sapi mengandung gas metana
sebagian besar peternak adalah secara
(CH4) yang berasal dari percernaan sapi.
langsung, padahal kotoran tersebut masih
panas dan mengganggu pertumbuhan kandungan kimiawi pada kotoran sapi serta

tanaman (Fathurrohman, 2015: 36). Hal ini agar dapat dimanfaatkan untuk pupuk

karena kandungan pada kotoran sapi yang kandang secara optimal. Hasil penelitian ini

memang seharusnya dilakukan pengolahan diharapkan dapat menjadi alternatif untuk

terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan. menambah wawasan pembaca mengenai

Peternak yang memanfaatkan kotoran sapi limbah kotoran sapi dan pengolahnnya agar

menjadi pupuk hanya mengolahnya dengan dapat mengurangi dapak negatif yang

cara sederhana. ditimbulkan

Pengolahan limbah kotoran sapi METODE

memang cukup menguras waktu dan


Artikel ini bersifat kajian pustaka. Data
tenaga, oleh karena itu masyarakat enggan
yang digunakan adalah data sekunder yang
untuk melakukannya. Ditambah dengan
bersumber dari jurnal terkait potensi
kurangnya sosialisasi kepada masyarakat
kotoran sapi sebagai pupuk organik. Data
akan pentinganya pengolahan limbah
selanjutnya dianalisa dengan metode
kotoran sapi untuk mengurangi dampak
deskriptif kualitatif.
negatif yang ditimbulkan. Hal ini

mengakibatkan pengolahan limbah kotoran

sapi menjadi kurang optimal. PEMBAHASAN

Dari uraian di atas mengenai Kandungan kimiawi pada kotoran sapi

banyaknya limbah kotoran sapi serta Kotoran sapi mengandung serat


pengolahannya menjadi pupuk kandang yang sangat tinggi, di antaranya kandungan
maka penulis tertarik untuk membuat selulosa yang tinggi. Kandungan serat
penelitian dengan judul “Potensi Kotoran tersebut akan meningkat ketika kotoran
Sapi sebagai Pupuk Organik di Kecamatan sapi bercampur dengan air kencing sapi.
Sanankulon”, untuk menganalisis
Akan tetapi, penggunaan kotoran yang masih baru bagi tanaman justru akan

sapi yang relatif masih segar tidak mengakibatkan tanaman mati.

disarankan karena belum mengalami proses


Kandungan unsur hara dalam
fermentasi. Untuk menggunakan kotoran
kotoran sapi bervariasi tergantung pada
sapi sebagai pupuk tanaman, kotoran sapi
keadaan tingkat produksinya, jenis, jumlah
terlebih dahulu harus dibiarkan mengering
konsumsi pakan, serta individu ternak
(terfermentasi) atau dalam bahasa Jawa
sendiri (Abdulgani, 1988). Kandungan
sering disebut dengan kotoran sapi yang
unsur hara dalam kotoran yang penting
sudah dingin. Penggunaan kotoran sapi
untuk tanaman adalah unsur nitrogen

(N), fosfor (P), dan kalium (K).

Tabel 1. Kandungan Hara dan Air pada Pupuk Kandang

Jenis ternak Nitrogen Kalium Phospor Air Keterangan

Sapi 0,40 0,20 0,10 85 Pupuk dingin

Sumber : Pinus Lingga, 1992 .

Pemanfaatan kotoran sapi sebagai diolah menjadi pupuk. Sebelum diolah,

pupuk organik limbah kotoran sapi perlu dianalisis terlebih

dahulu kandungan yang ada didalamnya.


Sebelum kotoran dibuang biasanya
Kotoran sapi berpotensi dijadikan kompos
peternak akan menumpuknya terlebih
karena memiliki kandungan kimia seperti,
dahulu. Berdasarkan hal itu, maka perlu
nitrogen 0,4 – 1%, phosphor 0,2-0,5%,
adanya pengelolaan limbah kotoran sapi
kalium 0,1-1,5%, kadar air 85-92%, dan
sehingga mengurangi pencemaran terhadap
beberapa unsur-unsur lain.
lingkungan. Limbah kotoran sapi dapat
Akan tetapi, untuk menghasilkan Upaya dalam memanfaatkan

kompos yang baik diperlukan tambahan, kotoran sapi menjadi pupuk organik agar

karena pH kotoran sapi 4,0-4,5 atau terlalu dapat memanfaatkan potensi kotoran sapi

asam sehingga mikroba yang mampu hidup yang ada untuk meningkatkan produktivitas

terbatas(Dewi, 2017:77). Bahan tambahan ternak dan perbaikan lingkungan. Oleh

pada pembuatan pupuk berfungsi sebagai karena itu dengan pemanfaatan limbah

penyedia rongga udara agar didapat hasil kotoran sapi menjadi pupuk organik akan

yang optimal. Oleh karena itu pengolahan sangat membantu untuk menjaga kesehatan

limbah kotoran sapi tidak bisa lingkungan dan kesehatan masyarakat.

sembarangan. Sehingga di satu sisi masyarakat dapat

memanfaatkan hasil olahan limbah kotoran


Pemanfaatan kotoran sapi sebagai
sapi menjadi pupuk organik bagi kebutuhan
pupuk kompos sangat disarankan di dunia
pupuk tanaman, sehingga dengan
pertanian. Pupuk kompos merupakan
pemanfaatan limbah tersebut dapat
pupuk organik yang tidak akan
membangun hubungan simbiosis
menimbulkan dampak negatif bagi tanaman
mutualisme yang saling memanfaatkan
maupun lingkungan alam. Telah dijelaskan
secara positif. Peternak sapi perah di
sebelumnya mengenai kandungan unsur
Kecamatan Sanankulon telah
hara yang terdapat di dalam kotoran sapi,
memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk
yaitu nitrogen, phospor, dan kalium.
organik, akan tetapi pengolahannya masih
Ketiganya bermanfaat besar bagi
kurang optimal. Pengolahan pupuk oleh
pertumbuhan tanaman.
peternak sapi adalah dengan membiarkan
Upaya pemanfaatan kotoran sapi
kotoran dingin dan bertekstur seperti tanah
sebagai pupuk organik di Kecamatan
dengan sendirinya. Oleh karena itu kualitas
Sanankulon
pupuk yang dihasilkan juga kurang KESIMPULAN

memenuhi standar kulitas pupuk yang baik


Pemanfaatan kotoran sapi sebagai

Pupuk kotoran sapi yang diolah pupuk organik telah dilakukan oleh

dengan teknologi MOL (Mikro Organisme beberapa peternak di Kecamatan

Lokal), jumlah N (Nitrogen) per 500 gram Sanankulon unruk meminimalisasi dampak

pupuk kotoran sapi mengalami negatif yang ditimbulkan dari limbah

peningkatan kandungan dari jumlah awal kotoran sapi. Meskipun dengan cara

yang hanya 1.08% menjadi 1.21%. sederhana tanpa adanya penambahan unsur

Kandungan P2O (Phospor) mengalami yang ada didalam pupuk seperti mikro

penurunan kandungan dari jumlah awal organisme yang dapat meningkatkan dan

yang hanya 0,77% menjadi 0,73%. menurunkan kandungan NPK agar sesuai

Sedang pada kandungan K2 O (Kalium) dengan kebutuhan tanaman. Pemberian

mengalami penurunan kandungan sebesar pupuk terhadap tanaman dengan tujuan

0,02% dari jumlah awal yang hanya 0,66% agar tanaman tumbuh subur, padahal ada

menjadi 0,64%. banyak unsur-unsur yang mempengaruhi

tingkat kesuburan tanaman seperti tingkat


Unsur dari luar, terlebih unsur panas
panas lingkungan dan kelembapan.
lingkungan dan kelembapan

mempengaruhi peningkatan dan penurunan

kandungan NPK pupuk organik antara


SARAN
yang diolah dengan teknologi MOL dengan
Saran berdasarkan kesimpulan diatas ialah
yang tanpa MOL. Unsur-unsur tersebut

juga akan mempengaruhi pertumbuhan 1. Bagi peternak dan petani

tanaman disamping penggunaan pupuk Dapat mengembangkan pengolahan

organik dan kandungan NPK dalam pupuk. pupuk dengan Mikro Organisme

Lokal (MOL) dalam kegiatan


peternakan melalui pemanfaatan Balai Pengkajian Tekhnologi Pertanian.

kotoran sapi agar kebutuhan unsur Jakarta.

hara dan NPK pada pertanian dapat


Arifin, M. dan Pancadewi, 1998. Pengaruh
terpenuhi dan mengurangi dampak
Pemberian Bahan Organik dan Kelengasan
negatif dari kotoran yang tidak
Tanah Terhadap Ketersediaan N, P, K dan
diolah.
KTK Pada Vertisol. Prosiding Seminar
2. Bagi peneliti.
Nasional dan Pertemuan Tahunan Komda
Dapat mengembangkan penelitian
HITI. Surabaya.
terhadap pengolahan pupuk dengan
Aryanto, S.E. 2011. Perbaikan Kualitas
bahan-bahan yang mudah
Pupuk Kandang Sapi dan Aplikasinya pada
didapatkan dari lingkungan sekitar.
Tanaman Jagung Manis (Zea Mays
DAFTAR PUSTAKA
Saccarata Sturt). Jurnal Sains dan

Abdulgani, I. K., 1988. Seluk Beluk Teknologi : 4 (2) 164-176.

Kotoran Sapi serta Manfaat Paktisnya.


Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar,
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
2018. Kecamatan Sanankulon dalam
Bogor: Bogor.
Angka 2018. Blitar : Badan Pusat Statistik.

Adityawarman, A.C., 2015. Pengolahan


Dewi, Ni Made Eva Yulia, 2017. Pengaruh
Limbah Ternak Sapi Secara Sederhana di
Bahan Tambahan pada Kualitas Kompos
Desa Pattalassang Kabupaten Sinjai
Kotoran Sapi. Jurnal Beta(Biosistem dan
Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu Produksi dan
Teknik Pertanian), 5(1)76-80.
Teknologi Hasil Peternakan, 3(3): 171-177.
Djaja, W. 2008. Langkah Jitu Membuat
Aminah S., G. B. Soedarsono dan Y.
Kompos dari Kotoran Ternak dan Sampah.
Sastro. 2003. Teknologi Pengomposan.
Jakarta : PT. Agro Media Pustaka.
Fathurrohman, Amang, 2015. Persepsi Murbandono,H. S. I,. 1992. Membuat

Peternak Sapi dalam Pemanfaatan Kotoran Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sapi menjadi Biogas di desa Sekarmojo


Saputro, Danang Dwi, 2014. Pengelolaan
Puwosari Pasuruan. Jurnal Ilmu-Ilmu
Limbah Peternakan Sapi untuk
Peternakan, 25(2): 36-42.
Meningkatkan Kapasitas Produksi pada

Gusyah, Risti. 2014. Hubungan Kualitas Kelompok Ternak Patra Sutera. 12(2): 91-

Lingkungan dengan Tingkat Kesehatan 98.

Masyarakat Sekitar Usaha Peternakan di


Syarif, S dan Adriani, 2004. Pengaruh
Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.
Probiotik dan Trichoderma Terhadap Hara
Universitas Pendidikan Indonesia. Hlm:4.
Pupuk Kandang yang Berasal dari Feses

Huda, S. dan W. Wikanta. 2016. Pemanfaatan Sapi dan Kambing. Jurnal Penelitian Ilmu

Limbah Kotoran Sapi Menjadi Pupuk Organik Peternakan. XVII (1) : 14 – 21.
Sebagai Upaya Mendukung Usaha Peternakan
Sutarman, P. 2000. Peranan Urea Dalam
Sapi Potong Di Kelompok Tani Ternak Mandiri
Pengomposan. IPB. Bogor.
Jaya Desa Moropelang Kecamatan Babat

Kabupaten Lamongan . Jurnal Pengabdian

Masyarakat. 1:23-31.

Lingga, Pinus. 1999. Petunjuk Penggunaan

Pupuk. Jakarta:penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai