Anda di halaman 1dari 9

DISTRIBUSI NORMAL

Mayang Sugara Nadia Liaf Putri Tika Mijayanti


Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang
Email: mygsgr0698@gmail.com
nadialiafputri3@gmail.com
tika.mijayanti01@gmail.com

ABSTRAK
Distribusi normal atau distribusi gauss adalah ditribusi peluang yang paling banyak digunakan dalam
statistika. Suatu populasi dikatakan berdistribusi normal jika nilai rataan sama dengan nilai mediannya. Suatu
data dikatakan berdistribusi normal jika memiliki jumlah yang semakin besar. Distribusi normal juga memiliki
distribusi lain yang disebut dengan ditribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah distribusi normal yang
memiliki rata-rata 0 dan simpangan baku 1. Distribusi ini juga disebut dengan kurva lonceng (bell curve) karena
grafik fungi kepekatan peluangnya mirip dengan bentuk lonceng. Kurva distribusi normal bergantung pada nilai
mean dan variansinya.

Distribusi normal adalah distribusi yang berhubungan dengan ditribusi peluang lainnya. Contoh distribusi
yang memiliki kaitan dengan distribusi normal adalah distribusi binomial,distribusi chi-square,distribusi t,dan
lainnya. Keterkaitan distribusi normal dengan distribusi lain dapat dilihat pada saat pembuktian dari rumus
distribusi tersebut.

Kata kunci :Distribusi normal, rataan,dan keterkaitan

I. PENDAHULUAN distribusi normal untuk menganalisis galat dari suatu


Distribusi normal diawali dengan kemajuan eksperimen. Pada tahun 1805 Legender
dalam pengukuran data di abad ke-18. Pada saat itu memperkenalkan metode kuadrat terkecil.
matematikawan dihadapkan dengan suatu tantangan Sedangkan istilah kurva lonceng diperkenalkan oleh
mengenai fenomena variabilitas pengamat atau Jouffret pada tahun 1872 untuk distribusi bivariat
interna. Berdasarkan kesepakatan bahwa nilai rata- Sementara itu pada tahun 1875 Charles S. Peirce,
rata dianggap paling tepat dan semua penyimpangan Francis Galton, dan Wilhelm Lexis memperkenalkan
dari rata-rata dianggap sebagai kesalahan atau error. istilah distribusi normal secara terpisah. Pada tahun
Distribusi normal pertama kali diperkenalkan 1794 Carl Fredreich Gauss mengklaim telah
oleh Abraham de Moivre pada tahun 1733 sebagai menggunakan metode yang menggunakan galatnya
pendekatan distribusi binomial untuk 𝑛 bernilai besar memiliki distribusi normal, yang kemudian distribusi
dan juga beliau menemukan persamaan matematika normal disebut juga sebagai distribusi Gauss.
untuk kurva normal yang menjadi dasar dalam teori Hasil pengamatan yang diperoleh Gauss dari
statistik inferensial (induktif). Karya tersebut percobaan yang berulang-ulang adalah nilai rata-rata.
dikembangkan lebih lanjut oleh Pierre Simon de Penyimpangan kekanan atau kekiri yang jauh dari
Laplace, dan dikenal sebagai teorema Moivre- rata-rata terjadi semakin sedikit sehingga jika disusun
Laplace. Pada percobaan ini Laplace menggunakan akan terbentuk distribusi yang simetris.
II. DISTRIBUSI NORMAL terjadi ketika bentuk antara leptokurtic dan
Distribusi normal merupakan distribusi peluang platykurtic, karena penyebaran skor biasa dan tidak
dengan peubah acak kontinu yang banyak digunakan terjadi kejutan yang berarti. Dan Platikurtic terjadi
dalam statistika. Pada umumnya dalam dunia ketika kurva normal yang mendatar rendah karena
pendidikan kondisi populasi akan berdistribusi perbedaan frekuensi pada skor yang mendekati rata-
normal, tetapi tidak selamanya populasi berdistribusi rata sangat kecil. Dari ketiga bentuk kurva tersebut
normal. Suatu populasi dikatakan berdistribusi diketahui bahwa bentuk kurva dari distribusi normal
normal jika nilai rataan sama dengan nilai mediannya adalah Mesocurtic.
dan memiliki jumlah yang semakin besar. Distribusi Dalam distribusi kontinu terdapat beberapa
normal juga dikenal sebagai kurva lonceng (bell distribusi seperti distribusi eksponensial, normal,
curve) karena grafik fungsi kepekatan peluangnya weibull, dan lainnya. Untuk mengetahui apakah suatu
mirip seperti lonceng. Dalam pembuatan kurva distribusi kontinu dikatakan distribusi normal maka
distribusi dibutuhkan penyebaran skor dan rentang diperlukan suatu ciri-ciri dan sifat dari distribusi
distribusi. Penyebaran skor dan panjang pendeknya tersebut. Sifat dan ciri distribusi normal yaitu,
rentangan distribusi berpengaruh besar dalam disusun dari variable random kontinu, kurva
menentukan bentuk kurvanya. Jika jumlah responden distribusi normal mempunyai satu puncak (uni-
sama, maka kurva normal dari distribusi skor tersebut modal), kurva berbentuk simetris dan menyerupai
akan berbeda bentuknya. lonceng hingga mean, median dan modus terletak
Defenisi: sebuah variabel acak X adalah pada satu titik, kurva normal dibentuk dengan 𝑁

distribusi normal dan ini merujuk pada variabel acak yang tak terhingga, peristiwa yang dimiliki tetap

normal jika dan hanya jika peluang densitasnya independen, dan ekor kurva mendekati absis pada

adalah : penyimpangan 3 SD kekanan dan kekiri dari rata-rata

1 1 𝑥−𝜇 2 dan ekor grafik dapat dikembangkan sampai tak


𝑛(𝑥; 𝜇, 𝜎) = 𝑒 −(2)( 𝜎
)
−∞< 𝑥 < ∞
√2𝜋𝜎 terhingga tanpa menyentuh sumbu absis. Dalam
Dimana  0 pembuatan suatu kurva pada distribusi normal maka
Dari fungsi densitas dari distribusi normal digunakan beberapa sifat khusus dari distribusi
diatas dapat digambarkan dengan plot dibawah ini : normal yaitu : kurvanya berbentuk lonceng dan
simetrik di x = µ, rataan, median, modus dari
distribusi berimpitan, fungsi kepadatan peluang
1
mencapai nilai maksimum di x = µ sebesar ,
√2𝜋𝜎 2

kurvanya berasimtot sumbu datar x, kurvanya


Dari plot dapat dilihat bahwa terdapat tiga bentuk mempunyai titik infleksi (x, f(x), denganx = µ ±
kurva yaitu leptokurtic, mesokurtic, dan platikurtic. 1 1
σ,𝑓(𝑥) = 𝑒 −2 , dan total luasnya = 1.
√2𝜋𝜎 2
Kurva dengan bentuk Leptokurtic terjadi ketika
bentuk kurva normal yang meruncing tinggi karena Setelah diketahui fungi densitas dan ciri

perbedaan frekuensi pada skor yang mendekati rata- distribusi normal maka dapat kita peroleh sifat-sifat

rata sangat kecil. Sedangkan kondisi Mesokurtic statistic dari distribusi normal yang meliputi mean,
variansi, momen, dan fungsi pembangkit momen dari 𝑉𝑎𝑟(𝑋) = 𝜎 2
ditribusi normal. Pembuktian:
Mean 2
𝑉𝑎𝑟 (𝑋) = 𝐸(𝑋 2 ) − (𝐸(𝑋))
Mean merupakan nilai tengah dari suatu ditribusi
Karena nilai𝐸(𝑋)telah diperoleh dari pembuktian
normal. Mean dapat dirumuskan dengan : 2
rataan maka (𝐸(𝑋)) = 𝜇 2 sehingga dapat dicari
𝐸(𝑋) = 𝜇
nilai dari 𝐸(𝑋 2 ), yaitu:
Pembuktian :

∞ 𝐸(𝑋 2 ) = ∫−∞ 𝑥 2 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝐸(𝑋) = 𝜇 = ∫−∞ 𝑥. 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
1 𝑥−𝜇 2
∞ 1
∞ 1 −
(𝑥−𝜋)2 𝐸(𝑋 2 ) = ∫−∞ 𝑥 2 . 2
𝑒 −2( 𝜎
)
𝑑𝑥
𝐸(𝑋) = ∫−∞ 𝑥. 𝑒 2𝜎2 𝑑𝑥 √2𝜋𝜎
√2𝜋𝜎 2
Misalkan
Misalkan 𝑥−𝜇
𝑥−𝜇 =𝑧
𝑧= 𝜎
𝜎
Maka
maka
𝑥 = 𝜎𝑧 + 𝜇
𝑥 = 𝜎𝑧 + 𝜇
𝑑𝑥 = 𝜎 𝑑𝑧
𝑑𝑥 = 𝜎 𝑑𝑧
1 𝑥−𝜇 2
∞ 1
Dan 𝑥 2 = (𝜎𝑧 + 𝜇)2 𝐸(𝑋 2 ) = ∫−∞ 𝑥 2 . 𝑒 −2( 𝜎
)
𝑑𝑥
√2𝜋𝜎 2
𝑥 2 = 𝜎 2 𝑧 2 + 𝜇2 ∞ 1 1 2
𝐸(𝑋 2 ) = ∫−∞(𝜎𝑧 + 𝜇)2 . 𝑒 −2𝑧 𝜎 𝑑𝑧
𝜎√2𝜋
Sehingga :
∞ 1 2
1
∞ 1 − 𝑧2
1 𝐸(𝑋 2 ) = {∫−∞(𝜎 2 𝑧 2 + 2𝜎𝑧𝜇 + 𝜇 2 ) 𝑒 −2𝑧 𝑑𝑧}
𝐸(𝑋) = ∫−∞(𝜎𝑧 + 𝜇). 𝑒 2 𝜎𝑑𝑧 √2𝜋
√2𝜋𝜎 2
∞ 1 2
1
∞ 1 1
− 𝑧2 𝐸(𝑋 2 ) = {∫−∞ 𝜎 2 𝑧 2 𝑒 −2𝑧 𝑑𝑡 +
𝐸(𝑋) = ∫−∞(𝜎𝑧 + 𝜇).
𝜎√2𝜋
𝑒 2 𝜎𝑑𝑧 √2𝜋

∞ 1 2 ∞ 1 2
1 ∞ 1
− 𝑧2 2𝜎𝜋 ∫−∞ 𝑧𝑒 −2𝑧 𝑑𝑡 + 𝜇 2 ∫−∞ 𝑒 −2𝑧 𝑑𝑡}
𝐸(𝑋) = ∫ (𝜎𝑧 + 𝜇)𝑒 2 𝑑𝑧
√2𝜋 −∞ 1
𝜎2 ∞ − 𝑧2
𝜎 ∞ 1
− 𝑧2 𝜇 ∞ −1𝑧 2 𝐸(𝑋 2 ) = ∫−∞ 𝑧 2 𝑒 2 𝑑𝑡 + 0 + 𝜇 2
𝐸(𝑋) = ∫−∞ 𝑧𝑒 2 𝑑𝑧 + ∫−∞ 𝑒 2 𝑑𝑧 √2𝜋
√2𝜋 √2𝜋
2+1
2𝜎 2 Γ( 2 )
𝐸(𝑋) =
𝜎 ∞ 1
− 𝑧2 𝐸(𝑋 2 ) = 1 2+1 + 𝜇2
∫ 𝑡𝑒 2 𝑑𝑡 +𝜇 √2𝜋 2( )( )
√2𝜋 −∞ 2 2

Missalkan 𝜎2 3
𝐸(𝑋 2 ) = Γ ( ) 2√2 + 𝜇 2
√2𝜋 2
1
𝑧2 = 𝑦 𝜎2 √𝜋
2
𝐸(𝑋 2 ) = 2√2 + 𝜇 2
√2𝜋 2
𝑧 𝑑𝑧 = 𝑑𝑦
𝐸(𝑋 2 ) = 𝜎 2 + 𝜇 2
Maka
𝜎 ∞ Sehingga
𝐸(𝑋) = ∫ 𝑒 −𝑦 𝑑𝑦 + 𝜇
√2𝜋 −∞ 2
𝑉𝑎𝑟(𝑋) = 𝐸(𝑋 2 ) − (𝐸(𝑋))
𝜎
𝐸(𝑋) = 𝑒 −𝑦 ]∞
−∞ + 𝜇
√2𝜋 𝑉𝑎𝑟(𝑋) = (𝜎 2 + 𝜇 2 ) − 𝜇 2
𝐸(𝑋) = 𝜇 (terbukti) 𝑉𝑎𝑟(𝑋) = 𝜎 2 (terbukti).

Variansi
Variansi adalah ragam suatu peubah acak. Variansi
dapat dirumuskan dengan:
Momen Sehingga:
1 2
Dengan menggunakan metode momen dapat ∞
𝑀𝑥 (𝑡) = ∫−∞ 𝑒 𝑡(𝜎𝑧+𝜇)
1
𝑒 −2𝑧 𝜎𝑑𝑧
𝜎√2𝜋
diperoleh estimasi parameter 𝜇 𝑑𝑎𝑛 𝜎 2 dari distribusi
1∞ 𝑡𝜎𝑧+𝑡𝜇−1𝑧 2
normal. 𝑀𝑥 (𝑡) = ∫−∞ 𝑒 2 𝑑𝑧
√2𝜋

Pembuktian: 𝑒 𝑡𝜇 ∞ 𝜎𝑡𝑧−1𝑧 2
𝑀𝑥 (𝑡) = ∫ 𝑒 2 𝑑𝑧
√2𝜋 −∞
𝑝𝑑𝑓 dari distribusi normal : 1 1 1
𝑒 𝑡𝜇 ∞ − 𝑧 2 +𝜎𝑡𝑧− 𝜎 2 𝑡 2 + 𝜎 2 𝑡 2
1 𝑥−𝜇 2
𝑀𝑥 (𝑡) = ∫−∞ 𝑒 2 2 2 𝑑𝑧
1 − ( ) √2𝜋
𝑓(𝑥) = 𝑒 2 𝜎
1
𝜎√2𝜋 𝑡𝜇+2𝜎2 𝑡2 1
𝑒 ∞ − (𝑧 2 +𝜎𝑡𝑧−𝜎 2 𝑡 2 )
Momen pertama dan 𝑀1 dan momen kedua 𝑀2 dari 𝑀𝑥 (𝑡) = ∫−∞ 𝑒 2 𝑑𝑧
√2𝜋
1
distribusi diatas berturut-turut adalah: 𝑡𝜇+2𝜎2 𝑡2
𝑒 ∞ 2
𝑥
𝑀𝑥 (𝑡) = ∫−∞ 𝑒 (𝑧−𝜎𝑡) 𝑑𝑧
𝑥 1 𝑥−𝜇 2 √2𝜋
𝑀1 = ∫ 𝑒 −2( 𝜎 ) 𝑑𝑥 1
𝑡𝜇+2𝜎2 𝑡2 Γ(1)
−𝑥 𝜎√2𝜋 𝑒 2
𝑀𝑥 (𝑡) = . 1
𝑥 1 𝑥−𝜇 2 √2𝜋
𝑥 1 2
( )
𝑀2 = ∫ 𝑒 −2( 𝜎 ) 𝑑𝑥 2

−𝑥 𝜎√2𝜋 1
𝑡𝜇+2𝜎2 𝑡2
𝑒
Dengan menggunakan transformasi 𝑧=
𝑥−𝜇
, 𝑀𝑥 (𝑡) = √𝜋√2
√2𝜋
𝜎
1 2 2
kemudian mengintegralkannya maka diperoleh nilai- 𝑀𝑥 (𝑡) = 𝑒 𝑡𝜇+2𝜎 𝑡
(terbukti).
nilai 𝑀1 dan 𝑀2 sebagai berikut: Maximum likelihood
1 1
𝑀1 = 𝜇 = ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 dan 𝑀2 = 𝜇 2 + 𝜎 2 = ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖2 Jika diketahui suatu peubah acak berdistribusi
𝑛 𝑛

Jadi estimasi untuk parameter 𝜇 dan 𝜎 2 adalah normal dengan parameter 𝜇 dan 𝜎 makakita dapat
1 menemukan nilai dari maximum likelihood dengan
𝜇̂ = ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖
𝑛
berpedoman terhadap parameter 𝜇 dan 𝜎. Nilai
Dan
penduga maximum likelihood akan sama dengan
1 1 2
2
𝜎 = ∑𝑛 𝑥 2 − ( ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 ) nilai penduga dengan menggunakan metode momen.
𝑛 𝑖=1 𝑖 𝑛
1 Pembuktian :
𝜎 2 = ∑𝑛𝑖=1(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑛
𝑝𝑑𝑓 dari pengamatan 𝑥 dari suatu distribusi normal
Fungsi Pembangkit Momen
dengan mean 𝜇 dan variansi 𝜎 2 yang tidak diketahui
Berdasarkan theorem yang mengatakan bahwa
:
Fungsi pembangkit momen dari distribusi normal
1 1 𝑥−𝜇 2
dapat dirumuskan dengan: 𝑓(𝑥) = 𝑒 − 2( 𝜎
)

1 2 2
𝜎√2𝜋
𝑀𝑥 (𝑡) = 𝑒 𝜇𝑡+2𝜎 𝑡
Fungsi likelihood untuk 𝑛 pengamatan 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛
Pembuktian : adalah
𝑡𝑥
𝑀𝑥 (𝑡) = 𝐸(𝑒 ) 𝑛
1 𝑛 1 𝑥1 −𝜇 2
∞ 1 1 𝑥−𝜇
− ( )
𝑙(𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 ) = ( ) ∏ 𝑒 −2( 𝜎 )
𝑀𝑥 (𝑡) = ∫−∞ 𝑒 𝑡𝑥 𝑒 2 𝜎 𝑑𝑥 𝜎√2𝜋 𝑖=1
√2𝜋𝜎 2

Misalkan : Logaritma dari fungsi likelihood:


𝑥−𝜇
𝑧=
𝜎 𝑛
1 1 𝑥−𝜇 2
𝑥 = 𝜎𝑧 + 𝜇 𝐿(𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 ) = 𝑛 𝑙𝑜𝑔 − ∑( )
𝜎√2𝜋 2 𝑖=1 𝜎
𝑑𝑥 = 𝜎𝑑𝑧
Turunan dari 𝐿(𝑥1 , 𝑥2 , … . , 𝑥𝑛 ; 𝜇, 𝜎) terhadap 𝜇 terhadap 217 orang diperoleh hasil persentase yang
menderita Osteoartritis yang dapat dilihat pada
adalah
diagram berikut:
𝑛
𝜕𝐿(𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 ; 𝜇, 𝜎) 1
= 2 (∑ 𝑥𝑖 − 𝑛𝜇 ) = 0
𝜕𝜇 𝜎
𝑖=1
𝑛
1
𝜇̂ = ∑ 𝑥𝑖
𝑛
𝑖=1

Sedangkan turunan dari 𝐿(𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 ; 𝜇, 𝜎)


terhadap 𝜎 adalah
𝜕𝐿(𝑥1 ,𝑥2 ,…,𝑥𝑛 ;𝜇,𝜎) 𝜕 1
= [𝑛 log − 𝑛 log 𝜎 −
𝜕𝜎 𝜕𝜎 𝜎√2𝜋 Dari diagram diatas dikeahui bahwa angka kejadian
1 𝑥−𝜇 2 osteoartritis berdasarkan jenis kelamin didapatkan
∑𝑛𝑖=1 ( ) ]
2 𝜎 lebih tinggi pada perempuan dengan nilai persentase
𝑛 (𝑥𝑖 −𝜇)2 1 (𝑥𝑖 −𝜇)2 68, 67% yaitu sebanyak 149 pasien dibandingkan
=− ∑ (−2) = [−𝑛 + ∑𝑛𝑖=1 ]=0 dengan laki-laki yang memiliki nilai persentase
𝜎 2𝜎 3 𝜎 𝜎2
1 1 sebesar 31, 33% yaitu sebanyak 68 pasien.
𝜎 2 = ∑𝑛𝑖=1(𝑥𝑖 − 𝜇)2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜎̂ 2 = ∑𝑛𝑖=1(𝑥𝑖 − 𝜇)2 .
𝑛 𝑛
Secara statistik perempuan memiliki body mass
Terbukti.
index (BMI) diatas rata-rata dimana kategori BMI
Distribusi normal juga dapat digunakan dalam pada perenmpuan Asia menurut jurnal American
kasus kehidupan sehari-hari seperti contohnya Clinical Nutrition adalah antara 24 sampai dengan
dalam dunia kedokteran. Dalam dunia kedokteran 26,9kg/m2 dan mempunyai nilai lebih kecil jika
distribusi normal digunakan untuk melakukan study dibandingkan dengan perempuan Amerika. Pada
pada suatu penyakit. Sebagai contoh dalam perempuan menopause hormon estrogen akan
menentukan pola distribusi Osteoartritis berkurang sehingga akan terjadi penumpukan
berdasarkan jenis kelamin. Osteoartritis adalah lemak terutama pada sendi bagian bawah dan
suatu kelainan sendi kronis dimana terjadi proses menyebabkan peningkatan beban pada sendi.
pelemahan dan disintegrasi dari tulang rawan sendi Sedangkan pada laki-laki penumpukan lemak lebih
yang disertai dengan pertumbuhan tulang dan tulang kecil karena adanya hormon testosterone yang
rawan baru pada sendi. Kelainan ini merupakan berfungsi untuk menurunkan lemak dalam tubuh
suatu proses degeneratif pada sendi yang dapat dan menghambat osteoklas sehingga tulang
mengenai satu atau lebih sendi. Penyakit ini terproteksi.
biasanya menyerang seorang yang telah berusia
lanjut, baik perempuan maupun laki-laki tetapi Hal ini sesuai dengan penelitian Dr. O’Connor
dominan diderita oleh perempuan. Osteoartritis pada tahun 2007 dengan teori bahwa jenis kelamin
dapat menyerang semua sendi, namun predileksi perempuan merupakan faktor resiko terjadinya
yang tersering adalah pada sendi-sendi yang osteoartritis. Pada studi tersebut prevalensi dan
menanggung beban berat badan seperti panggul, insidensi osteoartritis meningkat sebanyak tiga kali
lutut, dan sendi tulang belakang bagian lumbal lipat pada perempuan jika dibandingkan dengan
bawah. laki-laki. Hal yang sama juga ditemukan dalam
penelitian Zhang Fu-qiang et al., pada tahun 2009 di
Pada kasus ini penelitian dilakukan di RSU Fuzhou yang menunjukkan peningkatan prevalensi
dr.Soedarso yang dimulai dari periode 1 Januari lebih tinggi pada perempuan jika dibandingkan
2008 - 31 Desember 2009 dengan populasi sebanyak dengan laki-laki yaitu sebesar 35,87%.
217 orang. Setelah dilakukan uji normalitas data
dengan menggunakan uji Skewness dan Kurtosis, Distribusi Normal Standar/Baku
didapatkan nilai 0,165 dan 0,329. Karena nilai hasil Distribusi mormal standar atau baku adalah
uji normalitas tersebut antara -2 sampai dengan 2, distribusi yang memiliki rataan nol (0) dan
maka dapat diambil kesimpulan bahwa data sudah simpangan baku satu (1). Suatu peubah acak dikatan
terdistribusi normal. Setelah pengujian dilakukan
berdistribusi normal baku jika memenuhi defenisi Pendekatan distribusi binomial oleh distribusi
sebagai berikut: normal sangat bermanfaat untuk mempermudah
Perhitungan. Pendekatan ini akan semakin baik
Defenisi : jika 𝑥 adalah suatu distribusi normal seiring dengan bertambahnya 𝑛. Dalam praktiknya,
dengan mean 𝜇 dan standar defiasi 𝜎, maka : pendekatannya akan sangat bagus jika 𝑛𝑝 dan 𝑛𝑞
𝑥−𝜇 keduanya lebih besar dari 5.
𝑍=
𝜎
Untuk menerapkan fungsi kontinu pada
Memiliki distribusi normal standar. distribusi binomial dapat digunakan luas untuk
menyatakan probabilitas yang biasa disebut dengan
Bukti :Karena hubungan antara nilai dari 𝑋 dan 𝑍 ordinat. Tiap ordinat dari distribusi binomial diganti
𝑥 −𝜇
adalah linear, ambil nilai 𝑍 antara 𝑍1 = 1 dan dengan luas empat persegipanjang yang berpusat
𝜎
𝑥2 −𝜇
𝑍2 = maka nilai dari 𝑋antara 𝑥1 dan 𝑥2 , oleh pada X dan yang mempunyai lebar sama dengan
𝜎
sebab itu dapat ditulis dengan : satu unit serta mempunyai tinggi sama dengan
ordinat binomial yang asal, untuk lebih jelasnya
𝑥2
1 1 𝑥−𝜇 dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
𝑃(𝑥1 < 𝑋 < 𝑥2 ) = ∫ 𝑒 − 2( 𝜎
)
𝑑𝑥
√2𝜋 𝑥1

𝑥2
1 1 2
𝑃(𝑥1 < 𝑋 < 𝑥2 ) = ∫ 𝑒 −2𝑧 𝑑𝑧
√2𝜋 𝑥1

𝑥2
𝑃(𝑥1 < 𝑋 < 𝑥2 ) = ∫ 𝑛(𝑧; 0,1)𝑑𝑧
𝑥1

𝑃(𝑥1 < 𝑋 < 𝑥2 ) = 𝑃(𝑧1 < 𝑍 < 𝑧2 )

Ketika Z adalah variabel acak yang memiliki


distribusi normal standar. Hubungan Distribusi 𝒕 Dengan Distribusi
Normal
Pendekatan Distribusi Normal dan Distribusi
Binomial Distribusi penting lainnya yang berhubungan
dengan distribusi normal adalah distribusi t.
Variabel random X atau jumlah sukses dalam n
distribusi t digunakan sebagai hampiran untuk
percobaan binomial merupakan penjumlahan dari
distribusi normal dengan ukuran sampel kecil
variable random n dimana tiap peubah acak (variate)
(biasanya ≤ 30) dan standar deviasi populasi (𝜎)
dimaksudkan bagi setiap percobaan binomial dan
tidak diketahui. Diberikan xi sebanyak n yang saling
tiap percobaan menghasilkan nilai 0 atau 1.Untuk
bebas, dan
distribusi binomial berlaku : Terpenuhinya
persyaratan dari distribusi binomial, n cukup besar, 𝑥̅ − 𝜇
maka bentuk dari kurvanya akan mendekati 𝑡=
𝑆/√𝑛
distribusi normal, Peluang mendekati 0,5, dan
Terdapat factor koreksi dari distribusi diskrit Misalkan Z adalah variabel acak normal baku
menjadi distribusi kontinu dengan menambah atau dan V adalah variable acak khi-kuadrat dengan
mengurangkan dengan 0,5. derajat bebas v. Jika Z dan V independen,maka
distribusi variable acak t bila
Distribusi binomial dapat didekati oleh distribusi
normal dengan rata-rata μ = np dan simpangan baku 𝑍
𝑡=
σ = √𝑛𝑝𝑞 , untuk q=1-p, persamaan pendekatan √𝑉/𝑣
distribusi normal terhadap distribusi binomial
adalah : Diberikan oleh (dengan derajat bebas 𝜈):
v+1 𝑣+1
𝑋 − 𝑛𝑝 Γ[ 2 ] 𝑡2
𝑍= 𝑓(𝑡) = v (1 + )− 2 , −∞ < 1 < ∞
Γ[ ]√πv 𝑣
√𝑛𝑝𝑞 2
Berdasarakan teorema yang menyatakan Jika 𝑌 dan 1 0
1 1 1
=| |
𝑍 adalah peubah acak saling bebas. 𝑌 mempunyai 𝑇 (𝜈 −2 ) (𝑤 2 ) (𝜈)−2
distribusi 𝑡 dengan derajat bebas 𝜈 dan 𝑍
1
mempunyai distribusi normal standar, maka : 𝑤2 𝑤
= 1 =√
𝜈
(𝜈)2

𝜈 𝑦
1
𝑌(𝑡|𝜈) = −
𝜈
𝜈
𝑡 2−1 𝑒 −2 ,𝑡 > 0
2 2 Γ( )
2

1
Oleh 1
𝑍~𝑁(0,1) = 𝑒 −𝑧 2
2√𝜋

𝜈 𝜈 𝑧2
1 1
𝑓(𝑦, 𝑧) = 𝜈
𝜈
𝑦 2−1 𝑒 −2 ( ) 𝑒− 2
22 Γ( ) √2𝜋
2

Disebut dengan distribusi 𝑡 dengan derajat bebas 𝜈. 𝜈 𝑦 𝑧2


1 − +(− )
= 𝜈
ν
𝑦 2−1 𝑒 2 2
Bukti : 22 Γ( )√2π
2

𝑌~𝜒𝜈2 𝑍 𝜈−2 𝑦 𝑧2
} → 𝑇 = 𝑌 ~𝑡 =
1
𝑦 2
− −
2 2𝑒 , 𝑦 > 0, −∞ < 𝑍 < ∞
𝑍~𝑁(0,1) √
𝜈
𝜈
𝜈 22 Γ( )√2𝜋
2

𝑌dan 𝑍 bebas dengan fungsi pembangkit peluang: Sehingga


1 1 2 𝑤
−𝜈+ 𝑤 (𝑧 ( 𝜈 )
Γ(ν+2) 𝑡2 2 −( + )
𝑓(𝑡) = 𝜈 . (1 + ) , −∞ < 𝑡 < ∞ 1 𝜈
−1 2 2
√𝜋𝜈Γ(2) 𝜈 𝑓(𝑤, 𝑡) = 𝜈 𝜈
Γ(2)√2𝜋
𝑤 2 𝑒
22
𝑓(𝑦, 𝑧)=? ∞
𝑓(𝑧) = ∫0 𝑓(𝑤, 𝑡)𝑑𝑤
Misal
2 𝑤
𝑤 (𝑧 ( 𝜈 )
𝑍 𝜈 −( + ) 1
∞ 1 −1 2 2 1
𝑇= →𝑍=⋯ = ∫0 𝜈Γ(𝜈)√2𝜋 𝑤 2 𝑒 . 𝑤 2 𝑑𝑤
√𝑌/𝜈 2 2 √𝜈
2

𝑤 = 𝑌~𝑦2 2 𝑤
𝑤 𝑡 (𝜈)
𝜈−1 −( + )
∞ 1 2 2
𝑌~𝑋𝜈2 = ∫0 𝜈Γ(𝜈)√2𝜋𝜈 𝑤 2 𝑒 𝑑𝑤
22 2
𝜈 𝑦
1
𝑌(𝑡, 𝜈) = 𝜈 ν 𝑦 2−1 𝑒 −2 ,𝑡 > 0 ∞ 1 𝜈−1 − (1+ )𝑤 1 𝑡2
2 Γ( )
2 2 = ∫0 𝜈+1 𝜈 𝑤 2 𝑒 2 𝜈 𝑑𝑤
2 2 Γ( )√𝜋𝜈
2
𝑧2
1
𝑧~𝑁(0,1) = 𝑒− 2 , −∞ < 𝑡 < ∞ Misal
√2𝜋

𝜈 𝑦 𝑧2
1 1 1 𝑡2 𝑢
𝑓(𝑦, 𝑧) = 𝜈 𝑦 2−1 𝑒 −2 . 𝑒− 2 𝑢 = (1 + ( )) 𝑤=1
𝜈
22 Γ( ) √2𝜋 2 𝜈 𝑡2
2 (1+( ))
2 𝜈

Misal 1 (𝑡 2 ) 𝑑𝑢
𝑑𝑢 = (1 + ) 𝑑𝑤 𝑑𝑤 = 1 𝑡2
2 𝜈 (1+ )
𝑦 𝑤 2 𝜈
𝑧 = 𝑇 (√ ) = 𝑇 (√ )
𝜈 𝜈 𝜈−1
2
𝑤=𝑌→𝑌=𝑤 =
1 ∞ 𝑢
𝑒 −𝑢 1
𝑑𝑢
𝜈+1
𝜈 0
∫ [1 𝑡2
] 𝑡2
2 2 Γ( )√𝜋𝜈 (1+( )) (1+ )
𝜕𝑦 𝜕𝑦 2 2 𝜈 2 𝜈

|𝑗| = |𝜕𝑤
𝜕𝑧
𝜕𝑇
𝜕𝑧
|
𝜕𝑤 𝜕𝑇
𝜈−1
2
dapat menunjukkan jumlah kuadrat dari Z
1 ∞ 2𝑢 2
= 𝜈+1
𝜈
∫0 [ (𝑡2)] 𝑒 −𝑢 𝑡2
𝑑𝑢 berdistribusi chi-square dengan derajat kebebasan
2 2 Γ( )√𝜋𝜈 1+ (1+ )
2 𝜈 𝜈
sebanyak n. dalam hal ini,
𝜈−1
1 2 2 ∞ 𝜈−1
= 𝜈+1
𝜈
[
(1+𝑡 2
] ∫0 𝑢 2 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢
2 2 Γ( )√𝜋𝜈
2 ∑ 𝑍𝑖2 = 𝑍12 + 𝑍22 + ⋯ + 𝑍𝑘2 ~ 𝜒𝑘2

Γ(𝛼) = ∫0 𝑦 𝛼−1 𝑒 −𝑦 𝑑𝑦
perhatika bahwa sekarang derajat kebebasannya
Sehingga sebanyak n karena observasi independen sebanyak n
𝜈+1
𝜈+1

2 𝜈+1
dalam jumlah kuadrat yang ditunjukkan pada
1 𝑡2 ∞ −𝑢
= 𝜈+1 2 2 (1 + ( )) ∫0 𝑢 2 𝑒 𝑑𝑢 persamaan, secara geometri, distribusi chi-square
𝜈 𝜈
2 2 Γ( )√𝜋𝜈
2
akan tampak seperti gambar berikut :
𝜈+1

2
1 𝑡2 𝜈+1
= 𝜈 (1 + ( )) [Γ ( )]
Γ( )√𝜋𝜈 𝜈 2
2

𝜈+1 −
𝜈+1
Γ( ) 𝑡2 2
= 2 (1 + ) , −∞ < 𝑡 < ∞
𝜈 𝜈
√𝜋𝜈Γ (2)

(Terbukti).

Keterkaitan distribusi normal dengan chi-square.

Distribusi khi-kuadrat adalah distribusi jumlah


kuadrat peubah acak normal baku yang saling bebas
dan nilai variabel tidak bernilai negatif. Jika sebuah Dari teorema yang menyatakan Jika 𝑋 mempunyai

variabel acak X berdistribusi normal dengan rata-rata distribusi normal standar maka 𝑋 2 mempunyai

𝜇𝑥 dan variansi 𝜎𝑥2 , atau X ~ 𝑁(𝜇𝑥 , 𝜎𝑥2 ), maka distribusi chi-square maka
𝑋−𝜇𝑥
variabel acak 𝑍 = merupakan variabel normal 𝑛
𝑌 = 𝜋Σ𝑖=1 𝑋𝑖 2
𝜎𝑥

standar, atau 𝑍~ 𝑁(0,1). Teori statistik


Mempunyai distribusi chi-square dengan 𝜐 = 𝑛
menunjukkan bahwa kuadrat dari variabel normal
sebagai derajat bebas.
standar didistribusikan sebagai distribusi probabilitas
chi-square dengan derajat kebebasan sebesar 1, Bukti :

secara simbolis :
Jika 𝑋~𝑁(0,1)
2
𝑍 2 = 𝜒(1)
Maka 𝑋 2 ~𝜒𝜐=1
2

dimana indeks bawah (1) merupakan derajat 1 1 2


𝑓(𝑥) = 𝑒 −(2𝑥 )
, −∞ < 𝑥 < ∞
kebebasan, dalam kasus ini besarnya 1. √2𝜋

Misalkan Z1, Z2, … , Zn adalah variabel normal 𝑌 = 𝑋2

standar yang independen sebanyak n (Z merupakan


𝑥 , −∞ < 𝑥 < ∞ → 𝑦 > 0, 𝑥 = √𝑦
variabel acak normal standar). Jika kita 𝑦 = 𝑥2 ⟨
−𝑥, 0 < 𝑥 < ∞ → 𝑦 > 0, 𝑥 = −√𝑦
mengkuadratkan masing – masing nilai Z ini, kita
1 1
1
𝑗1 = 𝑦 −2 𝑗2 = − 𝑦 −2
1 fungsi pembangkit momen, dan maximum
2 2
likelihood.
1 1
𝑔(𝑦) = 𝑓𝑥 (𝑦 2 ) |𝑗1 | + 𝑓𝑥(−𝑦 2 )|𝑗2 |
IV. Referensi
Ali Hanafiah,Kemas.2006.Dasar-Dasar
1 1 Statistika.Jakarta:PT.Raja Grafindo
= 𝑓𝑥(√𝑦) + 𝑓𝑥(−√𝑦) |− |
2√𝑦 2√𝑦 Persada

1 1 1 1 1 1 E.Freund’s,John.2004.Mathematical Statistic
= 𝑒 −2𝑦 + 𝑒 −2𝑦
√2𝜋 2√ 𝑦 √2𝜋 2√𝑦 With Applications (Seventh
Edition).Hongkong:SITY PRESS
2 1 1
= 1 𝑒 −2𝑦 𝑦 −2 Fanani Rusyda,Izzah.2009.”Estimator Tak Bias
2.22√𝜋 Terbaik Pada Fungsi Distribusi Kontinu
Dengan Teorema Batas Bawah Rao
1 1 1
− 𝑦 Cramer”.Fakultas Sains dan
= 1 𝑦 2𝑒 2
Teknologi.Universitas Islam Negeri
1
22 Γ ( ) Maulana Malik Ibrahim: Malang.
2

Jadi 𝑌~ 𝑐ℎ𝑖 − 𝑠𝑞𝑢𝑎𝑟𝑡 (𝜈 = 1) Irianto,Agus.2004.Statistik.Jakarta: Prenada


Media Group.

III. KESIMPULAN Isabella Arissa,Maria.2013.”Pola Distribusi


1. Distribusi normal merupakan distribusi Kasus Osreoartritis Di RSU Dr.Soedarso
Pontianak Periode 1 Januari 2008-31
dalam statistik yang sangat penting untuk
Desember 2009”.Volume 1 No.01.
menaksir peristiwa – peristiwa yang lebih http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/articl
luas. e/view/1772. Diakses tanggal 23 Desember
2. Nama lain dari distribusi normal adalah 2019.
distribusi gauss.
3. Fungsi densitas dari distribusi normal dapat Supranto,J.2000.Teori Dan Aplikasi Edisi
dirumukan dengan : Keenam.Jakarta:Erlangga
1 𝑥−𝜇 2
1
𝑛(𝑥; 𝜇, 𝜎) = 𝑒 −(2)( 𝜎
)
−∞<𝑥 < Supranto,Johanes.dkk.2017.Pengantar Statistika
√2𝜋𝜎
untuk Berbagai Bidang Ilmu.Jakarta:PT
∞ Raja Grafindo Persada
4. Grafiknya disebut kurva normal yang
berbentuk longceng, dimana grafiknya akan Usman,Husaini.dkk.2012.Pengantar Statistika.
selalu berada diatas sumbu 𝑥. PT Bumi Aksara: Jakarta
5. Distribusi normal terjadi secara alamiah,
banyak peristiwa di dunia nyata yang
terdistribusi secara normal.
6. Distribusi normal baku merupakan solusi
dari adanya masalah dalam penyusunan
table distribusi normal.
7. Suatu data dikatakan normal apabila
probabilitas kenormalannya berada di dalam
daerah kurva distribusi normal dengan batas
𝑥1 dan 𝑥2 .
8. Distribusi normal memiliki parameter 𝜇 dan
𝜎
9. Distribusi normal memiliki sifat statistik
yang meliputi mean, variansi, momen,

Anda mungkin juga menyukai