Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA

PENYUSUNAN PEDOMAN PEMBENTUKAN SIMPUL KERJASAMA PEMERINTAH


DAERAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR BIDANG
PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan


Rakyat

Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Bina Konstruksi / Direktorat Bina


Investasi Infrastruktur

Program : Pembinaan Konstruksi


Tersedianya pedoman pembentukan Simpul
Hasil (outcome) :
KPDBU bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat sebagai referensi bagi Pemerintah Daerah.
Kegiatan : Pembinaan Investasi Konstruksi

Indikator Kinerja Kegiatan : xxx

Jenis Keluaran (output) : Tersusunnya pedoman pembentukan Simpul


KPDBU bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat

Volume Keluaran (output) : 1

Satuan Ukur Keluaran (output) : Dokumen

Direktorat Bina Investasi Infrastruktur


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
1. Latar Pemerintah telah mengatur Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Belakang Usaha melalui peraturan terkini yaitu Peraturan Presiden Nomor 38
tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
dalam Penyediaan Infrastruktur (“Perpres 38/2015”) dan peraturan
pelaksananya yakni, Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional Nomor 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan
Infrastruktur. Berdasarkan Perpres 38/2015, dijelaskan bahwa
kerjasama pemerintah dan badan usaha bertujuan untuk (1)
mencukupi kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan dalam
penyediaan infrastruktur melalui pengerahan dana swasta, (2)
mewujudkan penyediaan infrastruktur yang berkualitas, efektif,
efisien, tepat sasaran dan tepat waktu, (3) menciptakan iklim investasi
yang mendorong keikutsertaan badan usaha dalam penyediaan
infrastruktur berdasarkan prinsip usaha secara sehat, (4) mendorong
digunakannya prinsip pengguna membayar pelayanan yang diterima,
(5) memberikan kepastian pengembalian investasi badan usaha
dalam penyediaan infrastruktur melalui mekanisme pembayaran
secara berkala oleh pemerintah kepada badan usaha.

Dari jenis infrastruktur yang dapat dikerjasamakan sebagaimana


diatur dalam Perpres 38/2015 dan peraturan pelaksananya,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(“Kementerian PUPR”) memiliki 9 lingkup infrastruktur yang dapat
dikerjasamakan atau selanjutnya disebut sebagai Infrastruktur Bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (“Infrastruktur Bidang
PUPR”), yaitu: (1) infrastruktur jalan, (2) infrastruktur sumber daya air
dan irigasi, (3) infrastruktur air minum, (4) infrastruktur sistem
pengelolaan air limbah terpusat, (5) infrastruktur sistem pengelolaan
air limbah setempat, (6) infrastruktur sistem pengelolaan
persampahan, (7) infrastruktur ekonomi fasilitas perkotaan, (8)
infrastruktur kawasan, (9) infrastruktur perumahan rakyat.

Berdasarkan amanat Pasal 44 Perpres 38/2015 disebutkan bahwa


“Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menunjuk unit kerja di
lingkungan Kementerian/Lembaga/Daerah sebagai Simpul KPBU.
Sebagai tindak lanjut atas ketentuan tersebut, sesuai dengan
kewenangannya, Kementerian PUPR telah Menerbitkan Keputusan
Menteri No. 691.2/KPTS/M/2016 tentang Penunjukan Direktorat
Jenderal Bina Konstruksi sebagai Simpul KPBU di kementerian
PUPR. Harapannya dengan dibentuknya Simpul KPBU di
Kementerian PUPR dapat memenuhi kebutuhan kebijakan terkait
KPBU serta meningkatkan efektifitas pelaksanaan sinkronisasi,
koordinasi, pemantauan dan evaluasi terkait penyelenggaraan KPBU
di Kementerian PUPR. Dengan demikian, Kementerian PUPR telah
melaksanakan amanat ketentuan tersebut.
Akan tetapi masih terdapat Pemerintah Daerah yang belum memiliki
Simpul KPBU. Hal ini dapat menimbulkan hambatan bagi Pemerintah
Daerah tersebut dalam melaksanakan KPBU, khususnya pada
Infrastruktur Bidang PUPR yang menjadi kewenangan Pemerintah
Daerah.

Oleh karena itu, dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai


Knowledge Management dan fasilitasi proyek KPBU, Direktorat Bina
Investasi Infrastruktur menginisiasikan untuk menyusun suatu
pedoman pembentukan Simpul KPBU di bidang Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat. Sehingga dapat memberikan acuan bagi
Pemerintah Daerah dalam menunjuk unit kerja yang bertugas sebagai
Simpul KPBU dalam melaksanakan KPBU di bidang PUPR yang
menjadi kewenangannya.

Alasan kegiatan dilaksanakan

Belum adanya pedoman pembentukan Simpul KPBU yang dapat


dijadi acuan bagi Kepala Daerah sebagai PJPK dalam pelaksanaan
KPDBU di bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

2. Maksud dan Maksud dari pelaksanaan kegiatan ini adalah memberikan pedoman
Tujuan bagi Kepala Daerah sebagai PJPK dalam pembentukan Simpul
KPDBU.

Sedangkan tujuannya adalah agar menjadikan acuan bagi PJPK


dalam membentuk Simpul KPBU dan mengakselerasi
pengembangan KPBU di bidang pekerjaan umum dan perumahan
rakyat.

3. Sasaran Terbentuknya Simpul KPBU pada masing-masing Pemerintah


Daerah agar dapat meningkatkan efektivitas penyelenggaraan KPBU
di bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada Pemerintah
Daerah.

4. Lokasi Kegiatan kajian ini berpusat di Jakarta.


Kegiatan

5. Sumber Dana bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2017, dengan pagu Rp
Pendanaan 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) tidak termasuk PPN.

6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen : E. Hardiansyah P. Putra, ST., MT


Organisasi Proyek/Satuan Kerja : Direktorat Bina Investasi Infrastruktur
Pejabat
Pembuat
Komitmen

Data Penunjang
7. Data Dasar Data yang terdapat di Direktorat Bina Investasi Infrastruktur
8. Standar NSPK terkait investasi infrastruktur
Teknis
9. Studi-Studi Studi terkait investasi infrastruktur
Terdahulu

10. Referensi 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Hukum Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 2007,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik indoensia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5601);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5533);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi
Proses Perencanaan dan Penganggaraan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6056);
10. Perpres Nomor 78 tahun 2010 tentang Penjaminan lnfrastruktur
Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha
Yang Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan lnfrastruktur;
11. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3,.
12. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 62);
13. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun
2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 829);
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15 tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 881);
15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 260/PMK.08/2016 Tahun
2016 Tentang Tata Cara Pembayaran Ketersediaan Layanan
Pada Proyek Kerja Sama Pemerintah Dengan Badan Usaha
Dalam Rangka Penyediaan Infrastruktur (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 11);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 96 Tahun 2016 tentang
Pembayaran Dalam Rangka Kerjasama Pemerintah Daerah
dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur di daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1775);
17. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Pemerintah
Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1281);
18. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 691.2/KPTS/M/2016 tentang Penunjukan Simpul
Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha di Kementerian
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.

11. Lingkup 1) Lingkup Kegiatan


Kegiatan a) Melakukan tinjauan terhadap kelembagaan dalam
pelaksanaan KPBU di Indonesia;
b) Melakukan tinjauan terhadap kajian terdahulu yang berkaitan
dengan kelembagaan dalam pelaksanaan KPBU di daerah;
c) Melakukan tinjauan studi literatur terkait pembentukan
kelembagaan KPBU;
d) Menyusun pedoman pembentukan Simpul KPBU di
Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan KPDBU;
2) Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan pelaksanaan kegiatan perlu dilakukan secara efektif dan
efisien, antara lain:
a) Pengumpulan Data dan Sumber Data
Pengumpulan data dilakukan secara langsung ke sektor
maupun institusi yang dituju. Menggunakan data primer
ataupun sekunder, data sekunder dalam kajian ini lebih
dominan menggunakan desk study atau literatur yang
mendalam, dan apabila dianggap kurang penyedia jasa harus
mengumpulkan data menggunakan data primer secara
langsung dari narasumber/praktisi/institusi yang kompeten
atau melalui workshop.
b) Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan agar dapat dihasilkan materi yang
siap dianalisa.
c) Pembahan/Rapat Teknis
Pembahasan dengan tim teknis diperlukan pada saat
penyedia jasa menyelesaikan tahapan pelaporan dan waktu
pelaksanaannya disesuaikan dengan kegiatan pelaporan.
Kegiatan ini dilakukan minimal 3 (tiga) kali selama
pelaksanaan kegiatan.
12. Keluaran Keluaran dari kegiatan ini adalah:
1) Laporan pendahuluan;
2) Draft Laporan Akhir; dan
3) Laporan akhir.
13. Peralatan, Disesuaikan dengan kebutuhan kajian
Material,
Personil dan
Fasilitas dari
Pejabat
Pembuat
Komitmen
14. Peralatan dan Disesuaikan dengan kebutuhan kajian
Material dari
Penyedia
Jasa
Konsultasi
15. Lingkup Disesuaikan dengan kebutuhan kajian
Kewenangan
Penyedia
Jasa
16. Jangka Waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
Waktu ini adalah 1 bulan atau 30 (tiga puluh) hari kalender.
Penyelesaian
Kegiatan
17. Personil Posisi Kualifikasi Jumlah
Orang
Bulan

Tenaga Ahli :

Ahli Hukum KPBU Latar belakang pendidikan S1 4


Hukum dan memiliki pengalaman Orang
dibidangnya selama 5 tahun. Bulan
Diutamakan memiliki pengalaman
dalam pelaksanaan KPBU.

Tugas dan tanggung jawabnya


tidak terbatas pada antara lain:
- Menyusun, merencanakan, dan
menyiapkan kegiatan untuk
mencapai tugas dan
menyelesaikan tugas dalam
Kerangka Acuan Kerja;
- Melakukan koordinasi dengan
pemberi tugas / Pengguna jasa
dan pihak lain yang terkait untuk
menjamin kelancaran
pelaksanaan pekerjaan;
- Memberikan pemaparan hasil
pekerjaan mulai dari konsep
awal hingga konsep akhir
laporan;
- Melakukan pengendalian
pelaksanaan kegiatan agar
penyelesaian kegiatan dapat
tercapai tepat waktu;
- Bertanggung jawab penuh di
bidang teknis dan administrasi
atas pelaksanaan kegiatan
sampai dengan pekerjaan
dianggap selesai
- Melakukan tinjauan terhadap
kelembagaan dalam
pelaksanaan KPBU di Indonesia
- Melakukan tinjauan terhadap
kelembagaan dalam
pelaksanaan KPBU di
Indonesia;
- Melakukan tinjauan terhadap
kajian terdahulu yang berkaitan
dengan kelembagaan dalam
pelaksanaan KPBU di daerah;
- Menyusun kesimpulan kajian
dan rekomendasi; dan
- Menyusun pedoman
pembentukan Simpul KPBU di
Pemerintah Daerah dalam
Pelaksanaan KPDBU.

Tenaga Pendukung:

Tidak tersedia
18. Jadwal Disesuaikan dengan kebutuhan kajian
Pelaksanaan
Kegiatan

Laporan

19. Laporan Laporan Pendahuluan memuat konsep kajian, latar belakang,


Pendahuluan maksud dan tujuan, jadwal pelaksanaan, lingkup kajian, metodologi
penyelesaian masalah, dan hal-hal terkait yang dibutuhkan. Laporan
harus diserahkan selambat-lambatnya: 1(satu) minggu sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 10 buku laporan.
20. Draft Laporan Draft Laporan Akhir merupakan laporan menyeluruh dari hasil kajian
Akhir secara komprehensif dan diserahkan sebelum pelaksanaan
workshop. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 3 (tiga)
minggu sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 buku laporan.
21. Laporan Akhir Laporan Akhir memuat hasil kajian dan yang sudah disempurnakan
berdasarkan masukkan dalam workshop dan diserahkan setelah
pelaksanaan workshop. Laporan harus diserahkan selambat-
lambatnya: 4 (empat) minggu sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10
buku laporan.

Hal-Hal Lain

22. Produksi Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
Dalam Negeri dilakukan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.
23. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan
Kerjasama untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan
disesuaikan dengan kebutuhan kajian.
24. Pedoman Pengumpulan data lapangan disesuaikan dengan kebutuhan kajian
Pengumpulan
Data
Lapangan
25. Alih Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk
Pengetahuan menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personil pemberi tugas/Direktorat Bina
Investasi Infrastruktur.

Jakarta, Januari November 2017


Kuasa Pengguna Anggaran

Nanan Abidin, S.Kom, MMSI


NIP 197210251994011001

Anda mungkin juga menyukai