Anda di halaman 1dari 8

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI


NOMOR 097/i/RSUMS/Dir/SK/I/2019

TENTANG

PEMBERLAKUAN BUKU PANDUAN PEMAKAIAN ULANG (REUSE) DIALISER

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum


Mitra Sejati, khususnya dalam pencegahan dan pengendalian
infeksi, maka diperlukan adanya Regulasi tentang Pemberlakuan
Buku Panduan Pemakaian Ulang (Reuse) Dialiser;
b. bahwa agar pelaksanaan pemakaian ulang dialiser di Rumah
Sakit Umum Mitra Sejati dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya keputusan Direktur tentang Pemberlakuan Buku
Panduan Pemakaian Ulang Dialiser di Rumah Sakit Umum Mitra
Sejati;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan kebijakan Direktur
Rumah Sakit Umum Mitra Sejati.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
5. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara Nomor : 445/214/015 PM PPTSP/6/II/2019 tentang Izin
Operasional Rumah Sakit Umum Mitra Sejati;
6. Surat Keputusan Direktur Utama PT Mitra Sejati Husada Nomor :
06/i/MSH/Dir/SK/IV/2018 Tahun 2018 tentang Penunjukan
Direktur Rumah Sakit Umum Mitra Sejati.

1
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI


TENTANG PEMBERLAKUAN BUKU PANDUAN PEMAKAIAN
ULANG (REUSE) DIALISER.
Kesatu : Kebijakan Pemberlakuan Buku Panduan Pemakaian Ulang (Reuse)
Dialiser Rumah Sakit Umum Mitra Sejati sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Keputusan ini.
Kedua : Pembinaan dan pengawasan terkait Pemberlakuan Buku Panduan
Pemakaian Ulang (Reuse) Dialiser dilaksanakan oleh Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum Mitra
Sejati.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Medan
pada tanggal 22 Januari 2019
Direktur,

dr. H. Azwar M. Lubis, MHA

2
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
UMUM MITRA SEJATI
NOMOR 097/i/RSUMS/Dir/SK/I/2019
TENTANG
PEMBERLAKUAN BUKU PANDUAN
PEMAKAIAN ULANG (REUSE) DIALISER

BAB I
PENGERTIAN

a. Re-use dialiser adalah suatu tindakan proses pencucian / pembersihan dialiser


untuk penggunaan dialiser ulang, pemakaian dialiser lebih dari satu kali pada
pasien yang sama dan dialiser yang telah disterilkan.
b. Dialiser atau ginjal buatan adalah suatu alat yang terbuat dari ribuan kapiler
dimana terdapat membrane semi permeable sebagai pemisah antara
kompartemen dialyzer. Dialiser ini berfungsi sebagai ginjal pada saat terapi
dialysis berlangsung.
c. Volume preming adalah isi kompartemen darah dalam satuan ml/yang ditentukan
oleh pabrik.
d. Kompartemen adalah bagian dari dialiser yang hanya dapat dilewati oleh darah.
e. Kompartemen dialisat adalah bagian dari dialiser yang hanya dapat dilewati oleh
dialisat.
f. Membrane semi permeable adalah suatu membrane yang hanya dapat dilewati
oleh bahan-bahan terlarut yang mempunyai berat molekul tertentu.
g. TMP (Trans Membrane Pressure) adalah suatu tekanan di dalam membrane
dialiser yang dihasilkan ultrafiltrasi dalam jumlah tertentu.
h. Ultrafiltrasi adalah berpindahnya bahan terlarut dari kompartemen darah ke
kompartemen dialisat karena perbedaan tekanan.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

Dialiser reuse merupakan penggunaan ulang dialiser dalam proses hemodialisa.


Dialiser reuse dapat digunakan jikan nilai Total Cell Volume (TCV) masih di atas 80 %
dari nilai awal. Jika TCV kurang dari 80 % akan menyebabkan tidak efektifnya proses
hemodialisis yang ditandai dengan gejala uremia pasca hemodialisis. Kelayakan
penggunaan dialiser reuse berdasarkan penelitian dan pengamatan adalah 6 kali
pemakaian. Penggunaan lebih dari 6 kali pemakaian akan berakibat ketidak adekuatan
pada proses hemodialisis. Tindakan reuse dialiser tidak dapat dikerjakan pada pasien
yang mengalami infeksi sistemik termasuk hepatitis akut. Dialiser bagi penderita
hepatitis B kronis sebaiknya tidak dilakukan reuse, karena dapat berisiko terhadap
penularan penyakit. Proses ulang dialiser ada 2 cara yaitu menggunakan alat otomatis
(alat reuse) dan menggunakan secara manual.
Tahap-tahap dasar dalam proses reuse dialiser adalah:
a. Mengakhiri hemodialisa
b. Pembilasan awal (pre rinsing)
c. Pemeriksaan secara visual
d. Pemberian label
e. Pembilasan
f. Pembersihan
g. Pemeriksaan alat
h. Desinfeksi dan penyimpanan
Hasil yang ingin dicapai dalam penggunaan dialiser reuse adalah dapat dipakai
pada orang yang sama, meringankan biaya dialysis, mencegah terjadinya first use
syndrome (gejala yang timbul karena pemakaian ulang dialiser).

4
BAB III
KEBIJAKAN

Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Nomor


0613/i/RSUMS/Dir/SK/IV/2019 tentang Penetapan Peralatan dan Material Sekali Pakai
(Single use) Yang Dipakai ulang (Reuse).

5
BAB IV
TATA LAKSANA

A. Fasilitas Reuse Dialiser


Dalam melaksanakan prosedur reuse diperlukan sarana reuse meliputi:
1. Air RO
Sarana utama melakukan dialiser reuse adalah air RO (Reserve Osmosis)
adalah air yang diproses sedemikian rupa dengan alat yang dapat mengelolah
air bisa menjadi air murni. Air RO merupakan air yang tidak mengandung
mineral dan zat-zat berbahaya, baik bakteri ataupun racun. Air RO digunakan
untuk membilas dialiser yang telah dipakai dari sisa-sisa kotoran dan darah
sehingga nantinya dialiser dapat dipakai lagi.
2. Air Bersih
Sarana utama melakukan reuse dialiser adalah air mengalir (berupa kran)
dengan saluran pembuangan atau bak penampungan yang memadai. Dengan
guyuran air mengalir maka mikroorganisme yang terlepas karena gesekan
mekanis atau kimiawi saat melakukan reuse dapat langsung terbuang ke
penampungan.
3. Larutan Renalin
Larutan renalin adalah cairan yang mengandung hydrogen peroxide 20 % dan
mengandung perocyacetic acid 4 %. Larutan renalin digunakan pada tahap
pembersihan dan desinfeksi dialiser. Larutan yang digunakan yaitu larutan 3
% yaitu campuan renalin dengan air RO.
4. Penyimpanan
Dialiser yang sudah dibersihkan dan sudah diberi larutan renalin (disinfektan)
berarti dialiser siap untuk disimpan. Penyimpanan dialiser pada suhu ruangan
yaitu 18 derajat celcius-30 derajat celcius dan bungkus dengan plastik.
Simpan pada lemari khusus dialiser (tertutup dan terlindung dari sinar
matahari).

B. Cara melakukan Reuse Dialiser


1. Setiap dialiser diberi nama dan tanggal pemakaian pertama sebelum
dipergunakan.
2. Setelah dialiser berakhir, dialiser dilepas dari Blood Line.
3. Bersihkan kompartemen darah dan kompartemen dialisat dengan air RO yang
telah ditentukan tekanannya.
4. Masukkan H2O2 3% didorong oleh spuit 50 cc dengan tekanan yang sedang.
5. Biarkan 3-5 menit kemudian dibilas dialiser dengan air RO.
6. Setelah pembilasan, sisa H2O2 masukkan Sodium Hipochloride 3 dan ke
kompartemen darah dan kompartemen dialisat untuk membersihkan deposit
protein.
7. Diamkan dialiser selama 3 menit agar deposit protein larut di dialiser
kemudian dibilas kembali dengan air RO.
8. Ukur volume praiming nilai > 80 % layak digunakan kembali.
9. Kosongkan kedua kompartemen dari air RO.
10. Kemudian kedua kompartemen diisi dengan cairan Renalin 3-4 %.

6
11. Ujung kedua kompartemen ditutup rapat.
12. Masukkan ke dalam kotak dialiser dan letakkan di rak yang telah tersedia
sesuai dengan nama masing-masing pasien.
13. Simpan pada suhu kamar selama minimal 22-24 jam baru dapat digunakan
kembali. Saat akan digunakan kembali buka kedua penutup kompartemen.
14. Letakkan dialiser posisi tegak lurus sehingga Renalin dapat keluar dengan
cara gravitasi.
15. Sambungkan ujung cubing RO ke kompartemen dialisat biarkan air RO
mengalir selama 3 menit.
16. Dialiser siap dibawa ke ruangan dialysis untuk langsung dipasangkan ke
segmen pump blood line pada pump mesin dialysis, sambungkan infuset NaCl
0,9 % ke botol NaCl blood line.
17. Dialiser yang terbuat membrannya dari polly suipn harus dilakukan shoaking.
18. Jalan pompa mesin 150-200 ml/menit.
19. Bilas dialiser dengan NaCl 0,9 % maksimal 1 liter.
20. Setelah itu lakukan proses priming.
21. Jalankan mesin dengan minimal TMP, setidaknya sebelum proses terapi
dialysis dimulai.
22. Hemodialisis siap dijalankan.

7
BAB V
DOKUMENTASI

a. Tindakan reuse didokumentasikan oleh petugas, diaser yang telah terpakai ditulis
dengan spidol permanen dengan nama pasien dan tanggal pemakaian awalnya,
dan seterusnya.
b. pada buku catatan ditulis pengeluaran pemakaian dialiser.
c. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemakaian peralatan dan material sekali
pakai (single use) yang dipakai ulang (reuse) khususnya dialiser dilakukan setiap
bulan dan dilaporkan hasil evaluasinya per 3 bulan sekali atau per semester dan
per tahun dari Komite PPI kepada Direktur.

Ditetapkan di Medan
pada tanggal 22 Januari 2019
Direktur,

dr. H. Azwar M. Lubis, MHA

Anda mungkin juga menyukai