Laporan Kasus Depresi
Laporan Kasus Depresi
Oleh:
M. Chairil Riskyta Akbar
Pembimbing:
dr. Hawaidah, Sp.KJ (K)
1
LEMBAR PENGESAHAN
2
LAPORAN KASUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. HI
No. Rekam Medik : 18-05-61
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 31-12-1988
Usia : 31 tahun
Alamat : Teuku Umar 2/9 B
Agama : Islam
Suku : Bugis
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan Terakhir : S1
Pekerjaan : Tidak Berkerja
Tanggal Pemeriksaan : 20 November 2019
II. ANAMNESA
A. KELUHAN UTAMA
Tidak bersemangat
3
akhir-akhir ini mulai berkurang, merasa sedih dan sendiri. Pasien tidak pernah
mendengar suara bisikan atau melihat sesuatu yang tidak wajar. Akhir-akhir
ini pasien sulit tidur atau terbangun dimalam hari kemudian melamun, pasien
juga tidak nafsu makan.
Awal perubahan perilaku terjadi ± 2 minggu yang lalu secara
perlahan-lahan. Menurut istrinya, pasien menjadi lebih pendiam, murung dan
lebih sering melamun. Akhir-akhir ini kondisi ekonomi keluarga lagi tidak
baik dan memikirkan bagaimana biaya sekolah ke tiga anaknya. Semenjak
sakit pasien belum pernah dibawa berobat oleh keluarganya. Pasien tidak
pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya. Hubungan dengan keluarga
baik. Kakek dan kakaknya memiliki riwayat gangguan jiwa.
- Hendaya / disfungsi :
Hendaya dalam bidang sosial (+)
Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)
Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)
persalinan normal, dibantu oleh dokter. Pasien lahir cukup bulan dan
4
mendapat ASI eksklusif. Pertumbuhan dan perkembangan normal,
sesuai usia.
berlangsung baik
banyak teman
kuliah
a. Riwayat Pendidikan : S1
5
e. Riwayat kehidupan sosial : Pasien dikenal dengan pribadi yang baik
dan anaknya
B. Keadaan Afektif :
Mood : Depresif
Afek : Appropiate
Keserasian : Serasi
Empati : Dapat dirabarasakan
6
C. Fungsi Intelektual (kognitif) :
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : Sesuai dengan
tingkat pendidikan.
2. Orientasi
Waktu : Baik
Orang : Baik
Tempat : Baik
3. Daya ingat :
Jangka panjang : Baik
Jangka sedang : Baik
Jangka pendek : Baik
Jangka segera : Baik
4. Konsentrasi dan perhatian : Baik
5. Pikiran abstrak : Baik
6. Bakat kreatif : Bernyanyi dan bermain gitar
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Pikiran
1. Arus pikiran : Koheren
2. Isi pikiran :
Pre-okupasi : tidak ada
Waham Persekutorik : tidak ada
Hendaya berbahasa : tidak ada
7
G. Daya nilai dan Tilikan:
Norma sosial : Baik
Uji daya nilai : Baik
Penilaian realitas : Baik
Tilikan (insight) : Derajat 6 (Pasien menyadari dirinya sakit
dan butuh pengobatan)
8
perubahan sikap menjadi lebih pendiam dan hampir melukai dirinya dan
anaknya, perubahan ini dialami ± 2 minggu yang lalu.
- Pasien hampir melukai dirinya dengan menggunakan pisau yang diiris
kelengannya, pasien juga hampir melukai anaknya sendiri. Namun seketika
pasien sadar atas apa tindakan yang dia lakukan.
- Pasien merasa tidak bersemangat, pasien merasa banyak beban yang harus
ditanggung, terutama beban ekonomi keluarga.
- Pasien merasa bersalah dengan istri dan anak-anaknya.
- Aktivitas pasien akhir-akhir ini mulai berkurang, merasa sedih dan sendiri.
- Pasien tidak pernah mendengar suara bisikan atau melihat sesuatu yang
tidak wajar.
- Akhir-akhir ini pasien sulit tidur atau terbangun dimalam hari kemudian
melamun, pasien juga tidak nafsu makan.
- Awal perubahan perilaku terjadi ± 2 minggu yang lalu secara perlahan-
lahan. Menurut istrinya, pasien menjadi lebih pendiam, murung dan lebih
sering melamun.
- Akhir-akhir ini kondisi ekonomi keluarga lagi tidak baik dan pasien
memikirkan bagaimana biaya sekolah ke tiga anaknya.
- Semenjak sakit pasien belum pernah dibawa berobat oleh keluarganya.
Pasien tidak pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya. Hubungan
dengan keluarga baik.
- Kakek dan kakaknya memiliki riwayat gangguan jiwa.
9
VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL :
Aksis I:
Pasien tidak terdapat kelainan fisik dan riwayat trauma, tidak terdapat
gangguan fungsi kognitif, berbahasa, perilaku yang menandai adanya
disfungsi otak, sehingga Pasien ini bukan menderita gangguan mental
organic
Pasien tidak terdapat tanda intoksikasi akut, sindrom ketergantungan
maupun gejala putus obat, sehingga pasien ini bukan menderita gangguan
mental dan perilaku akibat zat psikoaktif
Pada pasien tidak terdapat gangguan waham dan halusinasi,
sehingga pasien tidak memiliki gejala gangguan psikotik
Pada Pasien ini terdapat terdapat afek depresif, terdapat gejala
kehilangan minat atau kegembiraan dan terdapat kelemahan akibat energi
berkurang, selain itu pasien juga merasa bersalah dengan keadaannya,
mencoba melukai diri sendiri, aktivitas tidur terganggu dan nafsu makan
menurun sehingga pasien ini menderita gangguan suasana perasaan/mood
berupa Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik (F32.2) 1
Axis II
Pasien sebelumnya adalah orang yang baik dan suka berbicara. Namun
sampai saat ini belum ada cukup data yang dapat mengarahkan ke salah
satu ciri kepribadian tertentu. 1
Axis III
Tidak ada (none)
Axis IV
Tidak ada pekerjaan
10
Axis V
GAF Scale 60-51 (Berupa gejala sedang, disabilitas sedang)1
Psikoterapi supportif :
- Ventilasi :
Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati dan
keinginannya sehingga pasien merasa lega.3
- Konseling :
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang
penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya, dan memahami
cara menghadapinya, serta memotivasi pasien agar tetap minum obat
secara teratur.3
Sosioterapi :
Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang
terdekat pasien tentang keadaan pasien agar tercipta dukungan sosial
sehingga membantu proses penyembuhan pasien sendiri.3
VIII. PROGNOSIS :
Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Functionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
- Dukungan dari keluarga baik untuk kesembuhan pasien
- Tidak terdapat kelainan organik
11
IX. PEMBAHASAN
Menurut PPDGJ III, kriteria diagnostik untuk Episode Depresif (F32) harus
memenuhi :
- Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat):
a. Afek depresif,
b. Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
c. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas.
- Gejala lainnya :
a. Konsentrasi dan perhatian berkurang
b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;
d. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis;
e. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh dir
f. tidur terganggu;
g. nafsu makan berkurang.
Menurut PPDGJ III, kriteria diagnostik untuk Episode Depresif Berat tanpa
Gejala Psikotik (F32) harus memenuhi :
- Semua 3 gejala utama depresi harus ada.
12
- Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa di
antaranya harus berintensitas berat.
- Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang
mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk
melaporkan banyak gejalanya secara rinci.
Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif
berat masih dapat dibenarkan.
- Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu,
akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih
dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2
minggu.
- Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat
terbatas.1
13
DAFTAR PUSTAKA
14