Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dimas Trianto

Kelas : TI-41-02

Nim : 1201172446

Tugas 1 Analisis Kelayakan Usaha

1. Bisnis Thrifting Online Shop

Banyak dari kita tidak menyadari bahwa barang-barang yang sudah tua/vintage dan sudah tidak
terpakai kembali bisa menghasilkan uang. Thrifting online shop adalah usaha yang
menyediakan barang – barang bekas yang masih bagus dan berfungsi dengan baik. Anak muda
di Indonesia akhir-akhir ini lebih fokus untuk mencari model pakaian vintage yang ditawarkan
melalui portal jual beli online atau media sosial. Dengan kata lain, tren retro saat ini sedang
populer. Jika orangtua Anda memiliki baju jaman dulu yang masih bagus, sebaiknya jangan
langsung dibuang. Anda juga dapat mencari pakaian vintage dari berbagai toko grosir pakaian
bekas dengan harga yang sangat terjangkau. Di samping menjual pakaian dan fashion style
vintage, thrifting online shop ini menjual barang-barang yang unik untuk menjadi pajangan di
sudut-sudut kamar dan rumah yang bisa mempercantik keindahan kamar dan rumah kita. Data
tersebut diambil berdasarkan survey yang dilakukan oleh Google pada Januari 2014 lalu.
Kurang lebih 1.300 orang Indonesia di 12 kota berbeda menjadi responden dalam survey ini.
Menurut penelitian tersebut, terlihat bahwa Fashion adalah kategori produk paling laris di
Indonesia yang dijual online. Dikatakan demikian karena sebanyak 78% responden mengaku
pernah membeli produk fashion secara online. Hasil survey tersebut memberikan wawasan
baru karena selama ini banyak opini yang mengatakan bahwa menjual produk fashion secara
online relatif sulit. Alasannya adalah karena sebelum membeli pelanggan butuh memegang
bahan dan mencobanya, sesuatu yang tidak bisa dilakukan secara online. Produk mobile dan
elektronik yang selama ini dipercaya sebagai produk yang paling banyak dijual online ternyata
hanya menempati urutan kedua dan ketiga.
Sumber : blog.idkeyword.com

Sumber : kompasiana.com

Berdasarkan data diatas kita juga akan memanfaatkan pasar online shop melalui tokopedia,
shopee, bukalapak, dan lazada sebagai media kita untuk berjualan secara online.
Sumber : buattokoonline.id

Dan kita juga memanfaatkan medial sosial sebagai perantara untuk memperkenalkan kepada
customer. Dari data diatas kita dapat mengetahui bahwa social media marketing yang
mendominasi (86%) diantara jenis digital marketing lainnya.
2. Kedai AyoRefillAir

Untuk bisnis ini hanya memerlukan pasokan air bersih yang siap minum. Jadi AyoRefillAir ini
juga merupakan bisnis go green dan juga zero waste. Untuk bisnis ini, tidak memerlukan modal
uang banyak karena customer hanya boleh datang ke kedai AyoRefillAir ini dengan syarat
membawa botol air minum seperti tumblr sendiri dan menyediakan kedai kecil sebagai tempat
transaksi customer dan penjaga kedai/kasir dan juga tempat air refill yang sudah siap minum.

Berdasarkan data The World Bank tahun 2018, 87 kota di pesisir Indonesia memberikan
kontribusi sampah ke laut diperkirakan sekitar 1, 27 juta ton. Ini merupakan langkah awal untuk
mengurangi sampah dan mengurangi pemakaian botol kemasan sekali pakai. Mempunyai
usaha tidak hanya menguntungkan, tapi juga memiliki pengaruh baik bagi kehidupan sosial
memang menyenangkan. Selain puas dengan penghasilan yang didapatkan, Anda juga akan
memiliki kebanggaan tersendiri karena turut membantu buat kehidupan menjadi lebih baik.

Sumber : lokadata

Kurangnya kepekaan masyrakatan terhadap pentingnya memperlakukan sampah juga menjadi


tolak ukur bisnis kedai AyoRefillAir ini. Karena setidaknya kita sudah bisa untuk tidak
memakai kemasan botol air minum sekali pakai yang bisa menambah banyak sampah di laut
juga.
3. Coworking Space

Tingginya penyewaan kantor menjadi salah satu pendorong untuk menciptakan peluang bisnis
coworking space. Coworking space menjadi alternatif tersendiri bagi pebisnis pemula atau
startup dengan berbiaya terjangkau. Menurut data dari Faye Alund, Perkumpulan Coworking
space Indonesia meski telah bertumbuh sebesar 640% dibanding tahun lalu, penyebarannya
belum juga merata yaitu 50% di Jakarta sedangkan 80% di Jawa – Bali. Investasi bisnis ini
cukup menggiurkan dengan menargetkan pangsa start up, pekerja seni atau freelance.
Konsultan properti dan Bank Indonesia pun mengakui bahwa coworking space tengah
diperhitungkan sebagai entitas baru dalam industri properti sehingga dapat dijadikan salah satu
hasil dari investasi jangka panjang. Responden beralasan mereka memilih bekerja di sebuah
coworking space karena faktor lokasi (79%), fasilitas (67%), biaya (67%), dan lingkungan
(42%). Adapun faktor yang perlu disediakan oleh operator coworking space adalah koneksi
internet (75%), meja kerja (66%), ruang meeting (46%), dan F&B (30%). Laporan The 2nd
Global Coworking Survey (2017) yang dibuat Deskmag menyebut secara rata-rata hanya 40%
pemain coworking space dunia yang mencetak untung. Meskipun demikian, disebutkan 72%
pemain mencetak untung setelah dua tahun beroperasi. Disebutkan sumber pendapatan berasal
dari penyewaan meja (61%), penyewaan ruang meeting dan tempat event (masing-masing
10%), penjualan F&B (5%), penjualan tiket workshop (5%), dan virtual office service (3%).
Menariknya, sepertiga dari responden mengatakan seluruh layanan di atas ini tersedia dalam
bentuk paket, tanpa tambahan biaya.
Sumber : liputan6.com

Anda mungkin juga menyukai