Anda di halaman 1dari 6

TUGAS REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

Mata Kuliah Penyusunan Proposal Ilmiah


Dosen Pengampu: Ir. Budi Praptono, M. M

Disusun oleh:
Nama : Dimas Trianto
NIM : 1201172446

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI

UNIVERSITAS TELKOM

2020
Judul STRATEGIC REPOSITIONING FOR CONVECTION BUSINESS
CASE STUDY: AR VENDOR
Jurnal THE INDONESIAN JOURNAL OF BUSINESS ADMINISTRATION
Volume & Halaman Vol. 2, No. 9, Halaman: 1084-1091
Tahun 2013
Penulis Pratisara Satwika Anindita and Mohammad Toha
Reviewer Dimas Trianto (1201172446)
Tanggal 14 September 2020

Abstrak Sebuah penelitian dilakukan pada akhir tahun 2012 di AR Vendor, sebuah
perusahaan konveksi rumahan yang fokus pada layanan sablon kaos.
Menyikapi permasalahan margin keuntungan di bawah rata-rata, perusahaan
harus memikirkan kembali posisi dan strateginya dalam menangani
lingkungan bisnis konveksi. Meskipun bisnis AR Vendor dapat tumbuh sesuai
dengan pertumbuhan populasi dan ekonomi, AR Vendor harus menyadari
peralihan dari teknologi sablon manual ke digital. Selain itu, Vendor AR juga
harus memperhatikan preferensi reseller-customer dalam melakukan
backward integration. Dari lingkungan internalnya juga diketahui bahwa AR
Vendor masih belum mengoptimalkan aktivitas pemasaran dan kinerja
karyawannya. Alternatif strategi dikumpulkan melalui strategi kompetitif
generik Porter, dimana cost-leadership dipilih sebagai strategi yang paling
sesuai dengan menggunakan QSPM. Melalui model bisnis, segmen pelanggan
yang sesuai dengan strategi yang disarankan adalah mereka yang
mengutamakan kualitas, harga murah, ketepatan waktu, dan kustomisasi. The
cost-leadership juga didukung oleh model bisnis yang mendorong
peningkatan laba melalui skala ekonomi dan efisiensi biaya.
Tujuan Penelitian Untuk menentukan posisi dan strategi yang tepat guna mencapai keunggulan
dalam bisnis konveksi berdasarkan kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah permasalahan yang terdapat pada margin
keuntungan yang dibawah rata-rata yang mengharuskan perusahaan untuk
memikirkan ulang strategi manajemen dan strategi posisi untuk beradaptasi
juga dengan perkembangan teknologi baru.
Assemen Data Menggunakan data kuesioner pasar, observasi lapangan, dan juga wawancara
langsung dengan pemiliki AR Vendor.
Metode Penelitian Ada beberapa metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan
informasi penting dalam penelitian ini. Metode pengumpulan informasi yang
pertama adalah melalui literatur. Penulis menggunakan beberapa buku yang
membahas teori tentang manajemen strategis, positioning strategis, dan model
bisnis.
Hasil dan Untuk penelitian kali ini, penulis menemukan business solution yang
Pembahasan digunakan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di AR Vendor. Yaitu
menggunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) untuk
mengevaluasi alternatif strategi bisnis berdasarkan kompetitif generik porter.
Berikut merupakan perhitungan QSPM yang didapat dari hasil riset pasar dan
wawancara dengan pemiliki AR Vendor untuk strategi bisnisnya:

Tabel 1 QSPM untuk Strategi Bisnis Vendor AR

Faktor eksternal dan internal akan ditimbang dari 0,0 (tidak penting) hingga
1,0 (sangat penting). Daya tarik masing-masing faktor eksternal dan internal
pada masing-masing strategi akan dinilai dari 1 (tidak menarik) sampai 4
(sangat menarik). Total attractiveness (TAS) masing-masing faktor eksternal
dan internal dapat dihitung dengan mengalikan bobot dan skor daya tariknya
(AS). Strategi yang tepat bagi perusahaan adalah alternatif strategi dengan
jumlah total daya tarik tertinggi. Berdasarkan tabel QSPM di atas terlihat
bahwa the cost leadership memperoleh jumlah total skor daya tarik tertinggi.
Skor ini juga mencerminkan posisi strategis berdasarkan Vasconcellos.
Sebaiknya AR Vendor mengadopsi cost leadership sebagai strateginya karena
strategi cost leadership memungkinkan AR Vendor mencapai keunggulan
dengan memaksimalkan kekuatannya dan meminimalkan kelemahannya.
Kemudian setelah mengetahui bahwa cost leadership merupakan strategi
yang tepat untuk AR Vendor, selanjutnya model bisnis AR Vendor yang ada
akan dibandingkan untuk mengetahui faktor-faktor yang perlu ditingkatkan.
Segmen pelanggan yang sesuai dengan strategi cost leadership adalah mereka
yang mengutamakan kualitas, harga murah, ketepatan waktu, dan
kustomisasi. Cost leadership juga didukung oleh model bisnis yang
mendorong peningkatan laba melalui skala ekonomi dan efisiensi biaya. Pada
bagian channel sebaiknya AR Vendor meningkatkan baik offline maupun
online marketing untuk mencapai order yang tinggi, sedangkan pada customer
relationship, sebagai tambahan untuk customer relation yang sudah ada, AR
Vendor harus menjaga komunikasi purna jualnya dengan pelanggan reguler.
Aktivitas utama dibahas menggunakan analisis rantai nilai. Karena perhatian
utamanya adalah pemasaran untuk mendapatkan keuntungan yang lebih
tinggi melalui peningkatan penjualan, AR Vendor harus mulai memiliki target
pemasaran bulanan seiring dengan optimalisasi aktivitas offline dan online.
Untuk kegiatan penunjang, AR Vendor harus menonjolkan pengelolaan SDM
dengan merekrut pegawai yang fokus pada kegiatan pemasaran dan
mengurangi tenaga honorer dengan mengoptimalkan produktivitas pegawai
tetap. Selain itu, untuk mendukung strategi cost leadership, AR Vendor juga
harus melakukan efisiensi biaya dalam setiap aktivitasnya.
Faktor model bisnis lainnya: sumber daya utama, kemitraan utama, aliran
pendapatan, dan biaya struktur, beserta faktor model bisnis yang telah
disebutkan di atas dan perbandingannya dengan model bisnis saat ini dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2 Current Cost-Leadership Untuk Pengembangan Bisnis

Kesimpulan Setelah lebih memahami situasi eksternal dan internal AR Vendor, yang juga
didukung oleh riset pasar yang sederhana, sesuai dengan konsep QSPM untuk
menentukan alternatif terbaik, terlihat bahwa strategi cost leadership
merupakan strategi yang paling cocok untuk AR Vendor untuk mencapai
keunggulan. Penerapannya kemudian dapat dilakukan melalui program
langsung, jangka pendek, dan jangka panjang. Sedangkan program langsung
bertujuan untuk mengetahui lebih baik tentang pasar dan membuat sistem,
program jangka pendek dilakukan untuk memperluas kegiatan pemasaran dan
efisiensi biaya pembelajaran. Terakhir, program jangka panjang bertujuan
untuk menghadapi pertumbuhan perusahaan. Berikut adalah program
implementasi yang disarankan:
Tabel 3 Immediate Program Scheduling

Tabel 4 Short-term Program Scheduling

Tabel 5 Long-term Program Scheduling

Keunggulan - Pemilihan teori dan metodologi penelitian oleh penulis yang tepat
Penelitian - Penulis memberikan penjelasan yang jelas mengenai alur proses
pemesanan hingga faktor eksternal dan internal dari bisnis konveksi
- Business solution yang diberikan penulis mudah dipahami beserta
penjelasannya.
Kekurangan - Penulis kurang memberikan kajian ulang terhadap kesimpulan yang di
Penelitian dapat yaitu mengenai pembahasan program langsung yang berdampak
terhadap pertumbuhan perusahaan

Anda mungkin juga menyukai