PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yaitu 607 juta di tahun 2000. Beberapa tahun kedepan diprediksikan akan
meningkat 5,6% menjadi 1.4 miliar di tahun 2030, 2.1 miliar di tahun 2050
2017). Menurut United Nations, pada tahun 2013 jumlah populasi lansia di
Indonesia yang berumur 60 tahun atau lebih berada pada urutan 108 dari
Indonesia pada tahun 2017 diperkirakan sebanyak 23,66 juta jiwa dari total
penduduk dan diprediksikan akan terus meningkat pada tahun 2020 sebanyak
27,08 juta jiwa dan 48,19 juta jiwa pada tahun 2035 (Kementerian Kesehatan
1
penduduk yang berusia 60 tahun keatas mencapai 798.144 jiwa dari seluruh
penduduk Sulawesi Selatan (BPS Provinsi Sulawesi Selatan, 2018). Data dari
BPS Kota Makassar pada tahun 2017 menunjukkan jumlah penduduk yang
akan terus meningkat pada tahun 2020 sebanyak 101.180 jiwa, sedangkan
jumlah lansia di wilayah Kecamatan Tamalate adalah 11.082 jiwa, jumlah ini
Hal ini dapat memicu timbulnya hambatan dalam hal mencukupi kebutuhan
(Sunaryo et al., 2015). Sebanyak 6% dari jumlah lansia yang ada tinggal di
institusi dan 85% lansia kebanyakan hidup dalam keluarga (Ramlah, 2011).
dan adanya pergeseran pola kerja dari suami-istri yang bekerja akibat
meningkatnya kebutuhan hidup. Dengan kondisi yang demikian akan
Salah satu masalah serius yang dialami oleh lansia saat ini ialah
bantuan yang dibutuhkan oleh lansia baik itu pemenuhan kesehatan fisik
pengabaian seorang anak terhadap orang tuanya semakin banyak kita temukan
menjauhi) orang tuamu. Barang siapa mengabaikan orang tuanya maka dia
kafir”(HR. Muslim).
Berdasarkan data WHO (World Health Organization) kejadian
hanya 1 dari 24 kasus pengabaian lansia yang berhasil dilaporkan. Hal ini
pengabaian dan kekerasan pada keluarga dan kerabat kepada pihak yang
3%. Kejadian ini tergolong salah satu masalah yang sulit untuk diidentifikasi
2008 prevalensi lansia yag mengalami gangguan mental berkisar 20% dan
15% pasien lanjut usia yang mengunjungi klinik diduga menderita depresi
(Nafa, 2015).
yaitu terbagai atas lansia yang tinggal di panti werda atau tinggal di
di komunitas 60% lebih besar daripada proporsi depresi pada lansia di panti
werda yaitu sebesar 38,5%. Lebih lanjut dijelaskan, besarnya angka depresi
lansia di dunia dan di Indonesia maka peneliti tertarik untuk meneliti terkait
pengabaian pada lansia oleh keluarga dengan status depresi. Penelitian ini
satu masalah serius yang dialami oleh lansia dalam keluarga saat ini ialah
terdapat hubungan pengabaian pada lansia oleh keluarga dengan status depresi
lansia ?”
C. Hipotesis Penelitian
status depresi.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
keluarga.
E. Manfaat Penelitian
2. Bagi Pendidikan
3. Bagi Pelayanan
F. Defenisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan diteliti
responden
d. Pendidik Jenjang sekolah Satu item Kuesioner 1. Tidak sekolah Nominal
an yang telah pertanyaan 2. SD/MI
terakhir diselesaikan oleh pada 3. SMP/MTS
responden kuesioner 4. SMA/MA
berdasarkan A terkait 5. Akademis/Perguruan
ijasah terakhir pendidikan Tinggi
yang dimiliki. terakhir
responden
e. Riwayat Keterangan Satu item Kuesioner 1. Tidak ada Nominal
penyakit tentang kelaian pertanyaan 2. Ada
yang dialami pada
oleh responden kuesioner A
terkait
riwayat
penyakit
responden
Variabel Independen
2. Pengabaia Tindakan Kuesioner Kuesioner 0 = Pengabaian (nilai Ordinal
n pada penolakan atau lansia ≥ Mean yaitu 41,75)
Lansia kegagalan yang dalam
1= Bukan pengabaian
(Kuesioner dilakukan oleh bentuk
(nilai ≤Mean yaitu
dari Tesis keluarga skala likert
41,75)
Ramlah terhadap lansia yaitu :
2011 dalam hal selalu, Nilai mean digunakan
dengan pemenuhan sering, karena variable
judul kebutuhan lansia kadang- pengabaian
Hubungan seperti nutrisi, kadang dan berdistribusi normal.
Pelaksanaa personal tidak
n Tugas hygiene, pernah
Kesehatan kenyamanan
dan lansia,
Dukungan pemenuhan
Keluarga kebutuhan medis
Dengan dan ketersediaan
Pengabaia finansial.
n Lansia di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Kassi-
Kassi)
c. Pengaba Tindakan
ian keluarga yang Kuesioner Tinggi jika nilai
Finansia ditandai dengan (yang x ≥ 10
11
G. Kajian Pustaka
secara jelas posisi penulis. Untuk itu penulis telah melakukan pra-penelitian
Persamaan :
Sama-sama meneliti
tentang depresi.
8. Hubungan Untuk Cross Penelitian ini Perbedaan :
dukungan mengetahu sectional study menyatakan
Terletak pada variable
keluarga i hubungan bahwa teradapat
independen dimana
dengan antara hubungan yang
penelitian ini meniliti
tingkat dukungan signifikan antara
tentang dukungan
depresi pada keluarga dukungan
keluarga. Sedangkan
lansia dan tingkat keluarga dan
penelitian yang akan
(Kristanto depresi kejadian depresi
dilakukan meneliti tentang
and pada pada lansia.
pengabaian lansia oleh
Agustina, lansia.
keluarga.
2018).
Persamaan :
Terletak pada variable
dependen dan metode
penelitian yang akan
digunakan yaitu sama
meneliti tentang tingkat
depresi pada lansia dengan
metode cross sectional
study.
9. Studi Untuk Deskriptif Penelitian ini Perbedaan :
dekskriptif mengetahu menyatakan
Terletak pada variable dan
kekerasan i tindak bahwa responden
metode penelitian dimana
pada lansia kekerasan yang mengalami
penelitian Rismanda
dalam pada usia tindakan
meneliti tentang studi
keluarga di lanjut di kekerasan
dekskriptif kekerasan pada
desa Tandang dalam pengabaian fisik
lansia dalam keluarga.
kecamatan keluarga. sebanyak 35,50
Sedangkan penelitian yang
Tembalang %, pengabaian
akan dilakukan meneliti
Semarang ekonomi
tentang hubungan
(Rismanda, sebanyak 16,9 %,
pengabaian pada lansia
2014). sedangkan
oleh keluarga dengan
pengabaian psikis
status depresi. Metode
sebanyak 17%.
penelitian yang akan
digunakan peneliti
menggunakan metode
cross sectional study
sedangkan penelitian
Rismanda menggunakan
Deskriptif.
10 Kesepian Untuk Kuantitatif Penelitian ini Perbedaan :
. pada lansia melihat Komparatif menyatakan
Terletak pada variable
ditinjau dari perbedaan bahwa terdapat
penelitian dimana
tempat tingkat perbedaan yang
penelitian Verawati
tinggal kesepian signifikan pada
(Verawati, dan jenis lansia yang meneliti tentang Kesepian
2015). kesepian tinggal di panti pada lansia ditinjau dari
pada lansia werda, di rumah tempat tinggal. Sedangkan
yang sendiri dan di penelitian yang akan
tinggal dip rumah anak. dilakukan meneliti tentang
anti Kelompok lansia hubungan pengabaian pada
wredha yang tinggal di lansia oleh keluarga
Sumarah, rumah anak lebih dengan status depresi.
di rumah banyak yang Terletak pada metode
sendiri dan merasakan penelitian yang akan
di rumah kesepian. digunakan peneliti
anak menggunakan metode
cross sectional study
sedangkan penelitian
Verawati menggunakan
Deskriptif.
11 Untuk Cross Lima item adalah Perbedaan :
Reports of
. mengevalu sectional study indikator yang
Elder Neglect Terletak pada varibel dan
asi memadai dari
by Older tujuan penelitian.
invarian keseluruhan
Adults, Their Penelitian Ayalon meneliti
pengukura konstruk. Temuan
Family tentang laporan kejadian
n skala 7- ini memberikan
Caregivers, penelantaran lansia oleh
item yang dukungan untuk
and Their orang dewasa yang lebih
dirancang invarian
Home Care tua, maupun keluarga yang
untuk configural,
Workers: A bertujuan untuk menilai
menilai metrik, dan skala
Test of seberapa besar tingkat
pengabaian di 3 kelompok
Measurement pengabaian lansia dari 3
orang tua informan. Tak
Invariance kelompok informan yaitu
di tiga satu pun dari item
(Ayalon, orang dewasa yang lebih
kelompok menghasilkan
2015). tua, keluarga dan tempat
informan: DIF.
tinggal mereka. Sedangkan
Orang
peneliti akan meneliti
dewasa
tentang hubungan
yang lebih
pengabaian pada lansia
tua,
oleh keluarga dengan
anggota
status depresi.
keluarga,
dan
pekerja
perawatan
di rumah.
12 The Untuk Cross Hasil penelitian Perbedaan :
. prevalence menentuka sectional study ini menunjukkan
Terletak pada variable
and n bahwa prevalensi
penelitian. Penelitian yang
correlates of prevalensi penyalahgunaan
dilakukan oleh
elder abuse penyalahg dilaporkan
Sooryanarayana meneliti
and neglect unaan usia sebanyak 4,5%
tentang prevalensi dan
in a rural lanjut di dalam 12 bulan
hubungan pengabain lansia
community of antara terakhir.
yang berada diantara
Negeri masyarakat Pelecehan
17
TINJAUAN PUSTAKA
lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas
(Kementerian Kesehatan RI, 2017).Usia lanjut merupakan tahap akhir dari siklus
hidup manusia, yaitu bagian dari proses kehiudpan yang tak dapat dihindarkan dan
akan dialami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak
perubahan, baik secara fisik maupun metal, khusunya kemunduran dalam berbagai
fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya (Muhith and Siyoto, 2016).
masalah, baik secara fisik biologis, metal, maupun social ekonomi. Semakin lanjut
usia seseorang, maka kemampuan fisiknya akan semakin menurun, sehingga dapat
dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain dalam hal
dan memasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia (Sunaryo et al., 2015). Menururt
Harnilawati (2013) keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
23
tempat di bawah suatu atap dalam keaddan saling ketergantungan. Keluarga lanjut
usia adalah keluarga yang didalamnya terdapat penduduk lanjut usia atau anggota
Pengaturan hidup bagi lansia merupakan suatu faktor yang sangat penting
lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu, dengan pindah tempat tinggal berarti
lansia akan kehilangan teman dan tetangga yang selama ini berinteraksi serta
memberikan rasa aman pada lansia. Kondisi ini tidak dialami oleh semua lansia,
karena pindah tempat tinggal yang telah dilakukan dengan persiapan yang
memadai dan perencanaan yang amatang terhadap lingkungan baru bagi lansia,
secara tajam dan semakin tidak memadai, karena biaya hidup terus meningkat,
Perkawinan mempunyai kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang
berlangsung dari pasangan lansia. Salah satu mitos tentang lansia adalah
dorongan seks dan aktivitas sosialnya yang tidak ada lagi. Mitos ini tidak benar,
karena menurut hasil penelitian memperlihatkan keadaan yang sebaliknya. Studi-
seksual terus ada, bahkan meningkat. Salah satu penyebab yang dapat
yang paling traumatis. Lansia biasanya telah menyadari bahwa kematian adalah
bagian dari kehidupan normal, tetapi kesadaran akan kematian tidak berarti
tersebut.
tetapi keluarga tetap menjadi focus interaksi lansia dan sumber utama dukungan
25
sosial. Oleh karena lansia menarik diri dari aktivitas dunia sekitarnya, maka
hubungan dengan pasangan, anak – anak, cucu, serta saudaranya menjadi lebih
penting.
Selain itu, lansia sendiri harus dapat melakukan perawatan dirinya sendiri.
Keluarga dan orang -orang di sekitarnya pun perlu memahami bagaimana melakukan
perawatan yang tepat bagi lansia tersebut. Oleh karena selama individu tersebut
yang dibutuhkan oleh lansia yang menimbulkan kondisi seperti bahaya fisik, mental
kesehatan lansia(Gibbs and Mosqueda, 2014). Menurut Mezey (2007) dalam Rahayu
(2016) pengabaian adalah kegagalan yang dilakukan oleh pemberi perawatan pada
lansia untuk memberikan pelayanan yang baik serta menyediakan segala sesuatu yang
lansia butuhkan oleh lansia untuk mencapai fungsi optimal dan menjauhi dari sesuatu
yang membahayakan. Kehadiran kaum lansia ditengah kita patut disyukuri dan bukan
dijadikan sebagai beban. Pasalnya, para lansia mempunyai kebajikan, kearifan, dan
pengalaman hidup yang bisa diteladani generasi penerus. Sayangnya, realitas acapkali
berkata tidak enak, pengabaian, diskriminasi, tempat tinggal yang kurang layak, serta
tidak adanya dukungan dari keluarga adalah bagian dari beberapa masalah sosial yang
kewajiban semua orang. Khususnya keluarga dalam hal ini setiap anak memiliki
tanggung jawab khusus terhadap orangtua mereka. Islam memandang lansia dengan
pandangan terhormat sebagaimana islam memandang generasi muda. Agama islam
lansia tidak dianggap sia-sia dan menjadi bernilai oleh masyarakat. Nabi
karena mereka merupakan harta dan pengalaman, serta informasi dan pemikiran.
Oleh karena itu lansia harus dihormati. Nabi Muhammad Saw bersabda, hormatilah
orang-orang yang lebih tua dari kalian dan cintai serta kasihilah orang-orang yang
lebih muda dari kalian (Anggraini). Allah swt berfirman dalam QS: Surah Al-Isra
ayat 23 :
ّٖ ُ سنً ۚا ِإ اما يَ ۡبلُغ اَن ِعندَكَ ۡٱل ِكبَ َر أ َ َحد ُ ُه َما ٓ أَ ۡو ِك ََل ُه َما فَ ََل تَقُل لا ُه َما ٓ أ
ف َو ََّل َ ٰ َّل ِإيااهُ َو ِب ۡٱل ٰ َو ِلدَ ۡي ِن ِإ ۡح
ٓ ض ٰى َربُّكَ أ َ اَّل تَعۡ بُد ُٓواْ ِإ ا
َ َ۞وق
َ
٢٣ ت َۡن َه ۡر ُه َما َوقُل لا ُه َما قَ ۡو اَّل ك َِر ايما
Terjemahan:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
kepadaNya dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu. Maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak
27
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh cinta dan ucapkanlah: “Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidikku waktu kecil.
Dari Ayat di atas dijelaskan bahwa Allah melarang mengatakan “ah” atau
terutama yang telah lanjut usia. Seorang anak wajib mematuhi perintah orang
tuanya selama tidak bertentangan dengan nilai diri dan agama(Umroh, 2017).
Dalam tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa kewajiban manusia yang pertama dan
untuk bersikap sopan dan santun kepada orang tua dengan menjaga ucapan dan
senang terhadap kita serta mencukupi kebutuhan-kebutuhan mereka yang san dan
wajar sesuai kemampuan kita (sebagai anak). Pada ayat ke 24 mencakup tuntutan
untuk berbakti kepada orang tua dengan memberikan kasih sayang kepada
keduanya bukan karena takut atau malu dicela orang bila tidak menghormatinya
(Shihab, 2002).
pada lansia sebagai tindakan hukuman untuk lansia yang dilakukan oleh
Menurut Gibbs and Mosqueda (2014) pengabaian terdiri dari 2 bagian yaitu :
1. Pengabaian aktif
2. Pengabaian pasif
Pengabaian dipengaruhi karena individu hidup dalam jangka waktu yang lama
pelayanan.
keluarga.
pengabaian pada lansia yaitu adanya isolasi sosial dan demensia pada lansia.
dialami oleh lansia. Pada beberapa kasus bentuk pengabaian pada lansia,
terjadi pada lansia dalam kondisi demensia (Maurer and Smith, 2013).
jawab untuk dua generasi yaitu orang tua dan anak. Hal ini disebabkan karena
adanya beban pekerjaan, melakukan pelayanan pada anak dan orang tua dapat
Smith, 2013). Pelaku pengabaian pada lansia yang dilakukan oleh anngota
keluarga dapat juga disebabkan oleh stress karena adanya kesulitan dalam hal
besar bentuk perlakuan pengabaian dan kekerasan pada lansia dilakukan oleh
yang senantiasa berdampak jangka panjang. Selama ini berbagai kasus telah
2. Sering mimpi buruk serta ketakutan. Selain itu juga menyebabkan kehilangan
nafsu makan, sakit kepala, serta dapat menyebabkan kekurangan gizi pada
lansia.
sebaliknya lansia menjadi pendiam dan suka menarik diri dari pergaulan di
lingkungannya.
bertahan lama yang mewarnai kehidupan dan keaadan kejiwaan seseorang. Pada
31
masa sekarang ini depresi menjadi jenis gangguan kejiwaan yang paling sering
dialami oleh masyarakat karena tingkat stress yang sangat tinggi akibat tuntutan
hidup yang semakin bertambah. Selain itu anggota masyarakat sudah bersifat
spiritual (Lubis, 2016). Menurut WHO depresi merupakan suatu gangguan mental
umum yang ditandai dengan gangguan mood, kehilangan kesenangan atau minat,
perasaan bersalah atau harga diri rendah, gangguan makan atau tidur, kurang energi,
serta konsentrasi yang rendah (Irawan, 2013).
Semakin maju dunia, maka stress dan depresi akan menjadi ancaman terbesar
bagi umat manusia, khususnya dikota-kota besar. Masyarakat lanjut usia juga tdak
terhindar dari depresi. Pada masyarakat lanjut usia, masalah keuangan, kesepian
karena anak-anak tidak punya waktu untuk mengurus mereka dan masalah
kesehatan yang semakin banyak dialami oleh masyarakat lanjut usia dapat memicu
Seseorang yang telah berusia lanjut sangat rentan terhadap depresi karena
lansia mudah bersedih dan stress akibat memikirkan sesuatu hal. Dalam merawat
lansia dibutuhkan suasana yang hangat serta kekeluargaan supaya lansia bahagia
dan merasa diperhatikan. Jika lansia sudah mengalami penurunan pendengaran,
maka hendaklah mendekat ketika berbicara pada lansia, dan bukan dengan berteriak
atau bersuara keras. Jangan sesekali membentak lansia, karena hal tersebut akan
sangat melukai hati orangtua yang telah bersusah payah mengasuh dan mendidik
1. Faktor fisik
a. Faktor genetik
memiliki risiko lebih besar menderita gangguan depresi dari pada masyarakat
pada umumnya.
b. Susunan kimia otak dan tubuh
yang besar dalam mengendalikan emosi kita. Pada orang yang depresi
c. Faktor usia
remaja dan orang dewasa lebih banyak terkena depresi. Namun sekarang ini
Wanita dua kali lebih sering terdiagnosis menderita depresi dari pada
pria. Bukan berarti wanita lebih mudah terserang depresi, karena wanita lebih
sering mengakui adanya depresi dari pada pria dan dokter lebih dapat
e. Gaya hidup
depresi.
f. Penyakit fisik
g. Obat-obatan terlarang
mataharidari pada hari mendung, tetapi hal ini sangat berpengaruh pada
beberapa individu. Mereka baik-baik saja ketika musim panas tetapi menjadi
disorder (SAD).
2. Faktor Psikologis
a. Kepribadian
depresi yang dialami serta kerentanan terhadap depresi. Ada narapidana yang
lebih rentan terhadap depresi, yaitu yang mempunyai konsep diri serta pola
pikir yang negatif, pesimis, juga tipe kepribadian introvert salah satu aspek
kepribadian itu adalah penyesuaian diri. Penyesuaian diri adalah suatu proses
yang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik berasal dari diri seseorang seperti
keluarga, masyarakat, dan luar diri individu seperti lingkungan sosial, antara
lain melalui gambaran diri yang positif, hubungan interpersonal yang baik
b. Pola Pikir
terkena depresi. Secara singkat, dia percaya bahwa seseorang yang merasa
Harga diri yang rendah akan berpengaruh negatif pada seseorang yang
depresi.
d. Stres
atau stres berat yang lain dianggap dapat menyebabkan depresi. Reaksi
terhadap stres sering kali di tangguhkan dan depresi dapat terjadi beberapa
e. Lingkungan Keluarga
pengasuhan yang kurang kasih saying ketika kecil, dan penyiksaan fisik dan
C. Kerangka Teori
Keterbatasan fisik
dan mental
Pengabaian pada
lansia
Depresi pada
lansia
interaksi dari beberapa variabel yang teliti sehingga akan memberikan hubungan
sebab akibat secara terpisah atau bermakna(Grove, Burns and Gray, 2013). Kerangka
konsep dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yakni variabel dependen dan
pada variabel independen (Hidayat, 2008), variabel dependen dalam penelitian ini
adalah variabel status depresi. sedangkan variabel independen merupakan variabel
yang menjadi penyebab munculnya variabel lain atau biasa disebut sebagai variabel
yang berdiri sendiri (Hidayat, 2008), variabel independen dalam penelitian ini adalah
pengabaian lansia.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
deskriptif korelatif, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan untuk
mencari ada tidaknya korelasi atau hubungan antara dua variable. Jenis
penelitian yang digunakan adalah desain cross sectional study dimana jenis
penelitian ini menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel
independen dan dependen hanya satu kali pada saat penelitian (Hidayah,
1. Tempat Penelitian
Makassar. Alasan pemilihan tempat ini karena berdasarkan data dari BPS
1. Populasi
2. Sampel
1. Teknik Sampling
perempuan.
E. Pengumpulan Data
1. Sumber Data
a. Data primer
b. Data sekunder
pekerjaan.
2. Tahap Persiapan Pengumpulan Data
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan dan izin pengambilan data awal dari
disediakan.
41
datanya.
desa tersebut.
F. Instrumen Penelitian
pendidikan terakhir.
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh yang terdiri dari 21 item pertanyaan
status depresi kuesioner ini di adopsi oleh Sheikh & Yesavage yang
a. Editing
b. Coding
variabel penelitian.
43
c. Transferring
Pada tahap ini data yang telah diberi kode disusun secara
d. Tabulating
2. Analisa Data
diolah dan dianalisis dengan teknik statistik. Proses pemasukan data dan
cara dalam menganalisis data, yaitu anaisis data Univariat dan Bivariat.
a. Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan proses analisis data pada tiap
b. Analisis Bivariat
lansia oleh keluarga dengan status depresi pada lansia dilakukan uji
H. Etika Penelitian
Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk
setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang
diteliti dan masyarakat yang akan memperoleh dampak dari hasil penelitian
oleh peneliti.
10.1016/j.archger.2018.06.011.
Wulandari, A. F. S. (2011) ‘Kejadian dan Tingkat Depresi Pada Pada Lanjut Usia:
Studi Perbandingan di Panti Wreda dan Komunitas’. Available at:
http://eprints.undip.ac.id/32877/1/Ayu_Fitri.pdf.