Anda di halaman 1dari 11

1

LANUD ABDULRACHMAN SALEH


RSAU dr. M. MUNIR

PANDUAN PENGELOLAAN LIMBAH


RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. M. MUNIR

TAHUN 2019

PENGESAHAN : BERLAKU EFEKTIF :

KEPUTUSAN KA. RSAU dr. M. MUNIR TANGGAL 23 JANUARI 2019


NOMOR : KEP / 54 / I / 2019
TANGGAL : 23 JANUARI 2019
1

LANUD ABDULRACHMAN SALEH


RSAU dr. M. MUNIR

KEPUTUSAN KEPALA RSAU dr. M. MUNIR


Nomor Kep / 54 / I /2019

tentang

PANDUAN PENGELOLAAN LIMBAH


RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. M. MUNIR

KEPALA RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. M. MUNIR

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


RSAU dr. M. Munir, maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan yang bermutu.

2. Bahwa agar pelayanan yang bermutu di RSAU dr. M. Munir dapat


terlaksana dengan baik, perlu adanya Panduan Pengelolaan Limbah
RSAU dr. M. Munir sebagai landasan bagi seluruh penyelenggaraan
pelayanan yang ditetapkan dalam keputusan Ka RSAU dr. M. Munir.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004


tentang Praktek Kedokteran

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tentang Kesehatan.

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun


2007 tentang Pedoman Infeksi di Rumah Sakit.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 tahun


2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27


tahun 2017 tentang tentang Pedoman Pencegahandan Pengendalian
Infeksi di fasilitas Kesehatan
2

7. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor


HK.02.04/I/2790/11 tanggal 1 Januari 2012 tentang Standar Akreditasi
Rumah Sakit.

8. Peraturan Kepala Staf Angkatan Udara No Perkasau/111/XII/2009


tanggal 2 Desember tentang pokok-pokok organisasi RSAU dr. M.
Munir

9. Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor Kep/16-


PKS/X/2017 tanggal 15 september 2017 tentang Pemberhentian dari
dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI Angkatan
Udara.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Keputusan Kepala RSAU dr. M. Munir tentang Panduan


Pengelolaan Limbah RSAU dr. M. Munir.

2. Panduan Pengelolaan Limbah RSAU dr. M. Munir harus dijadikan


acuan dalam menyelenggarakan pelayanan di lingkungan RSAU dr.
M. Munir.

3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Malang
Pada tanggal 23 Januari 2019

Kepala RSAU dr. M. Munir,

dr. Erna Emlijah, Sp.M. MARS


Letkol Kes NRP 524504
1

LANUD ABDULRACHMAN SALEH Lamp. Ka RSAU dr. M. Munir


RSAU dr. M. MUNIR Nomor Kep / 54 / I / 2019
Tanggal 23 Januari 2019

PANDUAN PENGELOLAAN LIMBAH


RUMAH SAKIT dr. M. MUNIR

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

a. Komando Operasi TNI Angkatan Udara II adalah salah satu Kotama di


jajaran TNI Angkatan Udara yang memiliki tugas untuk menyelenggarakan
pembinaan kemampuan dan kesiapsiagaan operasional satuan-satuan TNI AU
dalam jajarannya, serta menyelenggarakan fungsi pertahanan dan keamanan
nasional di wilayah yurisdiksi nasional Indonesia bagian timur. Salah satu
pangkalan udara operasional di bawah Koopsau II adalah Pangkalan TNI AU
Abdulrachman Saleh yang bertugas menyiapkan dan melaksanakan pembinaan
serta pengopersaian seluruh satuan dalam jajarannya, pemberdayaan wilayah
pertahanan udara dan menyelenggarakan dukungan operasi bagi satuan lainnya
termasuk dukungan dan pelayanan kesehatan.

b. RSAU dr. M. Munir adalah salah satu satuan pelaksana yang berada di
bawah Lanud Abdulrachman Saleh yang bertugas menyelenggarakan dukungan
kesehatan yang diperlukan dalam setiap kegiatan operasi dan latihan TNI AU,
meliputi pelayanan kesehatan, pelayanan gawat darurat, perawatan umum,
spesialistik dan kesehatan preventif serta menunjang kesehatan dalam kegiatan
Rumah Sakit sesuai dengan Visi dan Misi dari RSAU dr. M. Munir adalah :

Visi :
RSAU dr. M. Munir Lanud Abdulrachman Saleh Menjadi Rumah Sakit
Pilihan Utama Masyarakat

Misi :
1) Memberi dukungan kesehatan kegiatan operasi dan latihan TNI yang
profesional dengan mengutamakan keselamatan penerbangan dan kerja.
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna yang
terjangkau oleh masyarakat.
3) Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional ramah dan
berintegritas.
4) Menyelenggarakan Rumah Sakit yang sehat pelayanan, sehat
manajemen, dan sehat lingkungan.
2

Tugas RSAU dr. M. Munir adalah :


1) Melaksanakan dukungan kesehatan yang diperlukan dalam
setiap kegiatan operasi dan latihan TNI AU, baik yang diselenggarakan oleh
tingkat komando / Markas Besar maupun tingkat Pangkalan Udara Abd
Saleh.
2) Melaksanakan pelayanan kesehatan bagi anggota TNI/TNI AU dan
Pegawai Negeri Sipil beserta keluarga, serta masyarakat umum.
3) Melaksanakan uji kesehatan periodik bagi seluruh anggota militer
dalam jajaran Lanud Abd Saleh dan uji kesehatan non periodik dalam
rangka mengikuti pendidikan/penugasan, serta melaksanakan uji kesehatan
dalam rangka seleksi calon tamtama, bintara, dan perwira

c. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSAU dr. M. Munir senantiasa


melaksanakan kegiatan Surveilans kecenderungan infeksi terkait pelayanan
kesehatan diantaranya surveilans HAIs dan Audit audit kepatuhan petugas
kesehatan di dalam melaksanakan program dan peraturan peraturan yang telah
ditetapkan dalam kebijakan pencegahan dan penanggulangan infeksi.

2. Pengertian. Limbah terbagi menjadi limbah infeksius dan limbah non infeksius.
Limbah Infeksius adalah limbah yang terkena darah atau cairan tubuh lainnya, termasuk
juga benda tajam.

a. Sampah medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan


diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien. Termasuk dalam kegiatan tersebut
juga kegiatan medis di ruang polikllinik, perawatan, bedah, kebidanan, dan
laboratorium. Limbah padat medis sering juga disebut sampah biologis.

b. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah
container bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.

c. limbah benda tajam adalah semua benda tajam yang mempunyai


permukaan tajam yang dapat melukai/merobek permukaaan tubuh. contoh jarum
suntik, infus set, ampul dan preparat glass.

3. Maksud dan Tujuan.


RSAU dr. M. Munir menyelenggaraan pengelolaan limbah dengan benar untuk
meminimalkan risiko infeksi melalui kegiatan sebagai berikut:
a. pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius;
b. penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah;
c. pemulasaraan jenazah dan bedah mayat;
d. pengelolaan limbah cair;
e. pelaporan pajanan limbah infeksius.
3

BAB II

RUANG LINGKUP

4. Tata Urut Panduan kegiatan surveilance di RSAU dr. M. Munir antara lain :

a. Bab I Pendahuluan

b. Bab II Ruang Lingkup: meliputi pengelolahan limbah rumah sakit

c. Bab III Kebijakan

d. Bab IV Tatalaksana Pelayanan

e. Bab V Dokumentasi

BAB III

KEBIJAKAN

5. Kebijakan PPI RSAU dr. M. Munir

a. Kebijakan umum :

1) RSAU dr. M. Munir mengurangi resiko infeksi melalui pengolahan


limbah infeksi dengan benar.

2) RSAU dr. M. Munir menetapkan pengelolaan kamar mayat sesuai


dengan peraturan perundang-undangan

3) RSAU dr. M. Munir menetapkan pengolahan kamar mayat sesuai


dengan peraturan perundang undangan

b. Kebijakan Khusus

1) Pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius sesuai dengan peraturan


dan dilaksanakan monitoring, Limbah benda tajam hendaknya ditempatkan
dalam container benda tajam yang dirancang cukup kuat, tahan tusukan dan
diberi label dengan benar.

2) Penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah sesuai


dengan regulasi dan dilaksanakan monitoring, evaluasi, juga tindak
lanjutnya.

3) Pelaporan pajanan limbah infeksius sesuai dengan regulasi


dan dilaksanakan monitoring, evaluasi, serta tindak lanjutnya.

4) Pengelolaan limbah dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit


berdasar atas kerjasama dengan pihak yang memiliki izin dan sertifikasi
mutu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4

5) Pemulasaraan jenazah dan kegiatan kamar mayat sudah dikelola


sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Ada bukti
pelaksanaan monitoring, evaluasi kepatuhan prinsip-prinsip PPI dan di
tindak lanjuti sesuai dengan peraturan perundang-undangan,

BAB IV

TATA LAKSANA

6. Tatalaksana. Pengelolaan limbah infeksius dan cairan tubuh dilakukan di unit kerja
atau sumber yang menghasilkan limbah. Proses pengelolaan limbah dimulai dari
identifikasi, pemisahan, labeling, pengangkutan, penyimpanan hingga
pembuangan/pemusnahan.

a. Identifikasi jenis limbah:


Secara umum limbah medis dibagi menjadi padat dan cair.
Sedangkan kategori limbah medis padat terdiri dari benda tajam, limbah infeksius,
limbah patologi, limbah farmasi, limbah kimia, dan limbah radioaktif.

b. Pemisahan Limbah
Pemisahan limbah dimulai pada awal limbah dihasilkan dengan
memisahkan limbah sesuai dengan jenisnya. Tempatkan limbah sesuai dengan
jenisnya, antara lain:

1) Limbah cairan tubuh infeksius: Limbah yang terkontaminasi darah


dan cairan tubuh masukkan kedalam kantong plastik berwarna kuning.
Contoh: sampel laboratorium, limbah patologis (jaringan, organ, bagian dari
tubuh, otopsi, cairan tubuh, produk darah yang terdiri dari serum, plasma,
trombosit dan lain-lain), diapers dianggap limbah infeksius bila bekas pakai
pasien infeksi saluran cerna, menstruasi dan pasien dengan infeksi yang di
transmisikan lewat darah atau cairan tubuh lainnya.

2) Limbah non-infeksius: Limbah yang tidak terkontaminasi darah dan


cairan tubuh, masukkan ke dalam kantong plastik berwarna hitam.
Contoh: sampah rumah tangga, sisa makanan, sampah kantor.

3) Limbah benda tajam: Limbah yang memiliki permukaan tajam,


masukkan kedalam wadah tahan tusuk dan air.
Contoh: jarum, spuit, ujung infus, benda yang berpermukaan tajam.

4) Limbah cair segera dibuang ke tempat pembuangan limbah cair


spoelhoek yang salurannya terhubung dengan IPAL

5) Limbah darah serta komponen darah dibuang ke dalam Spoelhock


yang masuk kesaluran IPAL, sedangkan kantong darah dibuang ke kantong
plastik berwarna kuning.

6) Limbah cair dari proses pemulasaraan jenazah di buang ke saluran


IPAL
5

c. Wadah tempat penampungan sementara limbah infeksius berlambang


biohazard. Wadah limbah di ruangan:

1) Harus tertutup

2) Mudah dibuka dengan menggunakan pedal kaki

3) Bersih dan dicuci setiap hari

4) Terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat

5) Jarak antar wadah limbah 10-20 meter, diletakkan di ruang tindakan


dan tidak boleh di bawah tempat tidur pasien

6) Ikat kantong plastik limbah jika sudah terisi ¾ penuh


7) Pengangkutan limbah harus menggunakan troli khusus yang kuat,
tertutup dan mudah dibersihkan, tidak boleh tercecer, petugas menggunakan
APD ketika mengangkut limbah.

d. Tempat Penampungan Limbah Sementara

1) Tempat Penampungan Sementara (TPS) limbah sebelum dibawa ke


tempat penampungan akhir pembuangan.

2) Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat.

3) Beri label pada kantong plastik limbah.

4) Setiap hari limbah diangkat dari TPS minimal 2 kali sehari.

5) Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus.

6) Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup, limbah tidak


boleh ada yang tercecer.

7) Gunakan APD ketika menangani limbah.

8) TPS harus di area terbuka, terjangkau oleh kendaraan, aman dan


selalu dijaga kebersihannya dan kondisi kering.

e. Pengolahan Limbah

1) Limbah infeksius dimusnahkan dengan bekerjasama dengan pihak ke


tiga

2) Limbah non-infeksius dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA).

3) Limbah benda tajam dimusnahkan dengan pihak ke tiga

4) Limbah cair dibuang ke spoelhoek.

5) Limbah feces ke toilet.


6

f. Penanganan Limbah Benda Tajam/ Pecahan Kaca

1) Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam.

2) Jangan meletakkan limbah benda tajam sembarang tempat.

3) Segera buang limbah benda tajam ke wadah yang tersedia tahan


tusuk dan tahan air dan tidak bisa dibuka lagi.

4) Selalu buang sendiri oleh si pemakai.

5) Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai (recapping).

6) Wadah benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan.

7) Bila menangani limbah pecahan kaca gunakan sarung tangan rumah


tangga.

g. Wadah Penampung Limbah Benda Tajam

1) Tahan bocor dan tahan tusukan

2) Harus mempunyai pegangan yang dapat dijinjing dengan satu tangan

3) Mempunyai penutup yang tidak dapat dibuka lagi

4) Bentuknya dirancang agar dapat digunakan dengan satu tangan

5) Ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi dengan limbah

6) Ditangani bersama limbah medis

Wadah Tahan Tusukan

h. Pembuangan Benda Tajam


7

1) Wadah benda tajam merupakan limbah medis dan harus


dimasukkan ke dalam kantong medis sebelum insinerasi.

2) Idealnya semua benda tajam dapat diinsinersi, tetapi bila tidak


mungkin dapat dikubur dan dikapurisasi bersama limbah lain.

3) Apapun metode yang digunakan haruslah tidak


memberikan kemungkinan perlukaan

7. Pengelolaan Limbah Benda Tajam

a. Tersedia wadah yang tidak mudah tembus oleh benda tajam/tusukan, tahan
bocor (safetty box/kardus yang tahan benda tajam) dan tertutup berlabel biohazard
yang kuning

b. Mempunyai penutup yang tidak bisa dibuka kembali

c. Mempunyai petugas yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan


tentang Limbah benda tajam di RSAU dr. M. Munir.

d. Limbah benda tajam yang telah dikemas pada tempatnya setelah


berisikan±2/3 bagian kemudian dibawa TPS (tempat pembuangan sementara)
RSAU dr. M. Munir untuk menunggu dibawa ke Pihak Ke-3 dibakar/dimusnahkan.

e. Pengelolaan jarum setelah dipakai

1) Jangan memasukan kembali jarum bekas suntikan dengan dua


tangan, gunakan tehnik satu tangan.

2) Jangan menekuk/mematahkan jarum yang telah dipakai

3) Segera buang jarum/needle ke dalam wadah yang telah ditentukan


dan dibuang langsung oleh si pemakai

4) Kontainer benda tajam diletakan dekat lokasi tindakan

8. Penanganan pecahan/benda tajam

a. Gunakan sarung tangan tebal

b. Gunakan kertas koran untuk mengumpulkan pecahan benda tajam tersebut,


kemudian bungkus dengan kertas.

c. Masukkan dalam kontainer tahan tusukan beri label.

9. Pelaporan pajanan limbah infeksius.

Apabila terdapat petugas yang terpajan limbah infeksius maka alur pelaporannya
sebagai berikut
8

a. Petugas terpajan mengisi formulir laporan pajanan dan formulir permintaan


pemeriksaan laboratorium, dalam waktu 1x24 jam.

b. Formulir Diisi oleh Petugas terpajan, tembusan diserahkan pada tenaga


kesehatan yang terpajan untuk diserahkan pada atasan langsung dengan
tembusan ke Komite PPI.

c. Formulir Diisi oleh Petugas UGD/Poliklinik, tembusan diserahkan pada


tenaga kesehatan yang terpajan untuk diserahkan pada atasan langsung dengan
tembusan ke Komite PPI.

d. Selanjutnya perawatan kesehatan dilkukan sesuai prosedur RSAU dr. M.


Munir

e. Petugas terpajam melaporkan kejadian kepada kepala ruangan dan TIM


PPIRS dalam waktu 1 x 24 jam, kemudian kepala ruangan atau supervisi
yang bertugas langsung melacak sumber pajanan dan anamnesa sumber
pajanan.

f. Bila diperlukan luka ditangani oleh UGD

g. Petugas terpajan menyerahkan formulir terpajan dan formulir permintaan

h. pemeriksan lab untuk diambil sampel darah

i. Komite PPIRS menerimal formulir terpajan dan hasil lab untuk dibuat berita
acara untuk dilaporkan ke Kepala RSAU dr. M. Munir

j. Dalam kegiatan pengawasan kepatuhan membuang limbah sesuai jenisnya


dilakukan oleh perawat PPI dan dicatat dalam buku kegiatan IPCN serta
dilaporkan setiap bulannya kepada Ketua Komite
.
BAB V

DOKUMEN

10. Pengaturan terselenggaranya pengelolaan limbah infeksius diatur dengan


kebijakan dan sesuai SPO penyelenggaraan. Seluruh kegiatan di monitor dan diarsipkan.

Kepala RSAU dr. M. Munir,

dr. Erna Emlijh, Sp.M. MARS


Letkol Kes NRP 524504

Anda mungkin juga menyukai