PENDAHULUAN
A. Latar belakang
bagian dari organ pencernaan yang sampai saat ini belum diketahui fungsinya.
apendiks. Jika apendiks tidak ditangani dengan segera bisa berdampak lebih
dengan cepat, tetapi penyakit ini tidak dapat diramalkan dan mempunyai
jarang terjadi 8 jam pertama, observasi aman untuk dilakukan dalam masa
atau abses yang terlokalisasi, ileus, demam, malaise, dan leukositosis semakin
jelas. Bila perforasi dengan peritonitis umum atau pembentukan abses telah
terjadi sejak pasien pertama kali datang, diagnosa dapat ditegakkan dengan
1
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, kecemasan potensial terjadinya
penanganan penyakit, injuri, atau kelainan (Lemone & Burke, 2008). Salah
berupa insisi pada kulit, tindakan traumatik pada jaringan tubuh lainnya, dan
nyeri neuropati, dan viseral yang berkontribusi pada rasa nyeri yang terjadi
selama periode pasca bedah (Patton, 2006). Menurut Giuffre (1991, dalam Lin
analgesik tidak selalu dapat mengontrol nyeri pasca bedah (Good, et al.,
dikelola dengan baik, kira-kira 70% pasien yang mengalami nyeri akut sedang
berlanjut menjadi nyeri akut hebat setelah dua hari pasca bedah (Owen,
McMillan, & Rogowski, 1995, dalam Fink, 1999). Selain itu juga, survey
nyeri hebat pasca bedah, meskipun analgesik ditingkatkan (Mukherji & Rudra,
2
2006) dan dapat menyebabkan efek samping yang dapat menimbulkan
dampak fisiologis terhadap sistem organ dan psikologis pasien (Black &
Hawks, 2005).
Rasa nyeri yang dialami pada pasien pasca bedah bersifat subyektif,
yang artinya tidak ada dua orang yang mengalami rasa nyeri dengan cara,
respon, dan perasaan yang sama. Meskipun nyeri pasca bedah kemungkinan
dapat diprediksi derajat dan jumlah nyerinya berdasarkan tempat dan sifat
sangat kompleks dengan gejala multidimensi yang tidak hanya ditentukan oleh
kerusakan jaringan dan nosisepsi, tetapi juga oleh aspek pengalaman nyeri
tua, lebih sedikit menerima analgesik daripada wanita yang lebih muda.
Berbeda halnya dengan penelitian Ene, et al. (2008) menyatakan tidak ada
korelasi antara usia dengan tingkat nyeri selama tiga hari pasca bedah radikal
3
prostatektomi, namun pada pasien yang lebih muda memiliki skor nyeri lebih
persepsi nyeri. Penelitian Faucett, et al. (1994) menunjukan bahwa tidak ada
pembedahan sebelumnya.
kecemasan, mempengaruhi persepsi dari nyeri pasca bedah (LeMone & Burke,
2008). Hasil penelitian Ozalp, et al. (2003) menunjukan bahwa pasien dengan
tingkat kecemasan yang lebih tinggi mengalami nyeri pasca bedah lebih hebat
4
Sikap dan keyakinan juga mempengaruhi pengelolaan nyeri, dimana
mengantuk atau adiksi dan malu meminta obat analgesik (Mackintosh, 2007).
dialami oleh pasien secara individual, sehingga hal ini sangat sulit untuk
menentukan atau menilai nyeri yang dialami oleh pasien. Dengan demikian,
yang mengalami nyeri pasca bedah abdomen, harus mampu untuk memahami
of Nursing, 2001).
menit, sehingga pasien akan merasakan nyeri yang hebat rata-rata pada dua
jam pertama sesudah operasi karena pengaruh anastesi sudah hilang, dan
Januari 2019).
kerusakan jaringan atau yang cenderung merusak jaringan, atau seperti yang
dimaksud dengan kata kerusakan jaringan (Merskey & Bogduk, 1994 dalam
Kinzel, 2008).
5
Pembedahan abdomen merupakan tindakan insisi pada daerah
nyeri dipengaruhi banyak faktor dan tidak mudah difahami, meskipun nyeri
telah dikelola dengan baik, kira-kira 70% pasien yang mengalami nyeri sedang
berlanjut menjadi nyeri hebat setelah dua hari pasca bedah abdomen (Giuffre
1991, dalam Lin & Wang, 2005). Selain itu juga, survey mengindikasikan
bahwa lebih dari 86% pasien mengalami nyeri sedang ke hebat pasca bedah
tahun 2016 sebanyak 326 orang, kemudian pada tahun 2017 sebanyak 384
sebanyak 309 orang (Rekam Medik dan SIRS RSUD Kota Kendari, 2018).
dikelola dengan baik, kira-kira 70% pasien yang mengalami nyeri akut sedang
berlanjut menjadi nyeri akut hebat setelah dua hari pasca bedah (Owen,
McMilan, & Rogowski, 1995, dalam Fink, 2006). Selain itu juga, survey
6
Rudra, 2006) dan dapat menyebabkan efek samping yang dapat menimbulkan
dampak fisiologis terhadap system organ dan psikologi pasien (Black &
B. Rumusan Masalah
Kendari ?
4. Apakah ada hubungan letak insisi terhadap kejadian nyeri pada pasien
7
C. Tujuan Penlitian
1. Tujuan umum
Kendari.
2. Tujuan Khusus
Kendari.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Praktis
8
2. Manfaat Teoritis
E. Keaslian Penelitian
9
kabupaten banyak terjadi pada
kotabaru orang yang berfopresi
(2017) sebagai pelajar dan
swata yaitu sebesar
20%.
3. Harsono Faktor-faktor Metode Variable bebas: Hasil penelitan
yang yang - jenis kelamin yang mengalami
mempengaru digunakan - letak insisi nyeri pasca bedah
hi intensita S-AI - kecemasan abdomen adalah
nyeri pasca untuk variable terikat: rata-rata berusia 33,
bedah mengetahu - intensitas 52 tahun dengan
abdomen i cemas nyeri usia paling muda 19
dalam dan VAS tahun dan paing tua
konteks untuk 59 tahun. Jenis
asuhan mengetahu kelamin : wanita
keperawatan i intensitas ((53,6%) laki-laki
di RSUD ade nyeri 46,3%), pendidikan
mohammad dengan menengah (52,2%)
djoden mengguna dan sebagian besar
sintang kan suku
(2009) pendekata melayu(32,8%).
n cross Insisi abdomen
sectional paling banyak pada
letak oblik (41,8%),
sebagian besar
responden cemas
ringan 49,3%),
sikap dan
keyakinan
(56,7%),dan
sebagian besar
responden tidak
pernah mengalami
sebelumnya selama
3 bulan terakhir
(55,2%).
10