Anda di halaman 1dari 22

KEPANITERAAN KLINIK NERS

DEPARTEMEN KEPERAWATAN KOMUNITAS


SUB STASE KEP. KOMUNITAS

13 September 2020

LAPORAN PENDAHULUAN
KENAKALAN PADA REMAJA

Disusun Oleh:

HADIJAH
NIM. N201901044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES MANDALA WALUYA
KENDARI
2020
BAB I
REMAJA

A. DEFINISI REMAJA
Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada diantara fase anak dan
dewasa yag ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif dan emosi. Untuk
mendeskripsikan remaja dari waktu ke waktu memang berubah sesuai perkembangan
zaman. Ditinjau dari segi pubertas, 100 tahun terakhir usia remaja putri mendapatkan haid
pertama semakin berkurang dari 17,5 tahun menjadi 12 tahun, demikina pula remaja pria.
Kebanyakan orang menggolongkan remaja dari usia 12 tahun – 24 tahun dan beberapa
literature yang menyebutkan 15 -24 tahun. Hal yang terpenting adalah seseorang
mengalami perubahan pesat dalam hidupnya di berbagai aspek [CITATION Eff09 \l 1033 ]
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari
satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat,
pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock,1998). Oleh
karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni
masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial
(TP-KJM,2002).

B. KARAKTERISTIK MASA REMAJA


Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memiliki
karakterisitik yang khas jika dibanding dengan periode- periode perkembangan
lainnya. Menurut Aulia (2006) rinciannya adalah sebagai berikut:
a. Masa remaja adalah periode yang penting
Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan
dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini
pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis
individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting.
Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara mental
dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan minta yang baru.
b. Masa remaja adalah masa peralihan
Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat- sifat kekanak-
kanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk
menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan
dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengani
peran yang dituntut oleh lingkungan. Misalnya, pada saat individu menampilkan
perilaku anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan
usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku
seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa
untuk usianya.
c. Masa remaja adalah periode perubahan
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat,
perubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan
perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam
periode ini yaitu, (1) peningkatan emosionalitas, (2) perubahan cepat yang
menyertai kematangan seksual, (3) perubahan tubuh, minat dan peran yang
dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru, (4) karena perubahan
minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai, dan (5) kebanyakan
remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang terjadi.
d. Masa remaja adalah usia bermasalah
Pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara hukum,
mereka merasa cemas dengan stereotype remaja dan menciptakan impresi bahwa
mereka mendekati dewasa. Mereka merasa bahwa berpakaian dan berperilaku
seperti orang dewasa seringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai untuk
memperhatikan perilaku atau simbol yang berhubungan dengan status orang dewasa
seperti merokok, minum, menggunakan obat-obatan bahkan melakukan hubungan
seksual.

C. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA MASA REMAJA


1. Perubahan Fisik
Perubahan fisik dan psikologis remaja oleh adanya perubahan hormonal.Hormone
yang dihasilkan oleh kelnjar endokrin yang dikontrol oleh sususnan saraf pusat,
khususnya hipotalamus. Beberapa jenis hormone yang berperan dalam pertumbuhan
dan perkembangan adalah hormon pertumbuhan (Growth hormone), hormone
gonadotropik, esterogen , progesterone serta testosterone. Menurut [ CITATION Tim10 \l
1033 ], Perubahan dan perkembangan yang terjadi pada masa remaja antara lain:
a. Percepatan berat badan dan tinggi badan
Selama 1 tahun pertumbuhan tinggi badan laki-laki dan perempuan rata-rata
meningkat 3,5- 4,1 inchi. Berat badan juga meningkat karena ada perubahan otot
pada laki-laki dan penambahan lemak pada perempuan.
b. Perkembangan karakteristik seks sekunder
Karakteristik sekunder pada perempuan meliputi pertumbuhan bulu rambut
pada pubis, pertumbuhan rambut di ketiak, serta menarche atau menstruasi
pertama.
Sedangkan pada laki-laki terjadi pertumbuhan penis, pembesaran skrotum,
perubahan suara, pertumbuhan kumis dan jenggot, meningkatnya timbunan
lemak, dan meningkatnya aktivitas kelenjar sehingga menimbulkan jerawat.
c. Perubahan bentuk tubuh
Pada laki-laki terjadi perubahan bentuk tubuh seperti bentuk dada yang
membesar dan membidang, serta jakun lebih menonjol. Sedangkan pada
perempuan, pinggul dan payudara membesar, serta keadaan putting susu yang
lebih menonjol.
d. Perkembangan otak
Pada masa remaja awal sampai akhir, otak nelum sepenuhnya berkembang
secara sempurna, sehingga pada masa ini kemampuan pengendalian emosi dan
mental masih belum stabil.

2. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang
ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam
tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini,
idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha
memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir
para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat
membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat
atau hasilnya.Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang
sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan.

3. Perkembang Psikososial
Masa remaja merupakan masa transisi emosional, yang ditandai dengan
perubahan dalam cara melihat diriny sendiri. Sebagai remaja dewasa, intelektual dan
kognitif juga mengalami perubahan, yaitu dengan merasa alebih dari yang lain,
cenderung bekerja secara lebih kompleks dan abstrak, serta lebih tertarik untuk
memahami kepribadian mereka sendiri dan berprilaku menurut cara mereka.
Transisional social yang dialami oleh remaja ditunjukkan dengan adanya
perubahan hubungan social.Salah satu hal yang pernting dalan perubahan social
pada remaja adalah meningkatnya waktu untuk berhubungan dengan rekan-rekan
mereka, serta lebih intens dan akrab dengan lawan jenis.
BAB II

KENAKALAN REMAJA

A. PENGERTIANKENAKALANREMAJA
Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia belasan tahun)
yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang
ditujukan pada orang, binatang, dan barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau
kerugian pada pihak lain Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang
dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli :
1. Paul Moedikdo
 Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-
anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti
mencuri, menganiaya dan sebagainya.
 Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk
menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
 Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
2. Kartono
Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah juvenile
delinquency merupakan gejala patologis pada remaja di sebabkan oleh satu bentuk
pengabaian sosial.
3. Santrock
Kenakalanremajamerupakankumpulandariberbagaiperilakuremaja yang tidakdapat di
terimasecarasocialhinggaterjaditindakan criminal.
4. Drs.B.Simanjutak,S.H.
Perbuatan-perbuatan anak remaja yang bertentangan dengan norma-norma yang ada
dalam masyarakat di mana ia hidup,atau suatu perbuatan anti sosial di mana di
dalamnya terkandung unsure-unsur anti normatif
5. Mussendkk
Perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh anak
remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang dewasa
maka akan mendapat sangsi hukum.
B. PENYEBAB KENAKALAN REMAJA

Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali
mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu
ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya
hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan
terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri,
keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja.
Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan
faktor eksternal. Berikut ini penjelasannya secara ringkas.

C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA

Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja secara umum dapat


dikelompokan ke dalam dua faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Internal
a. Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah  suatu organisasi yang dinamis pada system
psikosomatis dalam individu yang turut menentukan caranya yang unik
dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (biasanya disebut
karakter psikisnya).  Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang
berbahaya. Pada periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak
untuk menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis
identitas karena belum adanya pegangan, sementara kepribadian mental
untuk menghindari timbulnya kenakalan remaja atau perilaku
menyimpang.

b. Krisis Identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi.Pertama, terbentuknya
perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya
identitas peran.Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai
masa integrasi kedua. 
c. Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik
dan segi jenis kelamin. Ada suatu  teori yang menjelaskan adanya
kaitan antara cacat tubuh dengan tindakan menyimpang (meskipun
teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan hidup).  Menurut
teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat fisik cenderung
mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan
tersebut apabila tidak disertai dengan pemberian bimbingan akan
menyebabkan si penderita cenderung berbuat melanggar tatanan hidup
bersama sebagai  perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya.

2. Faktor Eksternal
a. Kondisi Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang
orang tuanya disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami
kekosongan batin karena bimbingan dan kasih sayang langsung dari
orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang tua yang lebih
mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya akan
menyebabkan munculnya perilaku menyimpang terhadap anaknya.
Kasus kenakalan remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan karena
kurangnya kebutuhan materi melainkan karena kurangnya perhatian
dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.

b. Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau


Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial
masyarakat terhadap pola perilaku anak muda sekarang kurang berjalan
dengan baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai
dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah menoleransi tindakan anak
muda yang menyimpang  dari hukum atau norma yang berlaku, seperti
mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian
antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas
dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan semankin
meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan
anak muda.

c. Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam


Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga
menyebabkan terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan norma
yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya bermental negative.
Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan mengganggu ketertiban
umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan
ekonomi.         

d. Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik


Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan
mudah memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan
sosial ini bisa mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan
perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya konflik antar
partai politik atau terjadinya peperangan antar kelompok dan perang
saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa
menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.

e. Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)


Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam
teknologi komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya
asing yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak
menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan
akhlaknya, atau wawasan agamanya masih rendah sehingga mudah
berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma
yang berlaku

f. Tempat Pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah
berupa lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering
terjadi ketika anak berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong.
Belum lama ini bahkan kita telah melihat di media adanya kekerasan
antar pelajar yang terjadi di sekolahnya sendiri.Ini adalah bukti bahwa
sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi moral
yang terjadi di negeri ini.

D. AKIBAT-AKIBAT YANG DITIMBULKAN OLEH KENAKALAN REMAJA


1. Bagi Diri Remaja Itu Sendiri
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak
bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun
perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya
kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai
penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dampak bagi mental
yaitu kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental
yang lembek, berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang
dari segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi aturan etika dan estetika.
Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja tersebut tidak memiliki orang
yang membimbing dan mengarahkan.

2. Bagi Keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang
punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila
remaja selaku anak dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari ajaran
agama, akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan
putusnya komunikasi antara orang tua dan anak. Tentunya hal ini sangat tidak
baik karena dapat mengakibatkan remaja sering keluar malam dan jarang
pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk
bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau mengkonsumsi
narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa malu dan kecewa atas apa yang
telah dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu dilakukan remaja hanya
untuk melampiaskan rasa kekecewaannya terhadap apayang terjadi dalam
keluarganya.

3. Bagi lingkungan masyarakat


Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat,
dampaknya akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan
menganggap bahwa remaja itu adalah tipe orang yang sering membuat
keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat.
Mereka dianggap anggota masyarakat yang memiliki moral rusak, dan
pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk
merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama
dan hati yang penuh keikhlasan.

E. GEJALA ATAU TANDA-TANDA SEORANG REMAJA MENGALAMI


KENAKALAN REMAJA
 Anak-anak tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri.
 Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau
sekolah.
 Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah
yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya.
 Anak-anak yang suka berbohong.
 Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.
 Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda
dengan ketakutan anak-anak normal.
 Anak-anak yang suka menyakiti / mengganggu teman-temannya disekolah atau
dirumah.

F. PERILAKU-PERILAKU YANGMERUPAKAN KENAKALAN REMAJA


Berdasarkan pengertian kenakalan remaja diatas kami mengadakan pengamatan
tentang beberapa perilaku remaja yang termasuk kenalan remaja di lingkungan sekitar,
berikut beberapa contoh kenakalan remaja yang ada di lingkungan sekitar kami :
1. Perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
2. Perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
3. Mengganggu teman;
4. Memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak hormat
pada orang tua dan saudara;
5. Merokok;
6. Menonton video atau media cetak yang tidak layak;
7. Corat-coret tembok sekolah;
8. Membolos;
9. Mengendarai kendaraan di bawah umur tanpa helm;
10. Selalu melanggar tata tertib.
Jadi, dapat disimpulkan tindakan kenakalan remaja sangat merugikan bagi remaja
dan masyarakat itu sendiri.

G. UPAYA MENGATASI KENAKALAN REMAJA


Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan
perubahan dan rentan munculnya masalah (kenakalan remaja).Untuk itu perlu adanya
perhatian khusus serta pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap
remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya,
mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan.
Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan
pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan
bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.
Berikut solusi dalam rangka penanggulangan kenakalan remaja :
1) Tindakan Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat
dilakukan melalui cara berikut:
1. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
2. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja.
Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya
pelampiasan dalam bentuk kenakalan.
Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
1. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang
dihadapinya.
2. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan
keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran
agama, budi pekerti dan etiket.
3. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi
perkembangan pribadi yang wajar.
4. Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.
5. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan
merangsang hubungan sosial yang baik.
6. Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan
mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan
pengarahan yang positif.
7. Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun
masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.
Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil dalam
membentuk pribadi seorang remaja.Jadi untuk memulai perbaikan, maka harus
mulai dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling
sederhana, seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap
melakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada anak
dan masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga. Memang tidak
mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa
dilakukan dengan pembinaan yang perlahan dan sabar.Dengan usaha pembinaan
yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga
keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai.
Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas,
sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau
persoalan masing-masing.
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para
pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja.Pendidikan mental di sekolah
dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para
pendidik lainnya.Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan
mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan
tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat
terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah
untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program “monitoring”
pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler
yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan positif bagi remaja.
Pemberian bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan menambah
pengertian remaja mengenai:
1. Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
2. Penyesuaian diri: mengenal dan menerima tuntutan dan menyesuaikan diri
dengan tuntutan tersebut.
3. Orientasi diri: mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri
pribadi dan sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilai-nilai sosial,
moral dan etik.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua
pendekatan:
1. Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada
remaja itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan
membantu mengatasinya.
2. Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan
atau kelompok kecil tersebut:

2) Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat
dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan
pelanggaran.Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut,
diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang
menyimpang lagi.Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana
atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa pandang
bulu.
Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku
dalam keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh
orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata
tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus
dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam
pelaksanan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah.Dalam beberapa hal,
guru juga berhak bertindak.Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing
maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan
staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan
kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya
tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan
maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh
kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk
sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata
tertib sekolah.

3) Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi


Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan
dan dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan
memberikan pendidikan lagi.Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus
yang sering ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan yang ahli
dalam bidang ini. Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan
kenakalan remaja antara lain:
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya
dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya
gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point
pertama.
3. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti
berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua
memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata
teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan, diharapkan kemungkinan
terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi. Dari pembahasan
mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu ditekankan bahwa segala
usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja
yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang
berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota
masyarakat, bangsa dan tanah air.
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
PADA KELOMPOK REMAJA

A. Pengkajian
1. Data Inti
a) Sejarah
Mengkaji tentang berapa lama remaja tinggal di wilayah tersebut, dan sejak
kapan remaja tinggal.Apakah remaja merupakan penduduk asli, musiman, atau
pendatang.Juga menjelaskan dengan siapa remaja tinggal dan menetap.
b) Demografi
Mengkaji karakteristik remaja seperti apa yang banyak ditemukan, rentang
usia remaja terbanyak, perbandingan jumlah antara remaja perempuan dan
laki-laki. Juga mengkaji tentang piramida penduduk di wilayah tersebut.
c) Vital statistic
Mengkaji tentang banyaknya mortalitas dan morbiditas pada remaja serta
penyebabnya, jenis penyakit yang sering diderita oleh para remaja.
d) Etnis
Mengkaji tentang berbagai macam suku dan etnis remaja yang
dijumpai.Bagaimana sikap remaja dengan adanya perbedaan etnis di
kalangannya?
e) Nilai dan keyakinan
Pada masa remaja, seseorang sering kali meyakini bahwa diri mereka unik dan
tidak dipengaruhi oleh hukum alam, keyakinan ini disebut “personal fable”.
Remaja juga bersifat ambivalen yaitu mereka menginginkan kebebasan tapi
takut untuk bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan. Remaja juga
meyakini bahwa teman-teman sebayanya dapat menjadi sumber informasi
dalam segala hal. Dalam masa ini mulai terjadi perubahan nilai, dimana apa
yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting
karena sudah mendekati dewasa.

2. Data Subsistem
a) Lingkungan fisik
Mengkaji keadaan lingkungan atau kondisi geografis, batas wilayah, peta,
iklim, dan kondisi perumahan
b) Pelayanan kesehatan dan sosial
Mengkaji pelayanan kesehatan yang terdapat pada wilayah tersebut.Mengkaji
tentang pelayanan kesehatan yang sering dikunjungi remaja ketika sakit
ataupun bermasalah dengan kesehatannya.
c) Ekonomi
Mengkaji tentang keadaan perekonomian keluarga remaja.Mengkaji apakah
remaja masih bergantung pada orang tua atau sudah mandiri dalam hal
perekonomian.
d) Keamanan dan transportasi
Mengkaji tentang jenis transportasi yang biasanya digunakan oleh remaja
(pribadi/umum), keamanan remaja dalam berkendara, jenis kejahatan yang
sering terjadi pada remaja di wilayah tersebut.
e) Pemerintahan dan politik
Mengkaji tentang keaktifan remaja dalam organisasi wilayah setempat,
misalnya: karang taruna, remas, dll. Juga mengkaji tentang kebijakan
pemerintah/ program pemerintah untuk remaja di wilayah tersebut.
f) Komunikasi
Mengkaji tentang cara memberikan informasi oleh remaja terhadap orang lain,
baik teman sebaya, keluarga, atau masyarakat lain. Alat yang digunakan oleh
remaja dalam penyampaian informasi.
g) Pendidikan
Mengkaji tentang berbagai jenis institusi pendidikan yang ada untuk remaja,
serta ketersediaan program UKS. Juga mengkaji tentang pendidikan remaja di
wilayah tersebut.
h) Rekreasi
Mengkaji tentang dimana remaja bermain?Apa bentuk umum dari rekreasi?
Siapa yang berperan serta?Apa fasilitas rekreasi yang ditemukan?
3. Persepsi
a) Persepsi penduduk
Mengkaji tentang pendapat penduduk setempat mengenai remaja yang ada di
wilayah tersebut.
b) Persepsi perawat
Mengkaji tentang pendapat perawat mengenai remaja yang ada di wilayah
tersebut.
B. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan
data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Tujuan analisa data;
a) Menetapkan kebutuhan komunitas
b) Menetapkan kekuatan
c) Mengidentifikasi pola respon komunitas
d) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.

C. Prioritas Masalah
Masala Perhatian Poin Tingkat Kemungkinan
h Masyarakat Prevalensi Bahaya untuk dikelola

Skor 1 : rendah 1 : rendah 1 : rendah 1 : rendah


2 : sedang 2 : sedang 2 : sedang 2 : sedang
3 : tinggi 3 : tinggi 3 : tinggi 3 : tinggi
4 : sangat 4 : sangat 4 : sangat 4 : sangat tinggi
tinggi tinggi tinggi
TOTAL: perhatian masyarakat x poin prevalensi x tingkat bahaya x
kemungkinan untuk dikelola

D. Diagnosa Keperawatan
Anderson dan Mc Farlane (1996) menggunakan teori Neuman dari komunitas
dan mengembangkan diagnosis keperawatan berdasarkan system penggabungan
penarikan kesimpulan.Pada system ini mereka menggunakan logika berfikir
ataupenarikan kesimpulan untuk menggambarkan masalah, menjelaskan factor
etiologi serta identifikasi tanda dan gejala yang menjadi karakteristik masalah.Tanda
dan gejala dari diagnosis keperawatan kesehatan komunitas adalah pernyataan
kesimpulan yang menjelaskan durasi atau besarnya masalah. Untuk menentukan
masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan diagnosa keperawatan
komunitas yang terdiri dari :
a) Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.
b) Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, lingkungan
fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta interaksi perilaku dengan
lingkungan.
c) Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian
petunjuk timbulnya masalah.
Diagnosa keperawatan NANDA untuk meningkatkan kesehatan yang bisa ditegakkan
pada adolesens, yaitu :
1) Risiko cedera yang berhubungan dengan:
a. Pilihan gaya hidup
b. Penggunaan alcohol, rokok dan obat
c. Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi
d. Aktivitas seksual
2) Risiko infeksi yang berhubungan dengan:
a. Aktivitas seksual
b. Malnutrisi
c. Kerusakan imunitas
3) Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan:
a. Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukung pertumbuhan
b. Melewati waktu makan; ikut mode makanan
c. Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah atau mesin
penjual makanan
d. Kemiskinan
e. Efek penggunaan alcohol atau obat
4) Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:
a. Tidak berpengalaman dengan peralatan rekreasional yang tidak dikenal
b. Kurang informasi tentang kurikulum sekolah
5) Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan:
a. Perasaan negative tentang tubuh
b. Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan adolesens

E. Intervensi (Perencanaan) Keperawatan


Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien. Jadi perencanaan keperawatan meliputi: perumusan tujuan,
rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan dan kriteria hasil untuk
mencapai tujuan.

Masalah kesehatan adolesens Intervensi promosi kesehatan


1.      Cedera tidak disengaja -          Anjurkan adolesens untuk
mengikuti program pendidikan
mengemudi dan menggunakan sabuk
keselamatan
-          Informasikan adolesens tentang
risiko yang berkaitan dengan minum dan
berkendaraan; penggunaan obat
-          Tingkatkan penggunaan helm oleh
adolesens yang menggunakan kendaraan
bermotor
-          Yakinkan adolesens mendapatkan
orientasi yang tepat untuk penggunaan
semua alat olahraga
2.      Penggunaan zat -          Periksa penggunaan zat, seperti
alcohol, rokok dan obat-obatan serta
informasikan risiko penggunaannya
3.      Bunuh diri -          Berikan informasi tentang bunuh
diri
-          Ajarkan metode untuk bertemu
dengan sebaya yang mencoba bunuh diri
4.      Penyakit menular seksual -          Berikan adolesens informasi
mengenai penyakit, bentuk penularan, dan
gejala yang berhubungan
-          Dorong pantangan terhadap
aktivitas seksual; atau bila aktif seksual,
tentang penggunaan kondom
-          Berikan informasi akurat tentang
konsekuensi aktivitas seksual
F. Implementasi Keperawatan
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik (lyer dkk, 1996).Tahap implementasi dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan pada rencana strategi untuk membantu
komunitas untuk mencapai tujuan yang diharapkan.Oleh karena itu, rencana tindakan
yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi factor-faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan komunitas.
Tujuan dari implementasi adalah membantu komunitas dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, yang mencangkup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Perencanaan tindakan
keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika komunitas mempunyai
keinginan untuk berpartisipasi dalam implementasi tindakan keperawatan. Selama
tahap pelaksanaan perawat terus melakukan pengumpulan data memilih tindakan
keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan komunitas.
Prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, yaitu :
a) Berdasarkan respon masyarakat.
b) Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
c) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri serta
lingkungannya.
d) Bekerja sama dengan profesi lain.
e) Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan pencegahan
penyakit.
f) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
g) Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

 Santrock. J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja.(edisi keenam) Jakarta:


Erlangga.
 Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung. Remaja Rosdakarya.
 https://www.academia.edu/24648224/Makalah_Kenakalan_Remaja
 https://www.academia.edu/5703862/MAKALAH_TENTANG_KENAKALAN_REM
AJA

Anda mungkin juga menyukai