Anda di halaman 1dari 10

KATABOLISME PROTEIN

Oleh :
Rezkia Azka Kamila 260110160133
Astiningsih Diah P. 260110160147

UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR
2017
Asam amino dan protein merupakan zat penting yang dibutuhkan oleh tubuh.
Asam amino berfungsi sebagai unit pembangun bagi biosintesis potein. Walaupun
begitu, molekul ini dapat mengalami degradasi oksidatif di dalam tiga keadaan
metabolik yang berbeda, yaitu :

1. Selama siklus dinamis normal protein tubuh, asam amino yang sudah
terbentuk jika tidak diperlukan untuk sintesis protein tubuh yang baru akan
mengalami degradasi oksidatif
2. Jika asam amino termakan dalam jumlah yang berlebih, maka
kelebihannya akan dikatalis karena asam amino tidak dapat disimpan
3. Selama berpuasa atau pada penderita diabetes melitus, bila karbohidrat
tidak tersedia, maka protein akan digunakan sebagai sumber energi

Katabolisme protein akan mengalami 4 tahapan secara umum, yaitu :

1. Transaminasi
Gugus α-amino dari 20 asam L-amino yang tidak digunakan untuk
sintesis asam amino yang baru atau produk nitrogen lainnya akan
dikumpulkan dan diubah menjadi satu prooduk akhir yang dapat
dikeluarkan. Pada manusia dan hewan vertebrata darat akan dikeluarkan
sebagai urea.
Pembebasan gugus α-amino dari kebanyakan asam L-amino
dikatalis oleh enzim yang disebut transaminase atau aminotransferase.
Reaksi ini disebut dengan transaminasi yang mana transaminasi adalah
proses katabolisme asam amino yang termasuk reaksi enzimatik
melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam
amino lain.
Pada proses ini, asam α-ketoglutarat menjadi penerima donor
gugus α-amino dari asam L-amino. Asam L-amino yang kehilangan salah
satu gugus α-aminonya akan berubah menjadi asam α-keto dan asam α-
ketoglutarat yang menerima gugus α-amino dari asam L-amino akan
berubah menjadi asam glutamat.
Pada transaminasi tidak dijumpai deaminasi tota pada asam L-
amino atau hilangnya gugus amino dalam reaksi tersebut karena α-
ketoglutarat teraminasi pada saat asam α-amino mengalami deaminasi.
Tujuan keseluruhan reaksi transaminasi adalah mengumpulkan gugus
amino dari berbagai asam amino dalam bentuk hanya satu asam amino,
yaitu asam glutamat atau katabolisme gugus amino ini menghasilkan
produk tunggal.

Kebanyak transaminase bekerja secara spesifik bagi asam L-amino


yan digunakan. Asam glutamat yang terbentuk berperan untuk
menyampaikan gugus amino kepada lintas biosintetik atau menuku ke
urutan akhir reaksi.
Enzim pembantu proses transaminasi memiliki gugus prostetik
yang terikat kuat dan berfungsi sebagai senyawa antara pembawa gugus
amino pada sisi aktif enzim. Gugus prostetik ini adalah piridoksal fosfat
yang merupakan turunan piridoksin atau vitamin B6.
Reaksi transaminasi ini terjadi di dalam mitokondria maupun
dalam cairan sitoplasma.
2. Deaminasi oksidatif glutamat
Glutamat yang terbentuk dari proses transaminasi mengalami
deaminasi oksidatif oleh aktivitas L-glutamat dehidrogenase yang
memerlukan NAD+ sebagai molekul penerima ekuivalen pereduksi.

Enzim yang berperan dalam proses ini hanya terdapat di dalam


mitokondria, tepatnya pada matriksnya. Glutamat dehidrogenase
menyebabkan terbentuknya hampir semua amona di dalam jaringan hewan
karena glutamat merupakan satu-satunya asam amino dengan gugus α-
amino yang dapat secara langsung dilepaskan pada kecepatan tinggi
dengan cara tersebut. Enzim ini diaktifkan dengan kuat oleh modulator
positif ADP dan dihambat oleh GTP yang merupakan produk reaksi
suksinil-KoA sintetase dalam siklus asam sitrat.
Jika sel hati memerlukan bahan bakar bagi siklus asam sitrat untuk
membentuk ATP, aktivitas enzim ini akan meningkat menyebabkan asam
α-ketoglutarat tersedia bagi siklus asam sitrat dan membebaskan NH 3
untuk dikeluarkan dari tubuh. Bila GTP terakumulasi dalam mitokondria
sebagai akibat aktivitas yang tinggi pada siklus asam sitrat, deaminasi
akan terhambat.
Amonia dapat dipergunakan kembali dalam sintesis asam amino
dan membuat glutamat dehidrogenase bekerja sebaliknya.
3. Transpor ammonia

Amonia yang dihasilkan dari proses deaminasi oksidatif bersifat toksis ,


jadi tidak diangkut dalam bentuk bebas dari jaringan di luar hepar. Glutamin
sintetase akan mengubah ammonia menjadi glutamin yg non toksik.
Glu + NH4+ + ATP → Gln + H2O + ADP + P
Glutamin diangkut oleh darah ke hati, ginjal & usus. Dalam hati Glutamin
dihidrolisis untuk melepas ammonia yg akan masuk ke siklus urea. Dalam
ginjal, glutaminase membebaskan ammonia utk diekskresikan bersama
kelebihan asam dr darah.
Mekanisme di otot: 30% amino nitrogen yg dibentuk dr katabolisme asam
amino dikirim ke hati sbg alanin (siklus glukosa-alanin).

Siklus glukosa-alanin:

 Glikolisis pada otot menghasilkan pyr (piruvat). Pyr dapat mengalami


transaminasi Membentukalanin (pyr + glu  ala + α-kg).
 Glutamat yang digunakan pada reaksi Transaminasi tersebut dibentuk
dari α-kg danNH4+ yg berasal dari katabolisme Asam2 amino, dgn
katalisis glutamat Dehidrogenase.
 Kemudian ala akan diangkut ke hati. Di hati terjadi reaksi yang
sebaliknya: α-kg + ala  glu + pyr.
 Glu yang terbentuk kemudian mengalamideaminasi oksidatif membentuk
ammonia dan α-kg . Ammonia akan diubah menjadi urea melalui siklus
urea.
 Pyr yg terbentuk kemudian dapat diubah Menjadi glukosa
melalui glukoneogenesis di hati, kemudian glukosa diangkut dalam darah
kembali ke otot.
 Pada kelaparan sumber utama glukoneogenesis Di hati adalah asam-asam
amino hasil pemecahan protein otot. Banyak asam amino dalam otot

Yang katabolismenya menghasilkan pyr  pyr dari otot ini akan diangkut
ke hati sebagai alanin. Ingat massa protein terbanyak dalam tubuh adalah
dalam otot. Skema transpor ammonia pada sebagian Besar jaringan Hati
otot

Skema Transpor Ammonia


4. Siklus reaksi urea

Urea

Reaksi endergonik: Sintesis 1 mol urea --> perlu 3 mol Atp


Pengendalian; glutamat dehidrogenase dan karbamoil fosfat sintetase i.
Argininosuksinat
Siklus urea
Terjadi di hati. Produk akhirnya yaitu urea akan masuk sirkulasi darah dan
dibuang lewat ginjal seperti urin. Enzim yang berperan :
Reaksi 1 : karbamoil fosfat sintase
Reaksi 2 : ornitin transkarbamoilase
Reaksi 3 : asam argininosuksinat sintetase
Reaksi 4 : argininosuksinase
Reaksi 5 : arginase
Reaksi 1 dan 2 terjadi di dalam matrix mitokondria hati. Reaksi 3, 4, 5
terjadi di dalam sitosol hati. NH3 dihasilkan oleh: Hasil katabolisme. nitrogen
asam amino di jaringan tubuh. Hasil kerja bakteri usus terhadap sisa protein/asam
amino dalam makanan dan urea dalam sekresi usus. Akibatnya kadar ammonia
dalam vena porta lebih besar dalam darah sistemik.
Ammonia akan diubah menjadi urea di hati. Pada cirrhosis hati:
 Kadar ammonia darah meningkat, apalagi bila disertai perdarahan
gastrointestinal
 Ammonia bersifat toksik terutama pada sistem saraf: terjadi gangguan
penglihatan, gangguan bicara, flapping tremor, coma sampai kematian
 Pada kerusakan ginjal berat: terjadi uremia (kadar ureum meningkat)
Gangguan siklus urea
 N-asetilglutamat sintase
Dapat diterapi dengan pemberian N-asetilglutamat
 Karbamoil fosfat sintase i
Hiperamonemia tipe i
 Ornitin transporter
Sindroma hiperornitinemia,hiperamonemia, homositrulinuria (sindroma
HHH)
 Ornitin transkarbamoilase
Hiperamonemia tipe 2, suatu ganguan x-link
 Argininosuksinat sintase
Sitrulinemia, ekskresi sitrulin meningkat
 Argininosuksinase
Argininosuksinikasiduria
 Arginase
Hiperagininemia, defek autosomal penyakit metabolik ini dapat dideteksi
dengan tandem mass spectrometry

Anda mungkin juga menyukai