Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmat dan karunia- Nya sehingga makalah tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien HNP”
ini dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah. Adapun makalah ini masih jauh dari sempurna.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa STIK Sint Carolus
semester empat (4) khususnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Hernia Nukleus Pulposus atau biasa disebut HNP adalah merupakan salah satu dari
penyebab nyeri pinggang bawah akibat proses degeneratif. Hampir semua orang pernah
mengalami nyeri pinggang bawah. Nyeri pinggang biasanya diderita pada orang pria dewasa
karena penderita mayoritas melakukan suatu aktivitas mengangkat beban yang berat dan
sering membungkuk. Penderita penyakit ini sering mengeluh sakit pinggang yang menjalar ke
tungkai bawah terutama pada saat aktivitas membungkuk.. Aktivitas ini banyak dilakukan
oleh para pekerja bangunan, pembantu rumah tangga, olahragawan angkat besi, kuli
pelabuhan, dll. HNP adalah suatu keadaan di mana sebagian atau seluruh bagian dari nukleus
pulposus mengalami penonjolan kedalam kanalis spinalis. Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
merupakan salah satu penyebab dari nyeri punggung (NPB) Prevalensinya berkisar antara 1-
2% dari populasi.
HNP lumbalis paling sering (90%) mengenai diskus intervertebralis L5-S1 dan L4-L5.
Tindakan pembedahan jarang diperlukan kecuali pada keadaan tertentu. Nukleus pulposus
tidak mempunyai persarafan, sehingga tidak menimbulkan rasa nyeri, tetapi bila ia
mendorong ke belakang, ia meregangkan anulus fibrosus dan menimbulkan rasa nyeri. Karena
ikat-ikat posterior longitudinal menutupi anulus fibrosus di bagian tengah, herniasi lebih
sering mendorong ke arah posterolateral. HNP dapat dilakukan pembedahan Laminektomi.
Laminektomi adalah suatu tindakan pembedahan atau pengeluaran atau pemotongan lamina
tulang belakang dan biasanya dilakukan untuk memperbaiki luka pada spinal. Laminektomi
dilakukan dengan tujuan menghilangkan tekanan atau desakan terhadap akar saraf spinal yang
disebabkan oleh herniasi diskus, stenosis spinal, fraktur vertebra, tumor spinal, atau
penyempitan spinal kongenital.
3
1.2 Tujuan Seminar
Agar dapat memahami pengertian yang terkait patofisiologi Hernia Nukleus Pulposus
(HNP) serta dapat menentukan diagnosa keperawatan yang tepat yang berhubungan dengan
penyakit Hernia Nucleus Pulposus (HNP).
1.3 Manfaat
Diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang penyakit HNP serta dapat membuat
asuhan keperawatannya dan dapat mengimplementasikannya.
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
5
Hernia Nukleus Pulposus bisa ke
korpus vertebra diatas atau
bawahnya, bisa juga langsung ke
kanalis vertebralis. Apabila
kondisi ini berlangsung terus
menerus dapat menimbulkan
komplikasi antara lain berupa
radiklitis (iritasi akar saraf),
cedera medulla spinalis,
parestese, kelumpuhan pada
tungkai bawah, sehingga dapat dilakukan pembedahan Laminektomi yaitu eksisi pembedahan
untuk mengangkat lamina dan memungkinkan ahli bedah spinalis, mengidentifikasi dan
mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi medulla dan radiks, laminektomi juga
berarti eksisi vertebra posterior dan umumnya dilakukan untuk menghilangkan tekanan atau
nyeri akibat HNP.
6
2.2 Anatomi Fisiologis
V e r t e b r a m e r u p a k a n t u l a n g t a k b e r a t u r a n ya n g m e m b e n t u k p u n g g u n g
d a n m u d a h digerakan. Fungsinya yaitu menahan kepala dan anggota tubuh yang lain,
melindungi organ-organ vital, sebagai tempat melekatnya tulang iga dan tulang
panggul, serta menentukan sikap tubuh. Kolumna vertebralis dibentuk oleh 33 vertebrae
yang terbagi yaitu ;
a. 7 Tulang Cervical
Tulang cervical 1 (C1) di sebut tulang Altas, tulang ini bersendi dengan Cranium dan
mempunyai kekhasan, bahwa ia tdk memiliki Corpus vertebra
Tulang cervical 2 (C2) disebut tulang epistropheus, ia mempunyai kekhasaan bahwa ia
memiliki Dens-epistropheus di bagian posterior yang bersendi dengan permukaan dalam
tulang atlas
Tulang cervical 3 sampai 7 memiliki corpus vertebrae yang tersusun ke bawah makin besar .
C7 memiliki kekhasaan bahwa processus spinosusnya paling menonjol ke belakang.
b. 12 Tulang Thoracal
Kekhasaan tulang thoracal adalah memiliki permukaan sendi dengan tulang iga(costa)
c. 5 Tulang Lumbal
Kekhasaan tulang lumbal adalah memiliki
corpus vertebrata yang besar ukurannya
d. 5 Tulang Sacral
Tulang ini menyatu membentuk satu tulang Os
sacrum dengan garis-garis penghubung tulang
yang masih Nampak. Namun tidak terjadi
pergerakan tulang-tulang karena telah menyatu.
Os sacrum membentuk cekungan kea rah depan
dan ini memrupakan sisi belakang dari rongga
panggul.
e. 4 Tulang Coccygis
Di sebut pula tulang ekor, pada manusia, tulang
coccygis sudah rudimenter (mengalami kemunduran) tinggal sisa-sisanya saja dan tidak
berfungsi lagi. Karena itu “ekor” manusia tidak lagi menonjol ke luar.
7
Tulang (belakang) pada batang punggung sepanjang punggung, menghubungkan
tengkorak dengan panggul. Tulang ini melindungi syaraf yang menonjol pada otak dan
menjalar kebawah punggung dan ke seluruh tubuh. tulang belakang tersebut dipisahkan oleh
piringan yang berisi bahan yang lembut, seperti agar-agar, yang menyediakan batalan ke
batang tulang belakang. Diskus intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk
sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan
dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus pulposus.
Piringan ini bisa hernia (bergerak keluar dari tempatnya) atau pecah karena luka berat atau
tegangan.
Nukleus pulposus adalah gel
viskus yang terdiri dari proteoglikan
yang mengandung kadar air yang
tinggi. Nukleus pulposus memiliki
fungsi menahan beban sekaligus
sebagai bantalan. Dengan
bertambahnya usia kemampuan
nukleus pulposus menahan air sangat berkurang sehingga diskus mengerut, terjadi penurunan
vaskularisasi sehingga diskus menjadi kurang elastis. Pada diskus yang sehat, nukleus
pulposus akan mendistribusikan beban secara merata ke segala arah, namun nukleus pulposus
yang mengerut akan mendistribusikan beban secara asimetris, akibatnya dapat terjadi cedera
atau robekan pada anulus.
Tahap pertama sobeknya annulus fibrosus itu bersifat sirkumferensial. Karena adanya
gaya traumati berulang, sobekan itu menjadi lebih besar dan timbul sobekan radial dan dapat
mencapai ke kanalis vertebralis.
8
2.3 Tanda dan Gejala
- Nyeri pinggang bawah dalam beberapa minggu atau beberapa tahun
- Sifat nyeri khas dari posisi berbaring ke duduk, nyeri mulai dari pantat dan terus menjalar ke
bagian belakang lutut kemudian ke tungkai bawah
- Nyeri bertambah bila daerah L5-S1 ditekan
- Rasa baal/kesemutan di pinggang sampai kaki.
- Nyeri trauma
- Kelemahan ekstremitas bawah
- Kehilangan sensori
2.4 Komplikasi
9
2.5 Lab dan Tes Diagnostik
- Rontgen
Pemeriksaan dengan sinar X atau fleuroskopi dari columna vertebralis dan ekstremitas
- CT scan lumbosakral
Dapat memperlihatkan letak disk protusion.
- MRI
Dapat memperlihatkan perubahan tulang dan jaringan lunak divertebra serta herniasi.
- Myelogram
Dapat menunjukkan lokasi lesi untuk menegaska pemeriksaan fisik sebelum pembedahan
- Elektromyografi (EMG)
Dapat menunjukkan lokasi lesi meliputi bagian akar saraf spinal.
- Epidural venogram
Menunjukkan lokasi herniasi
- Lumbal pungsi
Untuk mengetahui kondisi infeksi dan kondisi cairan serebro spinal.
- Iskografi
Pemeriksaan diskus dilakukan menggunakan kontras untuk melihat seberapa besar daerah
diskus yang keluar pada kanalis vertebralis
- Tomografi scan
Melihat gambaran vertebra dan jaringan di sekitarnya termasuk diskus invertebralis
- Mielografi
Untuk mengetahui adanya penyumbatan hambatan kanalis spinalis
10
2.6 Penatalaksanaan Medis
- Terapi konservatif
a. Tirah baring
Tirah baring berguna untuk mengurangi rasa nyeri mekanik dan tekanan intradiskal
b. Terapi obat
Cyclobenzaprine untuk relaksan otot, Ketoprofen untuk obat anti inflamasi, Tramadol untuk
pereda nyeri, Amitriptyline untuk obat antidepresan
c. Fisioterapi
Untuk relaksasi otot dan mengurangi lordosis
- Pembedahan
Tujuannya untuk mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri dan
mengubah defisit neurologik. Biasanya pembedahan Laminektomi yaitu mengangkat lamina
untuk memajankan elemen neural pada kanalis spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk
menginspeksi kanalis spinalis, mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan menghilangkan
kompresi medulla dan radiks
- Imobilisasi
Untuk memperkecil cidera berkelanjutan
11
2.7 Pengkajian
Data pasien
Nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, jenis kelamin, status perkawinan dan wali
klien.
Keluhan utama
Nyeri pada punggung bawah
Riwayat sakit dan Kesehatan
- Riwayat sakit saat ini
Kaji riwayat trauma akibat mengangkat atau mendorong benda yang berat. Pengkajian paraparesis
flasid, parestesia, dan retensi urine. Keluhan nyeri pada punggung bawah dan kesemutan
(parastesia) atau baal, dan kekuatan otot menurun.
- Riwayat sakit terdahulu
Pasien pernah menderita tuberkulosis tulang,osteomielitis, keganasan (mielomamultipleks),
metabolik (osteoporosis), hipertensi, cedera tulang belakang, diabetes melitus, dan penyakit
jantung.
- Riwayat penyakit keluarga
Mengkaji adanya anggota generasi terdahulu yang menderita hipertensi dan diabetes melitus.
Pengkajian Pola Gordon
1. Pola aktifitas dan latihan
DS:
- Mengangkat benda berat
- Duduk dan mengemudi dalam waktu yang lama
- Penurunan rentang gerak dari ekstremitas pada salah satu bagian tubuh
- Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasa dilakukan
DO:
- Postur tubuh
- Gangguan dalam berjalan
- Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena
2. Pola eliminasi
DS:
- Mengalami kesulitan dalam defekasi
- Adanya inkontinensia/ retensi urine
12
DO:
- Observasi feses dan urine
- Palpasi kandung kemih
3. Pola presepsi kognitif
DS:
- Kesemutan dan kekakuan
- Nyeri dari tangan/kaki
- Nyeri punggung
DO :
- Penurunan refleks tendon dalam
- Kelemahan otot
4. Pola persepsi dan konsep diri
DS:
- Adanya kecemasan
- Merasa tidak berdaya
DO:
- Tampak cemas dan despresi
- Menghindar dari keluarga/orang terdekat
- Postur tubuh
13
2.8 Diagnosa Keperawatan
Pra Operasi
No. Diagnosa Keperawatan
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
Ansietas yang berhubungan dengan perasaan takut
Post Operasi
No. Diagnosa Keperawatan
Kelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan prosedur pembedahan luas
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan keadaan alam perasaan depresi atau
ansietas
Defisit perawatan diri berhubungan dengan anjuran imobilisasi pasca operasi
Pra Operasi
No. Diagnosa Hasil Yang Diharapkan Intervensi
Keperawatan
Hambatan mobilitas 1. Klien dapat berjalan 1. Kaji mobilitas yang ada dan
fisik berhubungan secara mandiri dalam observasi peningkatan
14
3. Ajarkan pasien untuk
melakukan latihan gerak aktif
pada ekstermitas yang tidak
sakit
R: gerakan aktif memberikan
massa, tonus, dan kekuatan
otot
4. Kolaborasi dengan ahli
fioterapi untuk latihan fisik
pasien
R: peningkatan kemampuan
dalam mobilita ekstermitas
dapat ditingkatkan dengan
latihan fisik dari tim fisiterapi
Nyeri akut 1. Nyeri klien berkurang 1. Kaji adanya keluhan nyeri,
berhubungan dengan skala nyeri 0-1 catat lokasi, dan menetapkan
15
pasien, membantu merunkan
tegangan otot dan
meningkatkan proses
penyembuhan
4. Berikan tempat tidur
ortopedik/ letakkan papan di
bawah kasur
R: memberikan sokongan dan
menurunkan fleksi spinal yang
menurunkan pasme otot
Ansietas yang 1. Kecemasan klien atau 1. Kaji tingkat ansietas pasien
berhubungan dengan berkurang dan dapat R: membantu dalam
perasaan takut mengindentifikasi ketidak mengindentifikasi kekuatan
efektifan prilaku koping dan ketrampilan yang mungkin
dan konsekuensinya membantu pasien mengatasi
keadaanya sekarang.
2. Bantu klien mengekspresikan
marah, kehilangan dan takut
R: cemas yang berkelanjutan
memberikan dampak serangan
jantung selanjutnya
3. Beri kesempatan kepada
pasien untuk mengungkapkan
ansietasnya
R: dapat menghilangkan
ketegangan terhadap
kekhawatiran yang tidak di
ekspresikan
4. Rujuk pada kelompok
penyokong yang ada,
pelayanan sosial, konselor
finansial, dan psikoterapi
R: memberikan dukungan
16
untuk beraptasi pada
perubahan dan memberikan
sumber-sumber untuk
mengatasi masalah
Post Operasi
17
R: untuk membantu
mempercepat penyembuhan
luka
Hambatan mobilitas 1. Klien dapat melakukan 1. Kaji kemampuan mobilisasi
fisik berhubungan mobilisasi secara mandiri klien
dengan keadaan dalam waktu 7 hari R: untuk mengetahui tingkat
alam perasaan 2. Klien dapat melakukan kemampuan pasien dalam
depresi atau ansietas dan melanjutkan aktivitas mengubah letak tubuh secara
secara mandiri dalam mandiri
waktu 7 hari 2. Bantu klien untuk mobilisasi
R: untuk memenuhi kebutuhan
dasar klien
3. Fasilitasi klien dengan alat
bantu
R: untuk membantu klien
melakukan aktifitasnya secara
tanpa bantuan orang lain
4. Latih ROM
R: untuk mempertahankan
kekuatan otot
Defisit perawatan 1. Klien mampu melakukan 2. Kaji kemampuan klien dalam
diri berhubungan perawatan diri secara merawat diri
dengan anjuran mandiri dalam waktu 5 R: untuk mengetahui sejauh
imobilisasi pasca hari mana pasien bisa melakukan
operasi hal secara mandiri
3. Bantu klien mandi
R: untuk memenuhi kebutuhan
dasar klien
4. Latih klien untuk perawatan
diri sendiri
R: untuk memandirikan pasien
18
5. Libatkan keluarga dalam
membantu perawatan diri
klien
R: untuk memudahkan pihak
keluarga dalam membantu
klien ketika sudah pulang ke
rumah
19
2.11 Patoflow Diagram
Faktor Predisposisi:
Etiologi: - Jenis kelamin Faktor Presipitasi:
- Proses degeneratif - Usia - Mengangkat beban terlalu berat
- Pekerjaan - Sering membungkuk
- Salah posisi
HNP
20
Kematian