Sejak dini, aku hidup sebagai pemabuk, tersesat dan ahli maksiat. Menzalimi
manusia, merampas harta orang lain, makan riba dan bahkan menggebuki orang
adalah pekerjaan harianku. Tak ada hari dalam hidupku tanpa berbuat zalim
terhadap manusia. Nyaris semua bentuk maksiat pernah aku lakukan.. Bahkan
terkadang orang-orang yang tinggal di sekitarku ngeri mendegar namaku…
Tiba-tiba, aku mendengar suara orang yang memanggil Fulan bin Fulan.. Ayo
segera menghadap yang Maha Perkasa…Saat itu aku melihat ada orang yang
hitam pekat wajahnya karena sangat ketakutan..
Tak lama kemudian, aku mendengar suara memanggil namaku sambil berkata :
Ayo, segera kamu menghadap kepada yang Maha Perkasa… Tiba-tiba saja
semua manusia sangat banyak itu menghilang dari sekelilingku… Tinggal aku
sendiri di tengah padang mahsyar yang amat luas itu.
Saat aku melihat ke suatu arah, tiba-tiba aku melihat ular yang sangat besar dan
garang sedang menuju ke arah tempat aku berdiri sambil membuka mulutnya
lebar-lebar..Aku lari dan berlari menjauh dari kejaran ular tersebut karena
sangat takut, sampailah aku meihat seorang kakek yang sudah sangat lemah..
Lalu aku berkata : Bapak! Tolonglah aku dan selamatkan aku dari ular itu!
Sang kakek berkata : Wahai anakku, aku sendiri sangat lemah dan tidak berdaya
sama sekali.. Cobalah anda lari ke suatu tempat di sana semoga ada yang bisa
membantumu.. Akupun berlari ke arah yang ditunjukkan kakek tersebut dan
ular tersebut di belakangku, sedang di hadapanku ada nyala api yang sangat
panas..
Saat itu aku berkata dalam diriku, kamu lari dari kejaran ular atau masuk ke
dalam api besar itu? Namun aku tetap berlari sedang ular itu semakin
menghampiriku.. Aku coba balik lagi ke arah tempat seorang kakek yang
menyarankan aku ke suatu tempat itu. Setelah melihatnya, aku berteriak
memanggilnya kembali sambil berkata kepadanya: Demi Allah, tolonglah
selamatkan aku! Engkau berkewajiban menyelamatkanku… Kakek itu pun
menangis karena sedih melihat kondisiku sambil berkata : Aku ini sudah sangat
lemah, tidak mampu berbuat apa-apa, seperti yang kamu lihat sendiri. Cobalah
lari ke arah bukit sana, semoga kamu selamat..
Akupun berlari sekencang-kencangnya ke arah bukit yang diisyaratkan kakek
tersebut…Sedangkan ular besar itu semakin mendekatiku. Setelah mendekati
bukit tersebut, aku mendengar riuh suara anak-anak sedang beteriak memanggil
anak-ku Fatimah sambil berkata : Fatimah! Selamatkan ayahmu! Selamatkan
segera ayahmu!
Tiba-tiba saja Fatimah muncul di hadapanku. Seketika itu pula ketakutanku
hilang dan rasa bahagia masuk ke dalam dadaku karena bertemu anakku yang
meninggal saat berusia tiga tahun. Aku sangat bahagia karena bertemu anakku
dan menyelamatkanku dari kondisi sulit seperti itu.. Lalu Fatimah memelukku
dengan tangan kanannya sambil mengusir ular besar itu dengan tangan kirinya.
Aku seperti mayat (orang yang sudah mati) tak berdaya karena ketakutan…
Setelah ular itu pergi, Fatimah tiba-tiba duduk di atas pangkuanku persis seperti
saat dia masih hidup dulu.. Lalu Fatimah berkata : Wahai ayahanda tercinta!
Sudah saatnya orang-orang beriman itu hati mereka khusyuk mengingat Allah..
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat
Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-
orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang
panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah
orang-orang yang fasik. (QS. Al-Hadid / 57 : 16).
Itulah cerita Malik Bin Dinar sebagaimana yang Beliau ceritakan sendiri.
Seorang ulama besar zaman tabi’in (generasi setelah sahabat) yang sebelumnya
adalah preman besar. Beliau terkenal dengan kebiasaannya menangis sepanjang
malam sambil berdoa :
Ilahi… Engkau saja yang tahu siapa yang akan menjadi penghuni syurga dan
siapa pula yang akan menjadi penghuni neraka.. Yang manakah aku yaa Robb?
Yaa Allah! Jadikanlah aku penduduk syurga dan jangan jadikan aku penghuni
nerakamu!
Itulah Malik Bin Dinar. Setelah taubat, beliau belajar Islam dengan sungguh-
sungguh sampai menjadi ulama besar di zamannya. Beliau terkenal setiap hari
berdiri di pintu masjid sambil berseru :
Wahai hamba yg melakukan maksiat dan dosa, kembalilah kepada Tuhan-mu!
Wahai hamba yang masih lalai, kembalilah kepada Tuhanmu!
Wahai hamba yang lari dari Robb (Tuhan Penciptanya), kembalilah kepada-
Nya!
Tuhanmu memanggilmu malam dan siang sambil berkata padamu :
Siapa yang datang dan mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal, maka aku
akan mendekat padanya satu hasta…
Siapa yang mendekatkan diri pada-Ku satu hasta, maka aku akan mendekat
kepadanya satu depa…
Siapa yang datang padaku sambil berjalan, maka Aku akan datang padanya
sambil berlari… Semoga Allah melunakkan hati kita untuk taubat dan segera
kembali kepada-Nya… Amin..
Itulah bapak ibu....bulan ramadhan bulan penuh berkah sudah diambang pintu
Saatnya kita bersiap diri untuk menyongsongnya
Saat nya kita bersiap diri untuk melakukan sebanyak banyak nya amal dan
menjauhkan sekuatkuatnya perbuatan dosa.
Semoga bapak tua yg tergambarkan pada kisah tersebut berubah menjadi
manusia super yg sanagt banyak yang membersamai kita di hari penantian dan
hari pembalasan
Rasulullah juga bersabda:
Ia menjawab, ‘Aku bersaksi bahwa ia adalah utusan Allâh, dan dia membawa
kebenaran dari Allâh.’ Lalu dikatakan kepadanya, ‘Dengan dasar keimanan
itulah kau telah hidup, dan dengan dasar itu kau telah mati, dan dengan dasar itu
pula kau akan dibangkitkan, insya Allâh.
’ Kemudian dibukakan baginya pintu surga, lalu dikatakan kepadanya, ‘Ini
tempat tinggalmu di surga dan segala yang telah Allâh siapkan untukmu.’ Ia
bertambah senang dan gembira.
Kemudian dibukakan pintu neraka, dan dikatakan, ‘Itu adalah tempat tinggalmu
dan segala yang telah Allâh siapkan untukmu (jika kau mendurhakai-Nya).’ Ia
bertambah senang dan gembira.
Kemudian kuburnya diluaskan seluas tujuh puluh hasta dan diterangi cahaya,
jasadnya dikembalikan seperti semula, dan ruhnya dijadikan di dalam
penciptaan yang baik, yaitu burung yang bertengger di pohon surga.”