Anda di halaman 1dari 4

Proton Pump Inhibitor (PPI)

Proton pump inhibitor (PPI) adalah obat yang bekerja dengan mengurangi jumlah asam lambung
yang dibuat oleh kelenjar dalam lapisan perut Anda. Dia bekerja dengan cara menghambat Pompa
proton yang dikendalikan oleh sebuah enzim atau transporter H +/K+ ATPase, Penggunaan
omeprazole secara oral menghambat sekresi asam lambung basal dan stimulasi pentagastrik.

Transporter H+/K+ ATPase terdapat pada membran sel parietal lambung dan terlibat dalam sekresi
asam lambung. Pompa ini merupakan suatu antiport, mengkatalisis transport ion H + keluar dari sel
parietal menuju ke rongga lambung, bertukar dengan in K + yang masuk ke dalam sel. Pompa ini
disebut pompa proton dan merupakan target aksi obat yang sangat menarik.

H2O di dalam sel parietal akan terurai menjadi H+ dan OH-. Hidroksida akan berikatan dengan CO2
membentuk HCO3- dengan bantuan enzim karbonik anhidrase (CA). HCO 3- akan dikeluarkan ke cairan
intersisial bertukar dengan ion Cl- dengan bantuan antiport HCO3-/Cl-. Ion Cl- selanjutnya akan keluar
menuju rongga lambung melalui suatu kanal Cl -. Sementara, ion H+ juga akan keluar rongga lambung
bertukar dengan ion K+ dengan bantuan H+/K+ ATPase. Di rongga lambung, ion H+ dan Cl- akan
berinteraksi membentuk HCl atau asam lambung. Omeprazol (PPI) selanjutnya akan menuju dan
terkonsentrasi di kanalikuli sel parietal (sel targetnya). Di sini barulah omeprazol diaktifkan dengan
bantuan asam menjadi metabolit aktif sulfenamida tiofilat dan berikatan secara kovalen dengan
pompa proton H+/K+/ATPase, aksi ini bekerja menghambat aksi pompa H+/K+ATPase, sehingga ion H+
tidak dapat dikeluarkan, dan akibatnya HCl tidak terbentuk Ikatan ini bisa bertahan hingga 24 jam.

PPI merupakan turunan benzimidazole (tepatnya alfa-piridilmetilsulfinil benzimidazol), dengan


substituen yang berbeda-beda pada gugus piridin atau pada gugus benzimidazol, dengan sifat-sifat
farmakologinya yang sama.

PPI merupakan suatu prodrug, yang memerlukan aktivasi di lingkungan asam. Senyawa-senyawa ini
memasuki sel parietal melalui darah, dan karena sifat basa lemahnya akan berakumulasi dalam
kanalikuli sel parietal pensekresi asam. Pada sel parietal terjadi aktivasi senyawa ini melalui proses
yang dikatalisasi proton (H+) menghasilkan pembentukan sulfenamida tiofilat atau asam sulfenat.

Bentuk yang teraktivasi ini kemudian bereaksi melalui pembentukan ikatan kovalen dengan
gugus sulfahidril dari sistein di bagian ekstrasel H+/K+ATPase. Agar dapat menghambat
produksi asam, penting untuk berikatan dengan sistein 813, yang bersifat irreversibel untuk
molekul pompa tersebut.

PPI memiliki efek yang yang sangat besar terhadap produksi asam. Jika diberikan dalam dosis yang
cukup, contohnya 20 mg omeprazol sehari untuk 7 hari, produksi asam harian dapat dikurangi
hingga lebih dari 95%. Sekresi asam akan kembali normal setelah PPI yang baru dimasukkan ke
dalam membran lumen. Omeprazol juga secara selektif menghambat enzim karbonik anhidrase (CA)
mukosa lambung, yang kemungkinan turut berkontribusi terhadap sifat supresi asamnya. Efek
antisekresi obat omeprazol akan mulai timbul setelah 1 hingga 2 jam pemakaian oral dengan
efek penghambatan sekresi yang dapat berlangsung hingga tiga hari.
Omeprazole ini merupakan obat penghambat sekresi asam lambung yang lebih baik
dibandingkan antagonis H2 seperti ranitidin karena obat omeprazole ini tidak menunjukkan
efek antikolinergik seperti kegelisahan, mulut kering, palpitasi dan retensi urin

Farmakokinetika

PPI tidak stabil pada pH rendah (pH 1-3) dan akan terurai dalam suasana asam. Bentuk sediaan oral
(pelepasan tertunda) tersedia dalam bentuk granul salut enterik ter-enkapsulasi dalam cangkang
gelatin (omeprazol dan lansoprazol) atau sebagai tablet salut enterik (pantoprazol dan rabeprazol).
Granul-granul ini hanya dapat melarut pada pH basa, sehingga mencegah penguraian obat oleh
asam di esofagus dan lambung. Sifat dari obat ini menyebabkan obat ini tidak boleh digerus karena
akan merusak granul tahan asamnya. PPI diabsorbsi dengan baik pada suasana basa dan pH pada
proximal small bowel berkisar pada angka 9 oleh karena itu sediaan PPI dibuat sedemikian rupa
dengan penyerapan di usus. PPI diabsorbsi dengan cepat, banyak terikat pada protein, dan
dimetabolisme secara ekstensif di hati oleh sistem sitokrom P450 (CYP2C19 dan CYP3A4). Metabolit
sulfatnya dieksresikan di urin atau feses. Waktu paruh plasmanya sekitar 2 jam, tetapi durasi
kerjanya lebih panjang. Pada pasien gagal ginjal kronis (GGK) dan sirosis hati tidak menyebabkan
akumulasi obat bila diberikan dosis sekali sehari. Sedangkan pada pasien dengan penyakit hati,
mengurangi klirens lansoprazol secara signifikan, sehingga penurunan dosis perlu dipertimbangkan
pada pasien dengan penyakit hati yang parah.

Pantoprazol, senyawa yang relatif stabil dalam asam, merupakan sediaan intravena yang
pertama kali disetujui di AS. Bolus intravena tunggal dengan dosis 80 mg dapat menghambat
produksi asam hingga 80% sampai 90% dalam waktu satu jam, dan efeknya bisa bertahan
hingga 21 jam. Oleh karena itu, pemberian PPI secara intravena sekali sehari (dalam dosis
yang sama seperti yang digunakan secara oral) kemungkinan sudah mencukupi untuk
mencapai tingkat HCl yang diinginkan. Penggunaan klinis formulasi ini pada situasi di atas
membutuhkan penelitian lebih lanjut, tetapi diharapkan sama atau lebih besar dari
penggunaan klinis antagonis reseptor H2 intravena.

PPI tidak boleh digunakan bersama obat pensupresi asam lainnya

Kebutuhan akan asam untuk mengaktivasi obat-obat ini di dalam sel parietal memiliki
beberapa konsekuensi penting. Obat-obat harus digunakan bersamaan atau sebelum makan,
karena makanan akan menstimulasi produksi asam di sel-sel parietal; sebaliknya pemberian
bersamaan dengan obat pensupresi asam lainnya seperti antagonis reseptor H-2 dapat
mengurangi efikasi PPI. Karena tidak semua pompa atau semua sel parietal berfungsi pada
saat yang bersamaan, maka dibutuhkan beberapa dosis obat agar menghasilkan supresi
sekresi asam yang maksimal. Dengan dosis sekali sehari, untuk mencapai tingkat
penghambatan yang tetap (steady-state) membutuhkan waktu 2-5 hari, yang mempengaruhi
sekitar 70% pompa.

Pencapaian tingkat penghambatan yang tetap dapat dipercepat dengan pemberian dosis yang
lebih sering (misal 2 kali sehari). Karena ikatan metabolit aktif obat dengan pompa bersifat
irreversible, penghambatan produksi asam akan berlangsung selama 24-48 jam atau lebih,
hingga enzim baru disintesis kembali (apakah mungkin maksudnya hingga pompa disintesis
kembali ya? Karena pompa proton ini merupakan suatu protein). Oleh karena itu, durasi kerja
obat-obat ini tidak secara langsung berkaitan dengan waktu paruh dalam plasma.
Dikenal beberapa macam tipe PPI
 Omeprazole (Prilosec), also available over-the-counter (without a prescription)
 Esomeprazole (Nexium)
 Lansoprazole (Prevacid)
 Rabeprazole (AcipHex)
 Pantoprazole (Protonix)
 Dexlansoprazole (Kapidex)

Bagaimana mengkonsumsi PPI


PPI dikonsumsi secara oral. Mereka tersedia sebagai tablet atau kapsul. Umumnya, obat-
obatan ini diminum 30 menit sebelum makan pagi.
Jika Anda memiliki ulkus peptikum, dokter mungkin meresepkan PPI bersama dengan dua
atau tiga obat lain sampai 2 minggu. Atau dokter Anda mungkin akan meminta Anda untuk
mengambil obat ini selama 8 minggu.
PPI tidak akan efektif jika digunakan secara PRN. Pada saat Anda mengalami mual, aktivitas
sel parietal Anda telah benar-benar berkurang sampai batas tertentu karena cepat pH Anda
telah turun ke tingkat tertentu. Anda sekarang sudah dimatikan asam dengan umpan balik
negatif.
Efek antisekresi obat omeprazol akan mulai timbul setelah 1 hingga 2 jam pemakaian oral
dengan efek penghambatan sekresi yang dapat berlangsung hingga tiga hari.

Side effects
Efek samping dari PPI jarang. Tetapi mungkin sakit kepala, diare, sembelit, mual, atau gatal-gatal.
Tanyakan kepada dokter Anda jika keadaan ini mengganggu anda, Jika Anda sedang menyusui atau
hamil, berbicara dengan dokter Anda sebelum mengambil obat ini.
Katakan kepada dokter Anda jika Anda juga mengambil obat-obatan lainnya. PPI dapat mengubah
cara obat-obatan tertentu bekerja, termasuk beberapa obat anti-kejang dan pengencer darah
seperti warfarin atau clopidogrel (Plavix).

Indikasi (Fungsi) Omeprazole


Sebagai obat penghambat sekresi asam lambung sebagaimana dijelaskan di atas, maka fungsi
omeprazole adalah: Pengobatan jangka pendek pada penderita tukak duodenal. Pengobatan
jangka pendek pada penderita tukak lambung. Pengobatan penderita tukak lambung dan
tukak duodenum yang tidak responsif terhadap pemberian obat – obat antagonis reseptor H2
contohnya cimetidine, ranitidine. Pengobatan refluks esofagitis erosif / ulceratif pada
penderita yang telah didiagnosa melalui endoskopi. Baca: penyakit GERD

Informasi Keamanan
Omeprazol yang diberikan dengan dosis melebihi 80 mg, dianjurkan untuk membagi dosis
menjadi 2 kali pemberian dalam sehari. Omeprazol yang digunakan untuk penggunaan jangka
panjang perlu mewaspadai adanya kemungkinan efek hipergastrinemia.
Omeprazole sebaiknya tidak diberikan pada ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak, kecuali
apabila penggunaannya dianggap sangat penting. Omeprazol dapat memperpanjang eliminas
obat diazepam, penitoin dan warfarin, sehingga dianjurkan untuk melakukan penurunan dosis
obat tersebut pada penderita.

Anda mungkin juga menyukai