Anda di halaman 1dari 6

Yang membikin mengundang adalah Tante Yana sering memakai baju sleeveless dengan celana pendek

sekitar empat jari dari lutut. Kalau duduk, celananya nampak sempit oleh pahanya. Wajahnya tidak
cantik?cantik amat, wajah ciri khas Indonesia, tipe yang disuka orang-orang bule.
Seperti bodinya, wajahnya juga kalau diperhatikan, apalagi kalau bajunya agak “terbuka”, malah jadi
muka?muka ranjang gitu deh. Dari cara berpakaiannya aku mengira kalau Tante Yana ituhypersex. Kalau
Anita, kebalikan ibunya. Wajahnya cantik Indo, dan kulitnya putih. Rambutnya hitam kecoklatan, belah
pinggir sebahu. Meski buah dadanya tidak terlalu besar, kecocokan pakaiannya justru membuat Anita
jadi seksi. Nampaknya aku terserang sindrom tetangga sebelah nih.
Berhari-hari berlalu, nafsuku terhadap Tante Yana semakin bergolak sehingga aku sering nekat ngumpet
di balik semak-semak, onani sambil melihati Tante Yana kalau sedang di luar rumah. Tapi terhadap
Anita, nafsuku hanya sedikit, itu juga karena kecantikannya dan kulit putihnya. Nafsu besarku kadang-
kadang membuatku ingin menunjukkan batangku di depan Tante Yana dan onani didepan dia.
Pernah sesekali kujalankan niatku itu, namun pas Tante Yana lewat, buru-buru kututup “anu”-ku dengan
baju, karena takut tiba-tiba Tante Yana melapor sama ortu. Tapi, kenyataannya berbeda. Tante Yana
justru menyapaku, (dan kusapa balik sambil menutupi kemaluanku), dan pas di depan pagar rumahnya,
ia tersenyum sinis yang menjurus ke senyuman nakal. “Ehem.. hmm..” dengan sorotan mata nakal pula.
Sejenak aku terbengong dan menelan ludah, serta malah tambahnafsu.
Kemudian, pada suatu waktu, kuingat sekali itu hari Rabu. Saat aku pulang kuliah dan mau membuka
pagar rumah, Tante Yana memanggilku dengan lembut, “De, sini dulu.. Tante bikinin makanan nih buat
papa-mamamu.” Langsung saja kujawab, “Ooh, iya Tante..” Nafasku langsung memburu, dan dag dig
dug. Setengah batinku takut dan ragu-ragu, dan setengahnya lagi justru menyuruh supaya “mengajak”
Tante Yana.
Tante Yana memakai baju sleeveless hijau muda, dan celana pendek hijau muda juga. Setelah masuk ke
ruang tamunya, ternyata Tante Yana hanya sendirian, katanya pembantunya lagi belanja. Keadaan
tersebut membuatku semakin dag dig dug. Tiba-tiba tante memanggilku dari arah dapur, “De, sini nih..
makanannya.” Memang benar sih, ada beberapa piring makanan di atas baki sudah Tante Yana susun.
Saat aku mau mengangkat bakinya, tiba-tiba tangan kanan Tante Yana mengelus pinggangku sementara
tangan kirinya mengelus punggungku. Tante Yana lalu merapatkan wajahnya di pipiku sambil berkata,
“De, mm.. kamu.. nakal juga yah ternyata..” Dengan tergagap-gagap aku berbicara, “Emm.. ee.. nakal
gimana sih Tante?” Jantungku tambah cepat berdegup.
“Hmm hmm.. pura-pura nggak inget yah? Kamu nakal.. ngeluarin titit, udah gitu ngocok-ngocok..”Tante
Yana meneruskan bicaranya sambil meraba-raba pipi dekat bibirku. Kontan saja aku tambah gagap plus
kaget karena Tante Yana ternyata mengetahuinya. Itulah sebabnya dia tersenyum sinis dan nakal waktu
itu. Aku tambah gagap, “Eeehh? Eee.. itu..” Tante Yana langsung memotong sambil berbisik sambil terus
mengelus pipiku dan bahkan pantatku. “Kamu mau yah sama Tante? Hmm?” Tanpa banyak omong-
omong lagi, tante langsung mencium ujung bibir kananku dengan sedikit sentuhan ujung lidahnya.
Ternyata benar perkiraanku, Tante Yana hypersex. Aku tidak mau kalah, kubalas segeraciumannya ke
bibir tebal seksinya itu. Lalu kusenderkan diriku di tembok sebelah wastafel dan kuangkat pahanya ke
pinggangku. Ciuman Tante Yana sangat erotis dan bertempo cepat. Kurasakan bibirku dan sebagian
pipiku basah karena dijilati oleh Tante Yana.
Pahanya yang tadi kuangkat kini menggesek-gesek pinggangku. Akibat erotisnya ciuman Tante Yana,
nafsuku menjadi bertambah. Kumasukkan kedua tanganku ke balik bajunya di punggungnya seperti
memeluk, dan kuelusi punggungnya. Saat kuelus punggungnya, Tante Yana mendongakkan kepalanya
dan terengah. Sesekali tanganku mengenai tali BH-nya yang kemudian terlepas akibat gesekan
tanganku. Kemudian Tante Yana mencabut bibirnya dari bibirku, menyudahi ciuman dan
mengajakkuuntuk ke kamarnya.
Kami buru-buru ke kamarnya karena sangat bernafsu. Aku sampai tidak memperhatikan bentuk dan isi
kamarnya, langsung direbah oleh Tante Yana dan meneruskan ciuman. Posisi Tante Yana adalah posisi
senggama kesukaanku yaitu nungging. Ciumannya benar-benar erotis. Kumasukkan tanganku ke
celananya dan aku langsung mengelus belahan pantatnya yang hampir mengenai belahan vaginanya.
Tante Yana yang hyper itu langsung melucuti kaosku dengan agak cepat.
Tapi setelah itu ada adegan baru yang belum pernah kulihat baik di film semi ataupun di BF manapun.
Tante Yana meludahi dada abdomen-ku dan menjilatinya kembali. Sesekali aku merasa seperti ngilu
ketikalidah Tante Yana mengenai pusarku. Ketika aku mencoba mengangkat kepalaku, kulihat bagian
leher kaos tante Yana kendor, sehingga buah dadanya yang bergoyang-goyang terlihat jelas.
Kemudian kupegang pinggangnya dan kupindahkan posisinya ke bawahku. Lalu, kulucuti kaosnya serta
beha nya, kulanjutkan menghisapi puting payudaranya. Nampak Tante Yana kembali mendongakkan
kepalanya dan terengah sesekali memanggil namaku.
Sambil terus menghisap dan menjilati payudaranya, kulepas celana panjangku dan celana dalamku dan
kubuang ke lantai. Ternyata pas kupegang “anu”-ku, sudah ereksi dengan level maksimum. Sangat keras
dan ketika kukocok-kocok sesekali mengenai dan menggesek urat-uratnya. Tante Yana pun melepas
celana-celananya dan mengelusi bulu-bulu dan lubang vaginanya.
Ia juga meraup sedikit mani dari vaginanya dan memasukkan jari-jari tersebut ke mulutku. Aku langsung
menurunkan kepalaku dan menjilati daerah “bawah” Tante Yana. Rasanya agak seperti asin-
asinditambah lagi adanya cairan yang keluar dari lubang “anu”-nya Tante Yana. Tapi tetap saja aku
menikmatinya. Di tengah enaknya menjilat-jilati, ada suara seperti pintu terbuka namun terdengarnya
tidak begitu jelas. Aku takut ketahuan oleh pembantunya atau Anita.
Sejenak aku berhenti dan ngomong sama Tante Yana, “Eh.. Tante..” Ternyata tante justru meneruskan
“adegan” dan berkata, “Ehh.. bukan siapa-siapa.. egghh..” sambil mendesah. Posisiku kini di bawah lagi
dan sekarang Tante Yana sedang menghisap “lollypop”. Ereksikusemakin maksimum ketika bibir dan
lidah Tante Yana menyentuh bagian-bagian batangku. Tante Yanamengulangi adegan meludahi kembali.
Ujung penisku diludahi dan sekujurnya dijilati perlahan.
Bayangkan, bagaimana ereksiku tidak tambah maksimum?? Tak lama, Tante Yana yang tadinya
nungging, ganti posisi berlutut di atas pinggangku. Tante Yana bermaksud melakukan senggama. Aku
sempat kaget dan bengong melihat Tante Yana dengan perlahan memegang dan mengarahkan penisku
ke lubangnya layaknya film BF saja. Tapi setelah ujungnya masuk ke liang senggama, kembali aku
seperti ngilu terutama di bagian pinggang dan selangkanganku dimana kejadian itusemakin menambah
nafsuku.
Tante mulai menggoyangkan tubuhnya dengan arah atas-bawah awalnya dengan perlahan. Aku merasa
sangat nikmat meskipun Tante Yana sudah tidak virgin. Di dalam liang itu, aku merasa adacairan hangat
di sekujur batang kemaluanku. Sambil kugoyangkan juga badanku, kuelus pinggangnya dan sesekali
buah dadanya kuremas-remas. Tante Yana juga mengelus-elus dada dan pinggangku sambil terus
bergoyang dan melihatiku dengan tersenyum.
Mungkin karena nafsu yang besar, Tante Yana bergoyang sangat cepat tak beraturan entah itu maju-
mundur atau atas bawah. Sampai-sampai sesekali aku mendengar suara “Ngik ngik ngik” dari kaki
ranjangnya. Akibat bergoyang sangat cepat, tubuh Tante Yana berkeringat. Segera kuelus badannya
yang berkeringat dan kujilatitanganku yang penuh keringat dia itu.
Lalu posisinya berganti lagi, jadinya aku bersandar di ujung ranjang, dan Tante Yana menduduki pahaku.
Jadinya, aku bisa mudah menciumi dada dan payudaranya. Juga kujilati tubuhnya yang masih sedikit
berkeringat itu, lalu aku menggesekkan tubuhku yang juga sedikit berkeringat kedada Tante Yana. Tidak
kupikirkan waktu itu kalau yang kujilati adalah keringat karena nafsu yang terlalu meledak.
Tak lama, aku merasa akan ejakulasi. “Ehh.. Tante.. uu.. udaahh..” Belum sempat aku menyelesaikan
kata-kataku, Tante Yana sudah setengah berdiri dan nungging di depanku. Tante Yana mengelus-elus
dan mengocok penisku, dan mulutnya sudah ternganga dan lidahnya menjulur siap menerima semprotan
spermaku. Karena kocokan Tante Yana, aku jadi ejakulasi.
“Crit.. crroott.. crroott..” ternyata semprotan spermaku kuhitung sampai sekitar tujuh kali dimana setiap
kencrotan itu mengeluarkan sperma yang putih, kental dan banyak. Sesekali jangkauan kencrotannya
panjang, dan mengenai rambut Tante Yana. Mungkin ada juga yang jatuh ke sprei. Persis sekali film BF.
Kulihat wajah Tante Yana sudah penuh sperma putih kental milikku. Tante Yana yang memanghyper,
meraup spermaku baik dari wajahnya ataupun dari sisa di sekujur batangku, dan memasukkan ke
mulutnya. Setelah itu, aku merasa sangat lemas. Staminaku terkuras oleh Tante Yana. Aku langsung
rebahan sambil memeluk Tante Yana sementara penisku masih tegak namuntidak sekeras tadi.
Sekitar seminggu berlalu setelah ML sama Tante Yana. Siang itu aku sedang ada di rumah hanya
bersama pembantu (orang tuaku pulangnya sore atau malam, adikku juga sedang sekolah). Sekitar jam
satu-an, aku yang sedang duduk di kursi malas teras, melihat Tante Yana mau pergi entah kemana
dengan mobilnya. Kulihat Anita menutup pagar dan ia tidak melihatku. Sekitar 10 menit kemudian,
telepon rumahku berdering. Saat kuangkat, ternyata Anita yang menelepon. Nada suaranya agak ketus,
menyuruhku ke rumahnya. Katanya ada yang ingin diomongin.
Dan akhirnya obsesiku mnjadi kenyataan.
Malam itu turun hujan,tpi tak trlalu lebat.
Tepat jam 9 malam smua penghuni rumah
sudah tidur. Istri dn anakku tidur d kamar,ibu
mrtua dn anaknya yg paling kecil tidur d ruang
tv. Aku sndiri masih d depan tv,mncari acara
yg menarik untuk d tonton. Mrtuaku tidur d
ranjang,smentara aku duduk d kasur lantai.
Acara mlm itu tdk ad yg menarik,aku pikir
mndingan aku nyusul istriku d kamar. Saat
kulirik posisi tidur mrtuaku,aku jd
mengurungkan niatku. Mrtuaku tidur dgn
posisi terlentang,tangan d atas kepala,kaki
lurus agak trbuka. Mski trtutup selimut
gundukan d selangkangannya tetap trlihat
jelas.
Prtama kali pandanganku trtuju pd tahilalat d
bawah bibirnya. Krna bagiku itu adlh bagian
paling menarik. Dgn Prlahan jariku mengelus
tahilalatnya,tak ad reaksi dr mrtuaku. Aku
terus mengelus pelan,lalu pindah mengelus
bibirnya. Mrtuaku mash ttap trtidur pulas. Utk
mengurangi keteganganku,kucoba
memindah2 canel tv. Tpi ttap tak ad yg lebih menarik dr tubuh mertua d sampingku. Lalu dgn hati2 kuturunkan
selimutnya sbatas paha. Aku dbuat menelan ludah,menyaksikan gundukan selangkangannya d dpan mataku.
Prlahan lngsung ku elus gundukan itu,smbil kutekan bagian tengahnya.
Kurasakan suhu d selangkangan mrtuaku smakin hangat,dn kudengar irama nafasnya berubah mnjdi agak berat.
Takut kl mrtuaku bangun,aku lngsung masuk k kamar tnpa mematikan tv. Kucoba pejamkan mata,tpi bayangan
selangkangan itu smakin jelas d mataku. Krna rasa penasaranku,aku kmbali k ruang tv. Trnyata tv masih menyala
dn posisi tidur mrtuaku tdk berubah,mmbuatku yakin mertuaku masih trtidur pulas.
Aku smakin berani brtindak lbih jauh lgi. Dgn prlahan dn penuh rasa gemetar kucium tahilalatnya brkali2,lalu
beralih mengecup bibirnya. Tak ada reaksi.
Tanganku mulai nakal,kumasukkan tanganku k dlm celananya. Keringat dinginku keluar saat kurasakan tanganku
dn vaginanya hanya d batasi clana dalamnya. Tak hanya smpai distu,kuberanikan diri menyingkap bagian tepi
celana dalamnya. Mngkin krna kecapean mrtuaku tdk merasa kl tanganku sudah mnjamah langsung vaginanya…
Kubelai bulu kemaluannya,trasa kriting dn lebat. Jariku smakin turun menyusuri celah vaginanya,kutemukan
tonjolan kecil yg kuyakini adlh itilnya.
Lalu ku gosok itilnya smbil kutekan pelan,kurasakan vaginanya smakin hangat dn lembab.Kulirik expresi
wajahnya,tampak masih trtidur. Mulutnya sdikit trbuka smbil merintih pelan,mungkin dia mimpi sdang brcinta.
Melihat expresi mrtuaku yg merangsang aku jdi hilang kontrol. Reflek,kulumat bibirnya dn kumasukkan jari
tengahku k dlm vaginanya. Mrtuaku kaget lngsung mmbuka mata dn mndorong mukaku dr wajahnya.
“Sedang apa kamu thin,kurang ajar….”bentak mrtuaku pelan.
Aku merasa ketakutan,lngsung ku tarik tanganku dr dlm celananya. Aku benar2 mati kutu,malu dn tak bisa
mengucap sepatah katapun. Smentara mrtuaku membalikkan badan,tidur membelakangiku smbil mengomeliku.
lalu kudekati mrtuaku. “Maaf bu aku khilaf,jgn aduin ini sma siapapun ya buu”. Kataku mminta maaf.
Tak ada jwaban dr mrtuaku,dua ttap diam d memejamkan mata.
“Skali lgi aku mnta maaf bu”. Bisikku d telinganya.lalu dgn berani ku cium pipinya dn smbil brlalu k kamar. D luar
dugaanku,mertuaku tdk marah saat ku cium pipinya. Dia hnya melirikku saat aku melangkah menuju kamarku. Aku
bingung,apa yg harus kulakukan d kamar. Tiap kupejamkn aq slalu tringat kejadian tadi. Stelah 5 menit d kamar,aku
putuskan utk kmbali lgi k ruang tv. Ibu mrtuaku tidur dgn posisi miring mmbelakangiku. Satu hal yg aku yakini,aku
yakin ibu mrtuaku menyadari kehadiranku. Kmbali ku dekati ibu mertuaku,dia masih mmejamkan matanya.
“Bu”…..bisikku d telinganya. “Mau apa lgi kamu thin,jgn kurang ajar kamu” sahut ibu mrtuaku smbil ttap
mmejamkan matanya. “Aku mnta maaf bu,aku tdi khilaf” Ibu mrtuaku hanya diam,tak menanggapi ucapanku.
Aku kmbali mmberanikan diri mncium pipinya. Ibu mrtuaku hnya mncoba mnjauhkan mukanya dariku,tpi tdk
menolak ciumanku. Smakin berani lalu kucium bibirnya,bahkan ibu mertuaku menurut sja saat kubalikkan
tubuhnya mnjdi terlentang. Ibu mrtuaku masih blum mau mmbuka matanya,tpi dia sesekali mmbalas lumatan
bibirku. Ibu mrtuaku jga diam sja saat aku meraba vaginanya dri luar celana,dia hnya mndesis pelan saat kugosok2
dn kuremas vaginanya. “Bu…ibu masih marah pdaku” Ibu mrtuaku mulai mmbuka matanya.
“Mngapa kmu lakukan ini pdaku,aku ini mrtuamu” jawabnya lirih.
“Tpi ibu suka kan d giniin”. Ibu mrtuaku tdk mnjawab.
“Ibu cantik sih,aku suka sma ininya”.kataku smbil mncium tahilalat d bawah bibirnya.
“Orng udh kendor smua gini kok d bilang cantik”sahut ibu mrtuaku.
Tak kuhiaraukan kata2 ibu mrtuaku,aku kmbali menggerayangi tubuhnya. Kali ini ku masukkan tanganku k dlm
celanyanya,shingga aku bsa mnyentuh scara langsung vaginanya. “Ini kok basah buu”. kataku saat mndapati
vaginanya agak berlendir.“Lha iya,orng dr tadi sudak kmu obok2 kok” jawabnya. Aku hnya trsnyum mndengarnya.
Lalu kmbali mengelus2 vaginanya.kutelusuri belahan vaginanya k bawah smpai k anusnya,ibu mrtuaku
menggelinjang saat kuraba anusnya.“Jangan dstu thin,kotor” cegah mrtuaku smbil mnahan tanganku.
“Ga apa2 bu,cman sbentar” sahutku.Tanganku kmbali mengelus k atas,kubuka bibir vaginanya untuk mncari itilnya.
Ibu mrtuaku mndesah saat ku tekan itilnya lalu ku goyang2kan.“Ssshhhh….ooouughhh…..geli thin” rintih mrtuaku.
Aku terus memainkan itil mertuaku,hingga kurasakan vagianya smakin basah. Rintihan mrtuaku mmbuat kontholku
smakin tegang. Lalu ku tarik tangan kanan mertuaku,kubimbing spaya memegang kontholku. Mulanya dia hanya
mengelus kontholku dr luar celana,lalu dia mulai meremas2 pelan kontholku. Kunikmati prmainan tangannya
sambil terus mengelus vaginanya.“Bu celananya ngalangin nih,ku lepasin yaa” bisikku.“Jangan thin,nnti ktahuan
istrimu”“Istriku udh tidur bu” jawabku.Lalu kutarik celana berikut cd nya.“Sgitu ajj thin jngn d lepas smuanya”.
Kuturuti prmintaan mrtuaku,kulepas clananya hnya sbatas lututnya.“Buka kakinya bu,aku pengen liat vaginamu”
bisikku d telinganya.“Malu thin ibu udh tua,pnya ibu udh jelek” balas ibu mrtuaku.Tpi dia nurut sja saat
kurenggangkan kakinya. Samar2 trlihat vaginanya,jembutnya agak lebat dn bibir vaginanya agak kecoklatan.
“Kmu mau ngpain thin”tnya mrtuaku saat kulepaskan celanaku.“Biar sma2 bu,aku jga pengen ibu melihat
kontholku”jawabku.Stlah kulepas celanaku aku lngsung mmbelai vagina mrtuaku,kugosok2 belahan vaginanya. Ibu
mrtuaku mulai mndesah saat ku belai itilnya,lalu kutekan smbil kugoyang2kan.
“Sshhhh….akkhhhh…terus thin” ucap mrtuaku smbil mnggoyangkan pantatnya. Lalu tnpa d minta mrtuaku lngsung
mmegang kontholku,kontholku d remas2 sambil d kocok pelan.“Besar mana sama punya bpk buu” tanyaku iseng.
“Besar punyamu thin,punyamu lebih keras” jawabnya smbil brbisik.Aku kembali konsentrasi dgn vagina
mertuaku,aku ingin membuat dia ketagihan dgn prmainanku. Prlahan kubuka bibir vaginanya,sudah berlendir.
Mungkin krna prmainan jariku d itilnya. Kutusuk prlahan vaginanya dgn telunjukku,mertuaku kaget.
“Pelan thin,vaginaku udh lama ga di tusuk” rintihnya. Kurasakn lubang vaginanya memang masih sempit. Kutarik
jariku lalu kutusuk lgi vaginanya smpai benar2 terasa becek. Kukocok2 jariku d vaginanya,mertuaku mulai mndesah
sambil menggoyang2kan pantatnya.Ibu mertuaku kaget saat aku jilat itilnya smbil ku kocok vaginanya.
“Di apain itilku thin,jangan d gituin kotor” kata mertuaku smbil mndorong kepalaku.
Tak kupedulikan kata mertuaku,aku terus mnjilati itilnya smbil mmpercepat kocokan jariku d vaginanya. Ibu
mertuaku mengalah,dia mmbiarkan vaginanya aku kerjai. Bahkan dia smakin lebar membuka pahanya.
Mertuaku melepas pegangannya d khontolku,tangannya beralih meremas2 rambutku smbil menekan kepalalu d
vaginanya.“Ouughhhh terus thin,enak banget vaginaku d gituin…”“Nikmatin buuu” balasku.
“Aku blum prnah d gituin thin. Akkhhhh,terus thin tusuk yg dalem vaginaku” mertuaku kmbali meracau. Aku makin
brsemangat mengerjai mertuaku,kutusuk lbih dalam vaginanya smbil ku gigit2 klitorisnya.
Mertuaku tak tahan dgn permainanku,tiba2 dia mengangkat pantatnya sambil mnekan kpalaku d vaginanya.
“Ouughhh kurang ajar kamu thin,kamu apain vaginaku. Enak bnget thin,smpe banjir vaginaku…” Mertuaku
mncapai orgasme pertamanya.“Enak khan buu”,tanyaku.“Hmmm,nikmatnya thin”Lalu kujilat habis cairan
vaginanya,mrtuaku hanya mendesah sambil goyangin pantatnya.“Mau kemana bu” tanyaku saat kulihat ibu
mertuaku turun dr ranjang. “Mau bikin teh sbentar” sahutnya. Lalu ibu mertuaku berjalan ke dapur tanpa memakai
celananya,aku mrasa lucu melihatnya. Sambil menunggu mertuaku ku intip pintu kamarku,istriku masih trtidur
pulas. Mungkin krna di luar hujan. Saat kembali ke ruang tv kulihat mrtuaku sudah duduk di kasur lantai sambil
menyeruput teh hangat. “Kita lanjut di bawah aja ya bu,biar bisa bbas”. Aku istirahat sbenta ya thin,jawab
mertuaku. Lalu aku tiduran di sampingnya. Melihat vaginanya tidak tertutup tentu mmbuat tanganku tdk bisa
diam. Aku mulai meraba bulu vaginanya sambil kutarik2,kuremas vaginanya,aku gosok itilnya dan kumasukkan
jariku ke dalam liang vaginanya.
Ibu mertuaku mulai merespon rangsanganku,perlahan vaginanya mulai basah. Pantatnya pantatnya kadang
diangkat,dan rintihan kecil dr bibirnya mulai terdengar. Lalu kuambil posisi 69, kulebarkan paha ibu mertuaku dan
langsung kujilatin vaginanya…. “Aaakhhhh,geli thiin” desah ibu mertuaku.
Ibu mertuaku membuang muka saat kuarahkan kontholku ke mulutnya. “Jilatin kontholku buu” pintaku. “Ga mau
thin,aku belum pernah” jawab mertuaku. Lalu secara tiba2 kuhisap klitoris ibu mertuaku,dia mendesah sambil
membuka mulutnya. Tidak kusia2kan ksempatan itu,kutekan pantatku ke bawah hingga kontholku menerobos
mulut ibu mertuaku. Ibu mertuaku gelagapan,tpi tidak mencoba mengeluarkan khontolku dr mulutnya. Perlahan
ibu mertuaku mulai terbiasa,sekitar 15 menit aku dan ibu mertuaku saling memuaskan dengan oral seks.
“Buu vaginamu udah basah banget nih” kataku sambil menyudahi oral seks. “Iyaaa,ibu keenakan di jilatin
vaginanya” sahut mertuaku. Kunaikin tubuh ibu mertuaku,tanpa diminta ibu mertuaku melebarkan pahanya seolah
ingin mempersilahkan kontholku masuk ke vaginanya. “Buuu kontholku boleh masuk ga buuu” tanyaku
sambil kutempelkan kontholku di lubang vaginanya. Ibu mertuaku tidak menjawab,tapi tiba2 tangannya menekan
pantatlu ke bawah dan dia mendotong pantatnya ke atass. “Aakkhhhh,enak thiin” desah mertuaku ketika seluruh
kontholku menembus vaginanya. Kunikmati remasan2 dinding vagina ibu mertuaku di kontholku. Tak kusangka
dgn umur kepala lima,vagina ibu mertuaku masih menyimpan kenikmatan….
Kukocok perlahan kontholku di dalam vagina ibu mertuaku,mertuaku mengimbangi dgn menggoyang pantatnya ke
kanan kiri. “Oouugghhh kontholmu enak thiin,tusuk terus vaginaku”. Kupercepat kocokan kontholku sambil
kuremas susu mertuaku yg sudah kendur,kadang sambil kuhisap dan kuplintir putingnya. Ibu mertuaku smakin
keenakan,cairan vaginanya smakin banyak yg keluar membuat khontolku nyaman berada di dalam vaginanga.
Suara becek di vaginanya melengkapi indahnya hubungan gelap ini.
“Oouughhhh aduuuh,kocok yg cepat khontholmu thiin,tusuk terus vaginakuu” “Aaakkhhh,enaknya khontolmu
thiiiin……” Ibu mertuaku mendapatkan orgasme keduanya,kakinya memeluk punggungku hingga khontolku smakin
tenggelam dlm vaginanya. Sbenarnya aku jga hampir orgasme hanya dgn bberapa kocokan lagi,tpi kutahan
orgasmeku krna aku ingin orgasme dgn posisi yg kuinginkan. Khontolku terasa hangat dan basah oleh cairan
orgasme mertuaku,kubiarkan kontholku ttap brsarang dlm vagina mertuaku sambil membiarkannya istirahat
sbentar. Akupun ikut istirahat sambil kuhisap puting ibu mertuaku. “Kamu belum keluar juga thiin” tanya ibu
mertuaku dgn nafas ngos-ngosan….. “Aku sbentar lagi orgasme buu” sahutku. “Ya sudah kocok lagi khontolmu biar
orgasme” jawab ibu mertuaku lirih. “Bagaimana kl ganti posisi buu. Ibu nungging yaa,aku mau tusuk vagina ibu dr
blakang” pintaku. Tanpa mnunggu jwaban lngsung kucabut khontholku dan ku balik tubuh ibu mertuaku.
Kuposisikan tubuh mertuaku utk menungging,lalu elus2 pantatnya dan lobang anusnya. “Kamu aneh2 aja thin,mau
kamu apakan lgi tubuhku ini” protes ibu mertuaku. Lalu aku brlutut di blakan mertuaku, kugesek2an kpala
kontholku di bibir vaginanya. Dan dengan satu hentakan keras kontholku menembus vaginanya. “Aakkhhh pelan2
thin” teriak ibu mertuaku. Aku sudah tidak sabar lgi pengen orgasme,kukocok kontholku dlm vagina ibu mertuaku
dgn cepat smbil kuremas pantatnya. Terkadang kutusuk lobang anus mertuaku dgn jari telunjuk.
Ibu mertuaku nampak mnikmati permainanku,dia terus mendesah nikmat dan sesekali menggoyang pantatnya.
Vagina mertuaku terasa lebih rapat dgn posisi ini. Aku sendiri merasa sudah mau orgasme,lalu kubungkukkan
tubuhku. Kusetubuhi ibu mertuaku dr belakang sambil memeluk tubuhnya dan meramas susunya yg kendur.
Kupercepat kocokan kontholku,tak peduli dgn suara vagina mertuaku yg smakin becek. Kali ini aku sudah tidak
kuat lgi mnahan orgasmeku. “Aaakkhhhhh ,aku keluar buuu. Spermaku muncraat buuuu…..” Teriakku saat
kurasanya kontholku melepaskan 5 tembakan sperma ke dlm vagina ibu mertuaku. “Kocook terus kontholmu
thiin,ibu jg mau keluar” sahut mertuaku.Dengan sisa tenaga kukocok terus kontholku yg udah stengah tegang di
dlm vagina ibu mertuaku. Sperma yg kukluarkan mmbuat vagina mertuaku smakin basah dan becek,suara kocokan
kontholku di vaginanyapun smakin terdengar. 2menit kmudian pantat mertuaku brgetar,dinding vaginanya mnjepit
kontholku dgn rapat dan kpala kontholku terasa disiram cairan hangat. “Aaakkhhhh thiiin ibu keluar lgi….
Kontholmu nikmat thiin” Kmudian tubuh kita sama2 rubuh,kutindih tubuh mertuaku dr blakang dgn ttap
mmbiarkan kontholku menancap di vaginanya. Tak lama kmudian kontholku keluar sndiri dr vagina ibu mertuaku.
Lalu aku bangkit,kutelentangkan tubuh mertuaku dan kurentangkan kdua pahanya. Kulihat sperma yg bercampur
dgn lendir mertuaku mengalir perlahan melalui celah sempit vaginanya. “Gimana rasanya buu” godaku. Ibu
mertuaku hanya senyum2 malu sambil mencoba menutupi vaginanya dgn tangannya. “Banyak banget spermamu
thin,vagina ibu sampai banjir begini” kata mertuaku.Kukunci pintu ruang tv utk mncegah istriku masuk,lalu ku
angkat tubuh mertuaku ke kamar mandi. Kucuci vaginanya dgn air hangat,berkali2 kumasukkan jariku ke dalam
vaginannya utk mmbersihkan spermaku. Kmudian gantian ibu mertuaku mncuci kontholku,elusan tangannya
membuat kontholku kmbali mengeras. Stelah kmbali ke ruang tv,dgn tdk sabar langsung kujilati vagina ibu
mertuaku,kuhisap2 klitorisnya hingga trkadang pantat mertuaku trangkat. Jam 3pagi kita akhiri permainan stengah
ibu mertuaku mengeluh perih di vaginanya. Entah sudah berapa kali kusiram vagina ibu mertuaku dgn
spermaku,dan entah berapa kali ibu mertuaku teriak krna orgasme.

Anda mungkin juga menyukai