PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan
Dalam bab ini akan dibahas mengenai persamaan dan perbedaan antara
konsep dasar secara teori dengan asuhan keperawatan gerontik pada Tn.”S”
dengan gangguan sistem muskuloskeletal : gout arthritis di panti sosial lanjut
usia harapan kita kota palembang.
Pengkajian adalah dasar utama langkah dari suatu proses keperawatan
yang terdiri dari tiga tahap pengumpulan data, pengorganisasian serta
kemampuan menganalisa dan merumuskan diagnosa. Pengkajian yang penulis
lakukan dalam asuhan keperawatan pada Tn.”S” dengan gangguan sistem
muskuloskeletal : gout arthritis di panti sosial lanjut usia harapan kita kota
palembang meliputi biodata, riwayat kesehatan, kebutuhan dasar, pemeriksaan
fisik dan data penunjang. Pada saat melakukan pengkajian penulis
menggunakan instrumen pengkajian sebagai pedoman yaitu pengkajian
menurut (NANDA 2017). Pada proses pengkajian Tn.”S” didapatkan data
dengan teknik wawancara dan observasi langsung dengan Tn.”S”. Teknik
tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Padila (2014) yang mengatakan
bahwa pengkajian merupakan suatu tahapan dimana perawat mengambil
semua data secara terus menerus terhadap klien yang dibinanya. Sumber
informasi untuk pengumpulan data dapat menggunakan metode wawancara
dan observasi kepada klien. Dari proses pengkajian pada Tn.”S” didapatkan
data yaitu bahwasanya Tn.”S” kadar uric acid nya meningkat sudah hampir 1
tahun ini, Tn.”S” sering mengalami nyeri pada sendi jari – jari kaki dan tangan
nya. Tn.”S” mengatakan karena nyeri tersebut ia sulit untuk melakukan
aktivitas seperti biasanya, dan Tn.”S” juga mengatakan sulit tidur pada saat
nyeri timbul dan sulit untuk tidur kembali. Saat ini Tn.”S” tidak menggunakan
obat apapun dikarenakan keterbatasan ekonomi semenjak masuk di panti.
1
2
B. Diagnosa Keperawatan
Setelah semua data dianalisa dan dikelompokkan masalah – masalah
keperawatan yang muncul, maka penulis dapat merumuskan diagnosa
keperawatan. Menurut Betan, (2013) diagnosa keperawatan disusun
berdasarkan jenis diagnosis seperti diagnosis sehat (wellness), diagnosis
ancaman (resiko), dan diagnosis aktual (gangguan). Berdasarkan pengkajian
didapatkan 3 diagnosa keperawatan yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
Diagnosa keperawatan ini diangkat berdasarkan pengkajian yang
dilakukan oleh penulis tentang nyeri akut yaitu Tn. “S” mengeluh sering
merasakan nyeri pada sendi jari-jari kaki dan tangan, Tn. “S” mengatakan
sudah menderita gout arthritis selama 1 tahun, Tn. “S” mengatakan kadar
uric acid nya pernah sampai 10mg/dL. Tn. “S” tampak meringis, TTV :
TD : 160/90 mmHg, RR: 22x/mnt, N : 84x/mnt, Temp : 36,8°C, Uric Acid:
8.8mg/dL.
Nyeri pada bagian sendi tubuh yang disebabkan oleh penimbunan zat
purin yang mengkristal dan mengakibatkan munculnya gejala yaitu rasa
sakit atau nyeri yang menusuk – nusuk pada sendi kaki, tangan, dan ruas –
ruas jari tangan. Nyeri yang terjadi pada Tn. “S” adalah karena kadar uric
acid yang meningkat sehingga terjadi penimbunan serta pengendapan dan
menyebabkan pengkristalan urat. Pengkristalan tersebut memicu
terjadinya mekanisme peradangan yang menimbulkan eritma panas dan
respon inflamasi lokal.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan
otot
Pada pengkajian ini ditemukan diagnosa keperawatan yaitu gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot, dimana data
subjektif yang didapatkan oleh penulis yaitu klien mengatakan kaki dan
tangan nya lemah, sulit digerakkan , dan tidak dapat melakukan aktivitas
terlalu berat. Data objektif yang ditemukan yaitu klien tampak sulit
melakukan aktivitas, klien tampak berjalan perlahan – lahan, serta sulit
melakukan aktivitas dan klien tampak lelah. Secara teoritis gangguan
mobilisasi fisik (imobilisasi) didefinisikan oleh North American Nursing
3
C. Intervensi Keperawatan
Rencana tindakan keperawatan merupakan tindakan agar tercapainya
tujuan yang diinginkan dalam memenuhi kebutuhan klien. Pada prinsipnya
penulis tidak menemukan hambatan yang berarti dalam melakukan tindakan
keperawatan. Hal ini disebabkan faktor – faktor yang mendukung antara lain
adalah hubungan kerja sama yang baik antara penulis dengan klien dalam
mengatasi masalah yang sedang klien hadapi bersama – sama.
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
Diagnosa keperawatan ini diangkat berdasarkan pengkajian yang
dilakukan oleh penulis tentang diagnosa nyeri akut yaitu Tn. “S” mengeluh
sering merasakan nyeri pada sendi jari-jari kaki dan tangan, Tn. “S”
mengatakan sudah menderita gout arthritis sejak 1 tahun yang lalu, klien
mengatakan kadar uric acid nya pernah sampai 10 mg/dL. Tn. “S” tampak
meringis memegang sendi jari-jari kaki dan tangan, TD : 160/90 mmHg,
RR:22x/mnt, N : 84x/mnt, Temp : 36,8°C, Urice Acid : 8.8 mg/dL. Dalam
proses keperawatan ini penulis menetapkan tujuan jangka panjang
diharapkan perubahan kadar uric acid dengan nilai normal. Intervensi
diatas dapat dilakukan oleh penulis dalam memberikan tindakan
keperawatan pada Tn. “S yaitu melakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dan faktor presipitasi, monitor tanda-tanda vital, mengobservasi reaksi
nonverbal dari ketidaknyamanan, mengajarkan strategi komunikasi
terapeutik untuk mengungkapkan pengalaman nyeri dan penerimaan klien
terhadap respon nyeri, mengurangi faktor predisposisi nyeri, mengajarkan
tentang teknik non farmakologi, mengontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri, serta memberikan informasi tentang nyeri termasuk
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan hilang, antisipasi terhadap
ketidaknyamanan dari nyeri.
5
D. Implementasi Keperawatan
Dalam tahapan ini penulis melakukan tindakan keperawatan berdasarkan
rencana tindakan yang telah dibuat. Pada tahap pelaksanaan tindakan
keperawatan yang merupakan tindakan yang nyata terhadap klien dalam
rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Dari keseluruhan rencana tindakan
dapat diaplikasikan kedalam tindakan keperawatan yang nyata. Semua
tindakan dari diagnosa dilakukan sesuai yang sudah direncanakan. Secara
teoritis tindakan keperawatan dipilih untuk membantu klien dalam mencapai
hasil. Harapannya bahwa klien dapat melakukan apa yang sudah dipilih
masalah, dan tujuannya.
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
Pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis,
penulis melakukan implementasi sebagai berikut, yaitu:
a) Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.
b) Monitoring tanda-tanda vital
c) Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
d) Menggunakan strategi komunikasi terapeutik untuk
mengungkapkan pengalaman nyeri dan penerimaan klien terhadap
respon nyeri
e) Mengurangi faktor predisposisi nyeri
f) Mengajarkan tentang teknik non farmakologi
g) Mengkontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
h) Memerikan informasi tentang nyeri termasuk penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan hilang, antisipasi terhadap ketidaknyamanan
dari nyeri
i) Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik
Dimana yang penulis lakukan tentang tindakan keperawatan untuk
mengatasi nyeri akut adalah dengan melakukan kompres hangat saat nyeri
muncul serta memberikan penyuluhan kesehatan tentang cara melakukan
kompres hangat untuk mengurangi nyeri yang timbul akibat gout arthritis.
Ada beberapa hasil penelitian terkait untuk mengurangi nyeri dengan
menggunakan kompres hangat.
Berdasarkan penelitian Wurangian (2014) hasil analisis dengan
menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh bahwa terdapat
perbedaan nyeri pada pasien gout arthritis sebelum diberikan kompres
7
E. Evaluasi Keperawatan
12
2) Tirah baring
15
3) Kompres hangat
Kompres hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat
setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Efek
terapeutik pemberian kompres hangat :
- Mengurangi nyeri
- Meningkatkan aliran darah
- Mengurangi kejang otot
- Menurunkan kekakuan tulang sendi .