Anda di halaman 1dari 6

Nama Anggota Kelompok:

1. Cahyani Dwi Padma Sari (17802241003)


2. Kurniasari (17802241007)
3. AprilliaTanjung (17802241008)
4. Jundiati (178022
5. Laily Nur Halizah (17802241021)
6. Rani Julia Pratiwi (17802244001)
7. Anggi AnisyaYomara (17802244005)
8. Ima Cahyani (17802244007)
9. Septi Kholifatun I. (17802244017)

STANDAR PELAYANAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN STANDAR


PENDIDIKAN BAGI PAUD:
1. Standar Isi
 Terfokus pada anak, dilakukan dengan konsisten sesuai dengan tingkat
perkembangan, minat dan kebutuhan masing-masing anak
 Memperhatikan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan
 Berdasarkan prinsip pembelajaran melalui bermain yang menyenangkan,
menantang, dan bermakna bagi anak
 Berdasarkan budaya lokal dan pengenalan terhadap budaya lain
 Mengandung pengalaman-pengalaman bermain yang melibatkan seluruh
modalitas / multi sensoris
 Mendorong keaktifan dan kreativitas fisik maupun mental
 Mengoptimalkan potensi di semua bidang
 Mengintegrasikan pendidikan juga layanan kesehatan, dan nutrisi serta gizi
seimbang
 Memberikan beragam kegiatan bermain berupa pengalaman sehari hari secara
fleksibel sesuai dengan kondisi, minat dan kebutuhan anak
 Mengenalkan jenis dan alat permainan yang bersumber dari budaya lokal
2. Standar Kompetensi Lulusan (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia
Dini)
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 137 tahun
2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, yaitu
1) STPPA merupakan acuan untuk mengembangkan standar isi, proses, penilaian,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, serta
pembiayaan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.
2) STPPA merupakan acuan yang dipergunakan dalam pengembangan kurikulum
PAUD
3) Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD disebut
sebagai Kompetensi Inti.
4) Kompetensi Dasar merupakan pencapaian perkembangan anak yang mengacu
kepada Kompetensi Inti.
5) Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak merupakan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang dapat dicapai pada rentang usia tertentu.
6) Pertumbuhan anak merupakan pertambahan berat dan tinggi badan yang
mencerminkan kondisi kesehatan dan gizi yang mengacu pada panduan
pertumbuhan anak dan dipantau menggunakan instrumen yang dikembangkan
oleh Kementerian Kesehatan yang meliputi Kartu Menuju Sehat (KMS), Tabel
BB/TB, dan alat ukur lingkar kepala.
7) Perkembangan anak sebagaimana dimaksud merupakan integrasi dari
perkembangan aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, dan
sosial-emosional, serta seni.
8) Perkembangan sebagaimana dimaksud merupakan perubahan perilaku yang
berkesinambungan dan terintegrasi dari factor genetic dan lingkungan serta
meningkat secara individual baik kuantitatif maupun kualitatif.
9) Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal membutuhkan
keterlibatan orang tua dan orang dewasa serta akses layanan PAUD yang
bermutu.
10) Pentahapan usia dalam STPPA terdiri dari:
a). Tahap usia lahir – 2 tahun, terdiri atas kelompok usia: Lahir – 3 bulan, 3 –
6 bulan, 6 – 9 bulan, 9 – 12 bulan, 12 – 18 bulan, 18 – 24 bulan;
b). Tahap usia 2 – 4 tahun, terdiri atas kelompok usia: 2 – 3 tahun dan 3 – 4
tahun; dan
c). Tahap usia 4 – 6 tahun, terdiri atas kelompok usia: 4 – 5 tahun dan 5 – 6
tahun.
Dalam bab I pasal 1 butir 14 UU Sisdiknas no. 20 tahun 2003, tercantum pendidikan anak
usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan psikologis agar anak memiliki persiapan
pendidikan yang lebih lanjut. Untuk mencapai perkembangan yang optimal, diperlukan
cara pengasuhan pendidikan holistic dengan memberikan rangsangan perkembangan
fisik-motorik; kognitif-bahasa; sosia;-emosi; moral-agama. Seluruh aspek tersebut
berkembang secara integrative dan saling berkaitan serta tidak terpisahkan. Tingkat
perkembangan yang dicapai bukan merupakan tingkat pencapaian kecakapan akademis
seperti pendidikan formal, melainkan merupakan aktualisasi potensi semua aspek
perkembangan yang diharapakan dapat dicapai anak pada setiap tahap perkembangan.
3. Standar Proses
 Pendidik merancang perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi pembelajaran, dan pengawasan pembelajaran.
 Pendidik melakukan pendekatan ke peserta didik dan menentukan model
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik anak, dan budaya lokal
yang meliputi program semester (Prosem), rencana pelaksanaan pembelajaran
mingguan (RPPM), dan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
 Pendidik melaksanakan pembelajaran dengan bermain secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, kontekstual dan berpusat pada anak untuk berpartisipasi aktif
 Pendidik melakukan evaluasi pembelajaran yang mencakup evaluasi proses
danhasil pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik untuk menilai
keterlaksanaan rencana pembelajaran.
 Kepala Satuan Lembaga Paud yang menyelenggarakan pengawasan pembelajaran
guna memastikan proses pembelajaran berjalan sesuai arah dan tujuan yang telah
ditetapkan.
4. Standar Sarana dan Prasarana
Sarana:
 Menyediakan perabotan seperti meja kursi anak atau tikar sebagai alas lantai,
tempat penyimpanan alat permainan, tempat penyimpanan dokumen
(perlengkapan administrasi), alat pengukur tinggi, alat penimbang berat badan,
dan alat-alat kebersihan.
 Menyediakan peralatan pendidikan seperti alat bermain untuk di dalam maupun
luar ruang, perlengkapan music dan seni, dan perlengkapan olahraga
 Menyediakan media pendidikan berupa poster, buku dan alat tulis, majalah, dan
alat elektronik jika diperlukan seperti radio, tape recorder, dsb.
Prasarana:
 Menyediakan ruang aktivitas, ruang makan, ruang ibadah, dapur, kamar mandi,
dan perlengkapan kesehatan.
5. Standar Pengelolaan
 Penerapan manajemen berbasis masyarakat yang ditunjukkan dengan adanya :
kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas
 Setiap lembaga PAUD harus memiliki status yang jelas pengelolaannya
 Lembaga PAUD dapat menjalin kemitraan dalam berbagai bentuk kerjasama
dengan pihak lain
 Lembaga PAUD bersifat terbuka dan akuntabel, memiliki struktur organisasi,
personil yang bertanggung jawab, pembagian tugas yang jelas, rencana kerja,
melakukan laporan kegiatan, monitoring dan evaluasi
 Lembaga PAUD harus memiliki pedoman yang mengatur kurikulum, kalender
pendidikan, tata terbit serta mekanisme pengawasan
6. Standar Pembiayaan
 Menyediakan insentif Pengelola, Pendidik, Pengasuh, dantenaga lain yang
mendukung penyelenggaraan program PAUD.
 Menyediakan biaya operasional untuk proses penyelenggaraan.
 Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana PAUD.
 Pembiayaan peningkatan mutu tenagake pendidikan.
7. Standar Penilaian
 Dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan cara membuat
kesimpulan dari hasil pencatatan harian, riwayat kesehatan, berbagai tingkat
pencapaian perkembangan anak yang dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.
 Dilakukan setiap bulan, setiap tiga bulan, sesuai dengan tahap perkembangan
anak. Semakin awal usia anak semakin pendek jarak penilaian
 Deteksi dini dilakukan terhadap anak yang memiliki masalah perkembangan
sehingga perlu mendapat perhatian khusus. Tindak lanjutnya berupa konsultasi
atau rujukan dilakukan apabila dipandang perlu
8. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
 Memahami konsep dasar tentang ilmu pendidikan PAUD
 Memiliki kemampuan dalam merancang program bermain pada pendidikan
PAUD
 Memiliki kemampuan dalam mengembangkan program pendidikan anak usia dini
 Mampu menyusun suatu kegiatan belajar dan bermain berdasarkan kelompok usia
anak dalam satuan, harian, mingguan
 Mampu melatih rutinitas
 Menguasai pengetahuan mengenai gizi dan kesehatan anak
 Mampu menggunakan berbagai alat permainan sebagai sarana pengembangan
potensi anak
 Mampu memanfaatkan ruang, waktu dan sarana bermain secara efisien dan efektif
 Mampu mengikuti kegiatan ilmiah dalam upaya peningkatan kompetensi profesi
 Mampu memahami pentingnya peran keluarga dalam perkembangan dan
pembelajaran anak usia dini

9. Standari Tingkat Pencapain Perkembangan


 Nilai Agama dan Moral
Nilai moral dan agama yang dicapai dalam mengenal agama yang dianut,
penolong, sopan, hormat, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengetahui
hari besar agama, dan menghormati (toleransi) agama orang lain.

 Fisik Motorik
Fisik motorik yang ingin dicapai pada anak adalah
a) Motorik kasar : Memiliki gerakan tubuh secara terkoordinasi, dan lincah
mengikuti aturan.
b) Motorik halus : Memiliki kemampuan mengunakan alat untuk eksplorasi dan
mnegekspresikan diri dalam berbagai bentuk.
c) Kesehatan dan prilaku keselamatan : Memilii kemampuan untuk berprilaku
hidup bersih sehat dan peduli keselamatannya.

 Kognitif

Kognitif yang ingin dicapai adalah :


a) Belajar dan pemecahan masalah : Mampu memecahkan masalah sederhana
dalam kehidupan sehari - hari dengan cara yang fleksibel terjadi dan diterima
sosial dan menerapkan pengetahuan atau pengalaman konteks yang baru.
b) Berfikir logis : Mengenal berbagai perbedaan, klasifikasi,pola, berinisiatif,
berencana dan mengenal sebab akibat.

 Bahasa
a) Memahami (reseptif) bahasa : Memahami cerita, perintah, aturan, dan
menyenangi serta menghargai bacaan.
b) Mengekspresikan bahasa : Mampu bertanya, menjawab pertanyaan,
berkomunikasi secara lisan, menceritakan kembali apa yang dia ketahui.
c) Keaksaraan : Memahami hubungan bentuk dan bunyi huruf, meniru bentuk
huruf, serta memahami kata dalam cerita.

 Sosial Emosional
a. Kesadaran diri : Memperlihatan kemampuan diri, mengenal perasaan sendiri
dan mengendalikan diri, serta mampu menyesuaikan diri dengn orang lain.
b. Rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain : Mengetahui hak -
haknya, menaati aturan, mengatur diri sendiri, serta bertanggung jawab atas
prilakunya untuk kebaikan bersama.
c. Prilaku prososial : Mampu bermaun dengan teman sebaya, memahami
perasaan, merespon,berbagi, serta mengharagai hak dan pendapat orang lain,
bersifat kooperatif, toleransi, dan berprilaku sopan.

 Seni
Seni, meliputi : Mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimajinasi dangan
gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa,
kerajinan), serta mampu mengapresiasi kerya seni. Pengembangan kemampuan
anak dalam segi estetika diharapkan tumbuh seiring dengan perkembangan
fisiknya.

Anda mungkin juga menyukai