From the Pulmonary and Critical Care Division, Department of Internal Medicine,
Washington University School of Medicine, and the Medical Intensive Care Unit
and the Department of Respiratory Care Services, Barnes–Jewish Hospital — both
in St. Louis. Address reprint requests to Dr. Kollef at the Pulmonary and Critical
Care Division, Washington University School of Medicine, Box 8052, 660 S.
Euclid Ave., St. Louis, MO 63110 , or at mkollef@pulmonary.wustl.edu. ©1999,
Massachusetts Medical Society.
Baru-baru ini, pentingnya pengobatan awal yang memadai dengan antibiotik telah
diakui; pengobatan semacam itu dapat memengaruhi estimasi kematian yang dapat
diatribusikan. Studi terbaru menunjukkan bahwa pasien dengan pneumonia terkait
ventilator awalnya harus diobati dengan rejimen antibiotik spektrum luas yang
ditujukan untuk mencakup semua kemungkinan patogen bakteri. Rejimen ini
selanjutnya harus dipersempit, sesuai dengan hasil kultur sekresi pernapasan dan
profil sensitivitas bakteri. Selain tingkat kematian yang lebih tinggi, pneumonia
terkait ventilator dikaitkan dengan rawat inap yang berkepanjangan dan
peningkatan medis.
1. Strategi Pencegahan Umum
2. Strategi Nonfarmakologi
a. Mencuci Tangan Secara Efektif dan Penggunaan Gaun dan Sarung
Tangan Pelindung.
Aspirasi sekresi saluran napas bagian atas sering terjadi bahkan pada
orang dewasa yang sehat. Pasien yang menerima ventilasi mekanis
harus ditempatkan dalam posisi semi-telentang untuk mengurangi
terjadinya aspirasi. Selain itu, langkah-langkah untuk mengurangi
ekstubasi yang tidak direncanakan (misalnya, penggunaan yang tepat
dari pengekangan fisik dan kimia dan mengamankan tabung endotrakeal
kepada pasien) dan kebutuhan untuk reintubasi selanjutnya dilakukan
dengan pasien dalam posisi terlentang mungkin juga bermanfaat.
1. Identitas Jurnal
MARIN H. KOLLEF, M.D. The New England Journal of Medicine Volume
34 Number 8
2. Metode
Review Article
3. Hasil
Pneumonia nosokomial adalah penyebab utama kematian akibat infeksi
yang didapat di rumah sakit, dengan angka kematian kasar sekitar 30 persen.
Pneumonia terkait ventilator merujuk secara spesifik pada pneumonia
bakteri nosokomial yang telah berkembang pada pasien yang menerima
ventilasi mekanis. Pneumonia terkait ventilator yang terjadi dalam 48
hingga 72 jam setelah intubasi trakea biasanya disebut pneumonia onset
dini; sering disebabkan oleh aspirasi, yang mempersulit proses intubasi.
Patogenesis pneumonia yang berhubungan dengan ventilator biasanya
mensyaratkan dua proses penting terjadi: kolonisasi bakteri pada saluran
aerodigestif dan aspirasi sekresi yang terkontaminasi ke jalan napas bawah
(Gbr. 1). Oleh karena itu, strategi yang bertujuan untuk mencegah
pneumonia terkait ventilator biasanya fokus pada pengurangan beban
kolonisasi bakteri di saluran aerodigestive, mengurangi kejadian aspirasi,
atau keduanya.
A. Strategi Pencegahan Umum
B. Strategi Nonfarmakologi
a. Mencuci Tangan Secara Efektif dan Penggunaan Gaun dan Sarung
Tangan Pelindung.
b. Posisi Semirecumbent Pasien.
c. Intubasi Oral (Non-Nasal).
d. Pemeliharaan Rangkaian Ventilator Rutin
e. Pengisapan Subglot Terus Menerus
f. Jenis Suction Catheter dan Penggantinya
g. Pelembapan dengan Penukar Panas dan Kelembaban
h. Perubahan Postur
C. Strategi Farmakologi
a. Profilaksis Stres-Ulkus
b. Pemberian Antibiotik
c. Terapi Antibiotik Kombinasi
d. Terapi Antibiotik Profilaksis
e. Bilas Klorheksidin
f. Pemberian Immunoglobulin
g. Perawatan Profilaksis Pasien dengan Neutropenia
h. Vaksin