0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
65 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas enam Standar Keselamatan Pasien (SKP) yang merupakan bagian dari akreditasi rumah sakit. SKP tersebut mencakup ketepatan identifikasi pasien, komunikasi efektif, keamanan obat berbahaya, kepastian prosedur operasi, mengurangi risiko infeksi, dan mengurangi risiko jatuh pasien."
Dokumen tersebut membahas enam Standar Keselamatan Pasien (SKP) yang merupakan bagian dari akreditasi rumah sakit. SKP tersebut mencakup ketepatan identifikasi pasien, komunikasi efektif, keamanan obat berbahaya, kepastian prosedur operasi, mengurangi risiko infeksi, dan mengurangi risiko jatuh pasien."
Dokumen tersebut membahas enam Standar Keselamatan Pasien (SKP) yang merupakan bagian dari akreditasi rumah sakit. SKP tersebut mencakup ketepatan identifikasi pasien, komunikasi efektif, keamanan obat berbahaya, kepastian prosedur operasi, mengurangi risiko infeksi, dan mengurangi risiko jatuh pasien."
Salah satu amanah dalam UU RS adalah tentang keselamatan pasien atau safety
pasien. SKP ini merupakan instrumen akreditasi yang wajib lulus. Berikut klue untuk mudah menghafalkan 6 SKP (4O 2J ): Jangan Salah ( 4O ) : 1.Orang 2.Omong 3.Obat 4.Operasi KurangiResiko 2R: 5. Resiko Infeksi 6. Resiko Jatuh
Kalau pakai klue cerita :
“Kemarin saya ketemu ORANG, dia OMONG mau beli OBAT, untuk istrinya yang mau OPERASI, kakinya kena INFEKSI karena JATUH dari motor” Bagaimana mudah bukan menghafal 6 SKP. Kalau lebih lengkapnya sebagai berikut :
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
Standar SKP I Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki/ meningkatkan ketelitian identifikasi pasien
Elemen Penilaian Sasaran I :
Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah atau produk darah. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur. SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF Standar SKP II Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektifitas komunikasi antar para pemberi pelayanan
Elemen Penilaian Sasaran II :
Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dibacakan secara lengkap oleh penerima perintah. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.
SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI (HIGH ALERT) Standar SKP III Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert)
Elemen Penilaian Sasaran III :
Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label dan penyimpanan elektrolit konsentrat. Implementasi kebijakan dan prosedur. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang kurang hati- hati di area tersebut sesuai kebijakan.
SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-
PASIEN OPERASI Standar SKP IV Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat-lokasi, tepat-prosedur dan tepat-pasien.
Elemen Penilaian Sasaran IV :
Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien didalam proses penandaan. Rumah sakit menggunakan suatu cheklist atau proses lain untuk memverifikasi saat pre operasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat dan fungsional. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur sebelum “incisi/time out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur tindakan pembedahan. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung suatu proses yang seragam untuk memastikan tepat lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien, termasuk prosedur medis dan dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi.
SASARAN V : PENGURANGAN RESIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN
KESEHATAN Standar SKP V Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
Elemen Penilaian SasaranV :
Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (a.l dari WHO Guidelines on Patient Safety. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara berkelanjutan resiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
SASARAN VI : PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH
Standar SKP VI Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko pasien dari cidera karena jatuh.
Elemen Penilaian Sasaran VI :
Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap resiko jatuh dan melakukan asesmen ulang bila pasien diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan dan lain-lain. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen dianggap. SBAR adalah Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit yang terdiri dari Situation, Background, Assessment, Recommendation. Metoda komunikasi ini digunakan pada saat perawat melakukan timbang terima (handover) ke pasien. Keuntungan dari penggunaan metoda SBAR a. Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif. b. Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paham akan kondisi pasien. c. Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan pasien. Tehnik Pelaksanaan SBAR a. S : Situation (kondisi terkini yang terjadi pada pasien) 1) Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan, serta dokter yang merawat 2) Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum atau sudah teratasi/ keluhan Contoh Penerapan Rumah Sakit : a) Pemindahan pasien : isi dengan tanggal, waktu, dari ruang asal ke ruang tujuan pemindahan b) Diagnosa medis : isi dengan diagnosa medis yang terakhir diputuskan oleh dokter yang merawat c) Masalah utama keperawatan saat ini, isi dengan masalah keperawatan pasien yang secara aktual pada pasien yang wajib dilanjutkan diruang kepindahan yang baru b. B : Background (info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini) 1) Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari setiap diagnosis keperawatan 2) Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif, dan obat – obatan termasuk cairan infus yang digunakan 3) Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respon pasien dari setiap diagnosis keperawatan 4) Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif, dan obat – obatan termasuk cairan infus yang digunakan 5) Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosis medis Contoh Penerapan Rumah Sakit : a) Riwayat alergi/reaksi obat : isi dengan apa jenis alergi yang diderita atau jenis reaksi obat tertentu pada pasien dulu hingga sekarang b) Hasil investigasi abnormal : isi keadaan abnormal/keluhan saat pasien datang ke RS sehingga mengharuskan pasien tersebut dirawat (riwayat keluhan saat masuk rumah sakit)
c. A : Assessment (hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini)
1) Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti tanda vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden score, status restrain, risiko jatuh, pivas score, status nutrisi, kemampuan eliminasi, dan lain – lain. 2) Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung.
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
a) Observasi terakhir, GCS: Eye, Verbal, Motorik (EVM) : isi dengan vital sign dan tingkat kesadaran pasien secara numerik. contoh : E 4, V 5 M6 b) BAB dan BAK, diet, mobilisasi, dan alat bantu dengar, isi / di ceklist sesuai keadaan pasien c) Luka decubitus : isi dengan kondisi saat ini (misalnya ada pus, jaringan nekrotik, dll,) lokasi dan ukurannya juga dilengkapi d) Peralatan khusus yang diperlukan: isi misalnya WSD, colar brace, infuse pump dll d. R : Recommendation Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu dilanjutkan (refer to nursing care plan) termasuk discharge planning dan edukasi pasien dan keluarga. Contoh Penerapan Rumah Sakit : a) Konsultasi, fisiotherafi dll, isi dengan rencana konsultasi, rencana fisiotherafi dll b) Obat, barang dan berkas-berkas yang lain : isi jumlah barang / berkas