KONTRASEPSI
Oleh
TAHUN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak-hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas (UU Kependudukan Nomor 52 tahun 2009).
Keluarga Berencana merupakan suatu cara yang memungkinkan setiap orang untuk mengatur
jumlah anak yang diinginkan dan jarak kehamilan melalui informasi, pendidikan dan penggunaan
metode kontrasepsi (WHO, 2014).
Keluarga Berencana berperan dalam mengurangi risiko kematian ibu pada waktu
melahirkan yang disebabkan karena terlalu sering melahirkan dan jarak antara kelahiran yang
terlalu pendek (Prawirohardjo, 2005). Berdasarkan Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
tahun 2015, AKI di Indonesia berada pada angka 305 per 100.000 kelahiran hidup. Upaya untuk
menurunkan AKI perlu dilakukan dengan melihat target Sustainable Development Goals (SDGs)
dalam The 2030 Agenda For Sustainable Development yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Salah satu program Keluarga Berencana untuk menurunkan AKI yaitu dengan KB Pasca
Persalinan (Riskesdas, 2013). KB Pasca Persalinan adalah penggunaan metode kontrasepsi pada
masa nifas sampai dengan 6 minggu atau 42 hari setelah melahirkan (Kemenkes, 2014a). KB
Pasca Persalinan merupakan langkah untuk mencegah kehilangan kesempatan menggunakan KB
setelah melahirkan (Riskesdas, 2013).
Penerapan KB Pasca Persalinan sangat penting karena kembalinya kesuburan pada ibu
setelah melahirkan tidak dapat diketahui secara pasti dan dapat terjadi sebelum datangnya siklus
haid bahkan pada wanita menyusui. Hal ini menyebabkan pada masa menyusui, wanita
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) atau unwanted pregnancy. Kontrasepsi
sebaiknya sudah digunakan sebelum kembali beraktivitas seksual. Oleh karena itu sangat penting
untuk menggunakan kontrasepsi seawal mungkin setelah persalinan(Mujiati, 2013).
Fenomena diatas menggerakan saya untuk ikut ambil bagian dalam mensukseskan
program keluarga berencana melalui penyuluhan kepada pasien post partum di Ruang Mawar
RSUD Dr. H. Soewondo Kendal.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit tentang Alat, Obat dan Metode Kontrasepsi
diharapkan pasien post partum mengetahui tentang Tepat dalam Pemilihan Kontrasepsi.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan pasien ppost partum mampu:
a. Menjelaskan pengertian masing-masing alat kontrasepsi
b. Menyebutkan keuntungan masing-masing alat kontrasepsi
c. Mengetahui keterbatasan masing-masing alat kontrasepsi
C. Sasaran
Sasaran dalam penyuluhan adalah pasien post partum di Ruang Mawar RSUD Dr. H. Soewondo
Kendal
D. Materi/Isi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1. Pengertian, keuntungan dan keterbatasan alat kontrasepsi Kondom
2. Pengertian, keuntungan dan keterbatasan alat kontrasepsi Suntik
3. Pengertian, keuntungan dan keterbatasan obat kontrasepsi Pil KB
4. Pengertian, keuntungan dan keterbatasan alat kontrasepsi Susuk KB
5. Pengertian, keuntungan dan keterbatasan metode kontrasepsi IUD/AKDR
6. Pengertian, keuntungan dan keterbatasan metode kontrasepsi Vasektomi
7. Pengertian, keuntungan dan keterbatasan metode kontrasepsi Tubektomi/MOW
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
1. Flipchart/Lembar balik
2. Leaflet
G. Setting Tempat
: Penyuluh
: Flipchart/Lembar balik
: Peserta
: CI/Pembimbing Klinis
: Pembimbing Akademik
H. Pengorganisasi
1. Penyuluh : Ulfa Rimawati
2. Peserta : Pasien post partum
Pembagian Tugas
1. Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
2. Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir
I. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
K. Materi
A. KONDOM
1. Pengertian
Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi yang berbentuk selubung/sarung karet.
2. Keuntungan
Memberi perlindungan terhadap HIV/AIDS
Relatif murah
Tidak mempengaruhi produksi ASI
Efektif bila digunakan dnegan benar
3. Keterbatasan
Perlu dipakai secara konsisten
Harus selalu tersedia setiap kali hubungan seksual
Agak mengganggu hubungan seksual
B. SUNTIK
1. Pengertian
Kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon progestogen (progestin), yang serupa
dengan hormon alami wanita, yaitu progesteron
2. Keuntungan
Relatif aman untuk ibu menyusui
Tidak perlu repot mengingat untuk mengonsumsi pil kontrasepsi setiap hari.
Jika ingin berhenti, tidak perlu repot harus ke dokter. Cukup hentikan saja
pemakaiannya.
3. Keterbatasan
Dapat mendatangkan efek samping berupa sakit kepala, kenaikan berat badan,
payudara nyeri, pendarahan, dan menstruasi tidak teratur. Efek ini bisa terus terasa
selama jangka waktu penyuntikan berlangsung, karena kandungan suntikannya akan
terus berada dalam tubuh.
Bisa membutuhkan waktu hingga setahun setelah dihentikan jika ingin kembali
subur.
Kontrasepsi jenis suntik tidak memberikan perlindungan dari penyakit menular
seksual,
C. PIL KB
1. Pengertian
Kontrasepsi yang berbentuk pil
2. Keuntungan
Efektif bila diminum setiap hari diwaktu yang sama
Tidak mempengaruhi ASI
Mudah digunakan dan nyaman
3. Keterbatasan
Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
Tidak mencegah IMS
Harus diminum setiap hari dan waktu yang sama
F. VASEKTOMI
1. Pengertian
Vasektomi/metode operasi pria adalah metode kontrasepsi dengan cara mengoklusi vasa
deferensia sehingga alur sperma terhambat dan proses penyatuan dengan ovum tidak
terjadi
2. Keuntungan
Tingkat keberhasilan 99,6%-99,8%.
3. Keterbatasan
Tidak efektif segera. WHO menyarankan kontrasepsi tambahan selama 3 bulan setelah
prosedur.
G. TUBEKTOMI/MOW
1. Pengertian
Tubektomi/metode operasi wanita adalah metode kontrasepsi bagi seseorang yang tidak
ingin hamil lagi dengan cara mengikat dan memotong atau memasang cincin sehingga
sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
2. Keuntungan
Tingkat keberhasilan 99,5%
Tidak mempengaruhi proses menyusui
Efek samping dalam jangka panjang
3. Keterbatasan
Harus dipertimbangkan karena bersifat permanen
Dilakukan oleh dokter yang terlatih
H. Sumber
1. Pendoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan
(BKKBN dan Kemenkes R.I. 2012).
2. Pemerintah Kabupaten Kendal Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana Tahun 2011
,