Anda di halaman 1dari 15

GANGGUAN TIDUR

SOMNAMBULISME
oleh:
Kelompok 4
DEFINISI
• Somnambulisme adalah berjalan dalam tidur
yang terjadi selama tahap III dan IV tidur
NREM. Somnambulisme bersifat episodik dan
biasanya selalu terjadi 1-2 jam setelah tidur.
Orang yang berjalan dalam tidur cenderung
tidak menyadari adanya bahaya ( misalnya
tangga) dan seringkali perlu dilindungi dari
cidera( Kozier,2010).
• Episode sleeepwalking dapat terjadi dari
beberapa menit hingga setengah jam. Hal ini
sering terjadi pada anak laki-laki dibanding
perempuan ketika sedang keletihan atau stress.
Trauma, infeksi, sistem saraf pusat atau gangguan
kejang dapat menjadi faktor predisposisi.
Namun, somnambulisme paling sering dikaitkan
dengan ansietas. Perhatian utama pada jalan
sambil tidur adalah perlindungan fisik, jangan
mengancam atau membangunkan secara kasat
tetapi amati tindakan pengamanan untuk
menghindari cidera. (Rosdahl & Kowalski,2014)
Istilah yang sering digunakan:
• Berjalan sewaktu (ter)tidur
• Berjalan-jalan dalam keadaan tidur
• Jalan-waktu-tidur
• Noctambulation
• Noctambulism
• Sleepwalking
• Somnambulism
• Somnambulance
• Somnambulation
• Somnambulating
• Parasomnias of childhood
• Oneirodynia active
ETIOLOGI
• Genetik
• Lingkungan
• Kondisi fisiologis
FAKTOR PRESIPITASI
• Deprivasi (kurang) tidur.
• Demam.
• Stres.
• Medikasi (misalnya: fenotiazin, kloralhidrat,
lithium).
• Gangguan lain yang menyebabkan terbangun
dari tidur (arousal), misalnya: OSA
(Obstructive Sleep Apnea), kandung kencing
penuh, suara keras.
MANIFESTASI KLINIS
• Berjalan di seputar kamarnya atau di rumahnya.
• Berjalan jarak jauh.
• Mendadak duduk di tempat tidur.
• Mengendarai (menyetir) mobil dalam keadaan tidur.
• Bila bicara, jarang bermakna. Dapat juga berkata jorok.
(nglindur)
• Kencing di tempat yang tidak biasanya (biasanya anak-
anak)
• Mata terbuka dan ekspresi wajahnya kosong.
• Sulit bangun saat somnambulisme berlangsung.
• Tidak ingat kronologis kejadiannya
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Menurut PPDGJ (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia) III Tahun 1995,
somnambulisme memiliki kode diagnostik F51.3. Dengan
gambaran sbb:
• Gejala yang utama adalah satu atau lebih episode
bangun dari tempat tidur, biasanya pada sepertiga awal
tidur malam, dan terus berjalan-jalan; (kesadaran
berubah).
• Selama satu episode, individu menunjukkan wajah
bengong (blank, staring face), relatif tak memberi
respons terhadap upaya orang lain untuk memengaruhi
keadaan atau untuk berkomunikasi dengan penderita,
dan hanya dapat disadarkan/dibangunkan dari tidurnya
dengan susah payah.
• Pada waktu sadar/bangun (setelah satu
episode atau besok paginya), individu tidak
ingat apa yang terjadi
• Dalam kurun waktu beberapa menit setelah
bangun dari episode tersebut, tidak ada
gangguan aktivitas mental, walaupun dapat
dimulai dengan sedikit bingung dan
disorientasi dalam waktu singkat.
• Tidak ada bukti adanya gangguan mental
organik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Polysomnogram.
• Hypersynchronous aktivitas gelombang-delta
lambat
PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGIS
• Antidepresan trisiklik
• Benzodiazepin
NON FARMAKOLOGIS
• Teknik relaksasi
• imajinasi mental
• anticipatory awakenings
PENCEGAHAN
• Sebaiknya tidak banyak minum sebelum tidur.
• Pintu dan jendela tempat penderita tidur
sebaiknya dikunci/tertutup rapat, agar penderita
tidak dapat keluar.
• Berhati-hati dengan obat yang dikonsumsi, siapa
tahu dapat memperberat somnambulisme-nya.
• Singkirkanlah semua benda yang
membahayakan/melukai penderita (misalnya:
terinjak, dsb).
• Lakukan higiene tidur dengan disiplin.
Pengkajian
• Riwayat tidur
• Pemeriksaan fisik
Diagnosa
• Gangguan pola tidur
• Resiko cedera
KESUWUN MAS, MBAK
PARINGI BAROKAH
SEMANGAT!!

Anda mungkin juga menyukai