I. PENDAHULUAN
Tidur adalah suatu keadaan berulang, teratur, mudah, reversibel yang ditandai dengan
keadaan relatif tidak bergerak dan tingginya peningkatan ambang respons terhadap stimulus
eksternal dibandingkan keadaan terjaga. Pemantauan tidur yang ketat merupakan bagian
penting praktik klinis; gangguan tidur sering menjadi gejala awal penyakit jiwa yang akan
terjadi. Beberapa gangguan jiwa menyebabkan perubahan khas fisiologi tidur.[1]
Parasomnia biasanya terjadi pada tahap 3 dan 4 sehingga dikaitkan dengan ingatan
buruk mengenai gangguan ini.Parasomniateridiri atas gangguan mimpi buruk, gangguan
teror tidur, dan gangguan berjalan sambil tidur.[1]
II. DEFINISI
III. PEMBAHASAN
1. Tidur Normal
Tidur terdiri atas dua keadaan fisiologis :nonrapid eye movement (NREM) dan rapid eye
movement (REM). Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu:
1. Tidur stadium satu.
Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur.Fase ini didapatkan kelopak mata
tertutup, tonus otot berkurang dan tampak gerakan bola mata kekanan dan kekiri.Fase ini
hanya berlangsung 3-5 menit dan mudah sekali dibangunkan.
2. Somnabulisme
Somnabulisme atau sleepwalking adalah suatau keadaan perubahan pada seseorang
yang bangundari tidur sementara masih tertidur dan berjalan. Pasien dapat berjalan di
sekitar kamar tidur, tetapi juga dapat berjalan ke luar kamar. Indoividu sulit bangkit tetapi
biasanya kembali ke tempat tidur dengan atau tanpa tuntutan. Aktivitas kompleks jarang
terjadi. Individu tersebut sering tidak benar-benar berjalan, tetapi duduk dan membuat
gerakan tanpa tujuan dan komat-kamit. Terdapat anggapan bahwa terdapat hubungan
yang kuat antara somnabulisme dan teror malam. Pasien gangguan ini berisiko
mengalami cedera, terutama di lingkungan yang tidak di kenalnya dengan baik.[1]
4. Manifestasi Klinis
5. Diagnosis
Kriteria diagnostik DSM-IV-TR Gangguan berjalan di dalam tidur :
A. Episode berulang bangkit dari tempat tidur saat sedang tidur dan berjalan berkeliling,
biasanya terjadi pada sepertiga tidur pertama episode tidur utama.
B. Selama berjalan dalam tidur, orang tersebut memiliki wajah yang kosong, dan
menatap, relative tidak responsif terhadap upaya orang lain untuk berbicara dengan
mereka, dan sangat sulit untuk dibangunkan.
C. Saat bangun (baik dari episode berjalan di dalam tidur atau keesokan paginya), orang
ini mengalami amnesia akan episode tersebut)
D. Dalam beberapa menit setelah bangun dari episode berjalan dalam tidur, tidak ada
aktivitas atau perilaku mental yang terganggu (meskipun awalnya bisa terdapat
periode singkat bingung dan disorientasi)
E. Berjalan dalam tidur menyebabkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau
hendaya fungsi sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting lain.
F. Gangguan ini tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (contoh, penyalah
gunaan obat, suatu obat) atau keadaan medis umum.[1]
6. Penatalaksanaan
Pedoman umum :
Penenangan hati adalah pengobatan utama.
Jika faktor-faktor lingkungan atau predisposisi ditemukan, harus dilakukan upaya
untuk menghilangkannya. Yakinkan tidur yang cukup, pengaturan siklus tidur, dan
pengobatan kondisi medis (misalnya, gastroesophageal reflux, apnea tidur
obstruktif, gerakan kaki periodik, kejang).
Hindari pendengaran, sentuhan, atau rangsangan visual pada awal siklus tidur. Ini
terlihat pada beberapa peristiwa pasien dengan parasomnia.
Instruksikan orang tua untuk mengunci jendela dan pintu , menghilangkan
hambatan dan benda-benda tajam dari ruangan , dan menambahkan alarm (jika
perlu) untuk mengurangi kemungkinan cedera selama episode.