Anda di halaman 1dari 51

SLEEP WALKING

Oleh : Elveira Oktarianti

Pembimbing :
dr. Abdullah Sahab, Sp.KJ, MARS
BAB I
PENDAHULUAN
Tidur  suatu keadaan
bawah sadar dimana
seseorang masih dapat
dibangunkan dengan
pemberian rangsang sensorik
atau dengan rangsang lainnya.

Fase awal tidur didahului


oleh fase NREM yang terdiri
dari 4 stadium, lalu diikuti
oleh fase REM.
Sleepwalking
(somnambulism) Perilaku ini kadang
 aktivitas motorik berakhir dengan
saat tertidur. Terdiri atas terbangun disertai
rangkaian perilaku beberapa menit
kompleks yang diawali kebingungan, lebih sering
pada sepertiga pertama lagi mereka kembali
malam selama tidur tertidur tanpa mengingat
NREM yang dalam (tahap peristiwa tidur sambil
3 dan 4) berjalan ini
Sleepwalking dimulai antara usia
4 dan 8 tahun dan prevalensi
puncaknya kira-kira pada usia 12
tahun

lebih banyak terjadi pada


laki-laki dibandingkan
perempuan.
Episode sleepwalking
biasanya dikelola secara
konservatif. Namun, pada Pemberian edukasi penting
episode berulang dengan untuk penderita maupun
risiko cedera pada diri keluarga, agar mencegah
sendiri atau orang lain terjadinya hal buruk yang
biasanya merupakan terjadi saat episode
indikasi untuk pemberian sleepwalking terjadi.
terapi oba
MANFAAT
TUJUAN Manfaat dari pembuatan
Untuk mengetahui lebih referat ini adalah untuk
dalam tentang membantu memahami
sleepwalking tentang sleepwalking dan
sebagai proses belajar bagi
penulis.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
FISIOLOGI
TIDUR
Fase awal tidur
didahului oleh fase
NREM yang terdiri dari
4 stadium, lalu diikuti Tidur NREM yang
oleh fase REM. meliputi 75% dari
Keadaan tidur normal keseluruhan waktu
antara fase NREM dan tidur, dibagi dalam
REM terjadi secara empat stadium
bergantian antara 4-6
kali siklus semalam
Stadium 1, berlangsung selama 5% dari
keseluruhan waktu tidur. Stadium ini
dianggap stadium tidur paling ringan.
EEG menggambarkan gambaran kumparan
tidur yang khas, bervoltase rendah,
dengan frekuensi 3 sampai 7 siklus
perdetik,
Stadium 2, berlangsung paling lama,
yaitu 45% dari keseluruhan waktu
tidur. EEG menggambarkan gelombang
yang berbentuk pilin (spindle shaped)
yang sering dengan frekuensi 12
sampai 14 siklus perdetik, lambat,
dan trifasik yang dikenal sebagai
kompleks K. Pada stadium ini, orang
dapat dibangunkan dengan mudah.
Stadium 3, berlangsung 12% dari
keseluruhan waktu tidur. EEG
menggambarkan gelombang
bervoltase tinggi dengan frekuensi
0,5 hingga 2,5 siklus perdetik, yaitu
gelombang delta. Orang tidur dengan
sangat nyenyak, sehingga sukar
dibangunkan.
Stadium 4, berlangsung 13% dari
keseluruhan waktu tidur. Gambaran
EEG hampir sama dengan stadium 3
dengan perbedaan kuantitatif pada
jumlah gelombang delta. Stadium 3
dan 4 juga dikenal dengan nama
tidur dalam, atau delta sleep, atau
Slow Wave Sleep (SWS)
Klasifikasi Gangguan Tidur
GANGGUAN TIDUR PRIMER

- Disomnia (insomnia
Disomnia yang tidak
primer, hipersomnia primer,
tergolongkan (mioklonus
narkolepsi, gangguan tidur
nokturnal, restless legs
yang terkait dengan
syndrome, sindrom
pernapasan, sindroma apnea
Kleine-Levin, sindroma
tidur obstruktif, hipoventilasi
terkait menstruasi,
alveolar pusat, gangguan
gangguan tidur saat
tidur irama sirkadian).
hamil, sleepdrunkenness)
GANGGUAN TIDUR PRIMER

Parasomnia yang tidak


tergolongkan (bruksisme
Parasomnia (gangguan
terkait tidur, gangguan
mimpi buruk, gangguan
perilaku tidur REM,
teror tidur, gangguan
berbicara sambil tidur,
berjalan sambil tidur)
membenturkan kepala
terkait tidur).
GANGGUAN TIDUR AKIBAT GANGGUAN JIWA LAIN

Insomnia akibat gangguan


jiwa lain

Hipersomnia akibat
gangguan jiwa lain.
DEFINISI SLEEP WALKING
Perilaku ini kadang
berakhir dengan
rangkaian perilaku
terbangun disertai
kompleks yang diawali
beberapa menit
pada sepertiga pertama
kebingungan, lebih sering
malam selama tidur NREM
lagi mereka kembali
yang dalam (tahap 3 dan
tertidur tanpa mengingat
4)
peristiwa tidur sambil
berjalan ini.
EPIDEMIOLOGI
SLEEP WALKING
dimulai antara usia 4 dan Prevalensi sleepwalking
8 tahun dan prevalensi yang memiliki hubungan
puncaknya kira-kira pada erat dengan keluarga yang
usia 12 tahun dan lebih positif sleepwalking
banyak terjadi pada laki- biasanya pengaruhnya 10
laki dibandingkan kali lebih besar daripada
perempuan populasi pada umumnya
ETIOLOGI
SLEEP WALKING
Faktor Genetik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ditemukan adanyagen tipe HLA DQB1 pada
sleepwalkers dan keluarga mereka yang
terindikasikan mengalami sleepwalking
sehinggadapat dikaitkan dengan transmisi
berlebihan HLA DQB1 allel 05 dan 04.
Faktor Hormon
Faktor hormonal dapat mempengaruhi
frekuensi wanita karena hal
ini dapat muncul pada saat premenstruasi,
dan dapat menurun selama kehamilan,
khususnya pada primipara
LINGKUNGAN
Kurangnya tidur , Jadwal tidur yang tidak
teratur/kacau, Demam, Stres atau tekanan,
Intoksikasi obat atau zat kimia

Berhubungan dengan kondisi medis


Aritmia, Chronic paroxymal hemicrania, Migraine,
Fever, Gastroesophageal reflux, Noctural asthma,
Noctural seizure, Obstructive slep apnea ,
Gangguan psikiatris (seperti: posttraumatic stress
disorder, panic attack dan dissociative states),
Hipertiroidisme
KRITERIA DIAGNOSIS
Kriteria diagnostik DSM-IV-TR

 Episode berulang bangkit dari tempat tidur


saat sedang tidur dan berjalan berkeliling,
biasanya terjadi pada sepertiga tidur
pertama episode tidur utama.
 Selama berjalan dalam tidur, orang tersebut
memiliki wajah yang kosong, dan menatap,
relative tidak responsif terhadap upaya
orang lain untuk berbicara dengan mereka,
dan sangat
 Saat bangun (baik dari episode berjalan
di dalam tidur atau keesokan paginya),
orang ini mengalami amnesia akan
episode tersebut)

 Dalam beberapa menit setelah bangun


dari episode berjalan dalam tidur, tidak
ada aktivitas atau perilaku mental yang
terganggu (meskipun awalnya bisa
terdapat periode singkat bingung dan
disorientasi)
 Berjalan dalam tidur menyebabkan
penderitaan yang secara klinis bermakna
atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan, atau
area fungsi penting lain.

 Gangguan ini tidak disebabkan efek


fisiologis langsung suatu zat (contoh,
penyalah gunaan obat, suatu obat) atau
keadaan medis umum.
Pedoman diagnostic Somnambulisme (sleepwalking )
menurut PPDGJ III

Gejala yang utama adalah satu


atau lebih episode bangun dari
tempat tidur, biasanya pada
sepertiga awal tidur malam,
dan terus berjalanjalan;
(kesadaran berubah)
Selama satu episode, individu menunjukkan
wajah bengong (blank, staring face), relatif
tidak memberi respon terhadap upaya orang
lain untuk mempengaruhi keadaaan atau
untuk berkomunikasi dengan penderita dan
hanya daoat disadarkan/dibangunkan dari
tidurnya dengan susah payah.

Pada waktu sadar/bangun (setelah satu


episode atau besok paginya), individu tidak
ingat apa yang terjadi
Dalam kurun waktu beberapa
menit setelah bangun dari episode
tersebut, tidak ada gangguan
aktivitas mental, walaupun dapat
dimulai dengan sedikit bingung
dan disorientasi dalam waktu
singkat.

Tidak ada bukti adanya


gangguan mental organic
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada penderita sleepwalking
didapatkan ketidakstabilan
tidur NREM, gelombang
polisomnografi atau
delta hypersynchronous,
“laboratorium tidur”yang
tidak teraturnya aktivitas
dapat menghasilkan
gelombang lambat dan
informasi yang cukup dari
karakteristik EEG
pasien dengan berjalan
(Elektroensefalografi) yang
dalam tidur.
unik sebelum dan selama
episode somnambulism
terjadi
PENATALAKSANAAN
Episode sleepwalking biasanya
dikelola secara konservatif. Namun,
pada episode berulang dengan
risiko cedera pada diri sendiri
atau orang lain biasanya
merupakan indikasi untuk
pemberian terapi obat
 Benzodiazepin

Diazepam
Dengan dosis 5-10 mg tanpa efek
samping yang serius. baik
dibandingkan dengan diazepam
Clonazepam
dengan dosis rendah 0,25 – 0,5
mg, yang memiliki durasi lebih
lama dari aksi dan memiliki efek
samping yang relatif lebih baik
dibandingkan dengan diazepam
 Antidepresan Trisiklik

Imipramine
pada anak-anak dengan
dosis 10-50 mg pada saat
waktu tidur selama 8
minggu
 Penghambat pelepasan selektif serotonin / Selective
Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI)

Paroxetine
dosis 20 - 40 mg sekali di
pagi hari digunakan pada
pasien sleepwalking yang
telah sembuh dengan
penggunaan clonazepam.
 EDUKASI

pastikan bahwa semua


pintu luar dikunci.
Pastikan juga bahwa Membimbing
jendela, ditutup dan penderita kembali ke
dikunci agar penderita tempat tidur.
tidak dapat melompat
keluar jendela.
Jangan membangunkan
penderita

Pastikan penderita
mendapatkan tidur
yang cukup.

Mencari tanda-tanda
dari masalah tidur
lainnya.
KOMPLIKASI
Cedera yang terjadi Perilaku yang dilakukan
selama tidur sambil oleh sleepwalkers sering
berjalan bisa keluar dari karakter, dan
mengakibatkan patah ada yang mengakibatkan
tulang, luka, berjalan ke kebingungan segera
dinding, dan perilaku setelah terbangun
agresif terhadap orang dengan kurangnya
lain. memori untuk peristiwa
sleepwalking.
PROGNOSIS
Pada umumnya Pada orang dewasa
prognosis pada anak biasanya dilaporkan
kemungkinan bisa mempunyai risiko
membaik sangat besar gangguan psikiatri dan
gangguan tidur lainnya
BAB III
PENUTUP
Sleep walking atau dikenal
dengan somnambulism merupakan
gangguan tidur primer
(parasomia) yang terdiri atas
rangkaian perilaku kompleks yang
diawali pada sepertiga pertama
malam selama tidur NREM yang
dalam (tahap 3 dan 4).
Pada seseorang dengan sleepwalking biasanya
akan berakhir dengan terbangun disertai
beberapa menit kebingunan dan akan kembali
tidur tanpa mengingat peristiwa yang terjadi..
Sleepwalking dimulai antara usia 4 dan 8
tahun dan prevalensi puncaknya kira-kira pada
usia 12 tahun dan lebih banyak terjadi pada
laki-laki dibandingkan perempuan. Kelainan ini
cenderung menurun di dalam keluarga.
Episode sleepwalking biasanya dikelola
secara konservatif. Namun, pada
episode berulang dengan risiko cedera
pada diri sendiri atau orang lain
biasanya merupakan indikasi untuk
pemberian terapi obat
Obat-obat yang dapat diberikan pada
penderita sleepwalking adalah golongan
Benzodiazepin (diazepam, clonazepam .
Antidepresan Trisiklik ( Imipramin).
Penghambat pelepasan selektif serotonin
/ Selective Serotonin Reuptake
Inhibitors (SSRI) Paroxetine. Selain itu,
edukasi sangat penting untuk diberikan
kepada pasien dan keluarga.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai