Anda di halaman 1dari 16

z

Sleep Terrors
Pembimbing : dr. M. Ghalvan Sahidu, Sp.N
- Kelompok 6 -
Ainun F. Dea (H1A019002) Ratih Canthika N. (H1A019048)

Ardhitio M. Akmal (H1A019006) Ayu Trisnayanti Y. (H1A019080)

Athala R. Insyira (H1A019009) Rizqi Al Kasiron (H1A019095)

Aliza K. Istika (H1A019014) Siska J. Cindy W. (H1A019103)

Bramantya S. (H1A019046) Siti Jaisy M. H. (H1A019104)

Prabananda Adistana (H1A019047)


OUTLINE
Definisi Patofisiologi Tatalaksana
Etiologi Farmakologis

Fisiologi Tatalaksana non


farmakologis
Epidemiologi Manifestasi & preventif
Klinis
DEFINISI
sleep terrors | pavor nocturnus | teror malam

Menurut Leung et al. (2019)


suatu kondisi terjadinya episode panik ekstrim
berkaitan dengan teriakan dan pergerakan
yang intens yang terjadi tiba-tiba saat tidur

Menurut Boyden et al. (2018)


parasomnia pada masa kanak-kanak usia dini
teriakan atau tangisan yang disertai dengan
manifestasi perilaku dan sistem saraf otonom
EPIDEMIOLOGI
sleep terrors | pavor nocturnus | teror malam

sangat umum terjadi pada populasi anak-anak 1-13 tahun


sangat bervariasi dengan rata-rata 56.2%
Rata-rata sleep terror berlangsung selama 30 detik hingga 5 menit

Puncak prevalensi
34.4%
1.5 tahun

2.2%
15 – 64 tahun

1%
≥ 65 tahun
ETIOLOGI
sleep terrors | pavor nocturnus | teror malam

BELUM diketahui secara PASTI

faktor yang berhubungan dengan kejadian sleep terror


perkembangan mental psikologis faktor genetik

Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan frekuensi sleep terror :


penyakit demam, nokturia, lingkungan tidur yang berisik, stres, fatigue, nyeri
kepala berulang, korban bullying, sleep deprivation, gangguan kecemasan,
attention-deficit/hyperactivity disorder, autistic disorder, epilepsi, konsumsi kafein
atau alkohol, sindrom OSA, restless leg syndrome, dan sindrom post-traumatik
FISIOLOGIS TIDUR
sleep terrors | pavor nocturnus | teror malam
Siklus tidur atau bangun manusia selama 24
jam diatur oleh ritme sirkadian yang terletak
di nukleus suprakiasmatik hypothalamus siang hari : tingkat
melatonin di kelenjar
pineal akan rendah
menghasilkan “melatonin”
(pemberi sinyal transisi siang dan malam)
meningkat setelah
gelap (9-10 malam)
Puncak : 3 – 5 pagi
FISIOLOGIS TIDUR
sleep terrors | pavor nocturnus | teror malam

Menurut American Academy of Sleep Medicine


Tidur terdiri dari beberapa fase:
1. Rapid Eye Movement (REM)
terdiri dari fase fasik dan fase non fasik
2. Non-Rapid Eye Movement (NREM)
terdiri dari fase NREM 1, NREM 2, dan NREM 3

Siklus REM akan diulang dengan interval yang hampir sama


(4-6 kali) pada malam hari tergantung dari total durasi tidur
R 1
NREM
EM - kelopak mata akan mulai
terkulai dan menjelajah dari
Fase fasik -
sisi ke sisi secara perlahan
penyempitan pupil, fluktuasi
tekanan darah, denyut jantung, - pupil akan mulai mengecil
dan pernapasan - Otot-otot menjadi rileks
Fase non-fasik - - Pola EEG: tegangannya mulai
penghambatan neuron spinal alfa semakin rendah, dan
dan gamma, serta penurunan hilangnya gelombang alfa
hingga hilang respon H, refleks saat frekuensi bercampur

2
tendon, postural dan fleksor

gelombang tidur mulai- -


- tampak tampilan ledakan
0,5-2 detik gelombang
NREM
melambat dengan ritme theta biparietal 12-14 Hz (sleep

3
yang dominan spindle)

NREM gelombang tidur lambat--


dengan aktivitas frekuensi
- amplitudo tinggi yang
intermiten
delta yang dominan - gelombang lambat tajam
gelombang vertex dan spindle- - parietal tengah kompleks
sudah tidak terlihat lagi (gelombang verteks)
MIMPI BURUK & SLEEP TERROR
sleep terrors | pavor nocturnus | teror malam

Mimpi buruk : parasomnia Terror tidur : gangguan tidur atau


yang biasanya terjadi pada gangguan gairah dalam tidur nyenyak
tengah malam atau dini hari biasanya terjadi 2-3 jam pertama tidur
selama fase REM dan muncul dari fase NREM 3 karena EEG
selama episode tersebut terdapat
campuran frekuensi dan pola alfa

Mimpi buruk dapat membuat Seluruh episode terjadi selama


berteriak atau meneriakkan beberapa menit dan pada pagi hari
sesuatu saat episode terjadi anak tidak dapat mengingat tentang
bahkan mengingat mimpi terror tidur tersebut
buruk tersebut
Terror tidur juga dapat terjadi akibat
“syok sensorik” atau kelumpuhan tidur
MANIFESTASI KLINIS
sleep terrors | pavor nocturnus | teror malam

1. Kebangkitan mendadak dari tidur 3. Hiperaktivitas otonom


menunjukkan aktivitas tubuh yang kuat takikardi, takipnea, diaforesis, wajah
atau hebat dan menunjukkan tanda dari memerah, pupil melebar, perasaan gelisah,
aktivasi fisiologis. gemetar, dan peningkatan tonus otot

2. Serangan yang khas 4. Episode yang khas


z
anak tiba-tiba terbangun dari tidur, duduk berlangsung tidak lebih dari beberapa
tegak di tempat tidur atau melompat dari menit, tetapi dapat berlangsung lama
tempat tidur, berteriak dengan ketakutan, hingga satu jam. Biasanya, hanya satu
panik, menunjukkan ekspresi ketakutan dan episode sleep terror yang akan terjadi
biasanya dalam keadaan bingung selama episode tidur utama

Pada sebagian besar kasus, pasien tidak terbangun sepenuhnya dan


akan kembali tidur dengan tenang dan lelap, namun akan terjadi
amnesia retrograde untuk serangan keesokan pagi
2. Antidepresan
1. Gol. Benzodiazepin Fluoxetine (paling umum diresepkan)
citalopram, mirtazapine,
- Lini pertama
trimipramine, amitriptyline,
- Contoh: Clonazepam
paroxetine, sertraline, clomipramine
- Mekanisme kerja:
trazodone, imipramine, dan
mempersingkat fase
venlafaxine
NREM III, agar dapat
meminimalisir sleep
terror
- Pada kasus parah:
3. Selektif inhibitor serotonin
diberikan dalam jangka
reuptake
pendek setidaknya 90
berhasil dalam menghilangkan
menit sebelum tidur
sleep terror terutama yang
- Pada kondisi yang
berkaitan dengan kejadiannya
membaik: pemberian
sambil berjalan
obatnya dapat
diturunkan secara
perlahan-lahan
Pada saat terjadi sleep terrors, orang tua sebaiknya tidak berusaha
untuk menghentikan karena akan membuat anak kebingungan,
ketakutan dan meningkatkan agresi paradoks

Tindakan Identifikasi dan hindari Perhatikan faktor-faktor


preventif faktor pencetus gejala yang dapat
efektif minuman yang mengandung mengganggu tidur
dapat dilakukan kafein menjelang tidur, jadwal ketidaknyamanan kandung
dengan cara bangun-tidur yang teratur kemih, hewan peliharaan yang
membangunkan dengan waktu bangun yang melompat ke tempat tidur
sesaat sebelum konstan, membatasi anak, dan suara lingkungan
jam biasanya penggunaan alkohol dan serta benda-benda di sekitar
terjadi serangan obat-obatan terlarang akan yang berpotensi
tetapi lebih baik jika berhenti membahayakan pasien harus
disingkirkan
Pencegahan keamanan yang dapat dilakukan untuk sleep terror
o Tidur di lantai paling bawah di rumah
o Menggunakan kasur di lantai, tidur sendiri atau menggunakan dua kasur
yang disatukan jika tidur bersama
o Meminimalisir barang-barang di samping tempat tidur
o Menggunakan lampu tidur atau alat lain di sekitar tempat tidur yang sulit
untuk dijangkau,
o Menggunakan gelas atau botol plastik jika memerlukan air yang letaknya
tidak jauh dari tempat tidur
o Mengamankan senjata atau barang-barang rumah tangga yang
berbahaya
o Pertimbangkan kenop pintu, pengganjal pintu yang aman untuk anak
Bathory, E. dan Tomopoulos, S. (2017) Duration and Patterns, and Sleep Hygiene in Infants, Toddlers, and
Preschool-Age Children. Curr Probl Pediatr Adolesc Health Care, 47(2), pp. 29-42.
Drakatos, P. et al. (2019). NREM parasomnias: a treatment approach based upon a retrospective case series
of 512 patients, Sleep Medicine. Elsevier Ltd, 53, pp. 181–188. doi: 10.1016/j.sleep.2018.03.021.
Grandner, M. A., (2017). Sleep, Health, and Society. Sleep Med Clin, 12(1), pp. 1-22.
Irfan, M., Schenck C. H., & Howell M. J. (2017). Non-Rapid Eye Movement Sleep and Overlap Parasomnia.
Continuum Journal, 23(4), pp.1035-1050. Minneapolis: Continuum.
Jawabri, K. H. & Raja, A. (2022). Physiology, Sleep Patterns. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.
John, A.. Fleetham, M. B., Jonathan, A. E., & Fleming, M. B. (2014). Parasomnias. Canadian Medical Association
Journal, 186(8), pp. 273-280.
Karna, B. & Gupta V. (2021). Sleep Disorder. Statpearls, pp. 1-9. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.
Leung, A. K., Leung, A. A., Wong, A. H. & Hon, K. L. (2020). Sleep Terrors: An Updated Review. Curr Pediatr Rev,
16(3), pp. 176-182.
Petit, D., Pennestri, M., & Paquet, J. (2015). Childhood Sleepwalking and Sleep Terrors. Jama Pediatrics, 169(7),
pp. 653-658.
Ropper, Allan H., Martin A. Samuels, Joshua P. Klein, and Sashank Prasad. (2019). Adams and Victor’s Principles
of Neurology. 11th ed.
Watson, N. F. et al. (2015). Recommended Amount of Sleep for a Healthy Adult: A Joint Consensus Statement
of the American Academy of Sleep Medicine and Sleep Research Society. Sleep, 38(6), pp. 843-844.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai