Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Teror tidur merupakan salah satu dari jenis parasomnia (gangguan tidur)
dengan ciri episode di malam hari yang di tandai oleh rasa tercekam dan panik
yang hebat dengan cetusan teriakan, motilitas dan pelepasan otonomik yang
hebat.1

Teror tidur ini umumnya terjadi pada sepertiga awal tidur malam, dan
upaya orang untuk meredakan teror tidur ini justru bisa menyebabkan ketakutan
yang lebih hebat karena individu tersebut mengalami disorientasi selama beberapa
menit. Penderita teror tidur pada saat bangun tidaj akan mengingat episode itu.1

Teror tidur paling banyak di jumpai pada anak – anak usia 3 sampai
dengan 7 tahun. Prevalensi anak yang menderita teror tidur adalah 1 – 6 % dan
remaja adalah dibawah dari 1%.1

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Teror Tidur


Teror tidur adalah salah satu keadaan parasomnia yang di tandai
dengan subjek yang bangun dengan ketakutan secara tiba – tiba yang
umumnya disertai teriakan, meronta – ronta atau menangis, kesadaran
menurun dan yang disebabkan oleh rasa takut atau teror yang dialami pada
saat fase tidur gelombang lambat.2

2.2 Etiologi Teror Tidur


Penyebab pasti dari teror tidur masih belum diketahui, tetapi teror
tidur bisa dicetuskan oleh beberapa hal sebagai berikut :
a. Demam
b. Kurang tidur
c. Genetik
d. Periode emosional ( stress, konflik, tenanan)3

2.3 Epidemiologi Teror


Teror tidur paling sering di jumpai pada anak dengan umur 3 sampai 7
tahun.3 Telah di estimasi bahwa 1% - 6% anak – anak mengalami teror tidur
dan lebih jarang ditemukan pada remaja (<1%). Menurut APA, insiden teror
tidur lebih sering ditemukan pada anak laki – laki. Teror tidur diderita
secara rata pada semua ras.4

2.4 Patofisiologi Teror Tidur


Pertama dijelaskan dahulu mengenai fase tidur, fase tidur terbagi
menjadi dua, yakni tidur non – rem dan rem :
a. Tidur N-REM Stadium 1
Fase ini merupakan fase terjaga dan fase awal tidur. Fase ini
didapatkan kelopak mata tertutup, tonus otot berkurang dan tampak gerakan
bola mata kekanan dan kekiri.5 Fase ini berlangsung selama tidak lebih dari
5 menit.6

2
b. Tidur N-REM Stadium 2
Pada fase ini bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih berkurang
tidur lebih dalam dari fase pertama, heart rate berkurang, badan siap untuk
memasuki tidur dalam.5 Umum nya berlangsung selama 20 menit.

c. Tidur N- REM Stadium 3 & 4


Merupakan fase tidur dalam. Pada fase 3 dan 4 tidak ada terjadi
gerakan otot dan mata. Lebih susah untuk dibangunkan pada fase ini, dan
bila dibangunkan akan terjadi disorientasi selama beberapa menit. Disebut
juga tidur gelombang lambat. Pada fase ini terjadi perbaikan dan jaringan –
jaringan tubuh dan peningkatkan sistem imun.7,8

d. Tidur Rapid Eye Movement (REM)


Umumnya terjadi 90 menit setelah mulai tidur. Mempunyai ciri :
heart rate meningkat, gerakan bola mata yang cepat, otot relaksasi dan bila
seseorang mengalami mimpi pada fase ini maka akan teringat saat bangun.6,7

Gambar 2.1 Fase – Fase Tidur

3
Teror tidur terjadi pada fase 3 dan 4 dari tidur non – rem atau yang di
sebut fase tidur dalam. Teror tidur bisa berlangsung selama 5 – 20 menit.
Diduga terjadi karena adanya disfungsi dari sistem serotoninergik.4

2.5 Tanda dan Gejala Teror Tidur


Teror tidur umumnya terjadi pada saat transisi fase tidur non – REM 3
ke 4 atau pada 90 menit awal mulai tidur. Tanda dan gejalanya dapat
berupa:
a. Episode berulang mengangis dan ketakutan pada saat tidur dan susah
untuk dibangunkan.
b. Saat anak bangun paginya, mereka tidak mengingat mimpi yang dialami.
c. Takikardi, takipneu, berkeringat.9

2.6 Diagnosa Teror Tidur


Kriteria diagnostik menurut DSM-V untuk teror tidur adalah sebagai
berikut :
a. Episode rekuren dari teror saat tidur, biasa dimulai dari teriakan panik,
ketakutan hebat dan rangsangan autonomik (midriasis, takikardi,
takipneu, berkeringat)
b. Tidak merespon pada niat orang lain untuk membangunkan penderita
saat terjadi teror tidur.
c. Sedikit atau tidak mengingat sama sekali mimpi yang di alami
d. Lupa mengenai terjadinya teror tidur
e. Dapat menyebabkan distress atau gangguan fungsi sosial, kerja dan
fungsi lainnya juga
f. Gejala tidak dapat di jelaskan oleh gangguan mental lain, keadaan
medis dan efek dari penyalahgunaan obat atau medikasi.4

2.7 Diagnosa Banding Teror Tidur


Diagnosis banding untuk teror tidur adalah mimpi buruk, berikut
adalah perbedaan dari teror tidur dengan mimpi buruk :

4
Tabel 2.1 Perbedaan Teror Malam dengan Mimpi Buruk10

Mimpi Buruk Teror Malam


Stadium tidur REM Stadium 3 – 4 n-rem
Pertengahan dan akhir Kebanyakan 1 – 2 jam
Waktu malam
tidur setelah mulai tidur
- Penghentian - Stress
konsumsi hipnotik - Sebelumnya
- Penghentian kurang tidur
konsumsi alkohol - Biasanya pada
- Penyekat-beta tidur dalam
Gambaran lain - Reserpine - Dapat menyertai
- Depresi somnambulisme
- Juga terjadi pada tidur - Pria > wanita
siang - Kadang-kadang
- Beberapa hubungan terjadi dengan
dengan ansietas enuresis

2.8 Penatalaksanaan Teror Tidur


Teror tidur pada anak – anak umumnya menghilang sendiri pada saat
masa remaja, jadi medikasi standar biasa tidak di perlukan. Mungkin bisa
diberi beberapa nasehat untuk meningkatkan kualitas tidur dan
mengeliminasi stress dari kehidupan anak. Pada kasus yang berat dari teror
tidur, bisa diberikan anti- depresan seperti imipramine (Tofranil) atau
benzodiazepine (Chlirdiazepoxide) yang berguna untuk mengurangi
kecemasan, tensi dan juga mengobati insomnia. Teror tidur paa orang
dewasa bisa ditatalaksana dengan medikasi seperti antidepresan (Tofranil)
atau benzodiazepine (Klonopin / valium). Juga bisa di sugerti untuk
menjalani psikoterapi untuk meringankan beban emosional yang
berkontribusi pada gangguan tidur.11

5
2.8.1 Terapi Farmakologi
a. Imipramine
 Antidepresantrisiklik yang bekerja pada aktivitas kimiawi di
otak dengan cara mengelevasi mood.
 Bisa diberikan pada saat menjelang tidur
 Dosis inisial 75 mg/hari/oral, maintenance = 50 -150
mg/hari/oral.12

b. Chlordiazepoxide
 Chlordiazepoxide merupakan golongan benzodiazepine yang
bekerja pada aktivitas kimiawi di otak yang menghasilkan
efek l, pengurangan tensi nervus di otak, mengurangi spasme
otot dan juga sedasi.
 Untuk umur 6 tahun dan lebih = 5 mg 2 – 4 x/hari/oral bisa
ditambah sampai 10 mg 2 – 3 kali/hari/oral
 Untuk dewasa mudah anxietas ringan ke sedang = 5 – 10 mg
3 – 4 kali / hari/ oral, anxietas berat = 20 – 25 mg 3 – 4 kali/
hari/oral.13

2.8.2 Terapi Umum


Tindakan yang dapat dilakukan pada saat terjadi teror tidur pada anak
adalah kepada orang tua untuk tetap tenang dan menunggu episode tidur
siap, tidak mengintervensi atau interaksi dengan anak, kecuali anak berada
pada tempat bahaya.14
Teror tidur bisa sangat menakutkan untuk yang mengobservasi, tetapi
sebenarnya itu tidak membahayakan yang menderita. Tidak di anjurkan
untuk membangunkan anak saat terjadi episode, sebab anak mungkin tidak
akan mengenal yang membangunkan dan akan menjadi lebih agitasi.14
Saat episode telah berakhir, sudah aman untuk di bangunkan anaknya
dan kalau bisa, anjurkan untuk ke toilet sebelum balik tidur. Bila anak tidur
dan lanjut kembali pada tidur dalam, tinggi kemungkinan akan terjadi
episode teror tidur sekali lagi. Pastikan anak sadar penuh sebelum kembali
lagi ke tidur untuk memutus siklus ini.14

6
Anak tidak akan mengingat kejadian teror tidur semalam, tetapi tetap
akan membantu untuk bicara dengan anak tentang apa yang mereka
khawatirkan yang berkontribusi pada terjadinya episode teror tidur. Hindari
alur bicara yang dapat membuat mereka cemas.14
Untuk episode teror tidur yang sering terjadi dan mempunyai waktu
yang spesifik, membangunkan anak 15 menit sebelum waktu kejadian
selama 7 hari dapat memutuskan siklusnya. Ini dapat mengganggu siklus
tidur anak untuk menghentikan episode tanpa mempengaruhi kualitas tidur
mereka.14

2.8.3 Pencegahan
Dapat dilakukan dengan melakukan sleep hygiene berguna untuk
meningkatkan kualitas tidur , yakni :
a. Suasana tidur tenang dan nyaman
b. Waktu tidur yang rutin dan konsisten
c. Anak – anak untuk belajar tidur saat orang tua tidak ada
d. Tidak bermain dengan berisik saat mendekati waktu tidur
e. Tidak makan saat malam menjelang tidur
f. Jangan meminum minuman stimulan saat sore hari
g. Aktifitas tidur jangan dilihat sebagai suatu hukuman.15

2.9 Komplikasi Teror Tidur


Komplikasi dari teror tidur dapat berupa :
a. Kebutuhan tidur yang berlebihan pada saat siang hari
b. Dsirupsi anggota keluarga
c. Mencederai diri sendiri atau orang lain.16

2.10 Prognosis Teror Tidur


Hampir semua anak dengan teror tidur mengalami resolusi sebelum
mencapai masa remaja. Tetapi pada orang dewasa mengalami teror tidur
memiliki peningkatan dari kejadian psikiatrik lain seperti Post Traumatic
Stress Disorder (PTSD), gangguan anxietas menyeluruh.4

7
BAB III
KESIMPULAN

Diagnosis dari teror tidur dapat ditentukan dari kriteria diagnosis DSM-V.4
Teror tidur umumnya menghilang sendiri pada saat remaja, maka untuk
penatalaksanaan umumnya tidak diperlukan medikasi, hanya di berikan beberapa
nasehat untuk meningkatkan kualitas tidur dan mengeliminasi stress dari
kehidupan anak. Pada kasus yang berat dapat di berikan anti depresan seperti
imipramine (tofranil) atau benzodiazepine (Chlordiazepoxide) yang berguna untuk
mengurangi kecemasan dan tensi dan juga mengobati insomnia.11
Prognosis teror tidur pada anak adalah baik, karena hampir semua anak
mengalami resolusi sebelum mencapai masa remaja, tetapi pada orang dewasa
yang mengalami teror tidur adalah ragu – ragu menuju baik karena umumnya
disertai kejadian psikiatrik lain seperti Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
dan gangguan anxietas menyeluruh.4,11

Anda mungkin juga menyukai